Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL

Oleh :
PERUCHA NURAINI W K W

K8410043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014
ABSTRAK
Perucha Nuraini WKW, K8410043. “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2013/2014”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6
Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI IPS 1. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakannya
model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, hasil penilaian kognitif
siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa 71,64 dengan presentase
ketuntasan sebesar 47,05%. Siklus I nilai rata-rata siswa 79,65 dengan presentase
ketuntasan sebesar 70,58%, sedangkan siklus II nilai rata-rata siswa adalah 85,64
dengan presentase ketuntasan 94,12%. Pada penilaian afektif juga mengalami
peningkatan, pada siklus I presentase keaktifan siswa sebesar 79,41%,
kemandirian 82,35%, kecakapan 67,65% dan kejujuran sebesar 91,17%.
Peningkatan terjadi pada siklus II dengan presentase keaktifan siswa 88,23%,
kemandirian 97,06%, kecakapan 88,23%, dan kejujuran 94,12%. Selain penilaian
kognitif dan afektif, penilaian juga dilakukan pada aspek psikomotorik. Penilaian
psikomotorik siswa pada siklus I presentase membuat pertanyaan sebesar 82,35%
dan presentase mengikuti prosedur pembelajaran sebesar 73,53%. Sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan yaitu presentase membuat pertanyaan
97,05% dan presentase mengikuti prosedur pembelajaran sebesar 94,12%.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

Kata Kunci : Pembelajaran Model Kooperatif, Snowball Throwing, Hasil Belajar


Sosiologi
ABSTRACT

PERUCHA NURAINI WKW, K8410043. APPLICATION OF COOPERATIVE


LEARNING MODEL OF SNOWBALL THROWING TYPE TO IMPROVE
SOCIOLOGY LEARNING OUTCOMES OF STUDENT CLASS XI IPS 1 SMA
6 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR OF 2013/2014. Thesis. Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta.
May 2014.

The aim of this research is to determine application of cooperative


learning of snowball throwing model can improve sociology learning outcomes of
students class XI IPS 1 SMAN 6 Surakarta in Academic Year of 2013/2014.
This research used the classroom action research approach that conducted
in 2 cycles. Each cycle consists of four steps, namely: planning, implementation
of the action, observation, and reflection. The subjects of the research were
students of class XI IPS 1 SMA Negeri 6 Surakarta, amounting to 34 students.
The collection data techniques used the method of observation, interviews, tests,
and documentation. Data analysis used qualitative descriptions.
The results showed that the application of cooperative learning model
snowball throwing can improved learning outcomes of student class XI IPS 1.
This is evident in the initial conditions prior to the implementation of cooperative
learning of snowball throwing model, cognitive assessment results indicate that
the students‟ average value of 71.64 with completeness percentage of 47.05%. In
the cycle I the average value of 79.65 with the completeness percentage of
70.58%, while in the cycle I students‟ average value was 85.64 with completeness
percentage of 94.12%. In the affective assessment also have improvement, in the
cycle I student‟s activity percentage of 79.41%, independence of 82.35%, skill of
67.65% and honesty of 91.17%. The increasing occurred in the cycle II with the
student‟s activity percentage of 88.23%, independence of 97.06%, proficiency of
88.23%, and honesty of 94.12%. In addition to cognitive and affective assessment,
assessment was also performed on psychomotor aspects. In the psychomotor
assessment, in the cycle I, the percentage of students make question of 82.35%
and the percentage of the learning procedure followed of 73.53%. While in the
cycle II the percentage increased in percentage of make question of 97.05% and
percentage of followed the learning procedures of 94.12%.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
of snowball throwing model can improved sociology learning outcomes of
students class XI IPS 1 SMAN 6 Surakarta in academic year of 2013/2014.
PENDAHULUAN strategi pembelajaran yang efektif yang
Guru di dalam proses sesuai dengan karakteristik peserta didik
pembelajaran merupakan salah satu sehingga pembelajaran yang diajarkan
komponen yang memiliki peran yang dapat mendorong siswa aktif dan mampu
sangat penting serta merupakan kunci meningkatkan mutu dan kualitas guru
pokok bagi keberhasilan peningkatan mutu tersebut.
pendidikan. Pada UU No. 19 tahun 2003 Berdasarkan observasi pada
tentang guru dan dosen, guru merupakan tanggal 6 September 2013, dalam proses
pendidik profesional yang memiliki empat belajar Sosiologi dikelas XI IPS 1 SMA
kompetensi dasar yaitu : kompetensi Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014
pedagogik, kepribadian, sosial, dan terdapat beberapa kelemahan yang
professional. Kompetensi pedagogik mempengaruhi hasil belajar siswa dan dari
menuntut guru agar dapat melaksanakan diagnosis, maka ditemukan kelemahan-
pembelajaran dengan baik. Proses kelemahan yaitu : (1) Siswa kurang
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik antusias dalam mengikuti proses
jika guru dapat merencanakan/ merancang pembelajaran Sosiologi. (2) Banyak siswa
pembelajaran dengan sistematis dan yang tidak memperhatikan apa yang
cermat yaitu dengan menggunakan model- disampaikan guru, sebagian dari mereka
model dan media pembelajaran yang tepat berbicara dengan teman sebangku, atau
sehingga materi pembelajaran dapat tidur saat pelajaran Sosiologi berlangsung.
dengan mudah dipahami oleh peserta (3) Guru terkesan kurang variatif dalam
didik. menyampaikan materi yang diajarkan,
Oleh karena itu, meningkatkan metode yang guru gunakan saat itu adalah
kualitas penyelenggaraan proses ceramah dan tanya jawab. 4. Saat guru
pembelajaran, guru perlu memahami hal- mengajukan pertanyaan hanya beberapa
hal yang mempengaruhi proses belajar siswa yang mampu menjawab dan tidak
siswa, baik yang menghambat maupun ada siswa yang bertanya saat mengalami
yang mendukung. Guru seharusnya kesulitan. Selain dari proses belajar
mampu menerapkan model pembelajaran mengajar, dari segi hasil belajar pun masih
yang variatif dan menyenangkan sehingga banyak siswa yang nlainya di bawah KKM
dapat menarik minat dan antusias siswa (Kriteria Ketuntasan Minimal), Batas
dalam mengikuti proses pembelajaran KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. pelajaran Sosiologi kelas XI adalah 75.
Guru harus mampu memahami model atau Persentasi siswa yang tuntas memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75 menyangkut proses pembelajaran. Ranah
hanya 16 siswa yang memenuhi standart psikomotorik berhubungan dengan
KKM atau nilai diatas 75 atau 47,05 %. kemampuan siswa melakukan gerakan,
Berdasarkan uraian diatas maka dalam hal ini adalah prosedur
akan dilakukan penelitian dengan judul pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
“Penerapan Model Pembelajaran Snowball Ranah kognitif menurut Bloom
Throwing Untuk Meningkatkan Hasil (dalam aunurrahman 2009:49), terdiri dari
Belajar Sosiologi Siswa Kelas Xi Ips 1 lima jenis perilaku yaitu : (a) pengetahuan,
Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran (b) Pemahaman, (c) Penerapan, (d)
2013/2014” Analisis, (e) sintesis, dan (f) evaluasi.
KAJIAN PUSTAKA Ranah afektif menurut Krathwol& Bloom
Hasil belajar merupakan suatu (Aunurrahman, 2009:50), terdiri dari lima
puncak proses belajar. Hasil belajar adalah jenis perilaku yaitu: (a) Penerimaan, (b)
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia Partisipasi, (c) Penilaian dan penentuan
menerima pengalaman belajar. Hasil sikap, (d) organisasi dan (e) pembentukan
belajar mempunyai peranan penting dalam pola hidup. Ranah Psikomotorik menurut
proses pembelajaran. Proses penilaian Simpson (Aunurrahman, 2009:52) terdiri
terhadap hasil belajar dapat memberikan dari tujuh perilaku yaitu: (a) Persepsi, (b)
informasi kepada guru tentang kemajuan Kesiapan, (c) Gerakan terbimbing, (d)
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan Gerakan terbiasa, (e) Gerakan kompleks,
belajar melalui kegiatan belajar. (f) Penyesuaian pola gerakan, (g)
Menurut Suprijono (2010: 5) hasil Kreativitas.
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- Model pembelajaran kooperatif
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, adalah pembelajaran secara berkelompok
apresiasi dan keterampilan. Bloom yang dapat diterapkan untuk memotivasi
merumuskan hasil belajar sebagai siswa untuk berani mengemukakan
perubahan tingkah laku yang meliputi pendapatnya, menghargai pendapat teman
domain (ranah), yaitu ranah kognitif, ranah dan saling meberikan pendapat.
afektif dan ranah psikomotorik. Ranah Pembelajaran kooperatif dapat mendorong
kognitif merupakan ranah yang terciptanya sebuah kerjasama antar
berhubungan dengan pengetahuan yang anggota kelompok yang bertujuan agar
dimiliki siswa, sedangkan ranah afektif seluruh siswa dapat saling bertukar
merupakan ranah yang berdasarkan kepada pendapat maupun pemahaman mengenai
sikap-sikap yang dimiliki siswa yang materi pembelajaran, sehingga siswa akan
lebih mudah dalam memahami materi cocok untuk melatih kemampuan bertanya
pembelajaran tersebut. siswa, karena pada realitanya banyak siswa
Snowball Throwing adalah salah yang pasif atau tidak memiliki keberanian
satu model pembelajaran kooperatif. untuk bertanya apabila terdapat kesulitan
Snowball Throwing menurut asal katanya dalam proses pembelajaran.
berarti „bola salju bergulir‟ yang dapat Kerangka Berpikir
diartikan sebagai pembelajaran dengan Snowball Throwing adalah salah
menggunakan bola pertanyaan dari kertas satu metode pembelajaran yang
yang digulung bulat berbentuk seperti bola mengharuskan siswa berperan secara aktif
kemudian dilemparkan secara bergiliran dalam proses pembelajaran. Dengan
diantara sesama siswa (Isjoni, 2013: 24). pembelajaran menggunakan metode
Tipe snowball throwing memadukan Snowball Throwing ini, siswa dapat
pendekatan komunikatif, integratif, dan melatih kemampuan untuk bertanya secara
ketrampilan proses. Kegiatan melempar kritis serta mampu menjawab pertanyaan
bola pertanyaan ini akan membuat dengan baik pula. Dengan demikian model
kelompok menjadi dinamis karena pembelajaran kooperatif tipe Snowball
kegiatan siswa tidak hanya berpikir, Throwing ini dapat meningkatkan hasil
menulis, bertanya, atau berbicara, akan belajar siswa. Dari pemikiran diatas dapat
tetapi mereka juga melakukan aktifitas dilihat kerangka berpikir pada gambar
fisik yaitu menggulung kertas dan berikut :
melemparkannya pada siswa lain. Dengan KONDISI
Nilai masih rendah dan
AWAL banyak yang belum mencapai
demikian, tiap anggota kelompok kriteria ketuntasan minimal
mempersiapkan diri karena pada gilirannya
mereka harus menjawab pertanyaan dari Siklus 1 : perencanaan
TINDAKAN
perbaikan, Belum
temannya yang terdapat dalam bola kertas. pelaksanaan, optimal
observasi, refleksi
Model Snowball Throwing
digunakan untuk mengetahui sejauh mana Siklus 2 : perencanaan
perbaikan, Meningkat
pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pelaksanaan, observasi, / berhasil
refleksi
menguasai materi tersebut. Snowball
Throwing melatih siswa untuk lebih KONDISI Tercapainya ketuntasan
AKHIR belajar dan rata-rata nilai
tanggap menerima pesan dari orang lain
hasil belajar yang tinggi
dan menyampaikan pesan tersebut kepada
teman dalam satu kelompok. Model
pembelajaran Snowball Throwing sangat
Hipotesis Metode tes adalah cara pengumpulan data
Berdasarkan uraian dan kerangka yang menghadapkan sejumlah pertanyaan
pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan atau suruhan kepada subyek penelitian
hipotesis penelitian yaitu “Ada (Budiono,1998:39). Metode tes digunakan
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui untuk memperoleh data tentang hasil
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 1
tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas SMA Negeri 6 Surakarta sebelum dan
XI IPS 1 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun setelah dilakukannya tindakan. (4)
Pelajaran 2013/2014”. Dokumentasi, merupakan suatu metode
METODE PENELITIAN untuk memperoleh atau mengetahui
Penelitian ini dilaksanakan di sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-
SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran arsip atau catatan yang berhubungan
2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan orang yang diteliti.
pada Tahun Ajaran 2013/2014 selama Teknik analisis data dalam
enam bulan yaitu Desember 2013 sampai penelitian ini adalah dengan deskriptif
dengan Mei 2014. Subjek penelitian dalam kualitatif,yaitu dengan cara menganalisis
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 data perkembangan siswa dari siklus I
SMA Negeri 6 Surakarta, sebanyak 34 sampai siklus II. Teknik analisis kualitatif
Siswa. Pada kelas tersebut ditemukan mengacu pada model analisis Miles dan
adanya permasalahan-permasalahan dalam Huberman yang dilakukan dalam 3
kegiatan pembelajaran khususnya mata komponen berurutan yaitu reduksi data,
pelajaran Sosiologi. penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Teknik pengolahan data berupa HASIL TINDAKAN DAN
(1) Observasi, Observasi adalah teknik PEMBAHASAN
pengumpulan data yang dilakukan melalui Deskripsi Pratindakan
suatu pengamatan , dengan disertai suatu Pra siklus atau pratindakan
pencatatan- pencatatan terhadap keadaan dilaksanakan untuk mengetahui
atau perilaku objek sasaran. (Abdurrahmat, permasalahan apa saja yang terdapat
2006:104). (2) Wawancara, Menurut dikelas yang akan di observasi.
Wibster dalam Annurahmat (2006:106) Pratindakan sendiri dilaksanakan pada hari
wawancara adalah menyampaikan Jum‟at tanggal 6 September 2013 dikelas
pertanyaan yang tercantum dalam XI IPS 1 pada pukul 09.15-10.45.
kuesioner (serangkaian daftar pertanyaan) 1. Dari segi proses.
yang disusun secara sistematis.(3) Tes,
(a) Metode pembelajaran yang XI IPS 1 pada mata pelajaran Sosiologi
digunakan guru Sosiologi kurang tersebut. Oleh karena itu guru dan
bervariasi. (b) Kurangnya minat belajar peneliti mencoba untuk menerapkan
Sosiologi siswa kelas XI IPS 1. (c) model pembelajaran Snowball
Kurangnya motivasi dari guru kepada Throwing untuk meningkatkan hasil
siswa untuk mengikuti pembelajaran, belajar siswa kelas XI IPS 1 tersebut.
sehingga siswa cenderung pasif. Deskripsi Siklus I
(b)Dari segi hasil. Berdasarkan hasil pengamatan
Berdasarkan hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan proses belajar
kelas XI IPS 1 pada ulangan harian 1 Sosiologi dengan menerapkan model
dengan materi Struktur sosial pembelajaran tipe snowball throwing pada
menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 1, telah berjalan sesuai
masih rendah. Ulangan harian dengan perencanaan yang telah disusun
dilakukan setelah materi struktur sosial oleh guru dan peneliti namun masih
selesai diajarkan kepada siswa. terdapat beberapa permasalahan yang
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian 1 Kelas masih menghambat jalannya proses
XI IPS 1 pembelajaran. Sebagai contoh, terdapat
N Jumlah beberapa siswa yang tidak memperhatikan
Kriteria Prosentase
o Siswa
penjelasan dari guru, baik itu penjelasan
1 Tuntas 16 47,05%
mengenai materi maupun penjelasan
2 Tidak Tuntas 18 52,95%
mengenai prosedur model pembelajaran
Dari tabel diatas diperoleh bahwa
snowball throwing.
hasil belajar siswa masih sangat rendah,
Guru juga kurang membimbing
siswa yang telah memenuhi Kriteria
siswa pada saat pelaksanaan diskusi
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak
maupun saat siswa membuat pertanyaan,
16 siswa dari 34 siswa, bila
sehingga siswa kurang jelas dan masih
diprosentasekan sebesar 47,05%. Bila
terdapat siswa yang kurang baik dalam
dibandingkan, lebih besar atau lebih
membuat sebuah pertanyaan. Kemudian
banyak siswa yang tidak memenuhi
guru juga kurang baik dalam
batas KKM yaitu sebesar 52,95%. Rata-
memanajemen waktu, sehingga
rata kelas pada nilai ulangan harian
pembelajaran terkesan tergesa-gesa dan
siswa tersebut sebesar 71,64, Hal ini
kurang berjalan secara maksimal. Siswa
menunjukkan masih sangat kurangnya
juga cenderung diam apabila guru
hasil belajar yang diperoleh siswa kelas
menanyakan perihal kesulitan yang mereka
hadapi, sehingga permasalahan dalam siswa yaitu 34 siswa, dengan kata lain
pembelajaran tidak dapat segera diatasi. indikator ketercapaian siswa pada siklus
Selain pengamatan pada proses I telah mencapai 70,59 siswa yang telah
pembelajaran, pengamatan juga dilakukan mendapatkan nilai diatas 75 dari 75%
terhadap hasil belajar Sosiologi siswa target yang telah direncanakan
kelas XI IPS 1 yang meliputi penilaian sebelumnya.
kognitif, penilaian afektif dan penilaian 2) Aspek Afektif
psikomorik yaitu sebagai berikut: Penilaian afektif merupakan
1) Aspek Kognitif penilaian berdasarkan sikap dari peserta
Penilaian pada ranah kognitif ini didik selama mengikuti kegiatan
dilakukan melalui test evaluasi yang belajar. Penilaian afektif dibagi
diadakan pada akhir siklus 1. Test ini kedalam 4 (empat) indikator yaitu
dimaksudkan untuk mengetahui meliputi keaktifan siswa dalam
seberapa dalam pengetahuan atau mengikuti proses pembelajaran,
pemahaman siswa terhadap materi yang kemandirian siswa dalam mengerjakan
telah disampaikan oleh guru Sosiologi semua tugas yang diberikan oleh guru,
dengan menerapkan model kecakapan dalam menjawab ataupun
pembelajaran tipe snowball throwing. mengemukakan pendapat serta
Tabel 4.2 Nilai kognitif siswa kelas XI kejujuran siswa dalam proses
IPS 1 pembelajaran.
Keterangan Tes Siklus I Tabel 4.3 Penilaian afektif siswa kelas
Nilai Terendah 60 XI IPS 1
Nilai Tertinggi 100
Nilai Rata-rata 79,65 No Kriteria Jumlah Prosentase
Persentase Siswa
70,58% 1 Keaktifan 27 79,41%
Ketuntasan
Siswa Belajar Tuntas 24 2 Kemandirian 28 82,35%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
3 Kecakapan 23 67,65%
menunjukkan hasil penilaian kognitif 4 Kejujuran 31 91,17%
melalui tes evaluasi siklus I, nilai yang 3) Aspek Psikomotorik
terendah pada evaluasi tersebut adalah Penilaian pada aspek
60 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 psikomotorik dilakukan melalui
dan nilai rata-rata siswa sebesar 79,65. observasi dengan menggunakan
Siswa yang telah memenuhi standart pedoman observasi. Penilaian
kriteria ketuntasan minimal (KKM) psikomotorik ini dilakukan berdasarkan
adalah sebanyak 24 siswa dari jumlah kemampuan siswa dalam membuat
pertanyaan dan kemampuan siswa hingga akhir pembelajaran agar dapat
dalam mengikuti prosedur diketahui permasalahan atau hambatan apa
pembelajaran. yang terjadi, namun pada siklus II tersebut,
Tabel 4.4 Penilaian Aspek seluruh prosedur pembelajaran telah
Psikomotorik dilakukan sesuai dengan rencana (lihat

No Kriteria
Jumlah
Prosentase
lampiran 4) dan tidak terdapat hambatan
Siswa
Kemampuan yang berarti. Seluruh siswa juga antusias
1 Membuat 28 82,35%
Pertanyaan
dalam mengikuti kegiatan belajar
Kemampuan mengajar, hal ini terlihat dari kemauan
Mengikuti
2 24 73,53%
Prosedur siswa untuk bertanya kepada guru jika
Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dari mereka kurang jelas. Selain pengamatan

siklus I, peneliti melakukan analisis terhadap proses pembelajaran, pengamatan

sebagai berikut: (1) Kurang maksimalnya juga dilakukan mengenai hasil belajar

kontrol guru dalam pelaksanaan Sosiologi siswa kelas XI IPS 1 yang

pembelajaran, sehingga masih ada meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan

beberapa siswa yang gaduh saat kegiatan afektif.

belajar mengajar berlangsung. (2) Kurang 1) Aspek Kognitif

jelasnya prosedur kerja yang dijelaskan Pengamatan pada aspek kognitif

oleh guru sehingga siswa masih terlihat diperoleh berdasarkan dari hasil test

bingung saat model pembelajaran snowball siswa pada akhir siklus II. Test tersebut

throwing diterapkan. (3) Guru perlu dilakukan pada akhir pembelajaran atau

membimbing siswa saat proses diskusi, hal akhir siklus, yang berbentuk uraian

ini dimaksudkan agar siswa dapat singkat dengan jumlah soal sebanyak 10

membuat pertanyaan dengan tepat sesuai soal.

dengan materi yang telah dijelaskan Tabel 4.5 Penilaian Kognitif Siswa

sebelumnya. (4) Ketua kelompok Kelas XI IPS 1

hendaknya memiliki kemampuan No Keterangan Tes Siklus II


1 Nilai Terendah 70
komunikasi yang baik, karena peran ketua 2 Nilai Tertinggi 100
3 Rata-rata Kelas 85,64
kelompok sangat besar dalam menjelaskan
4 Prosentase 94,12
materi yang disampaikan oleh guru. Ketuntasan
5 Siswa Belajar 32
Deskripsi siklus II Tuntas
Pengamatan atau observasi Berdasarkan tabel 4.5 tersebut
dilakukan dari awal proses pembelajaran menunjukkan bahwa nilai tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 100, 3 Kecakapan 30 88,23%
kemudian nilai terendah yang diperoleh 4 Kejujuran 32 94,12%

siswa kelas XI IPS 1 adalah 70 dan 3) Aspek Psikomotorik


rata-rata nilai siswa yaitu sebesar 85,64. Dalam aspek psikomotorik, hasil
Siswa yang telah mencapai ktiteria yag diamati adalah kemampuan siswa
ketuntasan minimal (KKM) adalah dalam membuat pertanyaan dan
sebanyak 32 siswa,dengan kata lain kemampuan siswa dalam melaksanakan
indikator keberhasilannya mencapai prosedur pembelajaran. Berdasarkan
94,12%, sedangkan siswa yang tidak hasil rekapitulasi aspek psikomotorik
mencapai kriteria ketuntasan minimal siklus II tersebut, maka dapat dibuat
adalah 2 siswa atau sebesar 5,88%. tabel penilaian psikomotorik dan
Kedua siswa tersebut adalah Arga Deo gambar diagram nilai psikomotorik.
dan Haidaroh Budiyanti yang masing- Tabel 4.7 Penilaian Psikomotorik
masing mendapat nilai 70 dari batas Jumlah
No Kriteria Prosentase
Siswa
KKM sebesar 75, maka mereka Kemampuan
dinyatakan tidak tuntas. 1 Membuat 33 97,05%
Pertanyaan
2) Aspek Afektif Kemampuan
Mengikuti
Pada hasil penilaian afektif, 2 32 94,12%
Prosedur
terdapat 4 aspek yang dinilai yaitu Pembelajaran
PEMBAHASAN
meliputi keaktifan siswa dalam
Penerapan model pembelajaran
mengikuti proses pembelajaran,
kooperatif tipe snowball throwing ini
kemandirian siswa dalam mengerjakan
merupakan suatu penelitian tindakan kelas
semua tugas yang diberikan oleh guru,
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
kecakapan dalam menjawab ataupun
belajar siswa dalam mata pelajaran
mengemukakan pendapat serta
Sosiologi, hasil belajar sendiri meliputi
kejujuran siswa dalam proses
hasil belajar kognitif, afektif dan
pembelajaran. Berikut ini hasil dari
psikomotorik. Salah satu keunggulan
penilaian pada aspek afektif siswa:
model pembelajaran Snowball Throwing
Tabel 4.6 Penilaian Afektif Siswa
ini adalah siswa belajar untuk
Kelas XI IPS 1
mengemukakan pendapat secara
No Kriteria Jumlah Prosentase
Siswa berkelompok dan juga berlatih membuat
1 Keaktifan 30 88,23% sebuah pertanyaan yang dibentuk seperti
2 Kemandirian 33 97,06%
bola yang nantinya akan dilempar kepada
siswa lain, sehingga proses pembelajaran awal atau pra siklus, diperoleh nilai
akan terasa lebih menyenangkan. kognitif siswa dari nilai ulangan harian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, I dengan siswa yang tuntas batas
setiap siklus dilakukan penerapan model Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pembelajaran snowball throwing. sebanyak 16 siswa dari 34 siswa,
1. Aspek kognitif dengan kata lain presentase siswa yang
Berdasarkan hasil data yang tuntas adalah sebesar 47,05 %.
diperoleh dari pelaksanaan pratindakan, Sedangkan pada siklus I telah
pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan mengalami peningkatan, siswa yang
siklus II, maka dibuat tabel dan gambar tuntas adalah sebanyak 24 siswa atau
rekapitulasi hasil belajar aspek kognitif 70,58 %.
siswa kelas XI IPS 1 pada mata Telah terjadi peningkatan
pelajaran sosiologi sebagai berikut : persentase sebesar 23,53%, namun bila
Tabel 4.8 Perbandingan Penilaian dilihat pada siklus I belum memenuhi
kognitif indikator keberhasilan sebesar 80%
Persentase Indikator siswa yang memenuhi KKM, untuk itu
Kriteri
Prasikl Siklu Siklus Keberhasi
a
lan
dilaksanakan siklus II. Pada siklus II
us sI II
47,05 70,5 94,12 melalui penerapan model pembelajaran
Tuntas
% 8% %
Tidak 42,95 29,4 snowball throwing, hasil belajar
5,88% 80 %
Tuntas % 2% kognitif siswa mengalami peningkatan
Jumla 100
100% 100% sebesar 23,54% dibandingkan dengan
h %
siklus I, atau dengan kata lain siswa
100,00% yang tuntas pada siklus II mencapai 32
94,12%
50,00% 70,58% siswa atau setara dengan 94,12%.
47,05%
0,00% 2. Aspek Afektif
Pra Siklus I Siklus II Tabel 4.9 Perbandingan nilai afektif
Siklus
siklus I dan siklus II
Gambar 4.1 Diagram perbandingan nilai No Keterangan Siklus I
Siklus
II
kognitif siswa kelas XI IPS 1
1 Keaktifan 79,41% 88,23%
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar
2 Kemandirian 82,35% 97,06%
4.1 tersebut diatas menunjukkan adanya 3 Kecakapan 67,64% 88,23%
peningkatan hasil belajar kognitif siswa 4 Kejujuran 91,17% 94,12%
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Berdasarkan tabel perbandingan
Surakarta. Pada pelaksanaan observasi nilai afektif siswa antara siklus I dan
siklus II tersebut, terdapat peningkatan membuat pertanyaan mengalami
dari penilaian afektif siswa. Pada siklus peningkatan sebesar 14,07% dari siklus
I, prosentase keaktifan siswa adalah I yang semula hanya sebesar 82,35%
sebesar 79,41% dan mengalami menjadi 97,05% pada siklus II.
peningkatan sebesar 8,82% Sedangkan penilaian pada kemampuan
dibandingkan dengan siklus II yang siswa dalam mengikuti prosedur
mencapai 88,23%. Sedangkan pembelajaran mengalami peningkatan
prosentase kemandirian siswa yang sebesar 20,59% dari siklus I sebesar
semula pada siklus I sebesar 82,35% 73,53% dan siklus II prosentasenya
juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 94,12%. Dari data tersebut
97,06% (peningkatan sebesar 14,71%). menunjukkan bahwa prosentase pada
Dan kecakapan siswa juga mengalami aspek psikomotorik siswa mengalami
peningkatan sebesar 20,59% (siklus I peningkatan, hal ini dikarenakan siswa
67,64% dan siklus II 88,23%), telah terbiasa menerapkan model
kemudian kejujuran siswa pembelajaran snowball throwing dan
prosentasenya juga meningkat dari juga dikarenakan terlibatnya guru pada
91,17% menjadi 94,12% pada siklus II saat proses diskusi berlangsung,
(mengalami peningkatan sebesar sehingga guru dapat membimbing
2,95%). kesulitan siswa secara langsung.
3. Aspek Psikomotorik Berdasarkan data penelitian yang
Tabel 4.10 perbandingan aspek telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
psikomotorik siklus I dan siklus II bahwa dengan menerapkan model
No Keterangan Siklus I Siklus pembelajaran Snowball Throwing pada
II
1 Kemampuan 82,35% 97,05% siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6
membuat Surakarta dapat meningkatkan hasil belajar
pertanyaan
2 Kemampuan 73,53% 94,12% siswa pada mata pelajaran Sosiologi dalam
mengikuti
materi Dinamika Kelompok Sosial.
prosedur
pembelajaran Terbukti dari nilai tes kognitif siswa pada
Berdasarkan tabel 4.10 diatas
siklus 1 nilai rata-rata siswa adalah 79,65
menunjukkan bahwa terdapat
dengan prosentase ketuntasan siswa
peningkatan aspek psikomotorik siswa
sebesar 70,58%. Dibandingkan dengan
antara siklus I dan siklus II.
nilai pada pelaksanaan pratindakan,
Peningkatan aspek psikomotorik yang
prosentase siswa meningkat sebesar
berupa kemampuan siswa dalam
23,53% (pratindakan 47,05 dan siklus I
sebesar 70,58%). Sedangkan pada siklus II terbukti bahwa mereka lebih senang,
juga terjadi peningkatan, dari nilai rata-rata tertarik dan antusias terhadap mata
siswa pada siklus II adalah 85,64 dengan pelajaran Sosiologi setelah diterapkannya
prosentase ketuntasan siswa sebesar Snowball Throwing, karena mereka sudah
94,12%. Prosentase ketuntasan siswa ini jenuh dengan ceramah yang biasanya
sudah melampaui indikator keberhasilan digunakan oleh guru untuk menyampaikan
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu > materi pembelajaran. Tidak hanya
80%. Bila dibandingkan dengan siklus I, antusiasme siswa yang meningkat tetapi
nilai kognitif siswa pada siklus II nilai ulangan Sosiologi mereka juga
mengalami peningkatan sebesar 23,52% meningkat cukup baik dibandingkan
(siklus I 70,58% dan siklus II 94,12%). sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan nilai KESIMPULAN
kognitif sebelum diterapkannya model Penelitian tindakan kelas
pembelajaran Snowball Throwing juga dilaksanakan dalam dua siklus, dimana
mengalami peningkatan sebesar 47,07% pada setiap siklusnya terdapat 2 kali
(dari prosentase ketuntasan siklus II pertemuan. Penelitian ini dilakukan pada
sebesar 94,12% dan pratindakan 47,05%). kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Surakarta
Berdasarkan peningkatan prosentase dengan menerapkan model pembelajaran
tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih kooperatif tipe Snowball Throwing untuk
mudah memahami materi yang diajarkan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
setelah diterapkannya model pembelajaran Sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian
Snowball Throwing pada mata pelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan
Soiologi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa
Surakarta. melalui penerapan model pembelajaran
Selain pada hasil belajar kognitif, kooperatif tipe snowball throwing dapat
hasil belajar pada aspek afektif dan meningkatkan hasil belajar baik dari aspek
psikomorik siswa juga mengalami kognitif, aspek afektif dan aspek
peningkatan. Siswa menjadi lebih aktif psikomotorik pada siswa kelas XI IPS 1
dari sebelum diterapkannya model SMA Negeri 6 Surakarta tahun 2013/2014.
pembelajaran Snowball Throwing, Peningkatan hasil belajar siswa
sehingga hasil belajar kognitif mereka disebabkan karena dengan menerapkan
secara langsung juga meningkat. model pembelajaran tersebut siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dituntut untuk belajar secara berkelompok
dilakukan kepada beberapa siswa juga dan dituntut pula berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran. Model Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas
pembelajaran ini mewajibkan setiap siswa
Maret.
untuk membuat sebuah pertanyaan yang
Trianto. 2007. Model-Model
dibentuk menyerupai bola yang kemudian Pembelajaran Inovatif
dilemparkan kepada siswa lain untuk Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: PT Kencana Media Group
dijawab. Pelaksanaan pembelajaran ini
. 2003. Undang-Undang
dapat terlaksana dengan menyenangkan
Sisdiknas. Jakarta. Sinar Grafika.
dan menarik sehingga dapat mendorong
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
antusis siswa untuk belajar Sosiologi dan Pembelajaran sebagai Referensi
sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar Bagi Guru/Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang
siswa baik dari aspek kognitif,afektif dan Efektif dan Berkualitas. Jakarta :
psikomotorik. Prenada Media.

DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, Dr, Drs Cucu Suhana. 2009.


Konsep Strategi Pembelajaran.
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Bandung : PT. Refika Aditama.
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Herawati Susilo, Dra, Husnul Chotimah,
Yuyun Dwita Sari. 2008.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Efektifitas Pembelajaran Sarana Pengembangan
Kelompok. Bandung: Alfabeta. Keprofesionalan Guru dan Calon
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Guru. Malang : Bayumedia
Proses Belajar Mengajar. Publishing.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi.


2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Aunurrahman, Dr. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung :
Alfabeta.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode


Penelitian. Yogyakarta : CV. Andi
Offset.
Slamet St. Y. Dan Suwarto. WA. 2006.
Rambu-Rambu Penyusunan
Proposal Penelitian dan Teknik
Menyeminarkannya. Surakarta:

Anda mungkin juga menyukai