Anda di halaman 1dari 11

Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan

dalam Pemberdayaan Masyarakat *)

Ravik Karsidi

ABSTRAK

Peran penyuluhan pembangunan mengalami gelombang pasang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutannya. Hal itu dipengaruhi oleh paradigma pembangunan yang dianut oleh negara dan
komunitas di dalamnya. Kuatnya tuntutan peranserta masyarakat sipil dan pilihan
pembangunan yang memihak rakyat, menuntut penyuluhan pembangunan menyesuaikan
paradigma keilmuannya yang berorientasi pada sasaran penyuluhan atau pemberdayaan
masyarakat sasaran. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah usaha memotivasi dan
memberi dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani
bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara, antara lain, pendidikan untuk
penyadaran dan pemampuan diri mereka. Penyuluhan pembangunan sebagai bidang ilmu
terapan, secara metodologis harus menyesuaikan dan mengembangkan prinsip-prinsip dan
langkah-langkah teknis-metodologis bagi pengembangan program penyuluhan tersebut.

Pendahuluan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya,


serta dimensi sasaran, yakni dapat menjangkau dari
Pendekatan pengembangan masyarakat dalam seluruh strata masyarakat.
pembangunan mengandung arti bahwa manusia Namun, dalam kenyataannya, peran
ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima penyuluhan pembangunan mengalami gelombang
manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pasang sesuai kebutuhan dan tuntutannya. Pada
pembangunan. Dengan demikian, masyarakat saat di mana suatu program pembangunan
harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian didominasi oleh peran pemerintah, dan peran
mengatasi masalah yang dihadapi. masyarakat sipil lemah, penyuluhan lebih
Penyuluhan pembangunan, sebagai ilmu ditempatkan sebagai saluran mempercepat pro-
sosial terapan, seharusnya mampu berperan gram-program pembangunan. Penyuluhan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pembangunan diposisikan sebagai usaha
(SDM), terutama dalam membentuk dan mengubah mengendalikan atau memanipulasi lingkungan
perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup sedemikian rupa, sehingga dapat mempengaruhi
yang lebih berkualitas. Pembentukan dan orang-orang tertentu untuk mau mengubah pola
perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi perilakunya untuk memperbaiki mutu kehidupan
seluruh aspek kehidupan manusia; dimensi mereka. Sebaliknya, jika peran masyarakat sipil kuat,
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan dan ditempatkan sebagai subjek sasaran
kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; penyuluhan, maka penyuluhan tidak lain adalah
dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek upaya pemberdayaan sasaran penyuluhan
hingga jangka panjang dan peningkatan tersebut.

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 115
Tulisan singkat ini bermaksud menguraikan zaman Orde Baru sampai 1984; keempat, antara
pekembangan penyuluhan pembangunan, tahun 1984-1988; dan kelima, penyuluhan
penguatan masyarakat sipil, pembangunan yang pertanian Pembangunan Jangka Panjang II.
memihak rakyat, dan diskusi paradigma tentang Penyuluhan Pertanian Tahun 1945-1969.
peran penyuluhan dalam pemberdayaan Setelah Proklamasi Kemerdekaan (1945-1950),
masyarakat. dikembangkan Plan Kasimo yang merupakan
rencana produksi pertanian tiga tahun (1948-1950),
namun dinyatakan gagal karena diganggu oleh
Perkembangan Penyuluhan Pembangunan gejolak revolusi fisik. Setelah adanya pengakuan
Di Indonesia, perkembangan penyuluhan kedaulatan Republik Indonesia (1950-1959),
mulai tercatat bersamaan dengan berdirinya penyuluhan pertanian ditata lebih sistematik dan
Departemen Pertanian (Van Landbouw) pada Plan Kasimo yang belum sempat dilaksanakan,
tahun 1905. Pada masa itu, salah satu tugas diganti dengan Rencana Wacaksono, kemudian
departemen tersebut adalah menyalurkan hasil menjadi Rencan Kesejahteraan Istimewa (RKI)
penyelidikan pertanian kepada petani. yang bertujuan: (1) memperbanyak produksi benih
Menjelang dan awal Pelita I, melalui program unggul dengan menambah Balai Benih dan Kebun
Bimbingan Massal-Intensifikasi Massal (Bimas- Bibit; (2) perbaikan dan perluasan pengairan
Inmas), penyuluhan dilakukan besar-besaran. pedesaan; (3) peningkatan penggunaan pupuk; (4)
Walaupun demikian, praktis sejak perang peningkatan pemberantasan hama; dan (5)
kemerdekaan, orientasi kegiatan penyuluhan meningkatkan pendidikan masyarakat pedesaan
ditujukan untuk meningkatkan produksi bahan dengan mendirikan Balai Pendidikan Masyarakat
makanan pokok rakyat Indonesia, yaitu beras. Desa (BPMD).
Puncak pengaruh langsung maupun tidak langsung Penyuluhan Pertanian pada PJPT I. Pada
pelaksanaan penyuluhan adalah keberhasilan In- tahun 1970, gerakan ini ditingkatkan menjadi
donesia mencapai swasembada pangan, yaitu Gerakan Swasembada Bahan Makanan (GSBM).
beras yang diakui secara internasional pada sidang Pada masa ini, telah muncul gagasan untuk
FAO 1985 di Roma. mengembalikan konsep Penyuluhan Pertanian
Pada tahun 1993, ketika hampir semua produk dengan asas-asas kesukarelaan, otoaktivitas,
pertanian telah meningkat secara nyata dan ada demokratis, dan lain-lain yang dikomandoi oleh
kecenderungan kelebihan produksi pada taraf Departemen Pertanian dengan berbagai pihak, yaitu
harga tertentu, kegiatan penyuluhan yang Pelaksana Penyuluh Pertanian, Jawatan Pertanian
berorientasi hanya pada peningkatan produksi Rakyat, Fakultas-Fakultas Pertanian, Organisasi
perlu dipertanyakan kembali. Falsafah yang selama Masa Tani, dan tokoh-tokoh penyuluhan pertanian
ini diketahui sekadar meningkatkan produk perlu kala itu dengan dua tujuan utama, yaitu:
dikaji kembali. Selain itu, kelembagaan/institusi memprogresifkan pendekatan penyuluhan, dan
(pendidikan/pemerintahan/birokrasi) yang juga membangun organisasi penyuluhan pertanian.
berorientasi pada peningkatan produksi sektor Pada Repelita I (1969-1974), penyuluh
pertanian (termasuk subsektor tanaman pangan, pertanian ditata sistematik dan dirintis untuk
perkebunan, perikanan, dan peternakan) juga perlu dipisahkan dengan tugas-tugas pengaturan dan
ditinjau kembali. pelayanan. Sejalan dengan tujuan Repelita ini,
Sejarah penyuluhan di Indonesia, menurut bidang pertanian dijadikan sebagai titik sentral
Pambudy (1998), dapat dibagi atas lima tahapan pembangunan nasional, dengan sasaran utama
perkembangan yang sejalan dengan perkembangan swasembada pangan, khususnya beras. Melalui
pembangunan pertanian yaitu: pertama, peningkatan kemampuan aparat penyuluh, maka
penyuluhan pertanian sebelum 1945; kedua, diangkat tenaga sarjana pertanian menjadi
perkembangan tahun 1945-1969; ketiga, pada Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS), sarjana muda

116 M EDIATOR, Vol. 2 No.1 2001


menjadi Penyuluh Pertanian Madya (PPM), dan produk pertanian serta makin terbatasnya lahan
lulusan Sekolah Pertanian Menengah Atas pertanian, sistem penyuluhan pertanian dalam
(SPMA) menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan pembangunan pertanian mengalami perubahan.
(PPL), sebagai Pegawai Negeri Sipil Pusat dengan Penyuluhan pertanian tetap dianggap sebagai
tugas utama menyukseskan pembangunan sistem pendidikan nonformal di bidang pertanian
pertanian dengan tidak semata-mata menyuluh untuk petani-peternak-nelayan dan keluarganya.
melainkan juga melaksanakan pelayanan, Ditekankan bahwa informasi pertanian merupakan
khususnya petani peserta Bimas dalam hal suatu data atau bahan yang diperlukan penyuluh
perencanaan produksi, kredit, penyaluran, dan pertanian, petani-peternak-nelayan dan masyarakat
penagihan kredit. pertanian. Balai Informasi dan Penyuluhan
Pada Repelita II (1974-1979), ditandai dengan Pertanian (BIPP) adalah unit kerja penyuluhan
adanya pemantapan organisasi penyuluhan yakni pertanian yang merupakan unit kerja organik yang
pemisahan fungsi-fungsi pengaturan dan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
pelayanan berdasar Kepres No. 44 dan 45 serta SK Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.
Mentan No. 468/Kpts/Org/12/1975 tanggal 25 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah
Desember 1975 yang menyatakan tugas, instansi BIPP yang mempunyai tugas menyusun
wewenang, dan tanggung jawab pembinaan teknis program penyuluhan, membimbing penyusunan
penyelenggaraan pendidikan latihan dan rencana kerja penyuluh, dan melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian yang berada di daerah, penyuluhan pertanian di kecamatan.
beralih dari semua Direktorat Jenderal Lingkungan Kini, tidak saja Departemen Pertanian yang
Departemen Pertanian kepada Badan Pendidikan, menjalankan tugas-tugas penyuluhan dan memiliki
Latihan, dan Penyuluhan Pertanian (Diklatluh), tenaga fungsional penyuluh, antara lain: bidang
Departemen Pertanian (BPLPP). perindustrian, bidang kependudukan dan KB,
Pada Repelita III (1979-1984), fenomena bidang hukum, bidang kesehatan dan gizi, dan
penting bagi penataan penyuluhan pertanian sebagainya. Perkembangan kegiatan penyuluhan
adalah Organisasi Departemen Pertanian diperluas, telah merambah hampir ke semua sektor
yakni dibentuk Direktorat Penyuluhan di tiap pembangunan di Indonesia.
Direktorat Jenderal. di samping telah ada Badan
Pendidikan, Latihan, dan Penyuluhan Pertanian. Penguatan dan Peranserta Masyarakat Sipil
Sejak 1983, di tingkat pusat , terdapat Direktorat
Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan, Masyarakat sipil (civil society) secara
Perkebunan, Periklanan, dan Direktorat institusional bisa diartikan sebagai pengelompok-
Penyuluhan Perternakan yang dikoordinasikan an anggota-anggota masyarakat sebagai warga
oleh Diklatluh. mandiri yang dapat dengan bebas dan egaliter
Pada Repelita IV (1984-1988) dan Repelita V bertindak aktif dalam wacana dan praksis mengenai
(1989-1993), diadakan penataan kembali, terutama segala hal yang berkaitan dengan masalah
mengenai pedoman penyelenggaraan penyuluhan kemasyarakatan pada umumnya. Termasuk di
dan status para penyuluh. Terbitlah pedoman dalamnya adalah jaringan-jaringan, pengelompok-
penyelenggaraan melalui SK Mentan No. 482/ an sosial yang mencakup mulai dari rumah tangga
Kpts/LP.120/7/1985; SK Mentan No. 143/Kpts/ (household), organisasi-organisasi sukarela
LP.120/3/1985 dan pedoman pelaksanaannya (termasuk partai politik), sampai organisasi-
dikeluarkan oleh Diklatluh. organisasi yang mungkin pada awalnya dibentuk
Penyuluhan Pertanian pada PJPT II. Jika oleh negara, tetapi melayani kepentingan
dikaitkan dengan perkembangan pembangunan, masyarakat di pihak lain (Hikam, 1993). Namun
khususnya kemajuan teknologi dan sistem demikian, civil society harus dibedakan dengan
pemasaran global, meningkatnya daya saing suku, clan, atau jaringan-jaringan klientelisme,

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 117
karena variabel yang utama di dalamnya adalah masyarakat justru terpinggirkan dari proses
sifat otonomi (kemandirian), publik, dan civic. Ini pembangunan.
menyiratkan keharusan adanya kebebasan dan Penguatan peranserta masyarakat sipil
keterbukaan untuk berserikat, berkumpul, dan haruslah menjadi bagian dari agenda
mengeluarkan pendapat, serta kesempatan yang demokratisasi, lebih-lebih dalam era globalisasi.
sama dalam mempertahankan kepentingan- Peranserta masyarakat harus lebih dimaknai
kepentingan di depan umum. sebagai hak ketimbang kewajiban. Kontrol rakyat
Lebih lanjut, menurut Hikam (1993), civil so- terhadap isi dan prioritas agenda pengambilan
ciety dalam dirinya telah menyiratkan kemandirian keputusan adalah hak masyarakat sebagai
dan kematangan politis sehingga ia tidak perlu, pemegang kata akhir dan mengontrol apa saja yang
seperti dalam konsepsi Hegel, sepenuhnya masuk dalam agenda dan urutan prioritas. Oleh
ditundukkan oleh negara; atau, seperti konsepsi karena itu, hal ini tidak dapat di terima jika satu
Marx, hanya merupakan alat kelas tertentu, yang golongan mendikte keinginan dan kepentingannya
dalam hal ini adalah kelas borjuis. Justru civil so- dalam isi dan prioritas agenda pengambilan
ciety adalah suatu entitas yang keberadaannya keputusan, apakah golongan di dalam negeri
menerobos batas-batas kelas serta memiliki seperti pejabat pemerintah atau usahawan, atau
kapasitas politik yang cukup tinggi, sehingga eksternal seperti kekuatan besar atau lembaga
mampu menjadi kekuatan pengimbang dari keuangan internasional.
kecenderungan-kecenderungan intervensionis Peran serta masyarakat akan dapat berjalan
negara, dan pada saat yang sama mampu efektif dan mempunyai pengaruh yang signifikan
melahirkan pula daya kritis reflektif (reflective bila dilakukan dengan mengadakan perombakan
forces) di dalam masyarakat yang mencegah atau struktur resmi (Mahmusi, 1999a). Berbagai
mengurangi derajat konflik internal sebagai akibat pengalaman yang baik, sungguhpun dalam skala
dari proses formasi sosial modern. mikro, harus diangkat dan dijadikan sebagai acuan
Masih menurut Hikam (1993), strategi ke dalam program pembangunan. Dalam kaitan
penguatan civil society, sebaliknya ditujukan ke peningkatan peranserta masyarakat, kita harus
arah pembentukan gradual suatu masyarakat politik memproyeksikan berbagai pengalaman positif
(political society) yang demokratis-partisipatoris dalam menggerakkan partisipasi masyarakat ke
dan reflektif. Ia dimulai dengan pengupayaan dalam upaya pendemokratisasian lembaga-lembaga
secara sungguh-sungguh ruang publik terbuka dan proses pembangunan yang lebih luas.
yang bisa dipakai untuk melibatkan secara penuh Peningkatan efektivitas partisipasi masyarakat
potensi aspiratif dalam masyarakat, sekaligus harus dilakukan dengan cara meningkatkan
melakukan kritik secara terus menerus terhadap intensitas dan kualitasnya. Tantangan penting
ketimpangan-ketimpangan yang terjadi. Dalam self- yang harus diperhatikan ke depan adalah
refleksi inilah gerakan kultural yang dipelopori bagaimana membangun gerakan pendidikan
kaum cendekiawan menjadi salah satu tiang pokok rakyat mengenai demokrasi dan bagaimana
startegi ini. Ia diperlukan untuk melengkapi proses demokrasi secara terus-menerus dapat
gerakan-gerakan alternatif dalam masyarakat yang ditingkatkan. Dalam hal ini, haruslah dilakukan
bertujuan memperluas dan memperkuat civil soci- assessment yang benar apa saja peran yang dapat
ety secara sistemik. Ormas yang ada dan kelompok dilakukan baik oleh individu, pemerintah, maupun
LSM, dalam kaitan ini berperan sentral sebagai organisasi nonpemerintah.
pelopor penguatan masyarakat kelas bawah Apabila peran serta masyarakat meningkat
dengan bidang-bidang kerja sektoral. efektivitasnya, maka sebenarnya upaya
Belajar dari pengalaman menunjukkan ketika pemberdayaan masyarakat telah dijalankan. Upaya
peran penguasa sangat dominan dan peranserta pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan
masyarakat dipandang sebagai kewajiban, dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas

118 M EDIATOR, Vol. 2 No.1 2001


melalui pengembangan sumberdaya manusia, sumberdayanya yang dominan adalah sumberdaya
penguasaan teknologi, dan penguatan informasi, dan prakarsa yang kreatif yang tak
kelembagaan, serta perbaikan sarana dan prasarana kunjung habis; dan sasarannya yang dominan
ekonomi dan sosial. Upaya ini memerlukan adalah pertumbuhan umat manusia yang
kerjasama yang sinergis dari berbagai kekuatan dirumuskan dalam rangka lebih terealisasinya
pembangunan yang ada. potensi umat manusia. Individu bukanlah sebagai
Konsep pemberdayaan masyarakat secara objek, melainkan berperan sebagai pelaku, yang
mendasar berarti menempatkan rakyat beserta menentukan tujuan, mengontrol sumberdaya, dan
institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi mengarahkan proses yang mempengaruhi
pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan hidupnya sendiri. Pembangunan yang memihak
budaya. Menghidupkan kembali berbagai pranata rakyat, menekankan nilai pentingnya prakarsa dan
ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat perbedaan lokal. Karenanya, pembangunan seperti
sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi itu mementingkan sistem swaorganisasi yang
kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dikembangkan di sekitar satuan-satuan organisasi
dilakukan. Ekonomi rakyat akan terbangun bila berskala manusia dan masyarakat yang
hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan berswadaya.
ekonomi yang ada dalam masyarakat Kesejahteraan dan realisasi diri manusia
dikembangkan ke arah terbentuknya jaringan merupakan jantung konsep pembangunan yang
ekonomi rakyat. Pemberdayaan masyarakat tidak memihak rakyat. Perasaan diri berharga yang
lain adalah memberikan motivasi dan dorongan diturunkan dari keikutsertaan dalam kegiatan
kepada masyarakat agar mampu menggali potensi produksi adalah sama pentingnya bagi pencapaian
dirinya dan berani bertindak memperbaiki kulaitas mutu hidup yang tinggi dengan keikutsertaan
hidupnya, melalui cara, antara lain, pendidikan dalam konsumsi produk-produknya. Keefisienan
untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka. sistem produksi, karenanya, haruslah tidak semata-
mata dinilai berdasar produk-produknya, melainkan
juga berdasar mutu kerja sebagai sumber
Pembangunan yang Memihak Rakyat penghidupan yang disediakan bagi para
Menurut Korten (1984), masa pascaindustri pesertanya, dan berdasar kemampuannya
akan menghadapi kondisi-kondisi baru yang sama menyertakan segenap anggota masyarakat. Salah
sekali berbeda dengan kondisi di masa industri, di satu perbedaan penting antara pembangunan yang
mana potensi-potensi baru penting dewasa ini memihak rakyat dan pembangunan yang
memperkokoh kesejahteraan, keadilan, dan mementingkan produksi ialah bahwa yang kedua
kelestarian umat manusia. Titik pusat perhatian itu secara terus-menerus menundukkan kebutuhan
adalah pada pendekatan ke arah pembangunan rakyat di bawah kebutuhan sistem agar sistem
yang lebih berpihak kepada rakyat. Tetapi, untuk produkasi tunduk kepada kebutuhan rakyat
mewujudkan potensi, tindakan-tindakan (Korten, 1984).
pembangunan yang membentuk masa Perbedaan paradigma pembangunan yang
pancaindustri itu harus dituntun oleh suatu mementingkan produksi yang dewasa ini unggul
paradigma baru yang didasarkan pada gagasan dan pembangunan yang lebih berpihak kepada
dan nilai-nilai, teknik sosial, dan teknologi rakyat sebagai tandingnya mengandung arti
alternatif. penting bagi penciptaan masa depan yang lebih
Ada alasan untuk yakin bahwa paradigma manusiawi khususnya pemaham akan perbedaan
seperti itu dewasa ini sedang muncul dari proses itu penting artinya bagi pemilihan teknik sosial
penemuan sosial kolektif sedunia. Logika termasuk bagaimana penyuluhan dilakukan yang
paradigma ini yang menonjol adalah logika tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang
lingkungan hidup manusia yang berimbang; mementingkan rakyat.

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 119
Penyadaran diri (conscienzacione) —satu di Paradigma merupakan tempat kita berpijak
antara argumen-argumen paling telak dan tajam dalam melihat suatu realitas. Justru kekuatan
yang diajukan oleh Paulo Freire (1984), adalah inti sebuah paradigma terletak pada sebuah
dari usaha bagaimana bisa mengangkat rakyat dari kemampuannya membentuk apa yang kita lihat;
kelemahannya selama ini. Kesempitan pandangan bagaimana cara kita melihat sesuatu; apa yang kita
dan cakrawala rakyat yang tersekap dalam anggap masalah; apa masalah yang kita rasa
kemiskinan dan sering menghayati kehidupan bermanfaat untuk dipecahkan; serta apa metoda
mereka dalam keterpencilan (isolasi) dan yang kita gunakan dalam meneliti dan berbuat.
kekumuhan, harus diubah ke arah suatu Paradigma sebaliknya mempengaruhi apa yang
keinsyafan, perasaan, pemikiran, gagasan, bahwa tidak kita pilih, tidak ingin kita lihat, dan tidak ingin
hal-ihwal dapat menjadi lain, dan tersedia kita ketahui. Oleh karena itu, dominasi suatu
alternatif-alternatif. paradigma terhadap paradigma yang lain
Kegiatan penyuluhan pembangunan harus sesungguhnya bukanlah karena urusan salah atau
mampu mengembangkan teknik-teknik pendidikan benar, yakni yang benar akan memenangkan
tertentu yang imajinatif untuk menggugah paradigma yang lain. Ritzer (1975) mengungkapkan
kesadaran masyarakat. Menurut Sikhondze (1999), bahwa kemenangan suatu paradigma atas
orientasi penyuluhan haruslah membantu petani paradigma yang lain lebih disebabkan karena para
(sasaran) agar mampu mengembangkan diri atas pendukung dari paradigma yang menang itu lebih
dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara memiliki kekuatan dan kekuasaan (power) dari
partisipatoris, yang pendekatan metodenya pengikut paradigma yang dikalahkan, dan sekali
berorientasi pada sasaran penyuluhan dan hal-hal lagi bukan karena paradigma mereka lebih baik dari
yang bersifat praktis, baik dalam bentuk pelayanan yang dikalahkan. Demikian halnya dalam
individu maupun kelompok. Peran penyuluhan memahami dan memilih berbagai teori
dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu peran pembangunan. Dominannya suatu teori
konsultan, peran pembimbingan, dan peran pembangunan, di mana teori tersebut merupakan
penyampai informasi. Ketiga peran tersebut terkait hasil atau dibentuk oleh suatu paradigma tertentu,
dengan peran difusi inovasi dan proses adopsi ada kaitannya dengan kekuatan dan kekuasaan
dalam penyuluhan. bagi penganut teori tersebut.
Pilihan terhadap paradigma dan teori
pembangunan adalah selalu dikaitkan dengan teori
Pen yu luh an dan Pemb erd ayaan mana yang akan berakibat pada terciptanya
Masyarakat: Diskusi Paradigmatis emansipasi dan penciptaan hubungan-hubungan
Pengertian paradigma diperkenalkan oleh Tho- yang secara mendasar lebih baik. Oleh karena itu,
mas Kuhn (1970) untuk melihat perkembangan dan memilih paradigma dan teori pembangunan itu
revolusi ilmu pengetahuan, tapi dalam sendiri adalah suatu pemihakan dan berdasarkan
perkembangannya banyak sekali pengertiannya. nilai-nilai tertentu yang kita anut, karena pemihakan
Misalnya, penelitian Patton yang dikutip Fakih dkk. adalah mustahil untuk dapat dihindarkan.
(1993) mengartikan paradigma sebagai a world Misalnya, untuk mengatasi masalah kemiskinan
view, a general perspective, a way of breaking dan keterbelakangan rakyat, formula-formula yang
down the complexity of the real wold. Namun, selama ini digunakan dapat dipandang tidak kurang
yang dimaksud paradigma di sini adalah konstelasi dapat mengatasi masalah kemiskinan, namun justru
teori, suatu nilai dan tema pemikiran. Konstelasi menciptakan kemiskinan massal. Oleh sebab itu,
ini dikembangkan dalam rangka memahami kondisi tuntutan untuk mencapai dan mengembangkan
sejarah dan keadilan sosial untuk memberikan paradigma baru sangat mendesak untuk dilakukan
kerangka konsepsi dalam memberi makna realitas secara lebih intensif dan serius guna perbaikan
sosial. yang lebih baik di masa datang. Kegagalan dalam

120 M EDIATOR, Vol. 2 No.1 2001


merumuskan dan mengembangkan paradigma baru pengalaman mikro dapat menjadi policy input dan
dalam pembangunan ekonomi yang lebih policy reform sehingga memiliki dampak yang
demokratis dan menjamin kesejahteraan dan sangat luas.
keadilan bagi masyarakat banyak akan (2) Pengembangan sektor ekonomi strategis
memperpanjang penderitaan bangsa dalam proses sesuai dengan kondisi lokal (daerah). Yang
pembangunan itu. dimaksud produk strategis (unggulan) di sini tidak
Dalam rangka mencari solusi masalah ekonomi hanya produksi yang ada di masyarakat seperti
dan politik serta budaya yang dihadapi bangsa laku di pasaran, tetapi juga unggul dalam hal bahan
Indonesia saat ini, semua pihak telah memberikan baku dan teknis produksinya, serta memiliki
rambu-rambu untuk tidak terjebak membuat keterkaitan sektoral yang tinggi.
‘bungkus baru namun isi lama’. Dari berbagai (3) Mengganti pendekatan kewilayahan
tawaran alternatif model pemberdayaan administrasi dengan pendekatan kawasan.
masyarakat, ‘model ekonomi kerakyatan’ secara Pemberdayaan masyarakat tidak mungkin
teoretis telah berkembang menjadi wacana baru didasarkan atas kewilayahan administratif.
saat ini. Pendekatan kewilayahan administratif berarti lebih
Paradigma pemberdayaan ekonomi rakyat menekankan pada kesamaan dan perbedaan
sebenarnya bukan saja berupa tuntutan atas potensi yang dimiliki oleh suatu kawasan tertentu.
pembagian secara adil aset ekonomi, tetapi juga Pendekatan ini akan memungkinkan terjadinya
merupakan keniscayaan ideologis dengan pemberdayaan masyarakat dalam skala besar, di
semangat meruntuhkan dominasi-dominasi samping keragaman model yang didasarkan atas
birokrasi dalam mengatur dan menentukan keunggulan antara kawasan satu dengan yang
kehidupan rakyat (Sasono, 1999). Gagasan lainnya. Lebih lanjut, akan memungkinkan
pemberdayaan ekonomi rakyat, menurut Mahmudi terjadinya kerjasama antara kawasan yang lebih
(1999), merupakan upaya mendorong dan produktif.
melindungi tumbuh dan berkembangnya kekuatan (4) Membangun kembali kelembagaan
ekonomi lokal dan penguasaan ilmu pengetahuan masyarakat. Peran serta masyarakat menjadi
dan teknologi yang berbasiskan para kekuatan keniscayaan bagi semua upaya pemberdayaan
rakyat. Muatan gagasan ini tidak saja dituntut masyarakat, jika tidak dibarengi munculnya
untuk dapat mendayagunakan dan menghasil- kelembagaan sosial, ekonomi, dan budaya yang
gunakan potensi sumberdaya lokal untuk benar-benar diciptakan oleh masyarakat sendiri.
kepentingan kesejahteraan rakyat, tetapi juga (5) Mengembangkan penguasaan pengeta-
terlindungnya hak-hak rakyat dalam pengelolaan huan teknis. Perlu dipahami bersama bahwa
sumber daya lokal sesuai dengan kepentingan desakan modernisasi telah menggusur ilmu
ekonomi dan sosialnya. Dengan kata lain, pengetahuan dan teknologi lokal dan menciptakan
sentralisasi ekonomi bertentangan dengan ketergantungan pada input luar serta hilangnya
gagasan dasar pemberdayaan ekonomi rakyat. kepercayaan diri yang sangat serius. Penyuluhan
Untuk itu, perlu dipilih pendekatan dan strategi yang mampu mengembalikan kepercayaan diri
yang tepat. sasaran penyuluhan serta dapat menggerakkan
Beberapa pendekatan dan strategi dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan dan
pemberdayaan masyarakat, dapat ditempuh dengan teknologi yang benar-benar sesuai dengan
berbagai upaya sebagai berikut : kebutuhan mereka sangat penting untuk
(1) Memulai dengan tindakan mikro. Proses dikembangkan. Temuan-temuan lokal harus
pembelajaran rakyat harus dimulai dengan tindakan mendapatkan pengakuan sejajar dengan inovasi
mikro, namun memiliki konteks makro dan global. baru dari luar.
Dialog mikro-makro harus terus-menerus menjadi (6) Pengembangan kesadaran. Karena
bagian pembelajaran masyarakat agar berbagai peristiwa ekonomi juga merupakan juga peristiwa

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 121
politik, atau yang lebih dikenal dengan politik Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian
ekonomi, maka tindakan yang hanya berorientasi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain:
memberikan bantuan teknis jelas tidak memadai. (1) Pengembangan organisasi/kelompok
Yang diperlukan adalah tindakan berbasis pada masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi
kesadaran masyarakat untuk membebaskan diri dalam mendinamisasi kegiatan produktif
dari belenggu kekuatan ekonomi dan politik yang masyarakat.
menghambat proses demokratisasi ekonomi. (2) Pengembangan jaringan strategis antar-
Penyuluhan yang berorientasi pada sasaran kelompok/organisasi masyarakat yang
merupakan pendekatan yang sangat penting terbentuk dan berperan dalam pengembangan
sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat. masyarakat.
(7) Membangun jaringan ekonomi strategis. (3) Kemampuan kelompok masyarakat dalam
Jaringan strategis akan berfungsi untuk mengakses sumber-sumber di luar yang dapat
mengembangkan kerjasama dalam mengatasi mendukung pengembangan mereka dalam
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki kelompok bidang informasi pasar, permodalan, serta
ekonomi satu dengan lainnya baik dalam bidang teknologi dan manajemen, termasuk di
produksi, pemasaran, teknologi, dan permodalan. dalamnya kemampuan lobi ekonomi.
Di samping itu, jaringan strategis juga akan (4) Jaminan atas hak-hak masyarakat dalam
berfungsi sebagai media pembelajaran sasaran mengelola sumber daya lokal.
penyuluhan. (5) Pengembangan kemampuan-kemampuan
(8) Kontrol kebijakan. Agar kebijakan teknis dan manajerial kelompok-kelompok
pemerintah benar-benar mendukung pemberdaya- masyarakat, sehingga pelbagai masalah teknis
an masyarakat, maka kekuasaan pemerintah harus dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik.
dikontrol sebagai contoh adalah keikutsertaan (6) Terpenuhinya kebutuhan hidup dan
organisasi petani dalam proses pengambilan meningkatnya kesejahteraan hidup mereka
keputusan tentang kebijakan pertanian. serta mampu menjamin kelestarian daya
(9) Menerapkan model pembangunan dukung lingkungan bagi pembangunan.
kelanjutan. Setiap peristiwa pembangunan harus Memperhatikan uraian di atas, kini sampailah
mampu secara terus-menerus mengkonservasi kita untuk memilih suatu paradigma tertentu dalam
daya dukung lingkungan. Dengan demikian, daya pembangunan, yaitu paradigma pembangunan
dukung lingkungan akan dapat dipertahankan yang memihak pada rakyat melalui pemberdayaan
untuk mendukung pembangunan. masyarakat. Penyuluhan pembangunan, sebagai
Seperti telah diuraikan di atas, sasaran bidang ilmu, secara metodologis harus
strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah menyesuaikan dan mengembangkan prinsip-
sekadar peningkatan pendapatan, semata prinsip dan langkah teknis pengembangan program
melainkan sebagai upaya membangun basis-basis penyuluhan tersebut.
ekonomi yang bertumpu pada kebutuhan Sebagai aplikasi bagi pemberdayaan
masyarakat dan sumber daya lokal yang andal. Di masyarakat dalam penyuluhan pembangunan, kami
samping itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat usulkan untuk dapat diwujudkan dengan
harus pula diarahkan pada upaya-upaya menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan
menciptakan proses-proses ekonomi yang lebih sebagai berikut:
demokratis dan berkeadilan serta menjamin bagi (1) Belajar dari masyarakat. Prinsip yang paling
terciptanya kemandirian dan keberlanjutan. mendasar adalah prinsip bahwa penyuluhan
Dalam kerangka tersebut, keberhasilan upaya untuk pemberdayaan masyarakat adalah dari,
pemberdayaan masyarakat tidak hanya dilihat dari oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti,
meningkatnya pendapatan masyarakat, melainkan dibangun pada pengakuan serta kepercayaan
juga aspek-aspek penting dan mendasar lainnya. akan nilai dan relevansi pengetahuan

122 M EDIATOR, Vol. 2 No.1 2001


tradisional masyarakat serta kemampuan serta penyadaran. Pada tahap awal ini digali
masyarakat untuk memecahkan masalah- informasi-informasi yang mengungkapkan
masalahnya sendiri. keberadaan lingkungan dan masyarakatnya
(2) Penyuluh sebagai fasilitator, masyarakat secara umum serta melakukan analisa dan
sebagai pelaku. Konsekuensi dari prinsip refleksi atas keberadaan itu.
pertama adalah perlunya penyuluh menyadari (2) Perumusan masalah dan penerapan prioritas.
perannya sebagai fasilitator dan bukannya Berdasarkan hasil pengumpulan dan
sebagai pelaku atau guru. Untuk itu, perlu pengkajian informasi tersebut, diperoleh
sikap rendah hati serta ketersediaan untuk catatan yang memuat berbagai masalah dan
belajar dari masyarakat dan menempatkan potensi (setempat).
warga masyarakat sebagai narasumber utama (3) Identifikasi alternatif-alternatif pemecahan
dalam memahami keadaan masyarakat itu. masalah/pengembangan gagasan. Dari
Bahkan, dalam penerapannya, masyarakat prioritas masalah yang telah ditetapkan,
dibiarkan mendominasi kegiatan. Kalaupun selanjutnya dapat dibahas berbagai
pada awalnya peran penyuluh lebih besar, kemungkinan pemecahan masalah-masalah
harus diusahakan agar secara bertahap peran tersebut melalui urun rembuk (brainstorming)
itu bisa berkurang dengan mengalihkan dan pengembangan gagasan oleh sasaran
prakarsa kegiatan-kegiatan pada warga penyuluhan.
masyarakat itu sendiri. (4) Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang
(3) Saling belajar, saling berbagi pengalaman. paling tepat. Selain ketepatgunaan pemecahan
Salah satu prinsip dasar pendampingan untuk itu secara umum, pertimbangan penting dalam
pemberdayaan masyarakat adalah pengakuan hal ini adalah kemampuan sasaran penyuluhan
akan pengalaman dan pengetahuan tradisional dan sumberdaya yang tersedia untuk dapat
masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa menerapkan pemecahan itu secara swadaya .
masyarakat selamanya benar dan harus Untuk itu, bagian dari mencari alternatif ini
dibiarkan tidak berubah. Kenyataan objektif adalah pengenalan sumberdaya tersebut.
telah membuktikan bahwa dalam banyak hal, (5) Perencanaan kegiatan; yang selanjutnya
perkembangan pengalaman dan pengetahuan dituangkan ke dalam sebuah rencana kegiatan
tradisional masyarakat tidak sempat mengejar yang konkrit. Rencana itu perlu menyatakan
perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak dengan jelas apa yang akan dilakukan, siapa
lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang yang akan melakukannya, dan kapan waktu
berkembang. Namun, sebaliknya telah terbukti pelaksanaannya. Makin konkret dan jelas
pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi rencana yang dihasilkan, makin besar
dari luar yang diperkenalkan oleh orang luar kemungkinan bahwa rencana itu sungguh-
tidak juga memecahkan masalah mereka. sungguh akan dilakukan. Guna mendapatkan
Bahkan, dalam banyak hal, malah menciptakan masukan bagi penyempurnaannya, hasil
masalah yang lebih besar lagi. Karenanya, tersebut selanjutnya disajikan melalui suatu
harus dilihat bahwa pengalaman dan diskusi antara penyuluh dengan sasaran
pengetahuan masyarakat dan pengetahuan penyuluhan (jika ini dalam bentuk kelompok,
penyuluh atau inovasi harus saling maka dapat diselenggarakan pertemuan yang
melengkapi dan sama bernilainya. diikuti oleh kelompok).
Adapun penerapan prinsip-prinsip (6) Pelaksanaan/pengorganisasian. Betapapun
pendampingan tersebut ke dalam langkah-langkah canggihnya suatu rencana, rencana itu baru
metodologis program penyuluhan,secara ringkas akan bermakna jika kemudian sungguh-
diusulkan sebagai berikut: sungguh dilakukan. Pengorganisasian itu bisa
(1) Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi konkret dan sederhana ataupun bisa canggih

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 123
dan mendasar sampai mengarah pada masyarakat dalam mengembangkan dirinya. Dalam
pengembangan kelembagaan. kaitan ini, penyuluh sebagai fasilitator
(7) Pemantauan dan pengarahan kegiatan. Semua pemberdayaan masyarakat memiliki model
kegiatan yang kemudian dilaksanakan perlu “tukang”, tetapi mereka adalah aktivis yang
dipantau secara berlanjut oleh penyuluh bekerja penuh komitmen dan kreativitas serta
bersama sasaran penyuluhan untuk melihat memiliki semangat tinggi membantu masyarakat
kesesuaiannya dengan rencana yang telah belajar membebaskan dirinya dari kemiskinan dan
disusun. Jika menyimpang, tentu perlu keterbelakangan untuk menuju kehidupan yang
diusahakan tindakan-tindakan yang sesuai lebih baik.
untuk mengarahkan kembali. Oleh karena itu, penyuluhan pembangunan
(8) Evaluasi dan rencana tindak lanjut. Setelah dalam mengabdikan karyanya haruslah berorientasi
suatu tahapan kerja selesai, maka hasilnya pada paradigma pembangunan yang memihak
dievaluasi, apakah hasilnya sesuai dengan kepada sasaran penyuluhan. Dan kini, orientasi
yang diharapkan. pada pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
keharusan, dan karenanya penyesuaian
Selain hal-hal di atas, tentu masih ada hal-hal
metodologis dalam penyuluhan pembangunan juga
teknis metodologis lainnya yang perlu disesuaikan
perlu dilakukan. M
-setidaknya direfleksikan- untuk penerapan
prinsip-prinsip pendampingan masyarakat di dalam
kegiatan penyuluhan pembangunan, antara lain,
Catatan:
tentang bagaimana pemilihan materi penyuluhan,
*)
kurikulum penyuluhan, peningkatan profesionalis- Tulisan ini pernah disampaikan pada Seminar Nasional
me dan kompetensi penyuluh dari waktu ke waktu “Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju
agar dapat menyesuaikan tuntutan kelompok Terwujudnya Masyarakat Madani”, yang dise-
sasaran penyuluhan (Karsidi, 2000). lenggarakan oleh Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan PPS-IPB Bogor bekerjasama dengan
Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indo-
Penutup nesia (PAPPI) di Bogor, 25-26 September 2000.
Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan
jalan yang panjang dan masih penuh tantangan. Sumber Bacaan
Model pembangunan ekonomi yang sentralistik
dan sangat kapitalistik telah melembaga sangat Fakih, Mansour, Mahmudi, M.M. Billah, dan Juni
kuat baik secara ekonomi, politik, maupun budaya, Thamrin. 1993. Bunga Rampai Teori
sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya Pembangunan. Bandung: Indeco de Unie.
dengan komitmen yang kuat dan keberpihakan Freire, Paulo. 1984. Pendidikan sebagai Praktek
yang tulus serta upaya yang sungguh-sungguh Pembebasan. Terj.: A.A.Nugroho. Jakarta:
pemberdayaan masyarkat dapat dikembangkan. Gramedia.
Pemberdayaan masyarakat membutuhkan
Hikam, Muhammad A.S. 1993. “Demokrasi melalui Civil
komitmen yang kuat dari pemerintah, para pelaku
Society, Sebuah Tatapan Reflektif atas Indonesia”,
ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan, organisasi PRISMA No.6/1993. Jakarta:LP3ES.
profesi -termasuk Perhimpunan Ahli Penyuluhan
Pembangunan Indonesia (PAPPI)- serta Karsidi, Ravik. 2000. Peningkatan Profesionalisme
dalam Penyuluhan. Makalah Diskusi Panel
organisasi-organisasi nonpemerintah lainnya. Cara
Peningkatan Profesionalisme Penyuluhan dan
kerja yang langsung berhubungan dengan Komunikasi Pertanian yang Efektif dan Handal,
masyarakat di lapis bawah, seperti kerja Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian,
penyuluhan memberikan peluang yang luas untuk Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Solo,
menggerakkan dan melancarkan proses belajar 17 Juni 2000.

124 M EDIATOR, Vol. 2 No.1 2001


Kuhn, Thomas. 1970. The Structures of Scientific Revo- Bogor:IPB (tidak diterbitkan).
lution. Chicago: The University of Chicago Press.
Ritzer, J., 1975. “Sociology: A Multiple Paradigm Sci-
Korten, David C. 1984. Pembangunan yang Memihak ence,” dalam Jurnal The American Sociologist,
Rakyat. Jakarta: Lembaga Studi Pembangunan. Nomor 10.
Mahmudi, Ahmad. 1999. Prinsip-prinsip Sasono, Adi. 1999. Ekonomi Kerakyatan dalam
Pemberdayaan Masyarakat. TOT P2KP oleh Dinamika Perubahan. Makalah Konferensi
LPPSLH, Ambarawa, 27 Nopember 1999. Internasional Ekonomi Jaringan, Hotel Sangri-La,
———. 1999a. Penguatan Peranserta Masyarakat Jakarta 5-7 Desember.
dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam. Diskusi Sikhondze, Wilson B. 1999. “The Role of Extension in
Pengelolaan SDA dalam Otonomi Daerah, FKPS – Farmer Education and Information Dissemination
Akademi Teknik Adiyasa, Surakarta, 6 Oktober in Swaziland,” Journal: Edult Education and De-
1999 velopment No.53/1999, Institute for International
Pambudy, Rachmat. 1998). Sistem Penyuluhan Agribisnis Cooperation of The German Adult Education As-
Peternakan. Draft Disertasi S3 Pacasarjana, sociation, Bonn: 112/DVV.

Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat 125

Anda mungkin juga menyukai