Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

DAN ETIKA POLITIK

DOSEN PENGAMPU
Bram Suryantoro, M.Pd.

Disusun oleh :
Akhmaddun Shomad 1012018001
Niken Prahasta Kirana 1012018013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA JEMBER


JL.SLAMET RIYADI NO.64 PATRANG
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat rahmat
dan hidayahnya pula kami telah menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pancasila
Sebagai Sistem Nilai dan Etika Politik” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan sempurna tanpa
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
berterima kasih kepada dosen dan teman kelompok 5 yang ikut membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan maka dari itu kami
membutuhkan kritikan dan saran yang membangun untuk dijadikan pedoman dalam
penulisan makalah ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

13 Oktober 2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................

1.3 TUJUAN..............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PANCASILA, PENGERTIAN NILAI, PENGERTIAN


ETIKA, PENGERTIAN MORAL, PENGERTIAN NORMA, PENGERTIAN
NILAI ..................................................................................................................

2.2 NILAI DASAR, NILAI INSTRUMEN,NILAI PRAKSIS..................................


2.3 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI..................................
2.4 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK................................
2.5 PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL...........................
2.6 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI FUNDAMENTAL NEGARA............
2.7 MACAM-MACAM NORMA.............................................................................

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kondisi politik Indonesia saat ini semakin jauh dari nilai-nilai pancasila. Banyak
kalangan elit politik yang prilakunya menyimpang dari nilai-nilai pancasila dan aturan-aturan
hukum di Indonesia. contohnya pajebat negara banyak yang menyalahgunakan wewenangnya
untuk kepentingan pribadi, maraknya kasus korupsi, narkoba dan lain-lain.
Di kalangan masyarakatpun nilai-nilai pancasila sudah mulai memudar. Sebagai
contoh maraknya kasus pencurian, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan. Selain itu
dikalangan masyarakat intelektual juga terjadi penurunan nilai-nilai pancasila. Ada
sekolompok mahasiswa yang berdemo mereka katanya kekurangan fasilitas, tapi fasilitas
yang sudah ada justru dihancurkan. Mereka berunjuk rasa katanya membela rakyat, tapi
rakyat justru sudah muak karena fasilitas umum yang di bangun dari uang rakyat malah
dibakar, jalan raya untuk berlalu lintas rakyat diblokir, mereka bernyanyi berjingkrak-
jingkrak, sementara rakyat hanya bisa mengeluh dan pasrah. Kelakuan seperti itu
mencerminkan bahwa nilai-nilai pancasila sudah menurun di kalangan masyarakat baik
masyarakat intelektual maupun nonintelektual.
Dari permasalahan diatas kami tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul
Pancasila Sebagai Sistem Nilai dan Etika Politik dengan harapan pembaca dapat
memperbaiki sikap dan prilakunya
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan pancasila?
B. Apa yang dimaksud dengan nilai?
C. Apa yang dimaksud dengan etika politik?
D. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem nilai dan etika politik?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila.
B. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai.
C. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika politik.
D. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem nilai dan etika
politik.
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PANCASILA, PENGERTIAN NILAI, PENGERTIAN ETIKA,
PENGERTIAN MORAL, PENGERTIAN NORMA, PENGERTIAN NILAI .

A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan lima dasar negara yang di jadikan pedoman untuk membangun
bangsa Indonesia.
B. Pengertian Nilai
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok.
Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motipator) sikap
dan prilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan
disamping sistem sosial dan karya. Nilai adalah sesuatu yang abstrak bukan konkrit. Nilai
hanya bisa difikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan,
keyakinan dan hal-hal yang bersifat batiniah. Menilai berarti menimbang yaitu kegiatan
manusia yang menghubungkan sesuatu yang lain untuk mengambil suatu keputusan.
Dapat disimpulkan bahwa nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya sesuatu
dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang berharga.
C. Pengertian Etika
Dari segi etimologi etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan
yang selalu dilakukan berlang-ulang sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang
menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Dengan kata lain etika adalah aturan
atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
D. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores, kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan
moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana
yang baik dan mana yang wajar. Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan.
Namun, ada pula perbedaannya yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih
bersifat praktis. Menurut pandangan para ahli filsafat etika memandang tingkah laku
perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral
menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia. inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkaut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik
buruknya perbuatannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
Dapat disimpulkan bahwa moral adalah ukuran baik buruknya seseorang sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat warga negara.
E. Pengertian Norma
Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu
alat yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai
pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma iyalah suatu yang dipakai untuk
mengatur sesuatu yang yang lain atau sebuah ukuran. Norma diartikan juga sebagai aturan
yang berlaku di masyarakat. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan
suatu perbuatan. Tetapi jika tidak adanya norma maka kiranya kehidupan manusia akan
menjadi brutal. Pernyataan tersebut dilatar belakangi oleh keinginan manusia yang tidak ingin
tingkah laku manusia bersifat senonoh. Maka dari itu dibutuhkan sebuah norma yang lebih
bersifat praktis. Memang secara bahasa norma agak bersifat normatif akan tetapi itu tidak
menutup kemungkinan pelaksanaannya harus bersifat praktis.

2.2 NILAI DASAR, NILAI INSTRUMEN, NILAI PRAKSIS


A. NILAI DASAR
Nilai yang dituju atau diinginkan oleh semua manusia, yang didasarkan pada kodrat
manusia. Jika dikaitkan dengan materi Pendidikan Pancasila, maka yang dianggap nilai dasar
yaitu nilai-nilai yang telah diletakkan oleh para pendiri negara berupa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Nilai bersifat
universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu misalnya Tuhan,
manusia atau segala sesuatu lainnya.
Nilai dasar pancasila :
Ketuhanan yang maha esa
Kemanusiaan yang adil dan beradap
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
B. NILAI INSTRUMEN
Merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan diarahkan, sehingga dapat dikatakan
bahwa nilai instrumental juga merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
1. Nilai Instrumen dalam sila ke 1
Pasal 29 ayat 2
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Nilai Instrumen dalam sila ke 2
Pasal 26 ayat 3
Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam undang-undang.
Pasal 27 ayat 2
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Nilai Instrumen dalam sila ke 3
Pasal 1 ayat 1
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Pasal 32 ayat 2
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
4. Nilai Instrumen dalam sila ke 4
Pasal 1 ayat 2
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
5. Nilai Instrumen dalam sila ke 5
Pasal 27 ayat 1
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan perintahan itu degan tidak ada kecualinya.
C. NILAI PRAKSIS
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata. Dengan merupakan pelaksanaan secara dari nilai dasar dan instrumental.
1. Nilai praksis dalam sila ke 1
Beribadah., Taqwa, Beriman kepada Tuhan.
2. Nilai praksis dalam sila ke 2
Saling mencintai sesema manusia, Mengembangkan sikap tenggang rasa, Tidak
semena-mena terhdap orang lain.
3. Nilai praksis dalam sila ke 3
Menjaga persatuan dan kesatuan negara kesatuan republik Indonesia, Rela berkorban
demi bangsa dan negara, Cinta akan tanah air.
4. Nilai praksis dalam sila ke 4
Mengutamakan kepentingan negara dan masyaakat, Tidak memaksakan kehendak
orang lain, Mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama.
5. Nilai praksis dalam sila ke 5
Besikap adil terhadap sesama, Menghormati hak-hak orang lain, Menolong sesama.

2.3 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI


Sistem dapat diartikan sebagai rangkaian yang saling berkaitan antara unsur yang satu
dengan yang lain. System nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa
yang hidup dalam pikiran seseorang.
Pancasila sebagai system nilai mengandung serangkaian nilai yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
1. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini
menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis.
Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk
agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku
diskriminatif antarumat beragama.

2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

3. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.

4. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena
sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat
operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental

2.4 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua ‘ Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab’ adalah merupakan sumber nilai –nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan.Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar
kekuasaan dalam negeri di jalankan sesuai dengan:

a) Asas legalitas ( legitimasi hukum).


b) Di sahkan dan dijalankan secara demokratis ( legitimasi demokratis)
c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip – prinsip moral / tidak bertentangan dengannya
(legitimasi moral).

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara, baik menyangkut kekuasan, kebijaksanan yang menyangkut
publik, pembagian serta kewenangan harus berdasarka legitimasi moral religius ( sila 1 ) serta
moral kemanusiaan ( sila 2). Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh krena itu ‘
keadilan’ dalam hidup bersama ( keadilan sosial ) sebagai mana terkandung dalam sila 5,
adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian
senantiasa harus berdasarkan atas hukum yang berlaku. Negara adalah berasal dari rakyat dan
segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat ( sila 4). Oleh
karena itu pelaksanaan dan pnyelenggraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta
kewenangan harus dikembalikan pada rakyat sebagai pendukung pokok negara.

2.5 PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL

Pancasila sebagai nilai fundamental negara Republik Indonesia memiliki suatu nilai-
nilai yang bersifat sistematis. Nilai dasar merupakan asas-asas yang kita terima sebagai dalil
yang sedikit banyak bersifat mutlak. Kita menerimanya sebagai suatu yang benar atau tidak
perlu dipertanyakan lagi. Sila-sila dalam pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat
hierarkhis dan sistematis. Pancasila sebagai filsafat bangsa negara Indonesia mengandung
makna bahwa dalam tiap aspek kehidupan kemanusiaan kemasyarakatan serta kenegaraan
harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyataan dan keadilan.

Secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifat objektif dan subjektip.
Artinya esesnsi nilai-nilai pancasila bersifat universeal yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pada negara
lain walaupun namanya bukan pancasila.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri menunjukan adanya sifat-sifat umum
universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
manusia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan
keagamaan.
3. Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum
memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental dan suatu sumber
hokum positif Indonesia. Oleh karena itu dalam hierarki tertib hokum Indonesia
berkedudukan sebagai tertib hokum yang tertinggi dan tidak dapat di ubah secara
hokum, sehingga terletak pada kelangsungan hidup negara.
Sedangkan nilai subjektif pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai
pancasila itu bergantung atau melekat pada bangsa indonesia sendiri. Sebagaimana dijelaskan
seperti berikut:
1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia
sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut timbul atas pemikiran dan kristalisasi
nilai luhur bangsa.
2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hudup) bangsa Indonesia
sehingga merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Nilai-nilai pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu
nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan etis, estetis dan nilai religious yang
menifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa indonesia karena bersumber pada
kepribadian bangsa.
Dapat dikatakan bahwa nilai-nilai pancasila merupakan das solen atau cita-cita tentang
kebaikan yang harus diwujudkan menjadi das sein atau kenyataan.

2.6 NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI FUNDAMENTAL NEGARA


Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan
suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia. Sehingga secara objektif
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia. Pada tanggal 17
Agustus telah diabstraksikan oleh para pendiri negara menjadi lima sila dan ditetapkan secara
yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia. Sebagaimana ditetapkan
dalam ketetapan No. XX/MPRS/1966. Bahkan dasar fundamental moral yaitu dituangkan
dari nilai-nilai pancasila tersebut juga harus mendasari moral dalam kaitannya politik luar
negri Indonesia. Sehingga hendaknya upaya perbaikan kondisi dan nasib bangsa ini
didasarkan pada moralitas, terutama pada moral ketuhanan, dan kemanusiaan dalam bingkai
dasar pancasila.

2.7 MACAM-MACAM NORMA

1. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak memilki
iman atau keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
Contoh:
1. Taat dan patuh kepada orang tua.
2. Melaksanakan perintah Yang Kuasa
3. Menjauhi larangan-Nya
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang mengatur hidup manusia yang berlaku secara
umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan norma kesusilaan yaitu mewujudkan
keharmonisan hubungan antara manusia. Sanksi bagi pelanggarnya yaitu rasa bersalah dan
penyesalan mendalam bagi pelangarnya.
Contoh:
1. Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
2. Menghormati sesama manusia.
3. Membantu orang lain yang membutuhkan.
3. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat
tertentu. Oleh karena itu norma kesopanan bersifat lokal. Sumber norma kesopanan adalah
kebaikan dalam suatu masyarakat yang di taati sebagai pedoman untuk mengatur manusia.
Sanksi bagi pelanggarnya yaitu di cemooh atau dikucikan.
Contoh:
1. Anak muda harus menggunakan bahasa yang lebih halus jika berbicara dengan orang yang
lebih tua.
2. Mempersilahkan duduk kepada wanita jika di bus atau kereta telah penuh.
3. Mengetuk pintu jika bertamu.
4. Norma Kebiasaan
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini
dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain.
Contoh:
1. Kegiatan melakukan acara selametan kelahiran bayi.
2. Mudik.
5. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan tertulis yang dibuat oleh penguasa negara untuk mengatur
warga negaranya. Tujuannya yaitu menciptakan ketertiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sumbernya iayah aturan-aturan tertulis yang dibuat oleh penguasa negara. Sanksi
norma hukum bersifat mengikat dan memaksa yaitu denda, penjara atau hukum mati.
Contoh:
1. Peraturan lalu lintas.
2. Aturan hukum pajak.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pancasila merupakan lima dasar negara yang di jadikan pedoman untuk
membangun bangsa indonesia.
 Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya sesuatu dianggap memiliki nilai
apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang berharga.
 Etika politik merupakan ilmu yang mengatur tentang asas-asas ahklaq dalam
berpolitik.
 Pancasila sebagai sistem nilai dan etika plotik artinya pancasila merupakan sesuatu
yang luhur karena memiliki nilai-nilai yang baik dan pantas untuk kehidupan serta
sebagai sesuatu yang baik untuk mengatur cara berpolitik.
B. Saran
Pengamalan Pancasila saat ini sudah semakin memudar apalagi lagi di era sekarang ini.
Maka dari itu perlu penanganan yang tepat untuk memperbaikinya. Yaitu dengan cara
meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi
tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu
adanya kesadaran dari setiap warga negara akan pentingya pengamalan pancasila dan
mempertahankannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://awhyuwhen.blogspot.com/2014/10/pancasila-sebagai-sistem-nilai
dan.html?m=1
http://mitalessyw.blogspot.com/2017/05/makalah-pancasila-sebagai-sistem-
nilai.html?m=1
https://ratindiaapriyanti.wordpress.com/2015/12/21/etika-politik-berdasarkan-
pancasila/
https://sangpencariilmu123.blogspot.com/2013/12/pancasila-sebagai-sistem-
nilai-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai