Anda di halaman 1dari 6

RMK CORPORATE GOVERNANCE

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM


Dosen Pengampu: Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si

Diusulkan oleh :

Gusti Ayu Intan Puspita Dewi


1707532088
14

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
BALI
1. Perlindungan Terhadap Hak Pemegang Saham
Prinsip GCG yang disusun OECD terdiri dari lima prinsip yang dianggap ideal
yang harus tercakup dalam setiap penerapan corporate governance. Jika kelima prinsip
tersebut dijabarkan dan dianalisis ke dalam hukum Perseroan Terbatas di Indonesia, dapat
diketahui hal-hal sebagai berikut:
Persamaan Perlakuan Terhadap Seluruh Pemegang Saham
Hukum Perusahaan di Indonesia telah mengatur prinsip ini, seperti yang diatur
dalam UUPT ditegaskan bahwa: Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT.
Akan tetapi, perlindungan terhadap setiap pemegang saham ternyata belum equal.
Jika ditelusuri lebih jauh, prinsip ini salah satu aspek yang perlu diprioritaskan dalam
penerapan dan atau pengaturan corporate governance di Indonesia.
Dalam praktinya masalah perlindungan pemegang saham minoritas masih sarat
kontroversi, dan sering hanya merupakan wacana normatif. Contoh lain, penerapan Pasal
62 ayat (1) UUPT, yang menentukan bahwa, “Setiap pemegang saham berhak meminta
kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar, apabila yang
bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau
perseroan, berupa: perubahan anggaran dasar, pengalihan atau penjaminan kekayaan
perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih
perseroan, atau penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan”. Ketentuan
pasal ini sangat limitatif dan tidak menentukan secara imperatif mewajibkan perseroan
membeli saham dari pemegang saham minoritas, maupun sanksi jika perseroan menolak
membeli saham tersebut, dengan kata lain pemegang saham minoritas tertutup untuk
memanfaatkan pasal 62 UUPT.
Peranan Stakeholders dan Corporate Governance
Prinsip ini merupakan wacana baru dalam praktik bisnis di Indonesia di bawah
payung UUPT, tidak ada ketentuan hukum perusahaan yang secara jelas dan tegas
mengatur hubungan organisasi perseroan dengan stakeholder di luar Perseroan Terbatas,
kecuali aturan tanggungjawab sosial perusahaan (pasal 74) UUPT.
Keterbukaan dan Transparansi
Hukum Perusahaan yang berlaku di Indonesia tampaknya baru mengakomodir
prinsip disclosure and transparancy bahwa kewajiban Direksi dan Komisaris dalam
1
menjalankan tugas-tugasnya harus dilandasi iktikad baik, tidak ada ketentuan yang jelas
mengatur kewajiban, atau sanksi apabila perseroan tidak menerapkan keterbukaan dan atau
transparansi.
Akuntabilitas Dewan Komisaris (Board of Directors)
Kerangka corporate governace harus menjamin adanya pedoman strategis
perusahaan, pengawasan yang efektif terhadap manajemen yang dilaksanakan oleh dewan
komisaris, serta akuntabilitas dewan komisaris terhadap pemegang saham maupun
perseroan.
Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham
1. Perlindungan dari Perundang-Undangan
Secara mendasar bahwa sejak awal perusahaan akan melakukan aktivitas di pasar
modal, sudah disiapkan seperangkat peraturan yang maksudnya sebagai rangkaian
tindakan preventif, agar emiten adalah benar-benar emiten yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan itikad baik akan membagi power dan intensisnya kepada masyarakat.
Peraturan yang mengatur tentang syarat materil maupun formal, prosedur dan pelaksanaan
emisi saham tersebut merupakan upaya awal kepada pemegang saham publik,
perlindungan tahap berikutnya ada dan antisipasi oleh peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh BAPEPAM sebagai institusi yang berwenang untuk mengawasi pasar
modal di Indonesia. BAPEPAM adalah otoritas dari pasar modal yang berwenang untuk
mengawasi jalannya aktivitas di pasar modal, karena seperti dijelaskan di atas bahwa
kepentingan pemegang saham harus dilindungi untuk menciptakan citra pasar modal yang
baik agar dapat lebih menarik investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal.
Dengan kata lain bahwa sebagian dari sistem perlindungan hukum bagi pemegang saham
publik berada di tangan BAPEPAM. Perlindungan terhadap pemegang saham dimuat
dalam ketentuan perundang-undangan dalam pasar modal, seperti UU pasar modal dan
perlindungan terhadap pemegang saham yang dilakukan BAPEPAM dapat dilihat dari UU
pasar modal pasal 82 ayat (2) peraturan no IX.E.1.
2. Perlindungan dari Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan GCG dalam pengelolaan perusahaan dapat memberikan perlindungan
terhadap pemegang saham karena dalam GCG terdapat prinsip-prinsip yang dapat
melindungi kepentingan perusahaan, pemegang saham, manajemen, dan investor serta
pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Ide dasar dari GCG adalah memisahkan
fungsi dan kepentingan di antara para pihak dalam suatu perusahaan, seperti perusahaan
yang menyediakan modal atau pemegang saham, pengawas dan pelaksana sehari-hari
2
usaha perusahaan dan masyarakat luas. Dan GCG juga dijadikan sebagai suatu aturan atau
standar yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direksi, manajer, dengan merinci
tugas dan wewenang serta bentuk pertanggung jawaban kepada pemegang saham.
Melindungi kepentingan pemegang saham minoritas yang beresiko dirugikan oleh
kekuasaan pemegang saham mayoritas. Ini beberapa pasal yang dapat berusaha mengatur
kepentingan pemegang saham baik mayoritas dan minoritas:
a. Tindakan Derivatif
Ketentuan ini mengatur bahwa pemegang saham dapat mengambil alih untuk
mewakili urusan perseroan demi kepentingan perseroan, karena ia menganggap direksi
dan atau komisaris telah lalai dalam kewajibannya terhadap perseroan.
1. Pemegang saham dapat melakukan tindakan-tindakan atau bertindak selaku wakil
perseoran dalam memperjuangkan kepentingan perseroan terhadap tindakan
perseroan yang merugikan, sebagai akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
oleh anggota direksi dan atau pun oleh komisaris (lihat ps.85 (3) jo. ps.98 (2)
UUPT).
2. Melalui ijin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi
kedudukan perseroan, pemegang saham dapat melakukan sendiri pemanggilan
RUPS (baik RUPS tahunan maupun RUPS lainnya) apabila direksi ataupun
komisaris tidak menyelenggarakan RUPS atau tidak melakukan pemanggilan
RUPS (lihat ps.67 UUPT).
b. Hak Pemegang Saham Minoritas
Pada dasarnya ketentuan-ketentuan di bawah ini terutama ditujukan untuk
melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dari kekuasaan pemegang saham
mayoritas.
1. Hak Menggugat. Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap
perseroan melalui Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi kedudukan
perseroan, bila tindakan perseroan merugikan kepentingannya (ps. 54 UUPT).
2. Hak Atas Akses Informasi Perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan
pemeriksaan terhadap perseroan, permintaan data atau keterangan dilakukan
apabila ada dugaan bahwa perseroan dan atau anggota direksi atau komisaris
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau
pihak ketiga (lihat ps.110 UUPT).
3. Hak Atas Jalannya Perseroan. Pemegang saham dapat mengajukan permohonan
kepada Pengadilan Negeri untuk membubarkan perseroan (lihat ps.117 UUPT).
3
4. Hak Perlakuan Wajar. Pemegang saham berhak meminta kepada perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan,
berupa: (1) perubahan anggaran dasar perseroan; (2) penjualan, penjaminan,
pertukaran sebagian besar atau seluruh kekayaan perseroan; atau (3)
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan perseroan.

4
DAFTAR PUSTAKA
Bussines Law Comunity. 2010. Analisis Yuridis Terhadap Kasus Penjualan Saham PT.
Matahari. Diambil dari: http://blc-fhugm.blogspot.co.id/ (Diakses pada tanggal 5 Maret
2018)
Dwija Putri, I Gusti Ayu Made Asri dan Ulupui, I Gusti Ketut Agung. 2017. Pengantar
Corporate Governance. Denpasar: CV. Sastra Utama
Fauzi, Abdul Wahid. 2010. Bapepam Turut Periksa Kasus Saham Matahari Diambil dari:
http://investasi.kontan.co.id/news/bapepam-turut-periksa-kasus-saham-matahari.
(Diakses pada tanggal 5 Maret 2018)
https://www.scribd.com/doc/282811119/Cg-Sesi-4-Paper-Matahari (Diakses pada tanggal 1
Maret 2018)
Hukumonline.com. 2010. Ada Transaksi Afiliasi dalam Penjualan Matahari. Diambil dari:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4b8cd826904cc/ada-transaksi-afiliasi-
dalam-penjualan-matahari. (Diakses pada tanggal 5 Maret 2018)
OECD. 2015. OECD Corporate Governance Principles. Diambil dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/berita-dan-kegiatan/siaran-
pers/Pages/OECD-OJK-Luncurkan-Prinsip-Good-Corporate-Governance-G20-
OECD.aspx (Diakses pada tanggal 6 Maret 2018)
Peraturan Bapepam No.IX.E.1 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan diambil
dari http://adams.co.id/rule/BAPEPAM/Emiten/ix_e_1.htm (Diakses pada tanggal 6
Maret 2018)
Profil Matahari Departement Store. Diambil dari: http://www.matahari.co.id/about (Diakses
pada tanggal 6 Maret 2018)
Profil Matahari Putra Prima. Diambil dari: http://en-id.qerja.com/company/view/matahari-
putra-prima-tbk-pt (Diakses pada tanggal 8 Maret 2018)
REPUBLIKA.CO.ID. 2010. Bapepam Perlu Gelar Perkara Kasus Matahari Putra Prima.
Diambildari:http://www.republika.co.id/berita/breaking-
news/ekonomi/10/07/11/124218-bapepam-perlu-gelar-perkara-kasus-matahari- putra-
prima (Diakses pada tanggal 5 Maret 2018)
UU No. 40 Tentang Perseroan Terbatas diambil dari http://www.ojk.go.id/sustainable-
finance/id/peraturan/undang-undang/Pages/Undang-Undang-No.-40-tahun-2007-
tentang-Perseroan-Terbatas.aspx (Diakses pada tanggal 6 Maret 2018)
A.

Anda mungkin juga menyukai

  • Wa0011
    Wa0011
    Dokumen12 halaman
    Wa0011
    Umul fatdillah
    Belum ada peringkat
  • AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Dokumen63 halaman
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KLP 4
    KLP 4
    Dokumen45 halaman
    KLP 4
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 19
    Bab 19
    Dokumen8 halaman
    Bab 19
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 17
    Bab 17
    Dokumen15 halaman
    Bab 17
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Sia
    Sia
    Dokumen25 halaman
    Sia
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KWU
    KWU
    Dokumen18 halaman
    KWU
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • SIA
    SIA
    Dokumen29 halaman
    SIA
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat