Anda di halaman 1dari 4

A.

Hak-hak tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan aspek penting dalam dunia usaha oleh karena itu pemerintah memiliki
kepentingan dalam dunia ketenagakerjaan pemerintah berperan penting baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam ketenagakerjaan salah satu peran pemerintah dalam ruang lingkup
ketenagakerjaan yaitu membuat peraturan mengenai hak dan kewajiban tenaga kerja.

1. Ruang lingkup ketenagakerjaan

Dalam undang-undang ketenagakerjaan terdapat berbagai istilah mengenai ruang lingkup


ketenagakerjaan sebagai berikut.

A. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan setiap penduduk indonesia yang memiliki kriteria sebagai tenaga kerja dan siap
untuk melakukan pekerjaan.

1) tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang telah memiliki skill atau keahlian dalam bidang-bidang
tertentu dengan menempuh bidang-bidang formal seperti sekolah. Contoh tenaga kerja terdidik yaitu
dokter pengacara guru dan sebagainya.

2) tenaga kerja terampil

Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang tertentu
dengan memiliki pengalaman kerja tenaga kerja yang terampil membutuhkan latihan yang berulang-
ulang sehingga dapat menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya yaitu apoteker, mekanik bengkel, dan
sebagainya.

3) tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja yang hanya mengandalkan kekuatan fisik saja.
Contohnya yaitu kuli bangunan, buruh angkut, dan sebagainya.

B. Angkatan kerja
Angkatan kerja merupakan setiap penduduk yang termasuk kedalam kategori usaha kerja baik yang
sudah memiliki pekerjaan, mencari pekerjaan, dan yang mengurusi rumah tangga.

C. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan pekerjaan untuk
diisi oleh para pencari kerja.

2. Hak tenaga kerja

Seperti yang tertera dalam undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, setiap tenaga kerja
memiliki hak hak sebagaimana yang diatur dalam undang-undang ini. Adapun hak-hak tenaga kerja
sebagai berikut.

A. Menurut pasal 31, setiap tenaga kerja berhak untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan
serta untuk mendapatkan penghasilan atau upah yang lain di dalam atau di luar negeri.

B. Berdasarkan pasal 79 setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan hak-haknya yang terdiri dari
sebagai berikut.

1) istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus-
menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;

2) istirahat mingguan satu hari untuk 6 hari kerja dalam satu minggu atau dua hari untuk 5 hari kerja
dalam satu minggu;

3) tuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah pekerja atau buruh yang bersangkutan bekerja
selama 12 bulan secara terus menerus dan;

4) istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun ke-7 dan kedelapan
masing-masing satu bulan bagi pekerja atau buruh yang telah bekerja selama 6 tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja atau buruh tidak berhak lagi atas
istirahat tahunan ya dalam dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
kerja 6 tahun.

5) pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf c diatur dalam
perjanjian kerja peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

6) hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf d hanya berlaku bagi pekerja atau
buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.
7) perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 diatur dengan keputusan menteri.

C. Menurut pasal 82 setiap tenaga kerja perempuan memiliki hak untuk mendapatkan istirahat selama
1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
dokter kandungan serta tenaga kerja perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak
mendapatkan waktu istirahat 1,5 bulan berdasarkan surat dari dokter kandungan atau bidan.

D. Berdasarkan pasal 84 setiap tenaga kerja perempuan yang memiliki anak yang masih menyusui harus
diberikan waktu untuk menyusui anaknya apabila hal tersebut dilakukan selama waktu kerja.

E. Setiap tenaga kerja yang mendapatkan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam pasal pasal
82 tersebut berhak untuk mendapatkan gaji atau upah secara penuh.

F. Setiap tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan yang meliputi keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana yang diatur dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003.

G. Menurut pasal 88 setiap tenaga kerja memiliki hak hak sebagai berikut:

1) setiap pekerja atau buruh berhak mendapatkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.

2) untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pemerintah menetapkan kebijakan pengubahan yang melindungi
pekerja atau buruh.

3) kebijakan pengubahan yang melindungi pekerja atau buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
meliputi sebagai berikut:

A) upah minimum upah kerja lembur upah tidak masuk kerja karena berhalangan upah tidak masuk
kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya upah karena menjalankan hak waktu istirahat
kerjanya bentuk dan cara pembayaran upah benda dan potongan upah hal-hal yang dapat
diperhitungkan dengan upah struktur dan skala pengubahan yang proporsional upah untuk pembayaran
pesangon upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
4) pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 huruf a berdasarkan
kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

B. Kewajiban tenaga kerja

Sebagaimana yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, tenaga kerja
memiliki hak dan kewajiban yang saling beriringan dan seimbang. Hak tenaga kerja mengatur tentang
hak-hak yang diperoleh oleh tenaga kerja. Sedangkan kewajiban tenaga kerja mengatur tentang
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tenaga kerja. Kewajiban tenaga kerja ini diatur
dalam kitab undang-undang hukum perdata mengenai kewajiban pekerja atau tenaga kerja yang diatur
dalam pasal 1603. Berikut isi dari pasal tersebut:

1. Tenaga kerja yang terikat perjanjian dengan perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan
pekerjaan hal ini karena melakukan pekerjaan merupakan tugas utama dari seorang pekerja yang harus
dilakukan sendiri oleh masing-masing pekerja

2. Tenaga kerja yang terikat perjanjian dengan pemberi kerja atau dalam hal ini perusahaan wajib
mentaati peraturan dan petunjuk dari pihak pemberi kerja dalam hal ini perusahaan atau pengusaha

3. Tenaga kerja memiliki kewajiban membayar denda atau ganti rugi apabila pekerja tersebut melakukan
perbuatan atau tindakan yang merugikan perusahaan baik karena disengaja maupun akibat kelalaian
pekerja, maka menurut prinsip dan ketentuan hukum setiap pekerja wajib untuk membayar ganti rugi
atau denda.

Anda mungkin juga menyukai