A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. D
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Labuhan Ratu, Bandar Lampung
Tanggal/jam pengkajian : 04 April 2016, jam 22.00 wib
Tanggal masuk ICU : 26 Maret 2016, jam 24.00 wib
Diagnose medis : Meningitis Tuberkulosa dan Pleuropneumonia dengan
Gagal nafas type 2
3. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama:
Nyeri kepala
P : Meningitis tuberkulosa
Q : Seperti di remat-remat
R : Kepala
S : Skala 4
T : Hilang timbul
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pada tanggal 25 Maret 2016 jam 15.00 wib klien datang ke IGD, klien merupakan
rujukan dari RS Dr. Oen Solobaru dengan keluhan kelemahan pada keempat
bagian ekstremitas. Klien datang dengan kondisi telah dilakukan tindakan
tracheostomy dan terpasang ventilator. Klien terdiagnosa Meningitis Tuberkulosa
dan Pleuropneumonia dengan indikasi rawat ICU. Kemudian klien pindah ke
ruang ICU pada tanggal 26 Maret 2016 jam 24.00 wib. Pada saat pengkajian
tanggal 04 April 2016, jam 22.00 wib, klien dalam perawatan hari ke 10 di ICU.
Kondisi keadaan umum klien lemah, kesadaran composmenthis, GCS : E4 Vx M6,
e. Exposure
Kulit tampak kering, mukosa bibir kering, suhu 36,5oC, akral teraba hangat.
C. Pengkajian Sekunder
1. AMPLE
a. Alergi
Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat-obatan, suhu maupun
udara.
b. Medikasi
Klien sedang menjalani pengobatan TBC, klien mendapat terapi obat : Santibi
plus (Etambutol 250 mg, INH 100 gr, dan Vit. B6 6 mg).
c. Past illness
Klien memiliki riwayat menderita penyakit Meningitis tuberkulosa dan mendapat
terapi obat : Bisolvon 4 mg/8jam, Ventolin 1 fl, Pulmicort 1 fl/8jam, Tudonac 3
cc, Aminofluid 1 fl/24jam, Cefepim 1gr/12jam, Santibi plus 2 x 1, Neulin PS 3 x
1, Azytromycin 2 x 500mg, Candistatin 2 x 3tab, Phenitoin 2 x 100 mg, dan
Prostigmin : SA = 1 : ½ /12 jam
d. Last meal
Selama di RS klien mendapat diit peptisol 2000 kkal.
1) Antropometri (selama sakit)
LILA : 11 cm
BB : 35 kg
TB : 1,55m2
IMT : BB/TB2
4. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, terdapat CVC pada dada bagian kanan, CVP =
5,6 mmHg (normal/tanda shock negatif)
Palpasi : Ictus cordis tampak di ICS 4 mid clavikula dextra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2
Batas bawah di antara ICS 5 dan ICS 6
Batas kanan pada linea midsternalis dextra
Batas kiri pada midclavikularis tidak terjadi pembesaran jantung
Auskultsi : Bunyi jantung S1-S2 jelas, tidak terdapat suara jantung tambahan
5. Abdomen
Inpeksi : Tidak terdapat lesi
Auskultasi : Peristaltik 11 kali per menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
6. Genitourinaria
Terpasang diapres dan terpasang DC (26/3/16)
7. Kulit
Turgor kulit jelek, tidak ada kelainan pada kulit, akral teraba hangat, kulit kering
E. Pola ADL
Kemampuan perawatan diri Sebelum sakit Saat sakit
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan/ minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas di tempat tidur √ √
Berpindah √ √
Ambulasi / ROM √ √
Keterangan : 0 : mandiri
1 : dibantu alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu alat dan orang lain
4 : tergantung total
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium (18/03/16)
Pemeriksaan Hasil
Kultur lain-lain
Bahan Sputum
Hasil pembiakan Positif
Hematologi rutin
Hemoglobin 8.4 g/dl 12.0 – 15.6 Rendah
Hematokrit 26 % 33 – 45 Rendah
Eritrosit 3.20 juta/ul 4.10 – 5.10 Rendah
Kimia klinik
GDS 84 mg/dl 60 – 140 Normal
Albumin 3.0 g/dl 3.5 – 5.2 Rendah
Kreatinin 0.3 mg/dl 0.6 – 1.1 Rendah
Ureum 16 mg/dl < 50 Normal
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium darah 135 mmol/L 136 - 145 Rendah
Kalium darah 2.9 mmol/L 3.3 - 5.1 Rendah
Chlorida darah 107 mmol/L 98 - 106 Tinggi
H. Terapi Obat
Tanggal Nama Obat Dosis Rute Indikasi
4/4/16 1. Inf. Lansofrazol 30 mg/24 jam IV Obat pomp proton
inhibitor (Penghambat
sekresi asam lambung)
2. Cefepime 1 gr/12 jam IV Antibiotik
3. Erythromycin 2 x 1 tab Oral Antibiotic makrolida
4. Phenytoin 2 x1 tab Oral Anti epilepsi
5. INH 1–0-0 Oral Anti tuberkulosis
6. Etambutol 0–1-0 Oral Anti tuberculosis
J. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kelelahan otot pernafasan
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus berlebih
3. Nyeri akut b.d agen injury biologis (Meningitis Tuberkulosa)
4. Keidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesulitan menguyah dan
menelan
5. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan asupan cairan sekunder akibat pengobatan
6. Hambatan mobilitas fisik b.d program pembatasan pergerakan
7. Deficit perawatan diri: hygiene b.d kelemahan
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Outcome (NOC) Intervention (NIC)
Dx
I NOC : Respiratory status : ventilation Airway management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor respirasi dan status O2
2. Monitor TD, nadi, suhu, RR dan SpO2
selama 1 x 20 menit diharapkan pola nafas
3. Monitor irama pernafasan
adekuat dengan KH : 4. Posisikan semifowler untuk
a. Menunjukkan pernafasan optimal saat
memaksimalkan ventilasi
terpasang alat bantu pernafasan (5) 5. Keluarkan secret dengan suction
b. Tidak ada suara nafas tambahan (4) 6. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
c. Tidak menggunakan otot bantu
keseimbangan
pernafasan (5) 7. Atur peralatan oksigenasi
d. Tanda vital dalam rentang normal 8. Berikan bronkodilator bila perlu
(TD: 120-130 / 60-80 mmHg, N: 60 –
80 /m, S: 36.5 – 37.5oC, RR : 18 – 24
x/m, SpO2 : 100 %) (4)
Skala indikator :
1 = gangguan ekstrem
2 = gangguan berat
3 = gangguan sedang
4 = gangguan ringan
5 = tidak ada gangguan
7 Senin, VII S: Klien mengatakan telah BAB, klien ingin mengganti diapers Heryas
04/04/2016
O: Klien telah dibantu dalam pembersihan setelah BAB, klien telah diganti diapers, klien tampak
07.25
nyaman, genitalia klien tampak bersih
A: masalah teratasi sebagian
1. Tampak bersih (4)
P: lanjutkan intervensi
1. Bantu klien dalam pemenuhan ADL
2. Bantu klien mandi, berpakaian, dan membersihkan mulut
8 Rabu, I S: -
06/04/2016 O: klien tampak nyaman, vital sign : TD = 130/94 mmHg, N = 86 x/m, S = 36.7oC, RR = 20 x/m,
14.00 SaO2 = 100%, tak terdengar suara nafas tambahan, tak tampak penggunaan otot bantu
pernafasan
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
1. Tidak menggunakan otot bantu pernafasan (5)