Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI MENGENAI PERTANIAN DI ERA ORDE BARU

DAN REFORMASI DI DESA CIBUNAR

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah

Antropologi Sosial dan Budaya

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 2:

Risma Apriyani (11150150000017)


Amalia Dinda Bestari (11150150000018)
Fitri Zulfa Maulida (11150150000019)
Tia Suhaila (11150150000022)
Soliyanti (11150150000034)

Yunita Dyah Tri Utami (11150150000063)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa?* 2. 3. Dimana?**
Siapa?**

4. Kapan?
5. Bagaimana?***
****
6.Mengapa?

* : -…. Yang dirasakan dari Orba hingga Reformasi ( terkait Ketahanan


Pangan)
: -…. Yang dilakukan pemerintah untuk petani terkait…. (Kebijakan
Revolusi Hijau, Industralisasi, kebijakan impor, masalah krisis, masalah
gejala perubahan iklim)
: -…. Tugas utama….( lembaga, instansi,_Dinas Pertanian, Kelompok
Tani, KUD, KUT)
: -…. Manfaat penggunaan …(pupuk, pestisida, teknologi canggih)
: -…. Penyebab….(Gagal Panen)
** : -….Yang memerintah
: -….Yang mengelola
: -….Diuntungkan
*** : - Pemasaran pangan
**** : -Kebijakan …berlangsung (Revolusi Hijau, Industralisasi, kebijakan
impor)
: -Perubahan terjadi
***** : -Kebijakan Orba (terkait Ketahanan Pangan)
: -Kebijakan Reformasi ( terkait Ketahanan Pangan)
: -Nasib petani di Orba dan Reformasi
: -Kehidupan petani…(relasi antar petani, pemilik dan penggarap, petani
dengan pemerintah.
PEDOMAN WAWANCARA

Sarana Penunjang Kehidupan


sehari-hari (Apakah ada?)

Failitas penunjang
Fasilitas yang dimiliki di
pertanian (saprodi)
Petani rumah? (Propert
yang dimiliki

Kegiatan selain bertani


HASIL WAWANCARA KATEGOI ISU
Ibu Nani (Petani sejak 1960)
Senin, 09 April 2018,: 09:00 – 10:30

Untuk profil petani


1. Pewawancara : Kapan ibu lahir?
Informan : Tahun 1958.
2. Pewawancara : Apakah sudah lama bertani?
Informan : Iya, sudah lama bertani sejak
kecil.
3. Pewawancara : Berapa bersaudarakah
keluarga bapak?
Informan : Punya kakak 2 dan adik 3.
4. Pewawancara : Apakah dulu pasangan juga
bertani?
Informan : Iya, tapi semenjak bapak
sakit, jadi enggak ke sawah lagi.
5. Pewawancara : Mempunyai berapa
anakkah?
Informan : Ibu punya 7 anak.

Instument pertanyaan
1. Pewawancara : Sejak kapan ibu mulai a. Kondisi petani Era Orde
bertani? Baru
Informan : Sudah lama, semenjak saya
- Pupuk Sulit didapat.
punya anak 1, sekarang anak saya sudah 7.
- Hasil Panen dibeli oleh
2. Pewawancara : Apakah tugas ibu di sawah?
Informan : Saya mah nyeblok aja di para tengkulak.
sawah. b. Kondisi petanni Era
3. Pewawancara : Bagaimanakah pekerjaan
Reformasi
yang ibu lakukan disawah?
- Pemerintah dan
Informan : yaa kerjanya nyeblok.
tengkulak tidak sama
Bantuin yang punya sawah panen dulu baru
dalam hal menetukkan
dikasihin upahnya mah pake gabah. Kalo
manennya 5kilo yang nyeblok dikasih harga gabah kering
sekilo. giling sedangkan
4. Pewawancara : Apakah dulu pada waktu
tengkulak biasanya
tahun 1970 harga pupuk sudah mahal pak?
membeli gabah basah.
Informan : Lumayan mahal, dulu mah
- Toko-toko tidak
saya pake pupuk urea poskat.
5. Pewawancara : Apakah banyak tengkulak memperjualbelikan
pada saat dulu tahun 1970an pak? pupuk karena
Informan : Ada
pemerintah karena
6. Pewawancara : Berapakah harga pupuk ?
pemerintah tealh
Cukup untuk berapa lahan sawah pak?
Informan : 100 rb an per karungnya. menyediakan subsidi
7. Pewawancara : Apakah pemerintah ada
pupuk.
yang turun kelapangan(sawah) untuk
- Pemerintah tidak
memberikan arahan kepada petani?
bertindak apa-apa.
Informan : Enggak pernah, kepala
Pemberian harga gabah
desa, rt, rw nggak pernah turun ke sawah
basah dan kering sama.
memberi arahan.
8. Pewawancara : Apakah ikut kelompok tani? Malahan, lebih tinggi
Informan : Enggak.
harga yang ditetapkan
9. Pewawancara : Apakah bapak ingat krisis
oleh tengkulak.
ekonomi 1998 ? Bagaimanakah petani saat
Sehingga, pertani
itu pak?
Informan : Enggak, dirugikan.
10. Pewawancara : Apakah bisa bertahan hidup
- Tengkulak menentukan
dengan bertani?
harga beli gabah basah.
Informan : Gimana yaa. Namanya
- Pemerintah tidak
juga dikampung. Ya jadi begini. Di cukup
pernah membeli hasil
cukupin. Tapi sekarang mah udah makmur.
11. Pewawancara : Apakah ada sistem tebas panen petani.
pada saat zaman pak Harto? c. Keberadaan Lembaga-
Informan : Enggak tau tuh, biasanya
lembaga dan entitas
yang menjual sawah itu yang punya sawah.
- Tidak ada penyuluhan
12. Pewawancara : Apakah hasil panen tidak
yang turun ke lapangan
pernah dijual ke KUD?
Informan : Hasil panennya mah buat untuk melihat kondisi
ngga dijual, tapi buat di makan sehari-hari. secara langsung.
13. Pewawancara : Apakah ada perkerjaan yang
d. Relasi antara Petani
dilakukan selain bertani pak?
Informan : Ada, ibu mah kalo enggak Pemilik dan petani buruh.
tani, ibu ngangon kambing, kambingnya - Petani penggarap yang
alhamdulillah punya sendiri. berperan mengolah
14. Pewawancara : Apakah perbedaan pertanian
hingga memproduksi
zaman dulu dengan zaman sekarang?
pangan. Sehinnga
Informan : Dulu mah harga beras padi
semua biaya
mahal, tapi sekarang alhamdulillah, udah
operasional ditanggung
lebih makmur petani
100% oleh petani
penggarap.
- Petani penggarap dan
pemilik membagi hasil
panen 50% 50% dari
hasil penjualan dengan
tengkulak.
- Petani penggarap juga
yang menjual hasil
produksi/panen gabah
kepada tengkulak.
Petani pemilik hanya
“meminjami” lahan,
selebihnya untuk
urusan proses produksi,
petani pemilik tidak
tahu kecuali masalah
pembagiam hasil
penjualan gabah.
e. Ketahanan pangan:
Aspek Manusia
(Kebijakan)
- Tengkulak banyak. Jika
beras dari luar
didatangkan ke dalam
negeri, harga beras
disini turun. Belum lagi
petani harus
mengeluarkan biaya
untuk nyewa buruh.
Sehingga hasil
penjualan produksi
beras dengan biaya
total pengolahan tidak
sesuai. Petani
mengalami kerugian.
- Petani dijatuhkan.
- Pemerintah tidak
pernah turun ke
lapangan untuk
membeli hasil panen
petani. Justru tengkulak
yang setiap kali
menebas/membeli
gabah (hitungannya
adalah per luas sawah).

Aspek Pengadaan Pangan


- Perempuan (biasanya
isteri penggarap)
memiliki peran
membantu, misalnya
seperti motun
(menyiangi rumput)
dan menanam benih
padi.
Sedangkan laki-laki
mencangkul tanah
sampai dengan
mengurusi sistem
pengairan sawah.
- Pekerjaan sambilan
menjadi alternative lain
selain bertani.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai