Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Keperawatan

2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Hubungan Penerimaan Diri Dengan Harga Diri Pada Remaja Pasca


Perceraian Orang Tua Pada Siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Muhammad Fadlun Utiarahman1, Hafni Van Gobel, S.Kep, Ns, M.Kes2, Gusti
Agung A.P Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep3
1. Mahasiswa Prodi D-IV Keperawatan
2. Dosen Jurusan Keperawatan
3. Dosen Jurusan Keperawatan

ABSTRAK

Muhammad Fadlun Utiarahman


Hubungan Penerimaan Diri Dengan Harga Diri Pada Remaja Pasca
Perceraian Orang Tua Pada Siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone
Bolango. Pembimbing utama Hafni Van Gobel, S.Kep, Ns, M.Kes. Pembimbing
pendamping Gusti Agung Ayu Putu Putri Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep.

xii + 62 halaman + 9 tabel+ 16 lampiran


Daftar pustaka 37 buah (1999-2018)

Perceraian orangtua dapat membuat anak memburuk prestasi sekolahnya,


menunjukkan kenakalan remaja, maupun memiliki harga diri rendah. Harga diri
rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa. Hal lain yang mempengaruhi selain harga diri adalah
penerimaan diri remaja terhadap perceraian orangtua. Penerimaan diri adalah
salah satu inti kebahagiaan pada setiap individu, termasuk ketika seseorang
menginjak usia remaja, baik itu penerimaan diri maupun penerimaan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerimaan diri
dengan harga diri pada remaja pasca perceraian orang tua pada siswa SMP Negeri
1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
survey (survey research method) dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
Variabel bebas penelitian pada penelitian ini adalah penerimaan diri dan variable
terikat adalah harga diri. Sampel untuk penelitian ini adalah total dari seluruh
populasi yaitu 64 siswa. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik total sampling (Total sampling technique).
Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistic Chi Square telah di
peroleh nilai X2 hitung sebesar 64,000 lebih besardari X2 tabel dengan nilai p =
0,000 (<0,05) dengan menggunakan df 1, ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara
penerimaan diri dengan harga diri pada remaja pasca perceraian orang tua pada
siswa SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Kata kunci : Remaja, Penerimaan Diri, Harga Diri, Perceraian Orangtua
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

ABSTRACT
Muhammad Fadlun Utiarahman

The Relationship between Self-acceptance and Self-esteem on Teenagers


after Parents’ Divorce on Students of SMP Negeri 1 Kabila, Bone Bolango
District. The principal supervisor is Hafni Van Gobel, S.Kep, Ns, M.Kes, and the
co-supervisor is Gusti Agung Ayu Putu Putri Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep.

xxi + 62 pages + 9 tables + 16 appendixes

References: 37 (1999-2018)

Parents separation can deteriorate children’s achievement at school, they


also tend to be naughty or have low self-esteem. Low self-esteem is a negative
feeling toward oneself including losing self-confidence, worthless, useless,
helpless, pessimistic, no hope, and desperate. Other than self-esteem, teenagers’
self-acceptance toward parents’ divorce. Self-acceptance is one of the happiness
cores, either self-acceptance or environmental acceptance.
This research aims to find out the relationship between self-acceptance and
self-esteem on teenagers after parents’ divorce on students of SMP Negeri 1
Kabila, Bone Bolango District. This research applies a survey research method
using a chi-square statistical test. The independent variable is self-acceptance,
while the dependent variable is self-esteem. The sample is the total of the entire
population, which is 64 students. The sampling technique applies a total sampling
technique.
The data analysis using chi-square statistical test obtains X2 count is
64,000 higher than X2 table with p-value = 0,000 (<0,05) using df 1, which means
H0 is rejected, and Ha is accepted. From the result, it can be seen that there is a
significant relationship between self-acceptance and self-esteem on teenagers after
parents’ divorce on students of SMP Negeri 1 Kabila, Bone Bolango District.

Keyword: Teenagers, Self-acceptance, Self-esteem, Parents’ Divorce

1. PENDAHULUAN rendah merupakan perasaan


Gangguan harga diri adalah negatif terhadap diri sendiri
perasaan tidak berharga, tidak termasuk kehilangan rasa
berarti dan rendah diri yang percaya diri, tidak berharga,
berkepanjangan akibat evaluasi tidak berguna, tidak berdaya,
negatif terhadap diri sendiri dan pesimis, tidak ada harapan dan
kemampuan diri. Salah satu putus asa (Nurarif dan Kusuma,
bentuk gangguan kejiwaan 2015).
adalah gangguan harga diri
rendah (HDR). Harga diri
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Tingkat harga diri seseorang rasa malu, depresi, kesedihan


berada dalam rentang tinggi dan rendahnya harga diri (Adolo
sampai dengan rendah. Individu dan Etsey, 2016).
yang memiliki harga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara Menurut Philip dalam (Aminah,
aktif dan mampu beradaptasi 2011), beberapa kasus remaja
secara efektif untuk berubah dari orangtua yang bercerai
serta cenderung merasa aman. tentang kehidupan dan
Individu yang memiliki harga perceraian orangtua yang
diri rendah melihat lingkungan menyebutkan bahwa remaja
dengan cara negatif dan belum sepenuhnya mampu
menganggapnya sebagai suatu menerima adanya perceraian
ancaman (Keliat, 2014). orangtua. Bila terjadi perceraian,
dapat menjadikan remaja
Faktor-faktor yang berpotensial mengalami
mempengaruhi harga diri kegagalan akademis,
individu yaitu lingkungan ketidakaturan waktu makan dan
keluarga, lingkungan sosial, tidur, depresi, bunuh diri,
faktor psikologis dan jenis kenakalan remaja, dewasa
kelamin.Lingkungan keluarga sebelum waktunya,
dapat mempengaruhi harga diri penyalahgunaan narkoba,
individu disebabkan karena kekhawatiran hilangnya
keluarga merupakan tempat keluarga, cenderung kurang
sosialisasi pertama bagi individu bertanggung jawab, merasa
(Hudaniah, 2009). Individu yang bersalah dan marah. Dampak
hidup pada keluarga dengan yang bisa terjadi pada anak
orang tua yang telah bercerai remaja dari pasangan
cenderung memiliki harga diri berceraibiasanya dari segi psikis,
yang rendah (Wangge dan seperti perasaan malu, sensitif,
Hartini, 2013). marah & harga diri rendah.
Sehingga perasaan tersebut
Perceraian merupakan suatu dapat membuat remaja menarik
peristiwa perpisahan secara diri dari lingkungan (Ningrum,
resmi antara pasangan suami 2013).
istri dan kesepakatan diantara Sejumlah penelitian
mereka untuk tidak menjalankan menunjukkan bahwa perceraian
tugas dan kewajibannya sebagai orangtua dapat membuat anak
suami istri (Dariyo, 2013). memburuk prestasi sekolahnya,
Perceraian adalah penyebab stres menunjukkan kenakalan remaja,
kedua paling tinggi, setelah maupun memiliki harga diri
kematian pasangan hidup. rendah. Hal lain yang
Seringkali perceraian diartikan mempengaruhi selain harga diri
sebagai kegagalan yang dialami adalah penerimaan diri remaja
suatu keluarga (Abid, 2009). terhadap perceraian orangtua
(Papalia, 2009). Penerimaan diri
Dampak perceraian orang tua
adalah salah satu inti
bagi individu meliputi rasa takut,
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

kebahagiaan pada setiap meningkat. Terbilang mulai


individu, termasuk ketika tahun 2014 hingga 2016,
seseorang menginjak usia angkanya terus naik.
remaja, baik itu penerimaan diri Sebagaimana data yang
maupun penerimaan lingkungan diperoleh dari Pengadilan
(Urim, 2008). Agama Provinsi Gorontalo
bahwa di tahun 2014 jumlah
Penerimaan diri adalah suatu perceraian berkisar di angka
keadaan individu yang memiliki 1.287 perceraian, Tahun 2015
sikap positif terhadap diri meningkat menjadi 1.318
sendiri, mengakui dan menerima perceraian dan Tahun 2016 naik
berbagai aspek diri termasuk drastis hingga angka 1.750
kualitas yang baik dan buruk perceraian (Kemenag Provinsi
yang ada pada diri dan Gorontalo, 2017).
memandang positif terhadap
kehidupan yang telah dijalani. Hasil studi pendahuluan yang
Penerimaan diri pada remaja dilakukan oleh peneliti di SMP
dengan orang tua yang telah Negeri 1 Kabila Kabupaten
bercerai tidaklah mudah. Bone Bolango memiliki jumlah
Perceraian dapat mengakibatkan siswa sebanyak 740 siswa.
remaja akan kehilangan peran Dengan jumlah siswa laki-laki
kedua orang tua dan merasa sebanyak 358 orang dan
tidak dicintai. Remaja cenderung perempuan 382 orang. Jumlah
tidak menerima perceraian siswa kelas VII sebanyak 234
tersebut, sehingga membuat orang, kelas VIII 226 orang dan
remaja tidak menerima dirinya kelas IX 280 orang. Jumlah
dan menjadi rendah diri. Hal siswa yang orangtuanya telah
tersebut akan membuat remaja bercerai sebanyak 64 siswa
berpikir bahwa dirinya tidak (Data Sekunder, 2018). Peneliti
berharga sehingga membuat melakukan studi pendahuluan
harga diri remaja menjadi untuk mengetahui apakah
rendah (Andani, 2018). terdapat hubungan antara
Data dari Dirjen Badan penerimaan diri dengan harga
Peradilan Agama Mahkamah diri pada siswa pasca perceraian
Agung RI, pada periode 2014- orang tua di SMP Negeri 1
2016 perceraian di Indonesia Kabila Kabupaten Bone
mengalami peningkatan. Pada Bolango. Hasil wawancara
tahun 2014 jumlah perceraian dengan 5 siswa, terdiri dari 3
berkisar di angka 344.237 siswa laki-laki dan 2 siswa
perceraian, dan pada tahun 2016 perempuan. 2 siswa
naik menjadi 365.633 kasus menunjukkan terdapat rasa
perceraian (Badan Pusat marah, malu, sensitif, harga diri
Statistik, 2017). rendah dan tidak bisa menerima
kenyataan bahwa orangtua
Angka perceraian di Provinsi mereka telah bercerai. 3 siswa
Gorontalo setiap tahun terus lainnya menunjukkan perilaku
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

yang baik, memiliki harga diri 3. HASIL PENELITIAN


yang tinggi dan bisa menerima Tabel 1.1 Distribusi Responden
kenyataan orang tua mereka Berdasarkan Jenis Kelamin di SMP
telah bercerai. Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone
Bolango
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang Jenis
(n) (%)
akan digunakan adalah Kelamin
analitik korelatif Laki-laki 38 59.3
menggunakan pendekatan Perempuan 26 40.7
cross sectional study yaitu Total 64 100
suatu penelitian untuk Dari tabel 1.1 tentang distribusi
mempelajari dinamika responden berdasarkan jenis
korelasi/assosiasi antara kelamin diketahui bahwa dari 64
variabel independen yaitu responden, jenis kelamin tertinggi
Penerimaan Diri dan variabel yaitu laki-laki dengan jumlah 38
dependen yaitu Harga Diri responden (59.3%).
pada saat yang bersamaan.
Populasi dalam penelitian ini Tabel 1.2 Distribusi Responden
yakni siswa yang orang Berdasarkan Umur di SMP Negeri 1
tuanya telah bercerai di SMP Kabila Kabupaten Bone Bolango
Negeri 1 Kabila Kabupaten
Bone Bolango yakni Umur (n) (%)
berjumlah 64 siswa. Sampel 12-14 39 60.9
untuk penelitian kali ini
adalah total dari seluruh 15-17 25 39.1
populasi yaitu sejumlah 64 Total 64 100
siswa. Teknik sampling yang Dari tabel 1.2 tentang distribusi
digunakan dalam penelitian responden berdasarkan umur
ini adalah tehnik Total diketahui bahwa dari 64 responden
Sampling. Pengumpulan data kelompok umur tertinggi yaitu
dalam penelitian ini kelompok umur 12-14 tahun dengan
menggunakan observasi jumlah 39 responden (60.9%).
pada responden yang diteliti,
pengolahan data, coding, Tabel 1.3 Distribusi Responden
scoring dan tabulasi Berdasarkan Penerimaan Diri Pasca
dilanjutkan dengan analisa perceraian orang tua pada siswa di
data dengan uji Chi-Square SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten
yang akan diolah atau Bone Bolango
dihitung dengan
menggunakan komputerisasi Penerimaan
(n) (%)
program SPSS 21,0 dengan Diri
tingkat kemaknaan α = 0,05. Menerima 43 67.2
Diri
Tidak
21 32.8
Menerima
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Diri dilihat bahwa ada hubungan yang


Total 64 100 signifikan antara penerimaan diri
Dari tabel 1.3 tentang dengan harga diri pada remaja pasca
distribusi responden berdasarkan perceraian orang tua pada siswa
penerimaan diri pasca perceraian SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten
orang tua, siswa yang menerima diri Bone Bolango.
sebanyak 43 siswa dan siswa yang 4. PEMBAHASAN
tidak menerima diri sebanyak 21 Berdasarkan hasil pada tabel
siswa. diatas ditemukan sebanyak 43 siswa
yang menerima diri dengan harga
Tabel 1.4 Distribusi diri tinggi dan tidak ada siswa yang
Responden Berdasarkan Harga Diri menerima diri dengan harga diri
Pasca perceraian orang tua pada rendah, dari hasil tabel diatas juga
siswa di SMP Negeri 1 Kabila ditemukan sebanyak 21 siswa yang
Kabupaten Bone Bolango tidak menerima diri dengan harga
diri rendah dan tidak ada siswa yang
Harga Diri (n) (%) tidak menerima diri dengan harga
Harga Diri diri tinggi. Adapun penelitian
43 67.2 sebelumnya yang mendukung
Tinggi
Harga Diri adanya hubungan penerimaan diri
21 32.8 dengan harga diri yaitu penelitian
Rendah
Total 64 100 Barbara Wangge & Nurul Hartini
(2013) dengan menggunakan
Dari tabel 1.4 tentang distribusi
metode statistik parametrik korelasi
responden berdasarkan harga diri
Pearson Product Moment
pasca perceraian orang tua pada
didapatkan hasil korelasi sebesar
siswa SMP Negeri 1 Kabila, siswa
0,670. Taraf signifikansi yang
yang memiliki harga diri tinggi
digunakan dalam analisis data
sebanyak 43 siswa (67.2%) dan
penelitian ini adalah 0,05. Jika
siswa yang memiliki harga diri
dilihat dalam tabel, sig. 0,001<0,05
rendah sebanyak 21 siswa (32.8%).
menandakan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara
Tabel 1.5 Hubungan Penerimaan penerimaan diri dengan harga diri.
Diri dengan Harga Diri pada Remaja
Penelitian lain yang
pasca Perceraian Orang tua pada
mendukung adanya hubungan
siswa SMP Negeri 1 Kabila
penerimaan diri dengan harga diri
Kabupaten Bone Bolango
yaitu penelitian Tika Pratiwi (2018)
Hasil analisa data dengan Harga T P
Diri o V
menggunakan uji statistic Chi N Penerimaa X
Re Ti t 2 al
Square telah di peroleh nilai X2 o n Diri
nd ng a u
hitung sebesar 64,000 lebih ah gi l e
2
besardari X tabel dengan nilai p = Menerima 4 6
1 0 43 0,
0,000 (<0,05) dengan menggunakan Diri 3 4,
0
df 1, ini berarti H0 ditolak dan Ha Tidak 0
0
diterima. Dari hasil tersebut dapat 2 0
2 Menerima 21 0 0
Diri 1 0

6
Total 21 43
4
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

dengan menggunakam metode factor yang banyak menyebabkan


statistik parametrik korelasi Pearson penerimaan diri menjadi rendah.
Product Moment didapatkan hasil Peran kedua orangtua dalam
korelasi sebesar 0,466. Taraf membentuk penerimaan diri
signifikansi yang digunakan dalam sangatlah penting, sehingga bila
analisis data penelitian ini adalah salah satu peran tersebut tidak
0,01. Jika dilihat dalam tabel, sig. terpenuhi akan menjadikan remaja
0,000<0,01 menunjukkan bahwa ada memiliki harga diri yang rendah
hubungan positif antara penerimaan pula.
diri dengan harga diri.
Pembentukan harga diri pada
Penerimaan diri serta remaja sangat penting sehingga
penilaian yang positif dari segala sesuatu yang terkait dengan
lingkungan sekitar akan penerimaan dirinya akan membantu
menunjukkan harga diri yang tinggi. apakah harga diri yang terbentuk
Harga diri yang tinggi akan tinggi atau rendah. Perceraian orang
membuat individu menjadi lebih tua menjadi salah satu factor dimana
percaya diri dan semangat untuk remaja akan sulit untuk menerima
menjalani hari-harinya terlepas dari kenyataan tersebut sehingga akan
setiap masalah yang dihadapinya mempengaruhi kehidupan sosialnya
dan dalam kasus ini adalah dan pembentukan harga dirinya.
perceraian orangtua (Puspita, 2008). Sikap penerimaan diri terjadi bila
Pendapat tersebut diperkuat dengan remaja mampu menghadapi
penelitian yang dilakukan oleh kenyataan daripada hanya menyerah
Rizkiana (2012) yang menyatakan pada pengunduran diri atau tidak
bahwa penerimaan diri yang baik adanya harapan. Remaja yang
terbentuk karena adanya mampu menerima dirinya, menilai
pemahaman tentang diri dan juga kelebihan dan kekurangan diri
mengenali kekurangan dan secara objektif akan memiliki harga
kelebihan diri. Dengan demikian, diri yang baik (Puspita, 2018).
dapat disimpulkan bahwa
penerimaan diri menjadi salah satu Menurut peneliti hubungan
faktor yang mempengaruhi harga antara penerimaan diri dengan harga
diri pada remaja. diri remaja dipengaruhi oleh
berbagai aspek, baik aspek
Prillay (2016) mengatakan bahwa penerimaan diri maupun aspek
banyak remaja memiliki penerimaan harga diri. Aspek-aspek penerimaan
diri yang rendah. Dari banyak alasan diri yaitu, perasaan sederajat,
rendahnya penerimaan diri, seperti percaya kemampuan diri,
banyaknya teori pada umumnya bertanggung jawab, berorientasi
yang telah dijelaskan kebanyakan keluar, berpendirian, menyadari
remaja yang mempunyai keterbatasan, dan menerima sifat
penerimaan diri rendah disebabkan kemanusiaan. Dan aspek-aspek
karena harga dirinya rendah juga. harga diri yaitu, perasaan berharga,
Dari banyaknya faktor penerimaan perasaan mampu, dan perasaan
diri rendah, orangtua termasuk diterima.
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Aspek pertama yang remaja berani memikul tanggung


mempengaruhi penerimaan diri jawab terhadap perilakunya.
yaitu perasaan sederajat. Penyataan
pada kuesioner yang menunjukkan Aspek keempat dari
perasaan sederajat yaitu pernyataan penerimaan diri adalah berorientasi
“Saya merasa sebagai orang yang keluar. Pernyataan pada kuesioner
berharga dan sederajat dengan yang menunjukkan berorientasi
teman-teman saya”. Dari hasil keluar yaitu pernyataan “Saya akan
penelitian didapatkan sebanyak 42 berusaha menjalin komunikasi
siswa (65.6%) yang menjawab dengan orang lain”. Dari hasil
setuju dengan pernyataan diatas. penelitian didapatkan sebanyak 52
Hasil ini menunjukkan bahwa siswa (81.25%) yang menjawab
sebagian besar siswa dapat setuju dengan pernyataan diatas.
menerima dirinya dengan segala Hasil ini menunjukkan bahwa
kelemahan dan kelebihan seperti sebagian besar remaja lebih
halnya orang lain. mempunyai orientasi diri keluar dari
pada kedalam diri, sehingga remaja
Aspek kedua yang akan mendapatkan penerimaan
mempengaruhi penerimaan diri sosial dari lingkungannya.
yaitu percaya kemampuan diri.
Pernyataan pada kuesioner yang Aspek kelima dari
menunjukkan aspek percaya penerimaan diri yaitu berpendirian.
kemampuan diri yaitu pernyataan Pernyataan pada kuesioner yang
“Saya merasa mampu menghadapi menunjukkan aspek berpendirian
situasi yang sulit dalam kehidupan”. yaitu pernyataan “Saya merasa
Dari hasil penelitian didapatkan mampu melakukan seperti apa yang
sebanyak 45 siswa (70.3%) yang dilakukan orang lain”. Dari hasil
menjawab setuju dengan pernyataan penelitian didapatkan sebanyak 30
diatas. Hasil ini menunjukkan siswa (46,8%) yang menjawab
bahwa remaja mempunyai setuju dengan pernyataan diatas.
kemampuan untuk mengatasi segala Hasil ini menunjukkan bahwa
situasi dalam kehidupannya. sebagian remaja lebih suka
mengikuti standarnya sendiri dari
Aspek ketiga dari pada bersikap conform terhadap
penerimaan diri adalah bertanggung tekanan sosial.
jawab. Pernyataan pada kuesioner
yang menunjukkan aspek Aspek keenam dari
bertanggung jawab yaitu pernyataan penerimaan diri yaitu menyadari
“Saya bersedia menerima keterbatasan. Pernyataan pada
konsekuensi dari kondisi yang saya kuesioner yang menunjukkan aspek
alami sekarang ini”. Dari hasil menyadari keterbatasan yaitu
penelitian didapatkan sebanyak 44 pernyataan “Saya menyadari setiap
siswa (68.7%) yang menjawab orang punya kekurangan masing-
setuju dengan pernyataan diatas. masing”. Dari hasil penelitian
Hasil ini menunjukkan bahwa didapatkan sebanyak 43 siswa
(67.1%) yang menjawab setuju
dengan pernyataan diatas. Hasil ini
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

menunjukkan bahwa sebagian Aspek kedua dari harga diri


remaja tidak menyalahkan dirinya yaitu perasaan mampu. Pernyataan
akan keterbatasannya dan yang menunjukkan aspek ini adalah
mengingkari kelebihannya. Remaja “Saya yakin dapat menjalankan
cenderung mempunyai penilaian tanggung jawab yang ada pada diri
yang realistik tentang kelebihan dan saya”. Dari hasil penelitian
kekurangannya. didapatkan sebanyak 48 siswa
(75%) yang menjawab setuju
Aspek terakhir dari dengan pernyataan diatas. Hasil ini
penerimaan diri adalah menerima menunjukkan bahwa remaja yang
sifat kemanusiaan. Pernyataan yang memiliki perasaan mampu
menunjukkan aspek ini yaitu umumnya memiliki nilai-nilai dan
pernyataan “Saya tidak menyesal sikap yang demokratis serta
dengan keadaan saya sekarang ini”. orientasi yang realistis.
Dari hasil penelitian didapatkan
sebanyak 37 siswa (57.8%) yang Aspek terakhir dari harga
menjawab setuju dengan pernyataan diri yaitu perasaan diterima.
diatas. Hasil ini menunjukkan Pernyataan yang menunjukkan
bahwa sebagian besar remaja aspek ini adalah “Saya menerima
mampu mengenali perasaan marah, semua orang dalam berteman”. Dari
takut dan cemas tanpa hasil penelitian didapatkan sebanyak
menganggapnya sebagai sesuatu 42 siswa (65.6%) yang menjawab
yang harus diingkari atau ditutupi. setuju dengan pernyataan diatas.
Hasil ini menunjukkan bahwa
Selain aspek-aspek remaja dapat diterima sebagai
penerimaan diri diatas, terdapat juga dirinya sendiri oleh lingkungan
aspek-aspek harga diri yang dapat sekitarnya. Jika seorang remaja
mempengaruhi hubungan antara berada pada suatu kelompok dan
penerimaan diri dan harga diri pada diperlakukan sebagai bagian dari
remaja. Aspek pertama yang kelompok tersebut, maka remaja
mempengaruhi harga diri yaitu akan merasa dirinya diterima serta
perasaan berharga. Pernyataan yang dihargai oleh kelompok itu.
menunjukkan aspek ini adalah
“Saya memiliki banyak hal untuk Selain aspek-aspek diatas,
dibanggakan”. Dari hasil penelitian karakteristik penerimaan diri dan
didapatkan sebanyak 36 siswa harga diri remaja laki-laki dan
(56.25%) yang menjawab setuju perempuan cenderung berbeda.
dengan pernyataan diatas. Hasil ini Remaja laki-laki lebih aktif dan
menunjukkan bahwa sebagian besar tegas, mengarahkan diri ke dunia
remaja merasa dirinya berharga dan luar, lebih objektif, dan memiliki
dapat menghargai orang lain. penerimaan diri yang kurang baik,
Remaja yang merasa dirinya sedangkan remaja perempuan
berharga cenderung dapat kurang terbuka terhadap dunia luar,
mengontrol tindakan-tindakannya lebih pasif, dan memiliki
terhadap dunia di luar dirinya. penerimaan diri yang baik. Dari
hasil penelitian didapatkan sebanyak
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

25 remaja laki-laki dengan harga diri yang tinggi, remaja harus


presentase sebesar 65.7% yang mengetahui dirinya dengan baik dan
menerima diri dengan harga diri mampu menilai secara objektif baik
tinggi. Sedangkan hasil untuk kelemahan maupun kelebihan dalam
remaja perempuan didapatkan dirinya.
sebanyak 18 remaja perempuan
dengan presentase 69.2% yang Remaja yang mampu
menerima diri dengan harga diri menerima keadaan dirinya dalam
tinggi. Hasil ini menunjukkan keluarga yang bercerai akan
bahwa remaja perempuan cenderung merasakan harga diri yang semakin
memiliki penerimaan diri yang baik tinggi. Sebaliknya, jika remaja tidak
dibandingkan remaja laki-laki. mampu untuk menerima keadaan
tersebut, maka dirinya akan
Peran kedua orang tua bagi merasakan harga diri yang rendah
remaja dalam melewati tugas ketika menghadapi persoalan
perkembangan sangatlah penting. tersebut. Remaja yang memiliki
Kehadiran kedua orang tua dan penerimaan dan harga diri tinggi
terpenuhinya segala kebutuhan serta cenderung lebih berprestasi dan
penerimaan oleh keluarga, dapat melakukan hal-hal yang positif,
membuat seseorang merasa bahwa sedangkan remaja yang memiliki
dirinya diinginkan, dicintai, harga diri rendah cenderung
dihargai, dan diterima sehingga melakukan hal-hal yang negatif.
individu dapat menghargai dirinya Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sendiri. Perasaan aman dan kasih semakin tinggi penerimaan diri
sayang yang didapat dari keluarga maka semakin tinggi harga diri
dapat membawa rasa terbentuknya seseorang, dan semakin rendah
penerimaan diri yang baik pada penerimaan dirinya maka semakin
remaja. Tidak semua remaja rendah harga dirinya.
merasakan adanya kehadiran kedua
orang tua yang dapat membantu 5. SIMPULAN DAN SARAN
membimbing mereka dalam Simpulan
pemenuhan tugas-tugas Dari hasil temuan dan
perkembangan, banyak remaja yang pembahasan yang dijelaskan pada
kurang atau bahkan tidak dapat bab IV tentang hubungan
merasakan kasih sayang dari kedua penerimaan diri dengan harga diri
orang tua mereka. Ketika remaja pada remaja pasca perceraian
tidak merasa nyaman akan orangtua pada siswa SMP Negeri 1
hidupnya, hal tersebut akan Kabila Kabupaten Bone Bolango,
membuat remaja menyalahkan maka penelitian ini dapat
dirinya, tidak menerima dirinya, disimpulkan sebagai berikut:
tidak menghargai dirinya atas segala 1. Bahwa jumlah siswa yang
kekurangan dan sesuatu yang tidak menerima diri sebanyak 43
dimiliki yang terjadi pada siswa atau sebesar 67,2% dan
kehidupannya. Penerimaan diri siswa yang tidak menerima diri
memiliki hubungan dengan harga sebanyak 21 siswa atau sebesar
diri, karena untuk memiliki perasaan 32,8%.
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

2. Bahwa jumlah siswa yang lainnya seperti penyesuaian diri,


memiliki harga diri tinggi kompetensi sosial, atau coping
sebanyak 43 siswa atau sebesar stress agar bisa mengetahui
67,2% dan siswa yang memiliki variabel yang terkait selain
harga diri rendah sebanyak 21 penerimaan diri dan harga diri.
siswa atau sebesar 32,8%.
3. Dari hasil Uji Chi Square DAFTAR PUSTAKA
didapatkan hasil bahwa ada
hubungan yang signifikan
antara penerimaan diri dengan Abid. (2009). Perceraian dan
harga diri pada remaja pasca pengaruhnya bagi anak. Semarang:
perceraian orang tua pada siswa Meetabied.
SMP Negeri 1 Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Adilia, M. D. (2010). Hubungan
Self-esteem dengan optimisme
Saran meraih kesuksesan karir pada
mahasiswa fakultas psikologi UIN
Setelah peneliti melakukan Syarif Hidayatullah. Skripsi , 42.
penelitian dan pengamatan langsung
dilapangan serta melihat hasil Adilla, F. (1999). Hubungan
penelitian yang ada, maka berikut Penerimaan Diri, Motivasi
ini beberapa saran yang peneliti Berprestasi Dengan Prestasi
ajukan: Belajar Anak-Anak Panti Asuhan
1. Bagi remaja yang orangtuanya Dan Perbedaannya Dari Anak-
telah bercerai, sebaiknya bisa
Anak Yang Diasuh Dalam
lebih terbuka kepada kedua
Keluarga. Tesis .
orangtua tentang perasaan
mereka ketika orangtua bercerai
Agustiani, H. (2009). Psikologi
sehingga setiap keputusan yang
Perkembangan. Jakarta: Aditama.
diambil dapat dipikirkan
bersama kedua orangtua.
Sehingga dapat membuat Ali, Mohammad & Asrori,
remaja dapat menerima keadaan Muhammad. (2009). Psikologi
diri dan mempunyai harga diri Remaja: Perkembangan peserta
yang tinggi. didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2. Bagi institusi pendidikan yang
memiliki siswa dengan orangtua
yang bercerai, disarankan agar Aminah. (2011). Parenting After
lebih diperhatikan bagaimana Divorce. Jakarta: PT Gramedia
sehari-harinya siswa tersebut Widiasarana Indonesia.
disekolah terhadap teman
sebaya ataupun guru agar siswa Andani, T. (2018). Hubungan
tersebut tidak merasa kesepian. Penerimaan Diri dan Harga Diri
3. Bagi peneliti selanjutnya, Pada Remaja dengan Orang Tua
disarankan untuk Bercerai. Skripsi Sarjana
mempertimbangkan variabel Diterbitkan.
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Perceraian Meningkat, Peran


Badan Pusat Statistik. (2017). Penasehat Perkawinan
Nikah, Talak dan Cerai, serta Dibutuhkan. Retrieved Desember 4,
Rujuk, 2014-2016. 2018, from Kementerian Agama RI:
Diunduh dari https://www.bps.go.id http://gorontalo.kemenag.go.id

Chaplin, J. (2012). Kamus Lengkap Kumalasari, I. &. (2012). Kesehatan


Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.
Dariyo, A. (2013). Memahami Jakarta: Salemba Medika.
Psikologi Perceraian dalam
Kehidupan Keluarga. Faktor
Maisyaroh, S. (2016). Hubungan
Protektif untuk Mencapai
Harga Diri dan Gaya Hidup
Resiliensi pada Remaja Setelah
Hedonis Terhadap
Perceraian Orangtua.
Kecenderungan Pembelian
Kompulsif Pada Mahasiswa
Denia, M. &. (2012). Hubungan
Fakultas Ekonomi UIN Maliki
Antara Penerimaan Diri Dengan
Malang. Skripsi , 132-133.
Kecemasan Dalam Menghadapi
Dunia Kerja Pada Tunadaksa di
Miladiyanto, S. (2016). Pengaruh
Upt Rehabilitasi Sosial Cacat
Profesi Tenaga Kerja Indonesia
Tubuh Pasuruan. Jurnal Psikologi
(TKI) Terhadap Tingginya
Klinis dan Kesehatan Mental , 74-
75. Perceraian Di Kabupaten Malang.
Jurnal Moral Kemasyarakatan , 55.
Hadi, S. (2001). Metodologi
Research Jilid III. Yogyakarta: Ningrum. (2013). Perceraian
Andi Offset. Orangtua dan Penyesuaian Diri
Remaja. Ejournal Psikologi , 69-79.
Hudaniah, T. D. (2009). Psikologi
Sosial. Malang: UMM Press. Notoatmojo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hurlock, e. (2011). Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Nurarif dan Kusuma, 2015, Aplikasi
Johnson, D. (2003). Cooperation in Asuhan Keperawatan Berdasarkan
the Classroom. Bandung: Alfabeta. Diagnosa Medis dan Nanda NIC-
NOC Jilid 2, MediAction
Keliat. (2014). Model Praktik Publishing, Yogyakarta.
Keperawatan Profesional Jiwa,
EGC, Jakarta. Papalia, O. F. (2009). Human
Development. Jakarta: Salemba.

Kementerian Agama Provinsi


Gorontalo. (2017, April 3). Angka
Jurnal Keperawatan
2019
DIV Keperawatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Gorontalo

Pickar, D. (2008). Identifying dan Kombinasi (Mixed Methods).


children's stress-response to Bandung: Alfabeta.
divorce. Future article, 16-17.
Syamsu, Y. (2011). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Prillay, S. (2016). Greater Self- Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Acceptance Improves Emotional
Well- Being. Journal of Medical Urim. (2008). Proses Penerimaan
School. 1, (1), 1-13. Anak (Remaja Akhir) Terhadap
Puspita, R. D. (2008). Harga Diri Perceraian Orangtua dan
Remaja Panti Asuhan SOS Desa Konsekuensi Psikososial yang
Taruna Semarang. Skripsi. 1-14. Menyertainya. Skripsi Sarjana
Diterbitkan.
Rahmania. (2012). Hubungan Tika Andani. (2018). Hubungan
Antara Self-Esteem dengan Penerimaan Diri dan Harga Diri
Kecenderungan Body Dysmorphic pada Remaja dengan Orang Tua
Pada Remaja Putri. Jurnal Bercerai. Skripsi Sarjana
Psikologi Klinis dan Kesehatan Diterbitkan.
Mental , 112.
Wangge, B. D. R, & Hartini, N.
(2013). Hubungan antara
Rizkiana, U. (2012). Penerimaan Penerimaan Diri dengan Harga
Diri pada Remaja Penderita Diri pada Remaja pasca
Leukimia. E-Journal Psikologi. 5, Perceraian Orang Tua. Jurnal
(12). 1-18. Psikologi Kepribadian dan Sosial,
Sandha Timora, d. (2012). 2, (1), 1-6.
Hubungan Self-esteem dengan
penyesuaian diri pada siswa tahun
Pertama SMA Krisna Mitra
Semarang. Jurnal Psikologi , 54.

Soetjiningsih. (2010). Buku Ajar


Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya. Jakarta: Sagung
Seto.

Steinberg, L. (2011). Adolescence


9th ed. New York: McGraw-Hill.

Sugiyono. (2016). Metode


Penelitian Kuantitatif Kualitatif

Anda mungkin juga menyukai