CG Bab 8 Isi Kasus
CG Bab 8 Isi Kasus
Diusulkan oleh :
Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi
perlu bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:
(1) Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
(2) Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan;
(3) Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan personalianya;
(4) Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
1
Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama adalah
mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
(1) Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara
efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
(2) Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki
kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan
bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.
(3) Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan
pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
1.3 Direksi
1.3.1 Prinsip Dasar
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial
dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas
Direktur Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Agar pelaksanaan tugas Direksi
dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
(1) Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
(2) Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan
yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
2
(3) Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.
(4) Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3
b. Perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan
daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan
yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang
mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, harus memiliki satuan
kerja pengawasan internal.
(4) Komunikasi
a. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan dengan memberdayakan fungsi Sekretaris Perusahaan;
b. Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah: (i) memastikan kelancaran komunikasi antara
perusahaan dengan pemangku kepentingan; dan (ii) menjamin tersedianya
informasi yang boleh diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan
wajar dari pemangku kepentingan.
(5) Tanggung Jawab Sosial
a. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha perusahaan, Direksi harus
dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan;
b. Direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
4
2. Komisaris Independen
Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, keberadaan
Komisaris Independen adalah sangat diperlukan. Secara langsung keberadaan Komisaris
Independen menjadi penting, karena didalam praktek sering ditemukan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik
(pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia
yang menggunakan dana masyarakat didalam pembiayaan usahanya.
Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan
Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Misi Komisaris Independen adalah mendorong terciptanya iklim yang lebih objektif dan
menempatkan kesetaraan (fairness) di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan
perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan
oleh Dewan Komisaris.Komisaris Independen harus mendorong diterapkannya prinsip dan
praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada perusahaan di
Indonesia.
5
d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan baik.
f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate Governance dipatuhi dan
diterapkan dengan baik.
6
Chinkara Capital Ltd yang berdomisili hukum di Kepulauan Bahama dengan pemegang saham
mayoritas adalah Rafat Ali Rizvi.
2. Kronologi Permasalahan
Bank Century merupakan bank publik yang tercatat di BEI yang mulai beroperasi tanggal
15 Desember 2004, merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac
dan Bank Pikko.Kasus Bank Century merupakan kasus yang terhangat di Indonesia yang
banyak menyeret para pejabat. Awal mulai terjadinya kasus Bank Century adalah Bank
Century mengalami kalah kliring pada tanggal18 November 2008.
Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan oleh
pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka, meliputi:
a. Penyimpangan dana untuk peminjam $2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan Delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4
triliun).
b. Penjualan produk-produk investasifiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Jika
produk tidak perlu mendaftar BI dan Bapepam-LK.
c. Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank
Century dan uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa dicairkan
dan tidak ada uang tidak dibayar oleh pelanggan.
Setelah tanggal 13 November 2008, pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan
transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena Bank
Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer uang ketabungan.
Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century.
Nasabah bank yang merasa dirugikan karena banyak menyimpan uang di Bank Century,
tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa Bank
Century Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi dipasarkan
Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam-LK. Dan benar manajemen Bank Century
tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak
percaya bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional.
Berdasarkan kasus Bank Century tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar
terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Sebab, menyeret banyakpejabat-pejabat penting dan
masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak sistemik
kasus Bank Century ini.Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular juga yang melakukan
tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri. Oknum-oknum yang
7
terlibat diantaranya: ada yang menduga oknum POLRI terlibat “menjaga” oknum-oknum yang
terkait Bank Century karena dianggap “proyek kelas kakap”. Beberapa pihak juga mengaitkan
ini dengan ditangkapnya dua petinggi KPK, Bibit dan Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada
bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus Century.Banyak yang sekarang sudah
menempatkan Sri Mulyanidan Boediono sebagai tersangka tetapi sebenarnya masih ada
kemungkinan bahwa Sri Mulyani dan Boediono adalah bagian dari konspirasi besar semata-
mata demi menyelamatkan dana pihak Century dan orang-orang yang terkait Century.
Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga
saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak
penyelewengan hanyalah segelintir orang, yaitu Robert Tantular, pemilik Bank Century yang
menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.Adapun pihak-pihak yang terlibat
dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan orang yakni Komisaris Utama
Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris Rusli Prakasa, Direktur Utama
Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama Hamidy, Direktur Pemasaran Lila
K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M. Situmorang, dan Pemegang Saham Robert
Tantular.
Hancurnya Bank Century sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah melalui
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui suntikan dana Rp 6,7 triliun terjadi karena
perpaduan pengurusan bank yang mengarah pada tindak kriminal serta krisis ekonomi global
yang terjadi. Surat-surat berharga bodong yang ada di Century menjadi salah satu pemicu
bobroknya kondisi bank tersebut. Belakangan dilihat ada pengaruh Antaboga, masalah surat
bodong itu pasti ada pengaruhnya dari Bank Century. Tetapi diperburuk karena kondisi krisis
global, kalau keadaan seperti itu tidak dalam krisis global, maka tidak akan meletus seperti itu.
PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk investasi yang
diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan awal
Bank Indonesia (BI) pada 2005. Menurut Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam
pertemuan dengan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan bahwa dari
penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari Bapepam.
9
4. Pelanggaran GCG Yang Dilakukan Oleh Bank Century
Prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan dasar yang penting dalam
praktek pengelolaan perusahaan di Indonesia. Prinsip tersebut dapat dijadikan pedoman oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia guna meningkatkan performa kerja perusahaan pada
setiap sisinya. Dalam hal ini Dewan Direksi dan Dewan Komisaris merupakan
penanggungjawab atas apapun kesalahan yang terjadi dalam sebuah perusahaan sesuai
dengan tata kelola perusahaan dalam Good Corporate Governance. Karena tugas dari Dewan
Direksi itu sendiri mempunyai tugas yaitu memilih sumber daya dengan efektif dan efisien
serta mengelola perusahaan. Sedangkan Dewan Komisaris itu sendiri bertugas mengawasi
tugas-tugas yang dilakukan oleh para anggota Dewan Direksi.
Pada kasus Bank Century inikesalahan terjadi akibat permasalahan internal bank dimana
hal tersebut dilakukan oleh pihak manajemen bank tersebut yang menipu para nasabah.
Penipuan tersebut berupa penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun dimana dana
dari nasabah Bank Century sebesar Rp 1,4 Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas
Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun. Selain itu juga adanya penjualan reksa dana fiktif produk
Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia, dimana produk tersebut tidak memiliki izin BI dan
Bappepam LK. Dapat dilihat bahwa dalam hal ini terjadi kelalaian dalam pengawasan internal
Bank Century itu sendiri sehingga mengakibatkan kerugian yang dialami oleh para nasabah.
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century adalah
penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini terlihat dari
penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban surat
berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank Century tidak
mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan.
BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century, yakni
dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori lancar. Hal itu
dilakukan agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi (pencadangan) atas SSB yang
macet itu, sehingga tidak menggerus modalnya. Kasus Bank Century ini menunjukkan ada
praktik-praktik yang menyimpang di bank sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan (fit
and proper test) yang tidak akurat. BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola yang
baik (Good Corporate Governance).
5. Kesimpulan
Kegagalan Bank Century diindikasikan terjadi karena tindak kriminal yang dilakukan
oleh pemilik Bank Century sendiri. Keadaan ekonomi juga sedang mengalami krisis global.
Kesimpulan yang diperoleh dari masalah Bank Century ketika munculnya dana bailoutyang
10
mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai terungkap. Kelemahan manajemen
mulai terlihat setelah kekacauan reksadana Antaboga Delta sekuritas yang dikeluarkan Bank
Century. Disimpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun
dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk.
Kasus buruknya penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam industri perbankan
Indonesia dapat kita lihat pada kasus Bank Century yang dimana bank tersebut harus diambil
alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun 2008
akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut.
6. Saran
Dari kasus diatas kesimpulan yang kami peroleh yaitu bahwa dalam menghadapi kasus
Bank Century diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, DPR-RI dan Bank Indonesia.
Pemerintah sendiri seharusnya bertanggung jawab kepada nasabah Bank Century agar uangnya
bisa dicairkan.
Pihak-pihak yang terbukti bersalah dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus Bank
Century harus segera diproses, diadili, dan dijatuhi hukuman yang sepantasnya. Jika pihak
tersebut masih aktif bekerja di pemerintahan, sebaiknya segera dinon-aktifkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12