Anda di halaman 1dari 29

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subjektif.

Keluhan sensorik yang dinyatakan seperti pegal, linu,ngilu dan seterusnya

dapat dianggap sebagai modalitas nyeri. Nyeri merupakan mekanisnme

fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang

merasakan nyeri. maka perilakunya akan berubah (Muttaqin, 2008).

Nyeri akut berlangsung tiba-tiba dan umum berhubungan dengan adanya

Suatu trauma atau cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan adanya suatu

kerusakan atau cedera yang baru saja terjadi (Muttaqin, 2008).

Nyeri kronis merupakan suatu keadaan yang berlangsung secara konstan

atau intermiten dan menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini

berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak

dapat dikaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik.

Nyeri kronis adalah suatu keadaan ketidaknyamanan yang dialami

individu yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Muttaqin, 2008).
8

2. Penilaian respon nyeri

Nilai dimana keadaan sensori subyektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait denga kerusakan jaringan aktual maupun

potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Khoirul, 2014).

a. Penilaian respon nyeri PQRST menurut (Khoirul, 2014)

P – Provocation (provokasi) Tanyakan apa yang

memperburuk nyeri atau

ketidaknyamanan. Apakah posisi?

Apakah memperburuk dengan

menarik nafas dalam atau palpasi

pada dada? Apakah nyeri menetap

Q- Quality (kualitas) Tanyakan bagaimana jenis

nyerinya. Biarkan pasien

menjelaskan dengan bahasanya

sendiri

R-Radiation (radiasi) Apakah nyeri berjalan

(menjalar) ke bagian tubuh yang

lain?di mana?

S-Severity (keparahan) Gunakan perangkat penilaian

skala nyeri (sesuai untuk pasien)

untuk pengukuran keparahan


9

nyeri yang konsisten. Gunakan

skala nyeri yang sama untuk

menilai kembali keparahan nyeri

dan apakah nyeri berkurang atau

memburuk.

T-Time (waktu) Berapa lama nyeri berkurang,

dan apakah hilang timbul atau

terus-menerus?

Penilaian respon nyeri menurut Smeltzer,S.C bare B.G (2002) sebagai

berikut :

b. Skala nyeri deskritif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat terkontrol Nyeri berat

Tidak terkontrol

Keterangan :

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan : secara obyektif dapat berkomunikasi

dengan baik
10

4-6 Nyeri sedang : secara obyektif klien

mendesis,menyeringai,dapat menunjukkan lokasi

nyeri,dapat mendeskripsikannya,dapat mengikuti

perintah dengan baik

7-9 Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak

dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap

tindakan,dapat menunjukkan lokasi nyeri,tidak dapat

mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi

10 Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi,memukul.

c. Skala identitas nyeri numerik (Khoirul, 2014)

● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri sedang Nyeri

Nyeri hebat

Keterangan skala nyeri numerik :

0 : tidak nyeri

1. : Sangat sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil

2. : Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam


11

3. : Gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan perhatian

4. : Nyeri dapat diabaikan dengan beraktifitas/melakukan pekerjaan, masih

dapat dialihkan

5. : Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit

6. : Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi masih bisa

bekerja

7. :Sulit untuk berkonsentras, dengan diselangi istirahat/tidur, masih bisa

bekerja/berfungsi dengan sedikit usaha

8. : Beberapa aktifitas fisik terbaas.tetapi masih bisa membca dan berbicara

dengan usaha. Merasakan mual dan pusing/pening

9. : Tidak bisa berbicaea, menangis, mengerang dan merintih , tidak dapat

dikendalikan, penurunan kesadaran, mengigau.

10. : Tidak sadarkan diri/pingsan.

d. Wong-baker faces pain rating scale (Khoirul, 2014)


12

B. Menstruasi

1. Definisi menstruasi

Menstruasi merupakan suatu proses berkala yang datang setiap 28-30

hari. Masa mesntruasi pertama (menarche) biasanya dimulai pada usia 11-15

tahun. Siklus tersebut akan berlanjut hingga tiba masa menopause,kecuali jika

terjadi kehamilan (Imam, 2014).

Pada setiap masa menstruasi,darah menstruasi yang berwarna merah

gelap akan dikeluarkan setiap bulan dan berlangsung selama 3-8 hari. Pada

paruh pertama siklus menstruasi 28 hari,saat ovum siap dikeluarkan,ovarium

akan memproduksi hormon esterogen. Hormon ini akan menebalkan dinding

rahim sehingga tercipta suatu lingkungan yang siap untuk menerima

kehamilan (Imam, 2014).

Pada pertengahan siklus,ovum akan dikeluarjan dan sisa folikel ovum

akan menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini selanjutnya akan lebih

mempersiapkan rahim untuk menerima kehamilan. Jika ovum tidak

mengalami pembuahan dan kehamilan tidak terjadi,kadar hormon esterogen

dan progesteron ini akan turun dan dinding rahim yang sebelumnya menebal

akan meluruh seiring keluarnya darah. Proses inilah yang disebut menstruasi

(Imam, 2014).

2. Siklus menstruasi

a Siklus endometrium (Bobak, 2004)

(1) Fase mentruasi


13

Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang

wanita desawa setiap bulannya. Sebab melalui fase

ini wanita baru dikatakan produktif. Olehh karena

itu fase menstruasi selalu dinanti oleh para wanita,

walaupun kedatangannya membuat para wanita

merasa tidak nyaman untuk beraktifitas. Biasanya

ketidaknyamanan ini terjadi hanya 1-2 hari, dimana

pada awa haid pendarahan yang keluar lebih banyak

dan gumpalan darah lebih sering keluar. Pada fase

menstruasi, endomerium terlepas dari dinding uterus

dengan disertai pendarahan. Rata-rata fase ini

berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari).

Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,

progestreron, LH (Lutenizin Hormon) menurun atau

pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan kadas

FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai

meningkat.

(2) Fase proliferasi

Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses

pembentukan dan pematangan ovum. Fase

proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat

yan berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari

ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometrium


14

secara lengkap kembali normal seitar empat hari

atau menjelang pendarahan berhenti. Dalam fasi ini

endometrium tumbuh menjadi tebal 3,5 mm atau

sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan

berakhir saat ovulasi. Pada fase proliferasi tejadi

peningkatan kadar hormon estrogen, karena fase ini

tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari

folikel ovarium.

(3) Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsug sejak hari ovulasi samoai

sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi

berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium

sekretorius yang matang dengan sempurna

mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan

halus. Endometrium mejadi kaya dengan darah dan

sekresi kelenjar. Umumnya, pada fase pasca ovulasi

wanita akan lebih sensitif. Sebab pada fase ini

hormon reproduksi (FSH, LH, estrogen dan

progesteron) mengalami peningkatan. Jadi pada fase

ini wanita mengalami yang namanya Pre Menstrual

Syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian setelah

gejala PMS maka lapisan dinding rahim akan luruh

kembali.
15

(4) Fase iskemi/pramenstrual

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi,

korpus luteum yang mensekresi estrogen dan

progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadan

estrogen dan progesterone yang cepat, arteri spiral

menjadi spasme, sehingga suplai darah ke

endometrium fungsional terhenti dan terjadi

nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan

basal dan pendarahan menstruasi dimulai.

b Siklus ovarium

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estroggen yang

menghambat pengeluaran FSH, kemudian kelenjar hipofisis

mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar

LH merangsang pelepasan oosit sekunder dan folikel.

Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur

didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen,

lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel

yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur

(folikel de Graaf) terjadi ovulasi, sisa folikel yang kosong

di dalam ovarium berformasi menjadi korpus lutem. Korpus

lueum mencapai puncak aktivitas fungsional pada 8 hari

setelah ovulasi, dan mensekresi hormon estrogen dan

progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus


16

luteum berkurang dan kadar hormon progesteron menurun.

Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat

bertahan dan akhirnya luruh (Bobak, 2004).

3. Tanda dan gejala menstruasi

Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan menstruasi

namum gejala yang paling sering ditemukakn adalah iritabilitas (mudah

tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 6-10 hari

menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu

aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi (Ramdani, 2013).

Gejala fisik diantaranya, kelemahan umum (lekas letih,pegal,linu), acne

(jerawat), nyeri pada kepala,punggung,perut bagian bawah,nyeri pada

payudara,gangguan saluran cerna (rasa penuh/kembung),

konstipasi,diare,perubahan nafsu makan,sering merasa lapar (food cravings).

Gejala emosi dan perilaku; mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas

(mudah tersinggung), depresi, kecemasan, gangguan konsetrasi,insomnia

(Ramdani, 2013).
17

C. Dismenore

1. Definisi dismenore

Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam

bahasa Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau

menstruasi yang menyakitkan (American College of Obstetritians and

Gynecologists, 2015). Menurut Sinaga, dkk (2017), bahwa Nyeri menstruasi

terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke sisi dalam

paha atau bagian bawah pinggang yang terjadi menjelang haid atau seama

haid akibat kontraksi otot rahim. Nyeri haid diduga terkait dengan produksi

hormon progesteron yang meningkat.Hormon progesteron dihasilkan oleh

jaringan ikat kelenjar indung telur (corpus luem) setelah melepaskan sel telur

matang setiap bulan. Hormon tersebut memperbesar ketegangan mulut rahim

sehingga lubang mulut rahim menjadi sempit, akibatnya otot-otot rahim lebih

kuat berkontraksi untuk dapat mengeluarkan darah haid melalui mulut rahim

yang sempit.

Proses ini sebenarnya merupakan bagian normal proses menstruasi, dan

biasanya mulai dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung

hingga 32-48 jam. Sebagian besar perempuan yang menstruasi pernah

mengalami dismenorea dalam derajat keparahan yang berbeda-beda (Sinaga,

2017).

Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat

menimbulkan gangguan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup

ringan, sedang dan berat (Werdiningsih, 2010).


18

Dismenore (nyeri perut) yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama

menstruasi. Disminore primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang

mendasarinya (Maulana, 2009). Sementara menurut Maryanti Disminore

primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa ada kelainan, terapi yang

diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan terapi hormonal

(Maryanti 2009).

Dismenore merupakan menstruasi yang menyakitkan khususnya sering

terjadi di awal-awal masa dewasa (Maulana, 2009).

Dismenore rasa sakit ketika haid yang biasanya baru timbul 2 atau 3

tahun sesudah menarche dan umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang

disertai pelepasan sel telur dan kadang juga pada siklus haid yang tidak

disertai pengualaran sel telur (anovulatory) terutama bila darah haid

membeku didalam rahim (Jones, 2009).

2. Tanda dan gejala dismenore

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa

menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai

kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,

mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan

menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit

atau diare dan sering berkemih. kadang sampai terjadi muntah. Sedangkan

menurut Taber (dalam Suparyanto, 2011) mengatakan bahwa gejala


19

dismenore dapat diperoleh dari data subjektif atau gejala pada saat ini dan

data objektif.

a. Data Subjektif

Nyeri abdomen dapat mulai beberapa jam sampai 1 hari

mendahului keluarnya darah haid. Nyeri biasanya paling kuat

sekitar 12 jam setelah mulai timbul keluarnya darah, saat pelepasan

endometrium maksimal. Nyeri cenderung bersifat tajam dan kolik

biasanya dirasakan di daerah suprapubis. Biasanya nyeri hanya

menetap sepanjang hari pertama tetapi nyeri dapat menetap

sepanjang seluruh siklus haid. Nyeri dapat demikian hebat sehingga

pasien memerlukan pengobatan darurat. Gejala- gejala haid, haid

biasanya teratur. Jumlah dan lamanya perdarahan bervariasi.

Banyak pasien menghubungkan nyeri dengan pasase bekuan darah

atau campakkan endometrium. Gejala- gejala lain seperti nausea,

vomitus dan diare mungkin dihubungkan dengan haid yang nyeri.

Gejala- gejala seperti ini dapat disebabkan oleh peningkatan

prostaglandin yang beredar yang merangsang hiperaktivitas otot

polos usus.

b. Data Objektif

Pemeriksaan fisik abdomen biasanya lunak tanpa adanya

rangsangan peritonium atau suatu keadaan patologik yang

terlokalisir dan bising usus normal. Sedangkan pada pemeriksaan

pelvis, pada kasus- kasus dismenore primer pemeriksaan pelvis


20

adalah normal dan pada dismenore sekunder pemeriksaan pelvis

dapat menyingkap keadaan patologis dasarnya sebagai contoh,

nudul- nodul endometriotik dalam kavum Dauglasi atau penyakit

tubaovarium atau leiomiomata. Sedangkan untuk tes laboratorium

yang meliputi pemeriksaan darah lengkap yang normal dan

urinalisis normal.

Menurut Wratsongko (2006), ada beberapa penyebab nyeri haid

(dismenore) sebagai berikut :

a Terjadi akibat kontraksi yang kuat atau lama dinding rahim

b Hormon prostaglandin yang tinggi

c Pelebaran leher rahim saat keluarnya darah haid

d Infeksi daerah panggul

e Endometriosis (terutama jika terjadi setelah usia 20 tahun)

f Tumor jinak rahim

g Postur tubuh kurang baik (sikap yang salah)

h Secara anatomis rahim tidak berkembang optimal

i Diperberat jika mengonsumsi kopi,stres psikis.

3. Klasifikasi Dismenorea

Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya

kelainan yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore

spasmodik dan dismenore kongestif (Calis, 2011).


21

a Nyeri Spasmodik

Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal

sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak

perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri

itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antara

mereka yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-

benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah perempuan muda

walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun ke

atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak

dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula

perempuan yang tidak mengalami hal seperti itu.

b Nyeri Kongestif

Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak

berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba.

Mereka mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada,

perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit

kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit

dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi

ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan

atas. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang

berlangsung antara 2 atau 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.

Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika


22

sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang

yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri

haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.

a Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa di adanya

kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer

terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan

atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan

pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak

disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama

sebelumnya atau bersama- sama dengan permulaan haid dan

berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus

dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang

berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah,

tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan

dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala,

diare, iritabilitas dan sebagainya. Gadis dan perempuan muda dapat

diserang nyeri haid primer. Dinamakan dismenore primer karena

rasa nyeri timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid

primer hampir selalu hilang sesudah perempuan itu melahirkan

anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim yang

agak kecil dari perempuan yang belum pernah melahirkan menjadi


23

penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu

(Hermawan, 2012).

b Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan

anatomis genitalis (Manuaba, 2001). Sedangkan menurut Hacker

(2001) tanda – tanda klinik dari dismenore sekunder adalah

endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium

dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas

pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi

pada perempuan yang lebih tua (30-40 th) dan dapat disertai

dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan

yang abnormal), (Hermawan, 2012).


24

D. Remaja

1. Definisi remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke

dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24

tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia

tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah

bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri),

maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja (Effendi, 2009).

Menurut Pudiastuti, (2012), Yang dimaksud remaja atau adolescence

berasal dari bahasa latin adolescence (kata bedanya, adolescentia yang berarti

remaja) yang berarti “tubuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Dalam bahasa

inggris murabaqob adalah adolescence yang berarti at-tadaruj (berangsur-

angsur). Jadi artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara

fisik,akal,kejiwaan, dan sosial serta emosional.

Dalam terminologi, remaja berarti medekati kematangan secara fisik,akal

dan jiwa serta sosial. Masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi

dengan masyarakat dewasa. Ketika anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

orang-orang yang lebih tua. Melainkan berada dalam tingkatan yang sama

sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Pudiastuti, 2012).

Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal dan

akhir masa remaja. Masa remaja awal (early adolescence) berlangsung kira-

kira dari 13 tahun sampai 16-17 tahun. Masa remaja akhir (late adolescence)
25

yaitu usia matang secara hukum berkisar dari usia 16 atau 18 tahun (Jahja,

2011).

2. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja

a. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada

tubuh,otak,kapasitas sensoris,dan sensoris dan keterampilan

motorik (Papalia dan Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai

dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,pertumbuhan tulang

dan otot,dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi

tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan

fisik otak strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan

kemampuan kognitif. (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

Perubahan fisik pada masa remaja sangat penting dalam

kesehatan reproduksi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan

fisik yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk

organ-organ reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi

reproduksi. Perubahan yang terjadi yaitu :

1) Pada remaja wanita

a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi), anggota

badan menjadi panjang

b) Pertumbuhan paudara

c) Tumbuh bulu di kemaluan


26

d) Tumbuh bulu di ketiak

e) Mencapai pertumbuhan tinggi badan yang maksimal setiap

tahun

f) Mengalami haid (menarche)

2) Pada laki-laki

a) Pertumbuhan tulang-tulang

b) Testis (buah pelir membesar)

c) Tumbuh bulu pada kemaluan

d) Tumbuh bulu halus pada wajah (kumis, jenggot)

e) Tumbuh bulu di ketiak

f) Terjadi perubahan suara (menjadi besar)

g) Tumbuh bulu di dada

h) Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani)

b Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental

seperti belajar,memori,menalar,berpikir dan bahasa, Piaget (dalam

Papalia dan Olds, 2001). Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001),

seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku

adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja

secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi

yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja dalam skema

kognitif mereka.(Jahja, 2011). Remaja telah mampu membedakan

antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide


27

lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide ini. Seorang

remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati,

tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga

memunculkan suatu ide baru (Jahja, 2011).

c Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu

berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik,

sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam

berhubungan dengan orang lain (Papalia dan Olds, 2001).

Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja ialah

pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses

menjadi seseorang yang unik dengan peran yang penting dalam

hidup (Erikcson dalam Papalia dan Olds, 2001). Pada diri remaja,

pengaruh lingkungan dalam menetukan perilaku diakui cukup kuat.

Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif

yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun

penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh

tekanan dari kelompok teman sebaya. Remaja menginginkan

kebebasan,tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab

yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan

mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini (Jahja, 2011).


28

d Perubahan emosional

Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik

terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Peningkatan

emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang

dikenal sebagai masa strom dan stress. Peningkatan emosi ini

merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang

berbeda dari masa sebelumnya (Jahja, 2011).


29

E. Stretching

1. Definisi Latihan Stretching

Stretching Exercise merupakan salah satu manajemen non farmakologis

yang lebih aman digunakan karena menggunakan proses fisiologis (Woo &

McEneaney, 2010). Hasil penelitian Daley (2008) menyatakan exercise

efektif dlam menurunkan nyeri haid (Dismenore Primer). Hasil penelitian lain

yang terkait adalah penelitian Puji, I (2009) menyatakan bahwa senam

dismenore efektif untuk mengurangi dismenore pada remaja. Sedangkan

menurut Harry (2007) dengan melakukan exercise tubuh akan menghasilkan

endorpin. Endorpin adalah neuropeptide yang dihasilkan di otak dan susunan

saraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang

alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan

kadar endorpin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontaksi.

Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar b-endorpin empat sampai

lima kali dalam darah. Sehingga semakin banyak melakukan senam/olahraga

maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorpin. Ketika seseorang

melakukan olahraga/senam,maka b-endorpin akan keluar dan di tangkap oleh

reseptor dari dalam hypotalamus dan sistim limbik yang berfungsi untuk

mengatur emosi. Peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,

kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan (Harry, 2007), sehingga

exercise/latihan fisik dapat efektif dalam mengurangi nyeri terumata

dismenore. Latihan fisik adalah aktifitas fisik untuk membuat kondisi tubuh

meningkatkan kesehatannya dan mempertahankan kesehatan jasmani.


30

Latihan ini dirancang khusus untuk meningkatkan kekuatan otot, daya

tahan dan fleksibilitas, sehingga diharapkan dapat mengurangi nyeri haid

(Thermacarre, 2010), dapat meningkatkan kebugaran, mengoptimalkan daya

tangkap, meningkatkan mental dan relaksasi fisik, dan mengurangi

ketegangan otot (kram otot), (Alter, 2008).

Tubuh bereaksi saat mengalami stress. Faktor stress ini dapat

menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang

menunjukkan keadaan stress adalah adanya reaksi yang muncul yaitu

menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stress yang

menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan

meningkat. Disisi lain saat stress, tubuh akan memproduksi hormon

adrenalin, esterogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan.

Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan

(Harry, 2007).

Stretching (peregangan) adalah aktivitas fisik yang paling sederhana.

Stretching merupakan suatu latihan untuk memelihara dan mengemibangkan

fleksibilitas atau kelenturan (Senior, 2008).

Adapun salah satu cara latihan untuk mengurangi intensitas nyeri haid

adalah dengan melakukan abdominal stretching exercise (Thermacare, 2010

dalam Ningsih, 2011).

2. Manfaat Latihan Stretching

Menurut Alter (2008) dalam Putra (2012), manfaat stretching antara lain
31

a Meningkatkan kebugaran fisik seorang atlet.

b Mengoptimalkan daya tangkap. latihan dan penampilan atlet pada

berbagai bentuk gerakan yang terlatih.

c Meningkatkan mental dan relaksasi fisik.

d Meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh

e Mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera otot (kram).

f Mengurangi risiko cedera punggung

g Mengurangi rasa nyeri otot dan ketegangan otot.

h mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi (dismenore) bagi atlet

wanita

3. Tekhnik latihan abdominal strecthing

Adapun langkah-langkah latihan abdominal stretching adalah sebagai berikut :

a Cat Stretch

Posisi awal : tangan dan lutut di lantai.

1) Punggung dilengkungkan, perut digerakkan kearah lantai

senyaman mungkin. Tegakkan dagu dan mata melihat lantai. Tahan

selama 10 detik sambil hitung dengan bersuara, lalu relaks.


32

2) kemudian punggung digerakkan ke atas dan kepala menunduk ke

lantai. Tahan selama 10 detik sambil dihitung dengan bersuara, lalu

relaks.

3) duduk di atas tumit, rentangkan lengan ke depan sejauh mungkin.

Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara, lalu relaks.

Latihan dilakukan sebanyak 3 kali.

b Lower Trunk Rotation

Posisi awal : berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, kedua

lengan dibentangkan keluar.

1) Putar perlahan lutut ke kanan sedekat mungkin dengan lantai.

Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik sambil dihitung

dengan bersuara.
33

2) Putar perlahan kembali lutut ke kiri sedekat mungkin dengan

lantai. Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik sambil

dihitung dengan bersuara, kemudian kembali ke posisi awal.

Latihan dilakukan sebanyak 3 kali.

c Buttock/Hip stretch

Posisi awal : berbaring terlentang, lutut ditekuk.

1) Letakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas

lutut.

2) Pegang bagian belakang paha dan tarik ke arah dada senyaman

mungkin. Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara,

kemudian kembali ke posisi awal dan relaks.

Latihan dilakukan sebanyak 3 kali.

d Abdominal strengthening : curl up

Posisi awal : berbaring terlentang, lutut di tekuk, kaki di lantai, tangan di

bawah kepala.
34

1) Lengkungkan punggung dari lantai dan dorong ke arah langit-

langit. Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara.

2) Ratakan punggung sejajar lantai dengan mengencangkan otot-otot

perut dan bokong.

3) Lengkngkan sebagian tubuh bagian atas ke arah lutut, tahan selama

20 detik.

Latihan dilakukan sebanyak 3 kali.

e Lower abdominal strengthening

Posisi awal : berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dibentangkan

sebagian keluar.

1) Letakkan bola antara tumit dan bokong. Ratakan punggung bawah

ke lantai dengan mengencangkan otot-otot perut dan bokong.


35

2) Perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit dan

bola, kencangkan otot bokong. Jangan melengkungkan pinggang.

Latihan dilakukan sebanyak 15 kali.

f The bridge position

Posisi awal : berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki dan siku di lantai,

lengan dibentangkan sebagian keluar.

1) Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot-otot perut

dan bokong.

2) Angkat pinggul dan punggung bawah untuk membentuk garis lurus

dari lutut ke dada. Tahan selama 20 detik sambil dihitung degnan

bersuara, kemudian perlahan kembali ke posisi awal dan relaks.

Latihan dilakukan sebanyak 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai