Anda di halaman 1dari 88

Nama : Cheetah Puspa Bumantara

NIM : 1012018002

Rangkuman

1. Materi Asam Basa

Teori Asam-Basa dikemukakan oleh beberapa ilmuwan, salah satunya adalah Teori
Arrhenius yang mengatakan :

Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidrogen (H+)
jika dilarutkan dalam air.Contoh : HCL H+ + Cl-

Basamerupakan suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidroksida
(OH-) jika dilarutkan dalam air.Contoh : NaOH Na+ + OH-

Teori lainnya dikemukakan yaitu Teori Bronsted-Lowry yang mengatakan :

Asamberupa senyawa yang dapat memberi proton (H+) kepada senyawa lain.

Basa dapat menerima proton (H+) dari senyawa lain.

Contoh :

HCl adalah suatu asam karena ia mendonorkan proton kepada air (H2O) dan menjadi basa
konjugatnya, ion (Cl−). H2O adalah suatu basa karena menerima proton dari H2O dan menjadi
asam konjugatnya, ion hidronium (H3O+).

Teori terakhir yaitu Teori Lewis yang mengatakan :


Asam adalah senyawa yang dapatmenerima pasangan elektron bebas dari senyawa lain.
Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa)
yang lain.
Contoh :
Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron
tidak hanya H+.Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga
dapat berperan sebagai asam.Sebagai contoh, reaksi antara BF3dan NH3 merupakan reaksi
asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3sebagai basa Lewis.NH3 memberikan
pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara
keduanya.

SIFAT ASAM DAN BASA


1. Sifat-sifat asam yaitu :
 Rasanya asam
 Bersifat korosif atau merusak
 Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa
asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di tuliskan
sebagai berikut:

HA (aq) à H+ (aq) + A- (aq)


 Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi
merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah, kertas
lakmus tersebut tidak akan berubah warna. Indikator adalah suatu alat untuk
menunjukkan suatu zat apakah bersifat asam maupun basa.

2. Sifat-sifat basa yaitu:


 Rasanya pahit
 Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
 Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam
atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan
atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat
keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian basa
menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut:

BOH (aq) à B+ (aq) + OH- (aq)


 Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna
lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan
mengubah warna kertas lakmus tersebut.

2. Materi Ikatan Kimia


Ikatan Kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil.
Ikatan kimia dibagi beberapa macam yaitu :

A. IKATAN ION (ELEKTROVALEN)

Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima (transfer) elektron antar
atom-antom yang berikatan.Atom yang memberikan / menyerahkan elektron membentuk ion
positif, sedangkan atom yang menerima elektron membentuk ion negatif.Muatan yang saling
berlawanan menyebabkan terjadinya daya tarik-menarik antar ion-ion tersebut sehingga
terbentuklah ikatan yang disebut dengan ikatan ion.

1. Ikatan antara Mg dan Cl

=28 2

=287

Proses pembentukan ion antara Mg dan Cl

Terbentuk senyaqwa
Struktur Lewis

B. IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).Ikatan kovalen terbentuk di antara dua
atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).

Berdasarkan Polarisasi :

a. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEI(pasangan elektron ikatan) nya
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen
ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi
antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul
asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang
berbeda disebut ikatan kovalen polar.Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua atom
yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda.

Contoh senyawa kovalen polar adalah NH3,PCl3, H2O, HFdan Cl2O.

Senyawa HF, dalam senyawaHF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika
dibandingkan H..sehingga pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya akan
terbentuk dipol-dipol atau terjadi pengkutuban (terbentuknya kutub antara H dan F).

b. Ikatan Kovalen Nonpolar

Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEI(pasangan elektron ikatan) nya tertarik
sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara
atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen
dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan negative electron
persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi momen dipol,
dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.

Contoh ikatan kovalen non polar : I2, Br2, H2, N2


c. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang dipakai
bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak
menyumbangkan elektron.Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan electron bebas,
sedangkan atom lain sebagai penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi kadang-kadang
dinyatakan dengan tanda panah (→) yg menunjukan arah donasi pasangan elektron.Contoh
ikatan kovalen koordinasi misalnya SO3, HNO3, H2SO4 dan NH4Cl, BF3NH3.

Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi: BF3NH3

5B = 1s2 2s2 2p1

9F = 1s2 2s2 2p5

7N = 1s2 2s2 2p3


3. Materi Larutan Dapar
Larutan penyangga adalah suatu sistem larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
larutan agar tidak terjadi perubahan pH yang berarti oleh karena penambahan asam atau
basa maupun pengenceran.Larutan ini disebut juga dengan larutan buffer atau dapar.

Komponen Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Larutan buffer asam mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7).Larutan buffer asam
terdiri dari komponen asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A−). Larutan seperti ini
dapat diperoleh dengan:
1. mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa konjugasinya (LA, yang dapat
terionisasi menghasilkan ion A−)
2. mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu basa kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam basa konjugasi dari asam lemah tersebut.
Contoh: larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−
Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)
Larutan penyangga basa

Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7).Larutan buffer basa
terdiri dari komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+). Larutan seperti ini dapat
diperoleh dengan:
1. mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam konjugasinya (BHX, yang dapat
terionisasi menghasilkan ion BH+)
2. mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu asam kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.
Contoh: larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan:

NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)

pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam

Dalam larutan buffer asam yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−, terdapat
kesetimbangan:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)

Jika a = jumlah mol asam lemah, g = jumlah mol basa konjugasi, dan V = volum larutan
penyangga,

Larutan penyangga basa

Dalam larutan buffer basa yang mengandung NH3 dan NH4+, terdapat kesetimbangan:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
Jika b = jumlah mol basa lemah, g = jumlah mol asam konjugasi, dan V = volume larutan
penyangga.

4. Materi Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel.Reaksi reversibel adalah
reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan
kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari
reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.

Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi homogen (semua substansi dalam reaksi
berfasa sama), konsentrasi substansi dalam sistem larutan dapat dinyatakan dalam konsentrasi
molar, sehingga K dapat juga ditulis Kc. Untuk reaksi homogen dalam fasa gas, konsentrasi
substansi dalam wujud gas dapat dinyatakan sebagai tekanan parsial substansi, dan simbol
konstanta kesetimbangannya menjadi Kp. Sebagai contoh, hukum kesetimbangan kimia untuk
reaksi berikut dapat ditulis dalam 2 bentuk:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
atau

atau

Hubungan antara Kp dan Kc adalah:

R = tetapan gas universal


T = temperature
Δng = jumlah mol produk gas – jumlah mol reaktan gas.

Qc <Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk) hingga
mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk
Qc >Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan) hingga
mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk

Hubungan Q dan hubungan K dari reaksi-reaksi yang berkaitan.

5. Materi Kinetika Kimia


Kinetika kimia merupakan salah satu bidang dalam kimia yang mempelajari tentang
kecepatan dan laju terjadinya reaksi kimia.Kata “kinetik” bermaksud perubahan atau
perubahan.Salah satu hal penting yang perlu di pelajari dalam kinetika kimia ini adalah laju
reaksi. Laju reaksi ialah perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu(M/s).

Reaktan——->Produk atau A—>B

Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan
bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai hasilnya, kita dapat kita dapat
mengamati jalannya reaksi dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau
meningkatnya konsentrasi produk.

Grafik perbandingan konsentrasi reaktan dan produk dapat kita lihat pada gambar di bawah

Secara umum akan lebih mudah apabila kita menyatakan laju dalam perubahan konsentrasi
terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi diatas kita dapat menyatakan laju reaksi sebagai

laju = -(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)

dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan konsentrasi (M) selama waktu t. Karena konsentrasi
A menurun selama selang waktu tersebut, Δ[A] merupakan kuantitas negatif karena terus
berkurang. Laju reaksi ialah kuantitas positif, oleh karena itu diperlukan tanda negatif,
sebaliknya Δ[B] akan terus bertambah maka tidak perlu ditambah tanda negatif.
Untuk reaksi yang lebih rumit, kita harus hati hati dalam menuliskan rumus laju. Misalnya
pada persamaan reaksi : 2A—->B

Dalam reaksi tersebut, 2 mol A menghilang setiap terbentuk 1 mol B. Dalam kasus seperti ini
kita harus menuliskan lajunya sebagai

laju = -(1/2)(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)

dan untuk reaksi aA + bB —> cC + dD mak lajunya

Laju =-(1/a)(Δ[A] / Δt)= -(1/b)(Δ[B] / Δt) = (1/c)(Δ[C] / Δt) = (1/d)(Δ[B] / Δt)

CONTOH SOAL:

Tulis rumus laju untuk reaksi berikut ini ditinjau dari hilangnya reaktan dan munculnya
produk:

1. I- + OCl- ——> Cl- + OI

2. 3O2 —> 2O3

PEMBAHASAN :

1.karena semua koefisiennya 1 maka

Laju =-(Δ[I-] / Δt)= -(Δ[OCl- ] / Δt) = (Δ[Cl-] / Δt) = (Δ[OI] / Δt)

2. ada beberapa koefisien yang berbeda maka

Laju =-(1/3) (Δ[O2] / Δt) = (1/2) (Δ[O3] / Δt)


Nama: Niken Prahasta Kirana
NIM : 1012018013
Rangkuman

1. Asam Basa
a) Teori asam-basa Arrhenius
Asam = melepaskan ion hidrogen (H + ) . Contoh : HF(aq)→H + (𝑎𝑞)+F − (aq)
Basa = melepaskan ion hidroksida(OH − ).
Contoh:Ca(OH)2 (aq)→Ca2+ (aq) + 2OH − (aq)
b) Teori asam-basa Bronsted-Lowy
Asam= Pemberi/donor proton(H + )
Basa = Penerima/akseptor donor(H + )
Contoh :
HCl(g) + H2 O(l) ᴝ H3 O+ (aq + C𝑙 ⎺ (aq)
Asam Basa Asam Konjugasi Basa Konjugasi

Pasangan asam-basa konjugasi

Pasangan asam-basa konjugasi


c) Teori asam-basa Lewis
Asam = penerima/akseptor pasangan elektron
Basa = Pemberi/donor pasangan elektron.
Contoh : BF3 + NH3 → BF3 NH3
d) Rumus Kesetimbangan Asam , Basa , dan Air
Asam : Ka = [H3O+ ][CH3COO-]
[CH3COOH
Basa : Kb = [CH3COOH ] [OH-]
[CH3COO- ]
Air : Kw= [H3O+][OH-]→pK 𝑤 = pH + p0H = 14
e) Kekuatan asam-basa dapat diketahui dan tetapan ionisasi asam (K 𝑎 ) dan
tetapan ionisasi basa (K 𝑏 ). Kekuatan asam dan basa berkaitan dengan
banyaknya ion H + dan OH ⎺ yang dilepaskankan oleh asam dan basa di dalam
air. Asam dan Basa kuat dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya
(mempunyai nilai derajat ionisasi, 𝛼 = 1), sedangkan asam dan basa lemah
terionisasi sebagian di dalam larutannyan (mempunyai nilai derajat ionisasi 0
< 𝛼 < 1 ).
f) Asam Kuat=HNO3,HCl,H2SO4. Asam Lemah= CH3COOH, H2S,HCN. Basa
Kuat=NaOH,KOH, Mg(OH)2.. Basa Lemah=NH4OH, CH3 – NH2

2. Ikatan Kimia
A. Ikatan Ion
Ikatan ion disebut juga ikatan heterovalen, dimana terjadi pada unsur-unsur yang
mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang besar, biasanya terjadi pada unsur unsur logam
dengan unsur non logam, sehingga terbentuk serah (unsur logam) terima (unsur non logam)
elektron. Penyusunnya Logam + Non logam. Ʃe terlibat 1-4 elektron.
Contoh :

Contoh :

Contoh lain : NaCl2 , MgCl2 , Pbl4

B. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen sering disebut juga ikatan homovalen, dimana terjadi pada unsur unsur
yang mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil dengan penggunaan elektron secara
bersama sama biasanya terjadi antar unsur non logam.
Ikatan Kovalen dapat dibagi menjadi :

 Ikatan Kovalen Tunggal


Penggunaan 1 elektron bersama. Penyusun Nonlogam + Nonlogam. Ʃe terlibat 2
elektron. Contoh : H-H , Contoh lain : HCl, NH3 , CH4
 Ikatan Kovalen Rangkap dua
Penggunaan 2 pasangan elektron. Penyusun Nonlogam + Nonlogam. Ʃe terlibat 4
elektron. Contoh : O=C=O , Contoh lain : O2 , CO2 , C2 H4
 Ikatan Kovalen Rangkap 3
Penggunaan 3 pasangan elektron. Penyusun Nonlogam + Nonlogam. Ʃe terlibat 6
elektron. Contoh : N≡N , Contoh lain : N2 , C2 H2, HCN
Berdasarkan kepolarannya ikatan kovalen dapat dibagi menjadi :
1. Ikatan Kovalen Polar
Terbentuk ketika pasangan elektron ikatan tidak digunakan secara seimbang oleh
kedua inti atom yang berikatan sehingga terjadi pengkutuban. Pengkutuban ini
terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang
berikatan.
Contoh : H-Cl, H-F, dan H-O-H
2. Ikatan Kovalen Nonpolar
Terbentuk ketika pasangan elektron ikatan digunakan secara seimbang oleh kedua
inti atom yang berikatan.
Contoh : H-H, Cl-Cl, dan N≡ N
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Terbentuk antar atom yang mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil dengan
cara penggunaan pasangan elektron
berasal dari salah satu dari unsur dan
memenuhi aturan oktet/duplet. Ʃe terlibat
2 elektron. Contoh :

Contoh lain :SO3 , NH4+ , HCIO4 .

3. Larutan Dapar
Larutan zat atau senyawa yang dapat menahan perubahan konsentrasi atau perubahan pH
sebesar +/- satu unit pH, bila ditambah sedikit asam atau basa.
Faktor yang mempengaruhi : Penambahan garam, Penambahan/pengurangan volume, Jenis
pelarut (solvent), Perubahan suhu larutan.
Larutan MONO SISTEM PROTOLIT : Larutan dapar yang terdiri dari dua zat yang berasal
dari satu senyawa .
Larutan POLI SISTEM PROTOLIT : Terdiri dari dua atau lebih senyawa .
Rumus pH larutan dapar untuk campuran asam lemah dan basa kuat :
𝒈𝒂𝒓𝒂𝒎
pH = pKa + log 𝒂𝒔𝒂𝒎

Rumus pH larutan dapar basa lemah dengan garam dari asam kuat :
𝒈𝒂𝒓𝒂𝒎
pOH = pKb + log 𝒃𝒂𝒔𝒂

Larutan buffer yang memiliki kapasitas besar mengandung komponen dapar dengan
konsentrasi tinggi, sehingga dapat mengabsorbsi proton atau ion hidroksida dalam jumlah
besar dan menunjukkan perubahan sedikit pH. Kapasitas buffer bergantung berapa mol asam
lemah atau basa konjugat yang tersedia.
Fungsi larutan dapar untuk = Pada prosedur analitik, Larutan dapar baku untuk mengkalibrasi
alat pH meter, Mempertahankan stabilitas berbagai bentuk sediaan farmasi, Buffer pada
darah.

 Kesetimbangan kimia
Adalah Keadaan setimbang atau reaksi kesetimbangan merupakan kecepatan reaksi ke kanan
dan ke kiri adalah sama. Berdasarkan arahnya, reaksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.Reaksi bolak-balik (reversible/dua arah)
Reaksi reversible adalah zat pereaksi yang dapat bereaksi membentuk zat hasil dan zat hasil
dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Ciri-cirinya:
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah yang berlawanan E)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri.
c. Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.
d. zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali menjadi zat mula-mula.
2.Reaksi berkesudahan (irreversible/satu arah)
Reaksi irreversible yaitu zat pereaksi yang dapat berubah menjadi hasil sedangkan zat
hasil zat tidak dapat membentuk kembali zat pereaksi. Ciri-cirinya:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah
b. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis.
c. Reaksi berlangsung satu arah dari kiri ke kanan.
d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula
Berdasarkan wujudnya, kesetimbangan terbagi 2. yaitu:
1.Kesetimbangan Homogen. yaitu kesetimbangan dimana zat yang terlibat berwujud
sama. Contoh:
N2(g) + 3 H2(g) → NH3(g)
2.Kesetimbangan Heterogen, adalah kesetimbangan dimana zat yang terlibat dalam
reaksi berbeda
wujud. Contoh: H2O (l) → H2O(g)
Faktor Pergeseran Kesetimbangan :

1. Konsentrasi
Jika konsentrasi akan bergeser ke arah zat hasil pereaksi diperbesar maka
kesetimbangan Sebaliknya jika konsentrasi zat hasil diperbesar kesetimbangan
akan bergeser ke arah zat pereaksi.
2. Tekanan dan Volume
Jika dalam sistem kesetimbangan volume ditambah (tekanan menjadi kecil) maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Sebaliknya jika volume diperkecil (tekanan menjadi besar), kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Perubahan tekanan
dan volume tidak berpengaruh jika jumlah koefisien pada kedua ruas sama besar.
3. Temperatur
Jika temperatur dalam sistem kesetimbangan dinaikkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm). Sebaliknya jika suhu
diturunkan kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang melepas kalor
(eksoterm). Perbedaan wujud zat tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu.
4. Katalis
Dalam kesetimbangan, katalis ditambahkan sebelum terjadinya keadaan
setimbang. Ini dilakukan karena katalis tidak akan menggeser kesetimbangan
melainkan mempercepat tercapainya keadaan setimbang.
Rumus tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi K 𝑐

Rumus tetapan kesetimbangan tekanan parsial berdasarkan konsentrasi K 𝑝

 Kinetik Kimia
Reaktan——->Produk atau A—>B

Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan
bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai hasilnya, kita dapat kita dapat
mengamati jalannya reaksi dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau
meningkatnya konsentrasi produk.

Secara umum akan lebih mudah apabila kita menyatakan laju dalam perubahan konsentrasi
terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi diatas kita dapat menyatakan laju reaksi sebagai

laju = -(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan
konsentrasi (M) selama waktu t. Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu
tersebut, Δ[A] merupakan kuantitas negatif karena terus berkurang. Laju reaksi ialah
kuantitas positif, oleh karena itu diperlukan tanda negatif, sebaliknya Δ[B] akan terus
bertambah maka tidak perlu ditambah tanda negatif.

Untuk reaksi yang lebih rumit, kita harus hati hati dalam menuliskan rumus laju. Misalnya
pada persamaan reaksi : 2A—->B

Dalam reaksi tersebut, 2 mol A menghilang setiap terbentuk 1 mol B. Dalam kasus seperti ini
kita harus menuliskan lajunya sebagai

laju = -(1/2)(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)

dan untuk reaksi aA + bB —> cC + dD mak lajunya

Laju =-(1/a)(Δ[A] / Δt)= -(1/b)(Δ[B] / Δt) = (1/c)(Δ[C] / Δt) = (1/d)(Δ[B] / Δt)

CONTOH SOAL:

Tulis rumus laju untuk reaksi berikut ini ditinjau dari hilangnya reaktan dan munculnya
produk:

1. I- + OCl- ——> Cl- + OI

2. 3O2 —> 2O3


PEMBAHASAN :

1.karena semua koefisiennya 1 maka,Laju =-(Δ[I-] / Δt)= -(Δ[OCl- ] / Δt) = (Δ[Cl-] / Δt) =
(Δ[OI] / Δt)

2. ada beberapa koefisien yang berbeda maka,Laju =-(1/3) (Δ[O2] / Δt) = (1/2) (Δ[O3] / Δt)

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi :

 wujud zat reaktan


 konsentrasi reaktan
Konsentrasi pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi Suhu
semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul meningkat sehingga frekuensi
tumbukan semakin tinggi sehingga laju reaksi meningkat
 Katalis
 Cahaya
 Tekanan
untuk reaksi yang melibatkan gas, karena konsentrasi gas berhubungan dengan
tekanan
Luas Permukaan
semakin halus bentuk zat yang bereaksi semakin cepat laju reaksi
NAMA : NOVIKA PURWATI
NIM : 1012018014

A. Derajat Keasaman Larutan


Materi ini membahas tentang Asam dan Basa, ada beberapa macam pengertian
asam dan basa, yaitu :
 Teori Klasik:
Asam : Senyawa yang bila dicelupkan lakmus biru ke dalamnya akan berubah merah
Basa : Senyawa yang bila dicelupkan lakmus merah ke dalamnya akan berubah biru
 Teori Stevanus Arrhenius
 Teori Arrhenius Modern
Asam : Zat yang menambah konsentrasi ion hidronium (H3O)+ dalam larutan air
Basa : Zat yang menambah konsentrasi ion hidroksida (OH)-
 Teori J.N. Bronsted – T.M. Lowr
 G. N. Lewis
Asam : Subtansi/bahan yang dapat menerima pasangan elektron sunyi (elektron bebas)
Elektron aseptor
Basa : Substansi /bahan yang dapat memberikan pasangan elektron sunyi
Elektron donor
 Disosiasi Asam Basa : Kemampuan asam atau basa sebagai molekul untuk dapat
terurai membentuk ion, dinyatakan sebagai “alfa”
 Disosiasi Air : Molekul air bersifat amfoter, yakni dapat bersifat asam maupun basa
 Kekuatan Asam & Basa : Banyaknya konsentrasi molekul yang mengalami asosiasi /
dissosiasi. Asam kuat: asam yang sebagian besar atau seluruhnya dapat terurai dengan
membentuk ion (alfa hampir/= 1). Asam makin kuat, jumlah yang terdisosiasi >, K >,
dan sebaliknya. Ka adalah asam makin kuat dan Kb adalah basa makin kuat.
 Jika [H3O+] naik, dan harga alfa naik sehingga Ka besar, maka kekuatan asam akan
besar pula.Dari dua asam lemah yang disebut diatas harga Ka asam format > Ka asam
asetat, maka asam format lebih kuat dibanding dengan asam asetat.
 Derajat Keasaman : Disebut juga pH atau eksponen ion hydrogen. PH adalah
logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen /ion oksonium dalam tanda negative.
 Asam Kuat: HNO3,HCl,H2SO4
 Asam Lemah: CH3COOH, H2S,HCN
 Basa Kuat: NaOH,KOH, Mg(OH)2
 Basa Lemah: NH4OH, CH3 – NH2
 pH berbanding terbalik dengan konsentrasi [H3O+] . Larutan asam pH <7 atau
pOH>7, Larutan Basa pH >7 atau pOH<7, Larutan netral pH =7 atau pOH =7
B. Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi (reaction
rates) dan mekanisme reaksi . Reaksi dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada
yang serta merta, perlu cukup waktu (pembakaran) atau waktu yang sangat lama seperti
penuaan, pembentukan batu bara dan beberapa reaksi peluruhan radioaktif. Bila terjadi reaksi
kimia maka Reaktan mendapat tambahan energi, sehingga energinya meningkat dan
mencapai energi dalam keadaan aktif, saat ini terjadi pemutusan ikatan. Selanjutnya bereaksi
dengan reaktan lain, membentuk ikatan baru menjadi produk disertai pelepasan energi.
Selisih antara energi reaktan dengan energi keadaan aktif dinamakan energi aktivasi. Jika
energi reaktan lebih tinggi dibanding energi produk, maka reaksi eksoterm, sebaliknya jika
energi reaktan lebih rendah dari energi produk, maka reaksi endoterm. Dan Laju reaksi atau
kecepatan reaksi, menyatakan berkurangnya reaktan atau bertambahnya produk tiap satuan
waktu, di nyatakan dalam satuan mol/L.s atau M/s. Ada beberapa factor yang mempengaruhi
laju reaksi, yaitu wujud zat reaktan
konsentrasi reaktan, Suhu, Katalis, Cahaya, Tekanan dan Luas Permukaan.
C. Chemical Equilibrium
Kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan yang dinamik. Zat yang terlibat
secara konstan dapat terbentuk tanpa mengalami perubahan konsentrasi. Jadi pada saat
pencampuran awal Ketika A dan B di reaksikan C belum terbentuk. Reaksi berjalan menurut
A + B →C, tahapan ini merupakan tahapan paling awal dari reaksi. Apabila yang terjadi
perubahan sejalan dengan terbentuknya C reaksi sebaliknya mungkin terjadi karena Ketika
mendekati keadaan kesetimbangan, laju reaksi ke kanan (pembentukan C) akan semakin
melambat. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan ketika menulis ekspresi
kesetimbangan, yaitu tulis persamaan kesetimbangannya, Letakkan produknya sebagai
pembilang dan reaktannya sebagai penyebut, Abaikan padatan dan cairan murni dari ekspresi
tersebut, Nilai eksponensial dari tiap-tiap konsentrasi sama dengan nilai koefisien tiap spesies
pada persamaan.
D. Larutan Dapar
Larutan zat atau senyawa yang dapat menahan perubahan konsentrasi atau perubahan
pH sebesar +/- satu unit pH, bila ditambah sedikit asam atau basa. Larutan ada 2 macam jenis
yaitu
Larutan mono sistem protolit dan larutan poli sistem protolit. Dimana larutan mono itu
Campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat (amonium hidroksida dan amonium
klorida) dan larutan poli contohnya pada Asam borat─senyawa karbonat, Senyawa fosfat
─logam hidroksida dan Senyawa borat ─logam hidroksida. Apabila larutan dapar ditambah
sedikit larutan basa, maka yang bertugas untuk menetralkan penambahan basa tersebut adalah
ion hidronium yang berasal dari asamnya. Selain itu larutan dapar juga ada kapisatas buffer
yang Merepresentasikan jumlah proton atau ion hidroksida yang masih dapat diabsorpsi oleh
dapar tanpa menyebabkan perubahan signifikan dari pH. Larutan buffer yang memiliki
kapasitas besar mengandung komponen dapar dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat
mengabsorbsi proton atau ion hidroksida dalam jumlah besar dan menunjukkan perubahan
sedikit pH. Kapasitas buffer bergantung berapa mol asam lemah atau basa konjugat yang
tersedia.
E. Ikatan Kimia
Daya tarik menarik antara atom yang menghasilkan suatu senyawa kimia. Ketika dua
atom atau ion “berpegangan” dengan sangat erat dapat di katakan bahwa di antaranya
terdapat suatu ikatan kimia. Dalam pembentukannya yang berperan adalah elektron
valensinya yaitu elektron yang berada pada kulit terluar. Untuk memudahkan penggambaran
elektron valensi pada atom suatu unsur dan ikatan yang terbentuk dapat di gunakan simbol
Lewis (simbol titik-elektron Lewis). Model titik lewis bisa Elektron valensi di gambarkan
dengan titik, Elektron teras tidak di gambarkan Empat titik pertama di tulis satu per satu di ke
empat sisi lambang unsur. Titik-titik berikutnya di pasangkan pada yang sudah ada. Ikatan
ion positif dengan ion negative, ada yang melepas e- dan ada yang menerima e-, unsur
elektropositif dengan elektronegatif, gol. IA, IIA, beberapa IIIA dengan VA, VIA, VIIA,
logam dengan non logam Ion. Jika pada Ikatan kovalen adalah Ikatan terjadi karena
penggunaan pasangan elektron bersama oleh dua atom atau lebih, Ikatan 2 atom atau lebih
dari atom non logam, Ikatan antara atom-atom yang memperbedakan Elektronegatifitas kecil.
Kaidah octet dimana tiap atom di kelilingi oleh 8 elektron, kecuali H di kelilingi 2 elektron,
seperti atom He dan B di kelilingi 6 elektron (3 pasang), P dapat di kelilingi hingga 10
elektron (5 pasang), S dapat di kelilingi hingga 12 elektron (6 pasang).
Dan Ikatan kovalen polar Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen elektron ikatan
tidak di gunakan sama rata, tetapi condong ke atom yang lebih elektronegatif. Sama halnya
Ikatan Kovalen Ganda Jika 2 atau 3 pasang e- di gunakan bersama terbentuk ikatan kovalen
ganda dua atau tiga, ikatan kovalen non polar Jika pasangan elektron yang di gunakan tertarik
sama kuat pada semua atom, contoh : - Cl2, Br2, I2, O2 N2, - CH4, CCl4, C6H6, CO2 (
letak atom simetris), ikatan kovalen koordinasi.
NAMA : DIANA CAHYANTI

NIM : 1012018003

1. ASAM BASA

TEORI ASAM DAN BASA

Pada dasarnya semua teori parah ahli saling melengkapi satu sama lain dan saling mengikat.
Oke teori asan dan basa yang pertama , yaitu:

1. Teori asan-basa Arrhenius

Svante Arrhenius mengungkapkan pada tahun 1887 bahwa asam adalah suatu zat yang
jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H^+). Dan asam yang hanya
menghasilkan sebuah ion H+ di sebut sebagai asam monopotik atau asam berbasa satu ,
sedangkan
Asam dipotik atau berbasa dua adalah asan yang menghasilkan dua ion H+ disetiap
molekulnya.
Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat
menghasilkan ion OH-.

2. Teori Asam -basa Bronsted- Lowry


Berdasarkan kenyataan tersebut, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry secara
terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu
larutan adalah ion H+ atau proton.
Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul )yang berperan sebagai
proton donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Sedangkan,
Basa adalah spesi ( molekul atau ion ) yang bertindak menjadi proton akseptor ( penerima
proton atau H+).

3. Teori asam-basa Lewis

Ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam dan basa yang
dikemukakan pada tahun 1932, sehingga dikenal adanya asam lewis dan basa lewis. Menurut
konsep tersebut yang dimaksud dengan asam lewis adalah suatu senyawa yang dapat
menerima pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron. Sedangkan,
Basa lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain
atau donor pasangan elektron.
2. IKATAN KIMIA
katan kimia secara umum adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam suatu molekul atau
gabungan ion dalam setiap senyawa
Untuk pembagiannya sendiri yang saya pelajari ada 3 yaitu

1. Ikatan Ion
2. Ikatan Kovalen
3. Ikatan Logam

Ikatan Ion biasanya adalah ikatan yang mana di bentuk oleh 2 atom yang berbeda yang satu
bersifat logam dan yang lainnya bersifat non logam. Ikatan ion sendiri dapat kita simpulakan
sebagai gaya yang menarik antar 2 atom yang mana yang satu melepaskan electron dan yang
lainnya menerima electron,sehingga terciptalah sebuah atom yang bersifat stabil.yang mana
yang memeberikan electron adalah atom positif dan yang menerima electron adalah atom
negative.
Ikatan Kovalen,adalah ikatan yang menggunakan electron secara bersama-sama hal ini terjadi
pada jenis atom yang sejenis yaitu atom nonlogam yang memiliki kecendrungan seperti
itu.sehingga tidak tampak dengan jelas pertukaran electron tersebut karena pemakaian secara
bersama-sama tersebut.
Ikatan Logam adalah ikatan antar atom-atom loga yang memiliki keteraturan dan simetris
dalam penyusunan elektronnya bersamaan dengan atom-atom tersebut.sehingga membuat
keterkaitan yang kuat selain itu ini juga menyebabkan logam dapat dengan mudahnya
menghantarkan listrik.dan juga apabila kita memotong besi menjadi 2 bagian maka electron
yang tadinya berada sejajar dengan perpotongan itu akan tertarik dengan atom-atom yang ada
di bawahnya.

Kaidah Oktet
Pada umumnya atom-atom ingin memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, kecuali
atom-atom kecil seperti 1H, 2H, 3Li, dan 4B, hanya ingin memiliki dua elektron pada kulit
terluarnya.
Jika elektron terluar 1, 2, atau 3 →atom cenderung melepakan elektron
Jika elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 →atom cenderung menangkap elektron
Jika elektron terluar 8 → atom mempunyai susunan elektron stabil

Ikatan Kimia

Ikatan Ion (elektrokovalen)

 Terjadi melalui perpindahan elektron


 Terbentuk antara atom logam (melepas elektron) dengan atom non-logam
(menangkap elektron)

Ikatan Kovalen

 Terjadi karena pemakaian pasangan elektron (dari kedua atom)


 Terbentuk antara sesama atom non-logam (menangkap elektron)

Jenis Ikatan Kovalen

Polar

 PEI tertarik lebih kuat ke salah satu atom


 Makin besar selisih keelektronegatifan ikatan makin polar
 Contoh: H2O, NH3, PCl3, dsb.

Non-Polar

 PEI tertarik sama kuat ke seluruh atom

Contoh :

 Molekul beratom sejenis seperti H2, O2, O3, N2, P4, S8, dsb.
 Molekul yang atom pusatnya tidak memiliki PEB, seperti CH4, CO2, PCl5, dsb.

Koordinasi
 PEI disuplai oleh salah satu atom
 Contoh: NH4+,NH2BF3, dsb.

3. BUFFER SOLUTION

Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan garamnya,
kedua komponen itu harus ada. Larutan ini mampu menahan pH ketika terjadi penambahan
sedikit asam atau sedikit basa (Raymond Chang, 2004: 132)

B. Komponen larutan penyangga

Yang diperlukan oleh larutan buffer adalah dua komponen; salah satu komponen mampu
menetralkan asam, dan komponen lainnya mampu menetralkan basa.Namun, kedua
komponen itu tidak boleh saling menetralkan.Persyaratan ini meniadakan campuran asam
kuat dan basa kuat. Jadi, larutan buffer biasa dideskripsikan sebgai gabungan dari asam
lemah dan basa konjugatnya, atau basa lemah dan asam konjugasinya (Petrucci, Harwood,
Herring, 2008: 335)

1. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.Contoh
yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus
ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka
campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal
konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih. Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran
larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan
molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu
masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

C. Cara kerja dan cara pembuatan larutan penyangga.

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-.Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.

1. Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah tersebut dan
basa kuat), adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang
mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan
proses sebagai berikut:
o Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

o Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+.Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-
dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

2. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
tersebut), adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang
mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses
sebagai berikut:
o Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan.Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-.Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

o Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

4. CHEMICAL EQUILIBRIUM

Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel.Reaksi reversibel adalah
reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan
kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari
reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.

Untuk persamaan reaksi reversibel yang berada dalam kesetimbangan pada temperatur
tertentu berikut,

aA + bB ⇌ cC +dD

konstanta kesetimbangan, K, dapat dinyatakan sebagai rasio dari perkalian konsentrasi


reaktan-reaktan dibagi perkalian konsentrasi produk-produk, di mana konsentrasi dari
masing-masing substansi dipangkatkan koefisien stoikiometri dalam persamaan reaksi setara.
Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi homogen (semua substansi dalam reaksi
berfasa sama), konsentrasi substansi dalam sistem larutan dapat dinyatakan dalam konsentrasi
molar, sehingga K dapat juga ditulis Kc. Untuk reaksi homogen dalam fasa gas, konsentrasi
substansi dalam wujud gas dapat dinyatakan sebagai tekanan parsial substansi, dan simbol
konstanta kesetimbangannya menjadi Kp. Sebagai contoh, hukum kesetimbangan kimia untuk
reaksi berikut dapat ditulis dalam 2 bentuk:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

atau

atau

Hubungan antara Kp dan Kc adalah:

di mana, R = tetapan gas universal, T = temperatur, dan Δng = jumlah mol produk gas –
jumlah mol reaktan gas.

Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi heterogen (reaksi di mana terdapat lebih
dari 1 fasa) yang melibatkan substansi dalam wujud cairan murni atau padatan murni,
konsentrasi substansi cair dan padat tersebut diabaikan dan tidak ikut diperhitungkan.
Contohnya:

CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)

=>

P4(s) + 6Cl2(g) ⇌4PCl3(l)

=>
Untuk mengetahui apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan dan memprediksikan arah
reaksi, ditentukan nilai dari kuosien reaksi, Qc, dengan mensubstitusikan nilai konsentrasi
masing-masing substansi (produk dan reaktan) pada keadaan setimbang pada konstanta
kesetimbangan kimia, Kc, dengan nilai konsentrasi awal masing-masing substansi pada
keadaan reaksi tersebut.

Qc = Kc , reaksi telah mencapai kesetimbangan. Jika Qc = Kc, reaktan ⇌ produk

5. CHEMICAL KINETICS

Kinetika Kimia
Adalah ilmu yang mempelajari tentang laju reaksi dan mekanisme reaksi.
 Laju atau Kecepatan :
Adalah suatu perubahan dengan satuan waktu terdapat pada penyebut.
 Laju Reaksi (V):
Adalah perubahan konsentrasi terhadap waktu yg diperlukan untuk perubahan tsb,
atau
kecepatan berkurangnya pereaksi atau bertambahnya produk reaksi dinyatakan dlm
molar/detik (mol.L−1.s−1).
 Persamaan Laju atau Hukum Laju
Adalah persamaan yg mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar pereaksi dgn pangkat
yang sesuai.

dX/dt = V = k. [A]a.[B]b

Hukum laju:
- diperoleh dari hasil eksperimen.
- dapat dinyatakan dlm bentuk differensial
atau integral.
 Orde Reaksi (n):
Adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju bentuk differensial.
n = umumnya bil. bulat kecil (1,2,3…) dalam hal tertentu bisa berupa pecahan atau nol.
 Tetapan Laju (k):
Adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang
mempengaruhi laju reaksi.
Tetapan laju = koefisien laju = laju reaksi jenis.
 Kemolekulan Reaksi:
Adalah jumlah spesi tahap penentu laju reaksi, yang merupakan suatu konsep teoritis yang
dapat digunakan jika sudah diketahui mekanisme reaksi.
 Mekanisme Reaksi
Adalah deret tahap-tahap dalam suatu reaksi kimia yang merupakan perubahan keseluruhan,
atau
seperangkat proses elementer yang menjelaskan kemolekulan reaksi.
 Koordinat Reaksi
Adalah parameter yang terus bervariasi, dan setiap nilai sesuai dengan seperangkat atom atau
molekul sistem reaksi sepanjang jalannya reaksi.
 Katalis
Zat yang mempengaruhi laju reaksi (mempercepat laju reaksi) dengan menurunkan energi
pengaktifan.
Zat yang memperlambat reaksi : Inhibitor
 Kompleks Teraktivasi
Gabungan atom, molekul atau ion pereaksi (tidak stabil) yang menghasilkan produk reaksi.
Bentuk ini disebut juga keadaan transisi.

LAJU REAKSI

Konsep Laju Reaksi


Laju reaksi dapat dinyatakan sbb:

Laju reaksi = Perubahan Konsentrasi……………


Waktu yg diperlukan untuk perubahan

Untuk reaksi : A + B → C
Laju = - d[A] atau Laju = - d[B] atau Laju = + d[C]
dt dt dt
(konsentrasi/waktu)

. Pengukuran Laju Reaksi


Laju suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara mengikuti perubahan sifat selama terjadi
reaksi.

a. Analisis volumetri dan gravimetri


Untuk reaksi hidrolisis ester
CH3COOH2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH
b. Mengukur Perubahan Tekanan
Pada cara ini, reaksi yang menyangkut gas, perubahan tekanan dari sistem dapat diukur. Pada
reaksi
C6H5N2Cl + H2O C2H5OH + HCl + N2
c. Mengukur Perubahan Beberapa Sifat Fisik
- mengukur indeks bias
- mengukur intensitas warna
- mengukur sifat optik aktif
- mengukur daya hantar
- mengukur viskositas
d. Mengukur kalor yang dilepaskan pada reaksi eksoterm.

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi :


a. Keadaan Pereaksi dan Luas Permukaan
Pada umumnya, makin kecil partikel pereaksi makin besar permukaan pereaksi yang
bersentuhan dalam reaksi, sehingga reaksinya makin cepat.
b. Konsentrasi ~ makin besar konsentrasi, laju reaksi makin cepat
c. Suhu ~ umumnya suhu dinaikkan laju reaksi bertambah.
d. Katalis ~ mempercepat laju reaksi
e. Cahaya ~ Fotosintesis dan fotografi sangat berkaitan dengan reaksi yang peka terhadap
cahaya.

3. HUKUM LAJU DAN ORDE REAKSI


Hukum Laju
Untuk Reaksi ; A + B Produk
Hukum laju ~ Laju (V) = k[A]a[B]b
Definisi Laju reaksi
aA + bB pP + qQ
Laju (V) = - 1 dA = - 1 dB = + 1 dP = + 1 dQ = k [A]x[B]y
a dt b dt p dt q dt
Dimana: x = orde reaksi terhadap A
Y = orde reaksi terhadap B
x+y = orde total
Nama : SITI ARINA
Nim : (1012018015)

 IKATAN KIMIA
Ketikadua atom atau ion berpegangandengansangaterat, dapatdikatanbahwa di
antaranyaterdapatsuatuikatankimia.Dalampembentukannya, yang
berperanadalah elektronvalensi, yaituelektron yang beradapadakulitterluar.
Macam-macamikatankimiaterdiridari:
 Ikatan Ion
Ikatankimia yang terbentukakibatgayatarikmenarikantara ion positif (kation)
dengan ion negatif (anion) disebutsebagaiikatan ion. Antara anion dankation
yang berlawananmuatanakansalingtarikmenarikdanterbentuklahikatan ion
(ikatanelektrovalen).Atom logamnatrium yang mempunyaisusunanelektron 2e
8e 1e sedangkan atom klormempunyaisusunanelektron 2e 8e 7e. Agar kedua
atom di atasmempunyaisusunanelektronstabil (oktet)
makalogamnatriumakanmelepaskansebuahelektronvalensinya, sedangkan
atom klorcenderunguntukmenerimaelektron yang
dilepaskanolehnatriumtersebut
Pelepasandanpenerimaanelektrontersebutdapatdigambarkansebagai:

Na : 2e 8e 1e → Na+ : 2e 8e + 1e

Cl : 2e 8e 7e + 1e → Cl– : 2e 8e 8e

Atara ion Na+ dengan ion Cl– akantarikmenarikmembentukNa+Cl–


danditulissebagaiNaCl.

11p

Atom natrium, Na ion natrium, Na+2e 8e


1e 2e 8e

Atom klrin, Cl ion klorida, Cl–2e 8e


7e 2e 8e 8e

 IkatanKovalen

Ikatankovalenadalahikatan yang
terjadikarenapemakaianpasanganelektronsecarabersamaolehdua atom yang
belikatan.Ikatankovalenterjadiakibatketidakmampuansalahsatu atom yang
akanberikatanuntukmelepaskanelektron, yang dalampembentukannya, masing-
masing atom mempunyai orbital padakulitterluar yang berisielektrontunggal. Dan
keduaorbialtersebutsalingtumpang-tindih (overlap)
sehinggasebuahpasanganelektronterbentuk,
kemudiandipakaisecarabersamaolehkedua
atom.Ikatankovalenterbentukolehsesamaunsur non logam.

ikatan yang terbentukakibatadanyapemakaianelektrombersama-


samaantaraunsur non logam. Dengan kata lain, sama-
samamemberidanmenerima.

Contohikatankovalen :

Unsur H dengan N membentuksenyawa NH3

1H : 1 à H+

7N : 2, 5 à N-3

H+ + N-3 à NH3

 IkatanKovalen Polar
Ikatankovalen polar adalahikatankovalen yang
PEInyacenderungtertarikkesalahsatu atom yang
berikatan.Kepolaransuatuikatankovalenditentukanolehkeelektronegatifansuatu
unsur.Senyawakovalen polar biasanyaterjadiantara atom-atom unsur yang
bedakeelektronegatifannyabesar, mempunyaibentukmolekulasimetris,
mempunyaimomendipol. Ikatankovalen yang terjadiantaradua atom yang
berbedadisebut ikatankovalen polar. Ikatankovalen
polar dapatjugaterjadiantaradua atom yang
samatetapimemilikikeelektronegatifan yang berbeda.

Contohikatankovalen polar: HF
Dalam senyawa HF ini, F mempunyaikeelektronegatifan yang
tinggijikadibandingkanH..sehinggapasanganelektronlebihtertarikkearah F,
akibatnyaakanterbentukdipol-dipolatauterjadipengkutuban
(terbentuknyakutubantara H dan F).

 IkatanKovalen Nonpolar
Ikatankovalen nonpolar yaituikatankovalen yang PEInyatertariksamakuatkearah
atom-atom yang berikatan. Senyawakovalen nonpolar terbentukantara atom-
atom unsur yang
mempunyaibedakeelektronegatifannolataumempunyaimomendipol = 0 (nol)
ataumempunyaibentukmolekulsimetri. Titik muatan negative
electron persekutuanberhimpit,
sehinggapadamolekulpembentuknyatidakterjadimomendipol, denganperkataan
lain bahwaelektronpersekutuanmendapatgayatarik yang sama.
 IkatanKovalenKoordinasi
Ikatankovalenkoordinasi adalahikatankovalen di manapasangan electron yang
dipakaibersamahanyadisumbangkanolehsatu atom, sedangkan atom yang
satulagitidakmenyumbangkanelektron.Jadidisiniterdapatsatu atom
pemberi pasangan electron bebas, sedangkan atom lain
sebagaipenerimanya. Ikatankovalenkoordinasikadang-
kadangdinyatakandengantandapanah (→)
ygmenunjukanarahdonasipasanganelektron.

ContohIkatanKovalenKoordinasi: BF3NH3
5B = 1s2 2s2 2p1

9F = 1s2 2s2 2p5

7N = 1s2 2s2 2p3

 BerdasarkanPembentukannya
 Ikatankovalentunggal
Ikatankovalentunggalyaituikatankovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

Contoh: H2, H2O (konfigurasielektron H = 1; O = 2, 6).

Contohpembentukanikatanpadamolekul H2O di bawahini:


 Ikatankovalenrangkapdua
Ikatankovalenrangkap 2 yaituikatankovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

Contoh: O2, CO2 (konfigurasielektron O = 2, 6; C = 2, 4).

Berikutinipembentukanikatanangkap 2 padamolekul CO2.

 Ikatankovalenrangkaptiga
Ikatankovalenrangkap 3 yaituikatankovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Contoh: N2 (Konfigurasielektron N = 2, 5).

Berikutinipembentukanikatanrangkap 3 padamolekul N2
 IkatanLogam

Gaya tarikmenariksepertipadamolekul-molekul polar


dapatjugaterjadiantaramuatanpositifdari ion-ion
logamdenganmuatannegatifdarielektron-elektron yang
bergerakbebas.Interaksiinilah yang dikenalsebagaiikatanlogam.Unsur-
unsurlogammenunjukkansifat-sifat yang khas, sepertiumumnyaberupazat

padatpadasuhukamar, dapatditempadanmerupakanpenghantarlistrikdanpanas
yang baik.Kekuatanikatanlogamdipengaruhioleh:

1. jari-jari atom, makinbesarjari-jari atom


menyebabkanikatanlogamsemakinlemah
2. jumlahelektronvalensi,
makinbanyakelektronvalensinyaikatanlogamsemakinkuat

jeniselektron s, p atau d. logam-logamblok s ikatannya paling


lemahdanlogam-logamblok d ikatanlogamnya paling kuat (kelas 11).

 LARUTAN DAPAR

Larutanpenyangga adalahsuatusistemlarutan yang


dapatmempertahankannilai pH larutan agar tidakterjadiperubahan pH yang
berartiolehkarenapenambahan asamataubasa maupunpengenceran.Larutaninidi
sebutjugadenganlarutan buffer ataudapar.

Cara kerja larutan penyangga


Pada bahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa larutan penyangga
mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya,
sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya secara signifikan.
Fungsi Larutan Penyangga
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi
tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh
manusia seperti pada cairan tubuh.
 KomponenLarutanPenyangga
Larutanpenyanggaasam
Larutan buffer asammempertahankan pH padasuasanaasam (pH < 7).Larutan
buffer asamterdiridarikomponenasamlemah (HA) danbasakonjugasinya
(A−).Larutansepertiinidapatdiperolehdengan:
1. mencampurkanasamlemah (HA) dengangarambasakonjugasinya (LA,
yang dapatterionisasimenghasilkan ion A−)
2. mencampurkansuatuasamlemahdalamjumlahberlebihdengansuatubasakua
tsehinggabereaksimenghasilkangarambasakonjugasidariasamlemahterseb
ut.
Larutan penyangga basa
Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7). Larutan
buffer basa terdiri dari komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya
(BH+). Larutan seperti ini dapat diperoleh dengan:
1. mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam konjugasinya (BHX, yang
dapat terionisasi menghasilkan ion BH+)
2. mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu asam kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.

 pHLarutanPenyangga
Larutanpenyanggaasam
Dalamlarutan buffer asam yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−,
terdapatkesetimbangan:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)

Setelahdisusunulang, persamaan pH larutan di


atasakanmenjadipersamaanlarutanpenyangga yang dikenalsebagaipersamaan
Henderson – Hasselbalchsebagaimanapersamaanberikutini:
Jika a = jumlah mol asam lemah, g = jumlah mol basa konjugasi, dan V = volum
larutan penyangga,

Larutanpenyanggabasa
Dalamlarutan buffer basa yang mengandung NH3 dan NH4+,
terdapatkesetimbangan:
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)

Jika b = jumlah mol basa lemah, g = jumlah mol asam konjugasi, dan V = volum
larutan penyangga,

 ASAM BASA

Terdapat tiga teori tentang cara membedakan senyawa asam dan senyawa basa. Teori tersebut
adalah teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
 Teori Arrhenius dikemukakan oleh ilmuwan Swedia, Svante Arrhenius pada tahun
1807. Teori ini menyatakan bahwa:

 Asam: suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat memberikan atau memperbesar
konsentrasi ion H+.
 Basa: suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat memperbesar konsentrasi OH-.

 Teori Bronsted-Lowry dikemukakan oleh Johanes N. Bronsted dan Thomas M.


Lowry pada tahun 1923. Teori ini menyatakan bahwa:

 Asam: senyawa yang dapat memberikan proton kepada senyawa lain (donor proton)
 Basa: senyawa yang dapat menerima proton dari senyawa lain (akseptor proton)

 Teori Lewis dikemukakan oleh G.N. Lewis pada tahun 1923. Beliau adalah
seorang ahli kimia Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa:

 Asam: ion/molekul yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan elektron (belum
oktet)
 Basa: ion/molekul yang dapat bertindak sebagai pemberi pasangan
elektron (mempunyai PEB)

 KESETIMBANGAN KIMIA
Kesetimbangankimia terjadipadareaksikimia yang reversibel.Reaksireversibeladalahreaksi
yang di
manaprodukreaksidapatbereaksibalikmembentukreaktan.Kesetimbangankimiatercapaiketika
lajureaksi majusamadenganlajureaksibalikdankonsentrasidarireaktan-reaktandanproduk-
produktidakberubahlagi.

HubunganantaraKp danKc adalah:

Qc = Kc ,reaksitelahmencapaikesetimbangan. JikaQc = Kc, reaktan⇌produk

Qc <Kc ,reaksiakanberlangsungdariarahkirikekanan (pembentukanproduk)


hinggamencapaikesetimbangankimia (Qc = Kc). JikaQc <Kc, reaktan → produk

Qc >Kc ,reaksiakanberlangsungdariarahkanankekiri (pembentukanreaktan)


hinggamencapaikesetimbangankimia (Qc = Kc). JikaQc >Kc, reaktan ← produk

 KINETIKA KIMIA
Kinetika Kimia (Chemical Kinetics)yaitu ilmu yang mempelajari tentang seberapa cepat
reaksi kimia. Suatu reaksi ada yang berlangsung cepat seperti reaksi pembakaran gas metana,
dan reak si yang berlangsung lama seperti reaksi perkaratan besi. Cepat lambatnya suatu
reaksi kimia dinyatakan dalam lauj reaksi. Laju reaksi yaitu perubahan konsentrasi reaktan
atau produk dalam satuan waktu M/s (molar/detik). laju reaksi dapat dikaji dari sisi
pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.

Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :

A ——-> B

laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t ataulaju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan

Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Hukum laju reaksi (The Rate Law) menunjukkan korelasi antara laju reaksi (v) terhadap
konstanta laju reaksi (k) dan konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan tertentu
(orde reaksi). Hukum lajureaksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

aA + bB ——-> cC + dD

v = k [A]x [B]y

x dan y adalah bilangan perpangkatan (orde reaksi) yang hanya dapat ditentukan melalui
eksperimen. Nilai x maupun y tidak sama dengan koefisien reaksi a dan b.

Orde total reaksi tersebut adalah dua. Persamaan laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk
berikut :

v = k [F2] [ClO2]

Reaksi Orde Satu

Reaksi dengan orde satu adalah reaksi dimana laju bergantung pada konsentrasi reaktan
yang dipangkatkan dengan bilangan satu.

A ——-> Produk

Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = – ∆ [A]/∆ t

Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]

Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v/[A] = M.s-1/M = s-1 atau 1/s

Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : – ∆[A]/∆ t = k [A]

Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

ln { [A]t / [A]0 }= – kt atau


ln [A]t = – kt + ln [A]0

ln = logaritma natural (logaritma dengan bilangan pokok e)

[A]0 = konsentrasi saat t = 0 (konsentrasi awal sebelum reaksi)

[A]t = konsentrasi saat t = t (konsentrasi setelah reaksi berlangsung selama t detik)

Reaksi Orde Dua

Reaksi dengan orde dua adalah reaksi dimana laju bergantung pada konsentrasi satu reaktan
yang dipangkatkan dengan bilangan dua atau konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-
masing dipangkatkan dengan bilangan satu.

A ——-> Produk

Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = – ∆ [A]/∆ t

Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]2

Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v / [A]2 = M.s-1/M2 = s-1/M atau 1/M.s

Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : – ∆[A]/∆ t = k [A]2

Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

1 / [A]t = kt + 1 / [A]0

Reaksi Orde Nol

Reaksi dengan orde nol adalah reaksi dimana laju tidak bergantung pada konsentrasi
reaktan. Penambahan maupun mengurangan konsentrasi reaktan tidak mengubah laju reaksi.

A ——-> Produk

Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = – ∆ [A]/∆ t

Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]0 atau v = k

Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v / [A]0 = v = M.s-1 atau M / s

Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : – ∆[A]/∆ t = k [A]0

Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : – ∆[A]/∆ t = k

Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

[A]t = -kt + [A]0

selama reaksi kimia berlangsung, konsentrasi reaktan berkurang seiring peningkatan waktu
reaksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membedakan reaksi orde nol, orde
satu, dan orde dua adalah melalui waktu paruh. Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang
dibutuhkan agar konsentrasi reaktan menjadi setengah dari konsentrasi semula.
Persamaan waktu paruh untuk masing-masing orde reaksi adalah sebagai berikut :

Orde Satu : t1/2 = ln 2 / k = 0,693 / k (waktu paruh tidak bergantung pada konsentrasi
awal reaktan)

Orde Dua : t1/2 = 1 / k.[A]0 (waktu paruh berbanding terbalik dengan konsentarsi awal
reaktan)

Orde Nol : t1/2 = [A]0 / 2k (waktu paruh berbanding lurus dengan konsentrasi awal
reaktan)
NAMA : LINDA ASTUTIK

NIM : 1012018008

RANGKUMAN

1. Materi Asam Basa


Ada 4 Teori mengenai Asam Basa yaitu :
a. Teori Klasik
Asam adalah apabila senyawa yang di celupkan dengan lakmus biruakan
menjadi merah
Basa adalah apabila senyawa yang dicelupkan dengan lakmus merah menjadi
biru
b. Teori Stevanus Arrhenius
Asam adalah senyawa yang dapat melepas ion hydrogen (H+) jika dilarutkan
H2O
dalam air. Contoh : zat H+ , HCL larutan
H+ + Cl-
Basa adalah senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan
H2O
dalam air. Contoh : zat OH- , NaOH larutan
Na+ + OH-
c. Teori Bronsted-Lowry
Asam adalah senyawa yang dapat memberi proton (H+) terhadap senyawa lain.
Basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.
Contoh :
- Bentuk molekul
H2O + H+ H3O+
Asam Basa
H2O merupakan Asam karena ia memberikan proton (H+) kepada H3O+. H3O+
merupakan Basa karena ia menerima proton (H+) dari H2O.

- Bentuk Ion
d. Teori Lewis
Asam adalah senyawa yang dapatmenerima pasangan electron bebas dari
senyawa lain.
Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan electron bebas kepada
senyawa lain.
Contoh :

Dapat disimpulkan definisi Lewis ,Asam yang berperan sebagai senyawa yang
menerima pasangan electron tidak hanya H+ . Senyawa yang memiliki orbital
kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat berperan sebagai asam. Seperti
contoh reaksi BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam-basa dimana BF3 sebagai asam
Lewis sedangkan NH3 sebagai basa Lewis . NH3 memberikan pasangan electron
kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduannya.

Sifat Asam-Basa
 Basa
Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Suatu senyawa
dikelompokan menjadi basa jika zat tersebut dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion hidroksida (OH).
Zat yang bersifat basa antara lain: Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium
Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun.
Secara umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa pahit
2. Terasa licin jika terkena air, misalnya sabun
3. Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor)
4. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)
5. Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
6. Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru
7. Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka
semakin kuat derajat kebasaanya
 Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka.
Pengertian asam menurut Arhenius adalah zat yang menghasilkan ion
H+ didalam air. Jadi asam dapat diartikan sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hydrogen (H+) ketika dilarutkan ke dalam air.
Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam
sulfat) dan pembersih porselin. Secara umum senyawa asam memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa asam
2. Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi
merah
3. Bersifat korosif terhadap logam
4. Dapat menghantarkan listrik (konduktor)
5. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+)
6. Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai
pH suatu zat maka semakin kuat sifat keasamannya.
2. Materi Ikatan Kimia
Ikatan Kimia adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari daya tarik menarik antara
atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga
keadaan menjadi lebih stabil.
Macam-macam ikatan kimia :
a. Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk apabila unsur logam melepas electron
dan diikuti dengan unsur nonlogam yang menerima electron. (satu memberi satu
menerima).
Contoh : ikatan antara 11Na dengan 17Cl
K L M
11Na :2 8 1 melepas 1 elektron , membentuk Na+ : 2 8
17Cl :2 8 7 menerima 1 elektron , membentuk Cl- : 2 8 8

Na Na+ + e-
Cl + e- Cl- +

Na + Cl Na+ + Cl-
Na+ + Cl- membentuk ikatan ion NaCl (Natrium klorida)

b. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian electron
bersama-sama antara unsur nonlogam. (sama-sama memberi dan menerima)
Jenis-jenis ikatan kovalen :
 Berdasarkan jumlah pasangan electron
1. Ikatan kovalen tunggal : ikatan kovalen yang menggunakan satu
pasang electron. Ex : H-Cl , H-H
2. Ikatan kovalen rangkap dua : ikatan kovalen yang menggunakan dua
pasang electron. Ex : O=O

3. Ikatan kovalen rangkap tiga : ikatan yang menggunakan tiga pasang


electron. Ex : N≡N

 Berdasarkan kepolarannya
1. Ikatan kovalen polar : terjadi antara dua atom dengan
keelektronegatifan berbeda (unsur yang berbeda). Ex : H-Cl , H-F
2. Ikatan kovalen nonpolar : terjadi antara dua atom dengan

keelektronegatifan sama (unsur yang sama). Ex: H-H , Cl-Cl


 Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk apabila pasangan
electron yang dipakai bersama hanya berasal dari salah satu unsur yang
berikatan. (ada satu menerima, dan tidak menerima)
Contoh :Senyawa NH3 dengan H+ membentuk NH4+

3. Materi Larutan Dapar/Buffer

Larutan penyangga (buffer/dapar) adalah larutan yang bersifat mempertahankan


pH-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan penyangga
merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah
dengan asam konjugasinya.

 Larutan Penyangga Asam


a. Larutan penyangga asam dapat mempertahankan pH < 7, tersusun atas
campuran:
1) Asam lemah dan garamnya Contoh: CH3COOH dengan CH3COONa
2) Asam lemah dan basa konjugasinya Contoh: CH3COOH dengan
CH3COO–
b. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemah
dengan basa kuat.
c. Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau basa konjugasi,
menghabiskan basa kuat dan menyisakan asam lemah.
d. Cara larutan penyangga asam menjaga pH:
1) Pada penambahan asam (penambahan H+ ), kesetimbangan bergeser ke kiri,
asam bereaksi dengan basa membentuk asam lemah.
CH3COO–(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
2) Pada penambahan basa (penambahan OH- ), kesetimbangan bergeser ke
kanan, basa bereaksi dengan asam membentuk air.
CH3COOH(aq) + OH–(aq) → CH3COO–(aq) + H2O(l)

 Larutan Penyangga Basa


a. Larutan penyangga basa dapat mempertahankan pH > 7, tersusun atas
campuran:
1) Basa lemah dan garamnya Contoh: NH3 dengan NH4Cl.
2) Basa lemah dan asam konjugasinya Contoh: NH3 dengan NH4 +
b. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan mereaksikan asam kuat
dengan basa lemah. Reaksi tersebut akan menghasilkan garam atau asam
konjugasi, menghabiskan asam kuat dan menyisakan basa lemah
Adapun sifat-sifat larutan penyangga diketahui sebagai berikut (Syukri, 1999):
pH buffer dapat dicari dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, yaitu:
pH = pKa + log [garam]/[asam]
pOH = pKb + log [garam]/[basa]
c.Cara larutan penyangga basa menjaga pH:
1) Pada penambahan asam (penambahan H+ ), kesetimbangan bergeser ke
kanan, asam bereaksi dengan basa membentuk asam lemah.
NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)
2) Pada penambahan basa (penambahan OH- ), kesetimbangan bergeser ke
kiri, basa bereaksi dengan asam membentuk air.
NH4+ (aq) + OH–(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Untuk menghitung pH larutan buffer digunakan cara sebagai berikut (Purba, 1994):

 Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/g atau


pH = p Ka – log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah


a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi
 Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

[OH–] = Kb x b/g atau


pH = p Kb – log b/g

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah


b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

4. Materi Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan kimia adalah suatu kesetimbangan dinamik. Spesi-spesi dalam reaksi terus
terbentuk secara konstan namun tanpa terjadi perubahan total dalam konsentrasi sistem.

 Kesetimbangan Homogen
- Kesetimbangan yang hanya melibatkan satu fasa yang sama
- Contoh : semua spesi berada dalam fase gas :

- Tahap-tahap dasar : untuk reaksi umum


, maka reaksi dapat dibagi dalam 3 tahap : pencampuran
awal, daerah kinetic, daerah kesetimbangan
a. Pencampuran awal
Ketika A dan B mulai bereaksi, produk C belum terbentuk. Reaksi
berlangsung sebagai :
A+B C
b. Daerah Kinetik
Setelah terbentuk C , Reaksi kebalikan mungkin bisa terjadi, secara
keseluruhan konsentrasi total C mulai bertambah . ketika hamper mencapai
kesetimbangan, laju reaksi pembentukan produk makin lambat.

c. Daerah Kesetimbangan
Suatu titik akhirnya tercapai dimana reaksi pembentukan produk dan
reaksi kebalikannya terjad dengan laju reaksi yang sama. Pada saat ini tak
ada perubahan dalam konsentrasi setiap spesi.
- Untuk reaksi kimia umum :

Tetapan kesetimbangan dapat dituliskan sebagai :

Dengan Kc adalah tetapan kesetimbanagan untuk reaksi kesetimbangan


homogen. []n adalah konsentrasi semua spesi dipangkatkan dengan koefisien
dalam persamaan reaksi yang setara.
 Kesetimbangan Heterogen
- Kesetimbangan yang melibatkan lebih dari satu fasa
- Contoh:
- Penulisan tetapan kesetimbangan untuk system heterogen tidak melibatkan zat
padat/zat cair murni, karena aktivitas zat padat dan zat cair murni dengan 1.
Kc = [CO2]
 Tekanan Parsial dan Tetapan Kesetimbangan

R = tetapan gas universal


T = temperature
Δng = jumlah mol produk gas – jumlah mol reaktan gas.

Qc <Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk
Qc >Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan)
hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk
Hubungan Q dan hubungan K dari reaksi-reaksi yang berkaitan.

5.Materi Kinetika Kimia

Kinetika kimia adalah ilm yang mempelajari laju reaksi, atau seberapa cepat proses reaksi
berlangsung dalam waktu tertentu. Kinetika kimia menjelaskan hubungan antara perubahan
konsentrasi reaktan (produk) sebagai fungsi waktu.

 Factor yang mempengaruhi Laju reaksi


1. Konsentrasi : molekul-molekul harus saling bertumbukan untuk bereaksi
2. Wujud fisik : molekul-molekul harus bercampur agar bereaksi.
3. Temperature : molekul-molekul harus bertumbukan dengan energy yang cukup
agar bereaksi.
4. Pengadukan/mekanik : mempermudah peristiwa tumbukan antarmolekul sehingga
reaksi mudah terjadi
5. Cahaya/ bentuk energy lainnya yang akan memudahkan tercapainya energy
pengaktifan untuk terjadinya reaksi.
6. Katalis : adanya suat zat yang ketika berinteraksi dengan reaktan akan
memberikan jalur baru yang energy pengaktifasnya lebih rendah dari semula ,
sehingga lebih cepat terjadi.
 Penulisan Laju Reaksi
Dengan d memunjukkan perubahan keadaan awal

dan akhir reaksi. Contoh : reaksi pembentukan

smog fotokimia :

Diperoleh data konsentrasi O3 yang bereaksi dengan

C2H4 pada 303 K sebagai berikut :

 Hukum Laju dan Komponennya


- Hukum laju menggambarkan hubungan antara laju sebagai fungsi konsentrasi
pereakksi , konsentrasi produk dan temperature.
- Laju reaksi hanya bergantng pada konsentrasi pereaksi dan temperature
Laju = r = k[A]m[B]n…. Nilai k adalah tetapan laju yang bersifat spesifik
untuk reaksi tertentu dan temperature tertentu , nilai m dan n disebut orde
reaksi .
 Orde Reaksi
Grafik perbandingan konsentrasi reaktan dan produk dapat kita lihat pada gambar di bawah

Secara umum akan lebih mudah apabila kita menyatakan laju dalam perubahan konsentrasi
terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi diatas kita dapat menyatakan laju reaksi sebagai

laju = -(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)

dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan konsentrasi (M) selama waktu t. Karena konsentrasi
A menurun selama selang waktu tersebut, Δ[A] merupakan kuantitas negatif karena terus
berkurang. Laju reaksi ialah kuantitas positif, oleh karena itu diperlukan tanda negatif,
sebaliknya Δ[B] akan terus bertambah maka tidak perlu ditambah tanda negatif.

Untuk reaksi yang lebih rumit, kita harus hati hati dalam menuliskan rumus laju. Misalnya
pada persamaan reaksi : 2A—->B

Dalam reaksi tersebut, 2 mol A menghilang setiap terbentuk 1 mol B. Dalam kasus seperti ini
kita harus menuliskan lajunya sebagai

laju = -(1/2)(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)

dan untuk reaksi aA + bB —> cC + dD mak lajunya

Laju =-(1/a)(Δ[A] / Δt)= -(1/b)(Δ[B] / Δt) = (1/c)(Δ[C] / Δt) = (1/d)(Δ[B] / Δt)


Nama : Nur Hidayatul M

NIM : 1012017005
IKATAN KIMIA

a. Pengertian

Daya tarik menarik antara atom yang menghasilkan suatu senyawa kimia.

b. Macam ikatan kimia


1. Ikatan ion
2. Ikatan kovalen
 Ikatan kovalen polar
 Ikatan kovalen non polar
 Ikatan kovalen koordinasi
1. Ikatan ion merupakan Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara
ion positif dengan ion negatif. antara ion positif dengan ion negatif . ciri ciri ikatan
ion yaitu :

 Apabila ada yang melepas elektron dan ada yang menerima elektron

 terjadi pada gol. IA, IIA, beberapa IIIA dengan VA, VIA, VIIA

 terjadi antara logam dengan non logam

2. Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh dua atom yang berikatan atau 2 atom yang saling berbagi elektron.
ikatan kovalen ada 2 macam :

a) Kovalen polar yaitu Jika dua atom berbeda saling terikat, elektron yang
berikatan tidak sama rata, tetapi condong ke atom yang lebih elektronegatif.
b) Kovalen non polar yaitu jika kedua pasangan elektron yg digunakan tertarik
sama kuat pada semua atom dan tidak condong ke atom lain.
c) Ikatan kovalen koordinasi yaitu Sepasang elektron dari satu atom yang dibagi
kepada dua atom dengan syarat atom penyumbang elektron harus memiliki
pasangan elektron bebas.
ASAM BASA

a. Pengertian
Berdasarkan Teori klasik :
ASAM : Senyawa yang bila dicelupkan lakmus biru akan berubah merah
BASA : Senyawa yang bila dicelupkan lakmus merah akan berubah biru
Teori Stevanus Arrhenius
Asam : Asam adalah senyawa yang melepaskan H+ dalam air.
Basa : adalah senyawa yang melepaskan OH- dalam air
Asam - Basa Modern
Asam : zat yang menambah konsentrasi ion Hidronium ( H3O+)
Basa : zat yang menambahkan ion hidroksida (OH- )
Asam + Basa bereaksi garam (netralisasi ).
 Teori Arhenius hanya berlaku untuk lingkungan air

Teori Bronsted – Lowry

Asam : Senyawa yg dapat memberikan proton ( H+ ) / donor proton.

Basa: Senyawa yg dapat menerima proton (H+) / akseptor proton.

Teori G. N. LEWIS

Asam : Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron

Basa : Senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron

b. Disosiasi Asam Basa

Kemampuan asam atau basa sebagai molekul untuk dapat terurai membentuk ion,
dinyatakan sebagai “alfa”

Alfa = Konsentrasi zat yang terionisasi / konsentrasi zat semula

Contoh:

CH3COOH + H2O H3O + CH3COO-

0,10M x x
Dimana :

X = Konsentrasi asam asetat yang terionisasi

Konsentrasi semula As. Asetat = 0,01M

Harga alfa = x / 0,01

c. Disosiasi air
H2O → H+ + OH- pada keadaan setimbang :

Kw = [H+] [OH-]
Pada suhu kamar T= 25°C, Kw = 10-14 sehingga [H+] = [OH-] = 10-7
 Air sebagai amfotir ( senyawa yang bisa berfungsi sebagai asam dan basa)
 Asam Kuat : HNO3, HCl, H2SO4
 Asam Lemah : CH3COOH, H2S, HCN
 Basa Kuat : NaOH,KOH, Mg(OH)2
 Basa Lemah : NH4OH, CH3 – NH
d. Derajat keasaman

Disebut juga pH atau eksponen ion hidrogen. pH menujukkan Aktivitas ion Hidrogen
dalam larutan , dengan rumus:

pH = -log[H+]

pH = -log [H3O+]

pH = log1/ [H+]

pH = log1/[H3O+]

[H3O+] =10 - pH

Untuk derajat kebasaan dikenal dengan pOH atau , Dirumuskan

pH = - Log [H+] dan pOH = -Log [OH-]


 Konsep pH
 Karena pada air yang netral
[H+] = [OH-]= 10-7 maka
 pH = pOH = 7 (netral)
 pH < 7 atau pOH > 7 bersifat asam
 pH > 7 atau pOH < 7 bersifat basa

 Asam kuat dan lemah


Asam kuat terionisasi sempurna atau hampir sempurna dlm air (100%)
 Asam kuat terionisasi sempurna α = 1
Asam lemah tidak terionisasi sempurna atau hampir sempurna dalam air
( <100% )
 Asam lemah terionisasi sempurna α < 1

KINETIKA KIMIA

a) Pengertian
Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi (reaction
rates) dan mekanisme reaksi.
Reaksi sendiri dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada yang serta merta,
perlu cukup waktu (pembakaran) atau waktu yang sangat lama.
b) Terjadinya Kinetika kimia
Reaktan mendapat tambahan energi, sehingga energinya meningkat dan mencapai
energi dalam keadaan aktif, saat ini terjadi pemutusan ikatan. Selanjutnya reaktan
bereaksi dengan reaktan lain, membentuk ikatan baru dan menjadi produk, disertai
pelepasan energi. Selisih antara energi reaktan dengan energi keadaan aktif
dinamakan energi aktivasi. Jika energi reaktan lebih tinggi dibanding energi
produk, maka disebut reaksi eksoterm, sebaliknya jika energi reaktan lebih rendah
dari energi produk, maka disebut reaksi endoterm.

Laju reaksi atau kecepatan reaksi, adalah berkurangnya reaktan atau bertambahnya
produk tiap satuan waktu, dinyatakan dalam satuan mol/L.s atau M/s.

 Orde Raksi : yaitu Menunjukkan tingkat pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju.
1. Reaksi orde 0: menaikkan/menurunkan konsentrasi tidak mempengaruhi laju reaksi
2. Reaksi orde 1: menaikkan konsentrasi 1x akan menaikkan laju reaksi 1x &
sebaliknya.
3. Reaksi orde 2: menaikkan konsentrasi 1 x akan menaikkan laju reaksi 2x &
sebaliknya.
Katalis : yaitu menurunkan energi aktivasi yang mempercepat reaksi, namun tidak
memulai reaksi, terlibat dalam reaksi, tetapi setelah reaksi terbentuk kembali, mengubah
mekanisme reaksi.
KESETIMBANGAN KIMIA
a. Pengertian
Kesetimbangan kimia yaitu keadaan dimana kedua reaktan dan produk berada dalam
konsentasi yang sama dan tidak cenderung berubah dalam tiap waktu.
b. Konsep
Ketika A direaksikan dengan B belum terbentuk C, Reaksi berjalan berdasarkan
A+ B C Akan terjadi perubahan sejalan dengan terbentuknya C.
 Terjadi yang mana akan terjadi Ketika mendekati keaadan
kesetimbangan, laju reaksi ke kanan (pembentukan C) akan semakin melambat yang
disebut Daerah kinetik
 Daerah yang tercapai apabila reaksi ke kanan dan reaksi ke kiri berjalan dengan laju
yang sama disebut Daerah kesetimbangan.
c. Macam – Macam
1. Kesetimbangan Homogen : merupakan reaksi dimana semua fasa senyawa
yang bereaksi sama
2. Kesetimbangan Heterogen : merupakan reaksi dimana semua fasa senyawa
yang bereaksi tidak sam

LARUTAN DAPAR

a. Pengertian
Larutan dapar yaitu suatu larutan yang mengandung asam lemah atau basa lemah
dengan masing masing konjugtnya, yang didalamnya terdapat kecil perubahan pH
ketika ditambahkan sama atau basa kuat sehingga digunakan untuk mencegah
perubahan pH dalam larutan.
b. Macam – macam
 Larutan mono sistem protolit : Larutan dapar yang terdiri dari dua zat yang
berasal dari satu senyawa
 Larutan poli sistem protolit : Larutan dapar yang Terdiri dari dua atau lebih
senyawa
c. Mekanisme kerja larutan dapar
Apabila suatu larutan dapar ditambah sedikit larutan asam, maka yang bertugas untuk
menetralkan penambahan asam tersebut adalah ion hidroksi yang berasal dari basa
konjugasi
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Larutan Dapar
 Penambahan garam
 Penambahan/pengurangan volume
 Jenis pelarut (solvent)
 Perubahan suhu larutan
Nama : Juan Rico Mugi L.

NIM : 1012018007

1. Materi Asam Basa


* Asam

Asam adalah senyawa yang bila dicelupkan lakmus biru kedalamnya akan berubah merah.

* Basa

Basa adalah senyawa yangbila dicelupkan lakmus merah kedalamnya maka kan berubah
biru.

Ada beberapa teori mengenai asam basa antara lain:

- Teori Stevanus Arrhenius


- Teori Arrhenius Modern
- Teori J.N. Bronsted – T.M Lowry
- Teori G.N Lewis

Kekuatan Asam dan Basa

-Banyaknya konsentrasi molekul yang mengalami asosiasi atau disosiasi

-Asam kuat: asam yang sebagian besar atau seluruhnya dapat terurai dengan membentuk ion (alfa
hampir/= 1)

-Asam semakin kuat, jumlah yang terdisosiasi>, K>, dan Sebaliknya.

SIFAT ASAM DAN BASA


1. Sifat-sifat asam yaitu :
 Rasanya asam
 Bersifat korosif atau merusak
Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa asam yang
bermuatan negatif.

2. Sifat-sifat basa yaitu:


 Rasanya pahit
 Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam atau gugus
lain yang bermuatan negatif.
2. Materi Ikatan Kimia
Ikatan Kimia adalah daya tarik menarik antar atom yang dapat menghasilkan suatu senyawa
kimia. Elektron valensi terletah pada bagian terluar atom. Sedangkan kulit atom terletak antara inti
atom dan elektron valensi

Ikatan Kimia dalam suatu molekul ada beberapa, yaitu:

- Ikatan Ion
- Ikatan Kovalen
 Polar
 Nonpolar
 Koordinasi

Ikatan Ion

- Antara ion positif dengan ion negatif


- Ada yang melepas elektron dan ada yang menerima elektron
- Unsur elektropositif dengan elektronegatif
- Golongan IA,IIA beberapa IIA dengan VA, VIA, VIIA
- Loggam dan nonlogam

Ikatan Kovalen

- Ikatan terjadi karena penggunaan pasangan elektron bersama oleh dua atom atau lebih
- Ikatan dua atom atau lebih dari atom nonlogam
- Ikatan antara atom-atom yang mempunyai perbedaan elektronegatifitas kecil

Ikatan Kovalen Polar

Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen, elektron ikatan tidak digunakan sama rata,
tetapi condong ke atom yang elektronegatif.

Ikatan Kovalen Non Polar

Jika pasangan elektron yang digunakan tertarik sama kuat pada semua atom.

Ikatan Kovalen Koordinasi

Sepasang elektron dari satu atom dibagi kepada dua atom( syarat: atom penyumbang
elektron harus memiliki pasangan elektron bebas)
3. Materi Larutan Dapar
Larutan Dapar/Larutan penyangga adalah suatu larutan zat atau senyawa yang dapat
menahan perubahan konsentrasi atau perubahan PH sebesar +/- satu unit PH, bila ditambah sedikit
asam atau basa.

Contoh:

- Pada prosedur analitik


- Larutan dapar baku untuk mengkalibrasi alat PH meter
- Mempertahankan stabilitas berbagai bentuk sediaan farmasi
- Buffer pada darah

Larutan dapar terdiri 2 macam yaitu:

A. Larutan Mono Sistem Protolit


Yaitu larutan yang terdiri dari dua zat yang berasal dari satu senyawa
B. Larutan Poli Sistem Protolit
Yaitu larutan yang terdiri dari dua senyawa atau lebih

Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan dapar, yaitu:

- Penambahan garam
- Penambahan/pengurangan volume
- Jenis pelarut
- Perubahan suhu

4. Materi Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan yang dinamik. Zat yang terlibat secara
konstan dapat terbentuk tanpa mengalami perubahan konsentrasi.

Macam-macam kesetimbangan kimia:

A. Homogenous Equilibria
Adalah semua reaktan dan produk berada dalam fase tunggal, biasanya berupa gas atau
larutan
B. Heterogenous Equilibria
reaktan dan produk lebih dari satu fase
Menggunakan konstanta kesetimbangan

1 menilai tingkat reaksi

Menilai Kc/Kp menyatakan tingkat reaksi dimana reaktan berubah menjadi produk

2 memprediksi arah reaksi

Bila nilai kesetimbangan diukur pada waktu tertentu sebelum kesetimbangan makaakan
didapatkan nilai Qc

3 menghitung kesetimbangan konsentrasi

Bisa menghitung konstanta kesetimbangan dan konsentrasi kesetimbangan dari persamaan


reaksi kesetimbangan

5. Materi Kinetika Kimia


Kinetika Kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi dan mekanisme
reaksi. Reaksi dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi.

A. Laju Reaksi

Menyakan berkurangnya reaktan atau bertambahnya produk tiap satuan waktu, dinyatakan
dalam satuan mol/Ls atau M/s

B. Orde Reaksi

Menunjukan tingkat pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju

C. Konsentrasi Reaktan

Bertumbukannya molekul-molekul dalam konteks ini laju reaksi proporsional dengan konsentrasi
reaktan

D. Katalis

Menurunkan energi aktivitas yang mempercepat reaksi, namun tidak memulai reaksi, terlibat
dalam reaksi, tetapi setelah reaksi terbentuk kembali, mengubah mekanisme reraksi.
NAMA : LUSITARANIS WIBOWO
NIM : 1012018009

TEORI ASAM BASA


1.Teori Arrhenius

-Asam : pengionan dalam air melepaskan ion H+

contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3

HCl + H2O à H+ + Cl- + H2O

-Basa : pengionan dalam air melepaskan ion OH-

contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2

NaOH + H2O à Na+ + OH- + H2O

Reaksi asam basa : Reaksi penetralan

· Penggabungan ion H+ dan OH- membentuk air

· Kation yang terikat pada OH- dan anion yang terikat pada H+ membentuk senyawa ionik (garam)

HCl + NaOH à NaCl + H2O

Asam Basa Garam Air

2.Teori Bronsted Lowry (oleh Bronsted dan Lowry)

Dasar teori: pertukaran proton (H+)

· Asam: sebagai donor (pemberi) proton

· Basa: sebagai akseptor (penerima) proton

Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa

Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-

HCl + H2O à H3O+ + Cl-

Asam basa

H2O + NH3 à NH4+ + OH-

Asam basa

Reaksi asam basa :


· Reaksi perpindahan proton dari asam ke basa

· Membentuk asam dan basa konjugasi

ü Asam kuat: basa konjugasi lemah

ü Basa kuat: asam konjugasi lemah

HCl + H2O à H3O+ + Cl-

Asam1 basa1 asam2 basa2

-Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya

-Basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya

H2PO4- à HPO42-

asam konjugasi basa konjugasi

note:

Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry

3.Teori Lewis (oleh Lewis)

Dasar teori : pemakaian pasangan elektron bebas

Asam : menerima pasangan elektron bebas

Ex: H+, kation logam (Fe3+, Al3+)

Senyawa melibatkan unsur gol.III biasanya asam lewis kuat (membentuk ikatan kovalen koordinasi)

Basa : memberikan pasangan elektron bebas

Ex: OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)

Reaksi asam basa :

· Pemakaian bersama pasangan elektron (ex: pada ikatan kovalen koordinasi)

Ex: Reaksi BF3 (asam) dan NH3 (basa)

Reaksi pembentukan senyawa kompleks

note:

Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa Lewis

Asam:
Ion H+ menyebabkan:

· Mengubah warna lakmus biru menjadi merah

· Memberi rasa asam

· Bereaksi dengan logam dan basa

Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari:

ü Asam sitrat (pada jeruk dan anggur)

ü Asam asetat (cuka)

ü Asam askorbat (vitamin C)

ü Asam sulfat (air aki)

Basa:

· Memberi rasa pahit

Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari:

ü Natrium bikarbonat (Soda kue)

ü Amonia (untuk pupuk)

ü Natrium hidroksida (pada pembersih oven)

Gabungan asam dan basa : memberi rasa asin

KONSENTRASI ION H+ DAN pH (derajat keasaman)

Asam/Basa Kuat:

à elektrolit kuat (mengion hampir sempurna dalam air)

pH dapat ditentukan langsung dari nilai konsentrasi (C) asam dan basa tersebut.

[H+]= C asam.valensi asam

[OH-]= C basa.valensi basa

Asam/Basa Lemah:

o Konsentrasi H+ dari asam dan OH- dari basa bergantung pada derajat ionisasi (α)dan tetapan
ionisasi (Ka (asam) atau Kb (basa))
[H+] = √ Ka.C asam

[OH-]= √ Kb.C basa

pH = - log [H+] pH + pOH = 14

pOH = - log [OH-]

Ket: C=konsentrasi (Molaritas)

INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR pH)

Nilai pH dapat diukur dengan:

· pH meter

· indikator asam basa (indikator pH) à zat (suatu asam atau basa lemah) yang akan berubah warna
jika pH berubah pada kisaran tertentu.

Kisaran pH yang menyebabkan indikator berubah warna disebut trayek pH.

è Bila pH < trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna asamnya

è Bila pH > trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna basa

Contoh indikator: biru bromtimol (pH 6,0 – 7,6), merah metil (3,2 – 4,4), kuning alizarin (10,1 – 12,0)

IKATAN KIMIA
Ikatan kimia secara umum adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam suatu molekul atau
gabungan ion dalam setiap senyawa

Untuk pembagiannya sendiri yang saya pelajari ada 3 yaitu

Ikatan Ion

Ikatan Kovalen

Ikatan Logam

Ikatan Ion biasanya adalah ikatan yang mana di bentuk oleh 2 atom yang berbeda yang satu bersifat
logam dan yang lainnya bersifat non logam. Ikatan ion sendiri dapat kita simpulakan sebagai gaya
yang menarik antar 2 atom yang mana yang satu melepaskan electron dan yang lainnya menerima
electron,sehingga terciptalah sebuah atom yang bersifat stabil.yang mana yang memeberikan
electron adalah atom positif dan yang menerima electron adalah atom negative.
Ikatan Kovalen,adalah ikatan yang menggunakan electron secara bersama-sama hal ini terjadi pada
jenis atom yang sejenis yaitu atom nonlogam yang memiliki kecendrungan seperti itu.sehingga tidak
tampak dengan jelas pertukaran electron tersebut karena pemakaian secara bersama-sama
tersebut.

Ikatan Logam adalah ikatan antar atom-atom loga yang memiliki keteraturan dan simetris dalam
penyusunan elektronnya bersamaan dengan atom-atom tersebut.sehingga membuat keterkaitan
yang kuat selain itu ini juga menyebabkan logam dapat dengan mudahnya menghantarkan
listrik.dan juga apabila kita memotong besi menjadi 2 bagian maka electron yang tadinya berada
sejajar dengan perpotongan itu akan tertarik dengan atom-atom yang ada di bawahnya.

Kaidah Oktet

Pada umumnya atom-atom ingin memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, kecuali atom-atom
kecil seperti 1H, 2H, 3Li, dan 4B, hanya ingin memiliki dua elektron pada kulit terluarnya.

Jika elektron terluar 1, 2, atau 3 →atom cenderung melepakan elektron

Jika elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 →atom cenderung menangkap elektron

Jika elektron terluar 8 → atom mempunyai susunan elektron stabil

Ikatan Kimia

1. Ikatan Ion (elektrokovalen)

Terjadi melalui perpindahan elektron

Terbentuk antara atom logam (melepas elektron) dengan atom non-logam (menangkap elektron)

2. Ikatan Kovalen

Terjadi karena pemakaian pasangan elektron (dari kedua atom)

Terbentuk antara sesama atom non-logam (menangkap elektron)

Jenis Ikatan Kovalen

- Polar

PEI tertarik lebih kuat ke salah satu atom

Makin besar selisih keelektronegatifan ikatan makin polar

Contoh: H2O, NH3, PCl3, dsb.


- Non-Polar

PEI tertarik sama kuat ke seluruh atom

Contoh :

Molekul beratom sejenis seperti H2, O2, O3, N2, P4, S8, dsb.

Molekul yang atom pusatnya tidak memiliki PEB, seperti CH4, CO2, PCl5, dsb.

Koordinasi

PEI disuplai oleh salah satu atom

Contoh: NH4+,NH2BF3, dsb.

KESETIMBANGAN KIMIA
A. REAKSI KESETIMBANGAN

Berdasarkan arah reaksinya, reaksi kimia dikelompokkan menjadi :

1. Reaksi berkesudahan

memiliki ciri :

· Reaksi berlangsung satu arah, ke arah produk saja

· Jika pereaksi sudah habis maka reaksi akan berhenti

· Ditandai dengan tanda panah satu arah (→)

2. Reaksi kesetimbangan

memiliki ciri :

· Reaksi berlangsung dua arah, ke arah produk dan pereaksi (bolak - balik)

· Reaksi tidak akan berhenti karena berlangsung bolak - balik, ketika pereaksi berubah menjadi
produk, di saat yang sama produk juga berubah menjadi pereaksi.

· Ditandai dengan tanda panah dua arah (↔)

Kesetimbangan kimia adalah kondisi yang dicapai suatu reaksi jika laju reaksi dalam dua arah yang
berlawanan adalah sama, serta konsentrasi reaktan dan produk tetap(berlangsung dalam ruang
tertutup sehingga tidak ada zat yang masuk/keluar dari system).

Ciri – ciri kesetimbangan dinamis :

· Reaksi berlangsung terus menerus dalam dua arah yang berlawanan

· Terjadi pada ruang tertutup, suhu dan tekanan tetap


· Laju reaksi kearah produk sama dengan laju reaksi kearah pereaksi

· Perubahan yang terjadi bersifat mikroskopis (tidak dapat terlihat) karena perubahan yang
terjadi merupakan perubahan tingkat partikel

B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN

Jika pada suatu system kesetimbangan dikenakan suatu aksi, maka system kesetimbangan tersebut
akan melakukan perubahan atau pergeseran kesetimbangan sebagai reaksi untuk mengurangi
pengaruh aksi tersebut pada system kesetimbangan (Azas Le-Chatelier)

Berikut ini berbagai factor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan :

1. Perubahan konsentrasi

2. Perubahan volume

3. Perubahan tekanan

4. Perubahan suhu

5. Pengaruh katalisator

Pada reaksi kesetimbangan, penambahan katalisator tidak akan mempengaruhi pergeseran


kesetimbangan, tetapi hanya akan mempercepat tercapainya keadaan setimbang.

C. TETAPAN KESETIMBANGAN KIMIA

Dalam kesetimbangan kimia terdapat hubungan antara kesetimbangan dengan persamaan reaksi
yang disebut hukum kesetimbangan.

Konstanta/tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) adalah perbandingan konsentrasi produk dan


konsentrasi pereaksi dipangkatkan dengan koefisien masing – masing pada suatu reaksi
kesetimbangan.

Penting : Pada reaksi kesetimbangan, perhitungan konstanta kesetimbangan konsentrasi hanya


melibatkan zat yang memiliki fase gas (g) dan larutan (aq) saja. Sedangkan zat fase padat (s) dan cair
(l) diabaikan dianggap = 1.

Pada kesetimbangan :

m A(g) + n B(g) ↔ p C(g) + q D(g)

Secara umum konstanta kesetimbangan dirumuskan dengan :

Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi

A,B,C,D = konsentrasi pereaksi dan produk (M)


m, n, p, q = koefisien

Contoh: pada reaksi kesetimbangan 2H2(g) + O2(g) ↔ 2H2O(g) rumus Kc =

Pada reaksi : 2 AB(s) + C(aq) ↔ 3AD(s) rumus Kc = 1/[C] → ingat yang diperhitungkan hanya
fase (g) dan (aq) saja, yang lain dinaggap =1

Pada reaksi kesetimbangan yang memiliki harga tertentu, dapat dibandingkan antara satu dengan
yang lainnya yaitu :

· Jika reaksi dibalik, maka harga Kc menjadi 1/Kc

· Jika reaksi dibagi dengan x maka harga Kc menjadi

· Jika reaksi dikali dengan x maka harga Kc menjadi Kcx

· Jika beberapa reaksi dijumlahkan, maka harga Kc beberapa reaksi tersebut dikalikan

Contoh perhitungan tetapan kesetimbangan konsentrasi :

Suatu percobaan dalam ruang 2 liter terdapat 0,4 mol gas N2O4 yang terurai menjadi gas NO2.
Setelah setimbang, ternyata terdapat 0,1 mol N2O4 . tentukan Kc dan derajat disosiasi
kesetimbangan tersebut!

N2O4(g) ↔ 2NO2(g)

Mula-mula 0,4 -

Reaksi 0,3(0,4-0,1) 0,6 (2/1 x 0,3)

Setimbang 0,1 0,6

[N2O4] = 0,1mol / 2 liter = 0,05 M

[NO2] = 0,6 mol / 2 liter = 0,3 M

Kc = 0,32 / 0,05

Kc = 1,8

Derajat disosiasi (α) = reaksi / mula-mula

(α) = 0,3 / 0,4


Konstanta/tetapan kesetimbangan tekanan (Kp) adalah perbandingan tekanan parsial produk
dan tekanan parsial pereaksi dipangkatkan dengan koefisien masing – masing pada suatu reaksi
kesetimbangan.

# penting : perhitungan Kp hanya berlaku pada reaksi gas (g)saja

Tekanan parsial zat diperoleh dari mol zat dibagi dengan mol total zat dalam system dikalikan
dengan tekanan total system.

Pada reaksi m A(g) + n B(g) ↔ p C(g) + q D(g)

Secara umum konstanta kesetimbangan dirumuskan dengan :

Contoh :
pada reaksi H2(g) + I2(g) ↔2 HI(g) pada keadaan setimbang terdapat 0,2 mol H2; 0,2 mol I2
dan 0,2 mol HI. Jika tekanan total system 1,2 atm, tentukan nilai Kp dari reaksi
kesetimbangan tersebut!

P H2 = x 1,2 atm

= x 1,2

= 0,4 atm

P I2 = x 1,2 atm

= x 1,2

= 0,4 atm

P HI = x 1,2 atm

= x 1,2

= 0,4 atm

Kp = (0,4)2 / (0,4)(0,4)

Kp = 1

Hubungan Kc dan Kp

Apabila harga salah satu tetapan kesetimbangan sudah diketahui, maka untuk menghitung tetapan
kesetimbangan yang lain dapat ditentukan dengan rumus :

Kp = Kc x (RT)Δn atau Kc = Kp x (RT) –Δn


R = tetapan gas umum = 0,082

T = suhu dalam Kelvin ( = 0C + 273)

Δn = jumlah koefisien kanan – jumlah koefisien kiri

Contoh : pada kesetimbangan 2H2(g) + O2(g) ↔2 H2 O(g) pada suhu 270 C memiliki nilai Kc = 0,25.
Tentukan Kp pada kondisi tersebut!

T = 270 C + 273 = 300 K

Δn = 2 – (2+1) = 2 – 3 = -1

Kp = Kc (RT) Δn

Kp = 0,25 (0,082 x 300)-1

Kp = 0,25 (24,6)-1

Kp = 0,25 / (24,6)1

Kp = 0,01

REAKSI KESETIMBANGAN HOMOGEN DAN HETEROGEN

Reaksi dapat diibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi kesetimbangan homogen dan reaksi
kesetimbangan heterogen.

Reaksi Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa
yang bereaksi sama. Contoh :

1. N2(g) + 3H2(g) D 2NH3(g)

2. H2O(aq) D H+(aq) + OH-(aq)

3. CH3COOH(aq) D CH3COO-(aq) + H+(aq)

Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen adalah reaksi dimana reaktan dan produk yang berbeda
fasa. Contoh :

1. CaCO3(s) D CaO(s) + CO3(g)

2. Ag2CrO4(s) D Ag2+(aq) + CrO42-(aq)

3. 2 C(s) + O2(g) D 2CO(g)

4. 2 NaHCO3(s) D Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)

LARUTAN DAPAR/PENYANGGA
Larutan Penyangga Adalah larutan asam basa yang dapat mempertahankan pH. Secara
detail, larutan penyangga adalah larutan yang tersusun dari asam atau basa lemah dengan asam
atau basa konjugatnya. Fungsi larutan penyangga adalah untuk menjaga dan mempertahankan nilai
pH suatu larutan.

Jadi, intinya larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH.

Contoh Larutan Penyangga

Tanpa kita sadari, selama ini beberapa barang yang kita gunakan sehari-hari merupakan
contoh dari penggunaan larutan penyangga. Barang-barang tersebut adalah deterjen, obat tetes
mata, obat diare, dan lain-lain. Kenapa barang-barang tersebut merupakan larutan penyangga?
karena barang-barang tersebut harus memiliki pH yang sesuai, tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu
rendah, kalau pH nya tidak sesuai maka bisa mengakibatkan iritasi, luka, atau hal buruk lainnya.

Sifat-Sifat Larutan Penyangga

- Apabila ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat makan akan merubah sedikit harga
pH

- Pengenceran pada larutan penyangga tidak akan merubah harga pH

- Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga maka semakin besar kemampuannya
untuk mempertahankan pH.

Contoh soal larutan penyangga

Tentukan pH larutan jika 600 ml larutan CH3COOH 0,1 m di campurkan dengan 200 ml larutan
CH3COONa 0,1m. (ka CH3COOH = 1,5 * 10^-5)

Dik : CH3COOH = 600 * 0,1 = 60

CH3COONa = 200 * 0,1 = 20

Dit : pH?

Jwb :

[H+] = ka * mol asam/mol garam

[H+] = 1,5 * 10^-5 x 60/20

= 4,5 * 10^-5

pH = - log [H+]

= - log 4,5 * 10^-5 = 5 - log 4


LAJU REAKSI
Laju reaksi adalah berkurangnya konsentrasi zat pereaksi (reaktan) atau bertambahnya zat
hasil reaksi (produk) per satuan waktu. Lebih singkatnya, laju reaksi adalah perubahan konsentrasi
zat per satuan waktu.

dari arti mengenai laju reaksi tersebut, dapat dirumuskan:

Reaksi : AàB

laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

keterangan:

Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan

Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi

Secara sederhana, laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi dipangkatkan orde atau tingkat
reaksi. Nah, untuk persamaan laju reaksi dihasilkan dari eksperimen karena laju reaksi tidak dapat
diturunkan dari persamaan reaksinya.

Berikut ini umumnya reaksi pA + qB —> rC + sD, maka diperoleh rumus laju reaksi sebagai berikut.

v = k [A]x [B]y

keterangan:

v = laju reaksi

k = tetapan laju reaksi

[A] = konsentrasi molar zat A

[B] = konsentrasi molar zat B

n = orde/tingkatan reaksi terhadap [B]

m = orde/tingkatan reaksi terhadap [A]

m+n = orde reaksi total

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1. Konsentrasi

2. Luas Permukaan Sentuh

3. Suhu atau Temperature

4. Tekanan
5. Katalis
Nama : AkhmaddunShomad

Nim : 1012018001

1. MATERI ASAM- BASA

ASAM adalah Senyawa yang bila dicelupkan lakmus biru kedalamnya akan berubah merah
senyawanya biasa diawalidengan H.

BASAadalahSenyawa yang
biladicelupkanlakmusmerahkedalamnyaakanberubahbirusenyawanyabiasadiakhiridengan
OH.

Menurutteori ARRHENIUS MODERN :


 ASAM adalahzat yang menambahkonsentrasi ion hidronium (H3O)+dalamlarutan
air
 BASA adalahzat yang menambahkonsentrasi ion hidroksida (OH)-
CATATAN
- Ion Hidrogendalamlarutantidakdapatberdirisendiri,
selalubergabungataumembutuhkanmolekul air.
- Reaksidisosiasiinihanyaberlakuuntukpelarut air.
- Tidakadahubunganantaraasamdanbasa.
G. N. LEWIS
 Asam : subtansi/bahan yang dapatmenerimapasanganelektronsunyi (elektronbebas)
Elektronaseptor
 Basa : substansi /bahan yang dapatmemberikanpasanganelektronsunyiElektron
donor
Contoh: NH3 + H+↔ NH4+
KekuatanAsam&Basadiantaranyaadalah :
 Banyaknyakonsentrasimolekul yang mengalamiasosiasi / dissosiasi.
 Asamkuat: asam yang sebagianbesaratauseluruhnyadapatteruraidenganmembentuk
ion (alfahampir/= 1)
 Asammakinkuat, jumlah yang terdisosiasi>, K >, dansebaliknya
 Ka>asammakinkuat
 Kb>basamakinkuat
DerajatKeasaman :Disebutjuga pH ataueksponen ion hidrogen
pHadalahlogaritmikdarikonsentrasi ion hidrogen /ion oksoniumdalamtandanegatif,
denganrumus:
• pH = -log[H+]
• pH = -log [H3O+]
• pH = log1/ [H+]
• pH = log1/[H3O+]
SIFAT ASAM DAN BASA
1. Sifat-sifatasamyaitu :
 Rasanyaasam
 Bersifatkorosifataumerusak
Biladilarutkandalam air dapatmenghasilkan ion H+ atau ion ionhidrogendan ion sisaasam
yang bermuatannegatif.

2. Sifat-sifatbasayaitu:
 Rasanyapahit
 Bersifatkaustikataudapatmerusakkulit
Biladilarutkandalam air dapatmenghasilkan ion OH- atau ion hidroksildan ion
logamatauguguslain yang bermuatannegatif.

2. MATERIIKATAN KIMIA
Ikatankimiaadalahdayatarikmenarikantara atom yang menghasilkansuatusenyawakimia.
Menurutteorilewis :
- Elektronvalensidigambarkandengantitik.
- Elektronterastidakdigambarkan.
- Empattitikpertamaditulissatu per satu di keempatsisi
lambangunsur.
- Titik-titikberikutnyadipasangkanpada yang sudahada.
A. IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN
IKATAN ION
- antara ion positifdengan ion negatif
- ada yang melepaselektrondanada yang menerimaelektron
- unsurelektropositifdenganelektronegatif
- gol. IA, IIA, beberapa IIIA denganVA, VIA, VIIA
- logamdengan non logam

IKATAN KOVALEN :atom-atom yang identikdapatmemperolehkonfigurasielektron


yangstabildengancarapenggunaanbersamaelektron.
Jadiikatankovalenadalah:
• Ikatanterjadikarenapenggunaanpasanganelektronbersamaolehdua atom ataulebih
• Ikatan 2 atom ataulebihdr atom non logam
• Ikatanantara atom-atom ygmemp. PerbedaanElektronegatifitaskecil
Kaidahoktet :tiap atom dikelilingi8 elektron, kecuali
• H dikelilingi 2 elektron, seperti atom He B dikelilingi 6 elektron (3 pasang)
• P dapatdikelilingihingga 10 elektron (5 pasang), S dapatdikelilingihingga 12 elektron
(6 pasang)
Ikatankovalenpolar :Jikadua atom berbedaterikatsecarakovalen,
elektronikatantidakdigunakansama rata, tetapicondongke atom yang lebihelektronegatif.
Ikatankovalen non polar :Jikapasanganelektronygdigunakantertariksamakuatpdsemua
atom, contoh : - Cl2, Br2, I2, O2 N2.
IkatanKovalenKoordinasi:Sepasangelektrondarisatu atom dibagikepadadua atom( syarat:
atom penyumbangelektronharusmemilikipasanganelektronbebas)

3. MATERI LARUTAN DAPAR


Buffer solution :Larutanzatatausenyawa yang
dapatmenahanperubahankonsentrasiatauperubahan pH sebesar +/- satu unit pH,
biladitambahsedikitasamataubasa.
Larutandapardibagimenjadi 2 yaitu :Larutan mono sistemprotolit, Larutanpolisistemprotolit
Larutan mono sistemprotolit :Larutandapar yang terdiridariduazat yang
berasaldarisatusenyawa.
 Penggolongan:
- Campuranasamlemahdengangaramnyadaribasakuat (asamasetatdan Na asetat)
- Campuranbasalemahdengangaramnyadariasamkuat
(amoniumhidroksidadanamoniumklorida)
- Campuranasamdanbasakonjugasi (asamsalisilatdan ion salisilat)
-
Larutanpolisistemprotolit :Terdiridariduaataulebihsenyawa
Contoh :
– Asamboratdansenyawakarbonat
– Senyawafosfatdanlogamhidroksida
– Senyawaboratdanlogamhidroksida
Mekanismekerjalarutandapar :Apabilasuatularutandaparditambahsedikitlarutanasam,
maka yang bertugasuntukmenetralkanpenambahanasamtersebutadalah ion hidroksi yang
berasaldaribasakonjugasi.
Kapasitasbuffer :Merepresentasikanjumlah proton atau ion hidroksida yang
masihdapatdiabsorpsiolehlarutandapartanpamenyebabkanperubahansignifikandari pH,
Larutan buffer yang
memilikikapasitasbesarmengandungkomponendapardengankonsentrasitinggi,
sehinggadapatmengabsorbsi proton atau ion
hidroksidadalamjumlahbesardanmenunjukkanperubahansedikitpH.
Faktor-faktor yang mempengaruhilarutandapar, yaitu:

- Penambahangaram
- Penambahan/pengurangan volume
- Jenispelarut
- Perubahansuhu

4. MATERI CHEMICAL EQUILIBRIUM


a. Kesetimbangankimia
Kesetimbangankimiamerupakankesetimbangan yang dinamik, Zat yang
terlibatsecarakonstandapatterbentuktanpamengalamiperubahankonsentrasi.
b. menulisekspresikesetimbangan
 Tulispersamaankesetimbangannya
 Letakkanproduknyasebagaipembilangdanreaktannyasebagaipenyebut
 Abaikanpadatandancairanmurnidariekspresitersebut
 Nilaieksponensialdaritiap-
tiapkonsentrasisamadengannilaikoefisientiapspesiespadapersamaan.

Menggunakankonstantakesetimbangan

1 menilaitingkatreaksi

MenilaiKc/Kpmenyatakantingkatreaksidimanareaktanberubahmenjadiproduk

2 memprediksiarahreaksi

Bilanilaikesetimbangandiukurpadawaktutertentusebelumkesetimbanganmakaakandi
dapatkannilaiQc

3 menghitungkesetimbangankonsentrasi

Bisamenghitungkonstantakesetimbangandankonsentrasikesetimbangandaripersama
anreaksikesetimbangan

5. MATERI CHEMICAL KINETICS


Kinetika Kimia adalahbagiandariilmukimia yang
mempelajarilajureaksidanmekanismereaksi.Reaksidapatberlangsungdenganlaju yang
bervariasi.

E. LajuReaksi
Menyakanberkurangnyareaktanataubertambahnyaproduktiapsatuanwaktu,
dinyatakandalamsatuanmol/Lsatau M/s

F. OrdeReaksi

Menunjukantingkatpengaruhkonsentrasireaktanterhadaplaju

G. KonsentrasiReaktan

Bertumbukannyamolekul-
molekuldalamkonteksinilajureaksiproporsionaldengankonsentrasireaktan

H. Katalis

Menurunkanenergiaktivitas yang mempercepatreaksi, namuntidakmemulaireaksi,


terlibatdalamreaksi, tetapisetelahreaksiterbentukkembali, mengubahmekanismereraksi.
NAMA : SHOFIYA FATHIYATUR RIZKI HUSEIN

NIM : 1012018016

1. IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik ataupoliatomik menjadi stabil. Dengan kata lain ikatan kimia adalah
kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu
senyawa.Ikatan kimia dilakukan dengan melepas atau menerima electron, sehingga susunan
electron menjadi stabil (seperti susunan pada gas mulia)..Elektron yang berperan dalam
pembentukkan ikatan kimia adalah electron valensi dari suatu atom / unsur yg terlibat.Ikatan
kimia dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu ikatan ionik , ikatan kovalen dan ikatan
kovalen koordinasi.

2. ASAM BASA

Teori Asam Basa

Arrhenius Melepaskan H+ Menangkap OH-

Brownsted Lowry Donor Proton Akseptor Proton

Lewis Akseptor pasangan Elektron Donor pasangan Elektron

3. Kinetika kimia

Kinetika kimia mempelajari laju berlangsungnya reaksi kimia dan energi yang
berhubungan dengan proses tersebut, serta mekanisme berlangsungnya reaksi. Mekanisme
reaksi adalah serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi berturutturut se1ama proses
perubahan reaktan menjadi produk, atau urutan langkah-Iangkah reaksi menuju tersusunnya
reaksi total. Laju reaksi merupakan laju pengurangan reaktan tiap satuan waktu, atau laju
pembentukan produk tiap satuan waktu.

4. Kesetimbangn kimia

terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi yang di
mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia
tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari
reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.

5. Larutan dapar
Larutan penyangga atau larutan dapar adalah larutan yang pHnya tidak mudah berubah dengan
penambahan sedikit asam , basa atau air . Larutan ini dapat dibuat dengan mencampur asam lemah
dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya.
Contoh : CH3COOH dan CH3COONa
NH4OH dan NH4Cl

Anda mungkin juga menyukai