Anda di halaman 1dari 2

Peran Terapi Fisik Dalam Rehabilitasi Stroke

Para terapis fisik terkhususkan dalam mengobati kelumpuhan yang berhubungan dengan
gangguan motorik dan sensorik. Mereka terlatih dalam semua aspek anatomi dan fisiologi yang
berhubungan dengan fungsi normal,dengan penekanan dalam pergerakan.

Mereka menilai kekuatan, ketahanan, jarak pergerakan, kelainan gaya berjalan, dan defisit
sensorik untuk merancang program rehabilitasi individual yang ditujukan untuk mendapatkan kontrol
kembali atas fungsi motorik.

Para terapis fisik menolong penderita stroke mendapatkan kembali penggunaan dari tugkai yang
mengalami pelemahan, mengajarkan strategi pengganti untuk mengurangi efek dari defisit yang ada, dan
menetapkan latihan dengan program yang berjalan untuk menolong mereka menguasai skill yang baru
mereka pelajari. Orang-orang yang memiliki keterbatasan biasanya menghindar untuk menggunakan
tungkainya yang lemah ataupun tidak berfungsi, suatu perilaku yang disebut belajar untuk tidak
menggunakan. Namun, penggunaaan tungkai yang lemah secara berulang-ulang mendorong plastisitas
otak (merujuk pada kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh otak untuk memodifikasi struktur dan
fungsinya sendiri, yang mengikuti baik perubahan dari dalam tubuh maupun dari lingkungan) dan
membantu untuk mengurangi kelemahan tungkai tersebut.

Strategi yang digunakan oleh para terapis fisik untuk mendorong pengunaan tungkai yang lemah
sudah termasuk dalam stimulasi selektif seperti mengetuk, atau mengelus, latihan jarak pergerakan aktif
dan pasif, dan pembatasan sementara penggunaan tungkai yang sehat ketika melatih tugas tugas motorik
mereka. Beberapa terapis fisik bisa saja menggunakan teknologi baru, yaitu Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation (TENS) atau Stimulasi Saraf Transkutan Listrik, yang mendorong penyusunan kembali
dan pemulihan fungsi otak. TENS melibatkan pengunaan probe kecil yang menghasilkan gelombang listrik
untuk menstimulasi aktivitas saraf pada tungkai yang mengalami stroke.

Secara umum, terapi fisik menekankan latihan gerakan terisolasi, yang berubah secara berulang-
ulang dari satu jenis gerakan ke gerakan lainnya, dan kemudian melatih gerakan kompleks yang
membutuhkan koordinasi dan keseimbangan yang besar, seperti berjalan naik atau turun tangga atau
bergerak dengan aman di antara rintangan. Orang orang yang terlalu lemah untuk menanggung berat
badan mereka sendiri tetap dapat mempraktekkan gerakan gerakan yang berulang-ulang selama
hidroterapi (di mana air menyediakan stimulasi sensorik dan juga menyokong berat badan) atau ketika
sebagian disokong oleh tali tali yang ditujukan untuk pegangan.

Para terapis fisik seringkali menggunakan stimulasi sensorik selektif untuk mendorong
penggunaan tungkai yang lemah dan membantu penderita yang terabaikan, untuk mendapatkan kembali
kesadaran akan rangsangan pada sisi tubuh yang terabaikan.

Trend baru dalam terapi fisik menekankan keefektifan dari keterlibatan dalam kegiatan yang
memiliki tujuan akhir, seperti bermain game, untuk mendukung koordinasi.

Anda mungkin juga menyukai