Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah satunya
yaitu terjadi penurunan elastisitas pada pembuluh darah, yang diakibatkan oleh
pengendapan bahan-bahan yang bersifat ateroskerotik diantaranya adalah kolesterol
(Almatsier, 2011). Kadar kolesterol plasma sangat perlu untuk diperhatikan karena
kolesterol yang berlebihan di dalam darah akan menimbulkan plak sehingga
mengakibatkan penyempitan dan kekakuan pembuluh darah. Penyempitan dan
kekakuan pembuluh darah menyebabkan ketidakseimbangan antara aliran darah
koroner dan kebutuhan oksigen miokard (Robbins et al, 2004). Hiperkolesterolemia
disebabkan karena asupan kolesterol melalui makanan melebihi kebutuhan kolesterol
tubuh. Kelebihan asupan tersebut dapat menyebabkan terjadinya endapan di
pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan dan pengerasan. Penyempitan
dan pengerasan akan mengakibatkan suplai darah ke otot jantung tidak mencukupi
kebutuhan tubuh sehingga pengelolaan pola makan pada lansia perlu dilakukan untuk
menurunkan kadar kolesterol darah diantaranya dengan mengkonsumsi omega-3 yang
didapatkan dari konsumsi ikan.
Data dari WHO menunjukan bahwa 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit
kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia, yang paling banyak
terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti keolompok umur 75 tahun ke
atas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun
(1,3%). Di Indonesia penyakit ini merupakan 30% penyebab kematian, dan
merupakan proporsi terbanyak dari penyebab kematian yang ada (WHO, 2011). Dari
hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 27 September 2019 di wilayah kerja

5
6

UPT Puskesmas Kayon, lansia mengeluh bahwa mereka mengalami peningkatan


kadar kolesterol.
Dikarenakan kurangnya menjaga pola hidup sehat, yaitu sering mengkonsumsi
makanan-makanan yang banyak mengandung lemak tanpa diseimbangi dengan olah
ragamenjadi faktor utamanya adanya peningkatan dara kolesterol. Seperti yang kita
ketahui kolesterol merupakan lemak yang menumpuk pada aliran darah, dengan
terganggunya saluran peredaran darah ini dapat menimbulkan penyakit diantaranya
jantung koroner, stroke, hipertensi dan pheriperal arteria.
Penanganan terhadap kolesterol apat dilakukan dengan cara yang paling dasar
yaitu menjaga pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak, olah- raga teratur, istirahat dan tidur yang cukup, tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan tidak merokok agar kadar
kolesterol jahat di dalam tubuh bisa dikendalikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapat rumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana pengertian tentang Hiperkolesterolemia?
2. Bagaimana penyebab Hiperkolesterolemia?
3. Bagaimana Etiologi Hiperkolesterolemia?
4. Bagaiamana Penatalaksanaan dari hiperkolesterolemia?
5. Bagaimana cara mencegah Hiperkolesterolemia?
6. Bagaiman pengobatan dari Hiperkolesterolemia?
7

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Dengan diberikan penyuluhan diharapkan Lansia dapat mengerti tentang


Hiperkolesterolemia.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Memberikan pengertian tentang Hiperkolesterolemia
1.3.2.2 Untuk mengetahui penyebab Hiperkolesterolemia
1.3.2.3 Untuk Mengetahui Etiologi Hiperkolesterolemia
1.3.2.4 Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari hiperkolesterolemia
1.3.2.5 Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah Hiperkolesterolemia
1.3.2.6 Untuk mengetahui pengobatan dari Hiperkolesterolemia

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis


Untuk menambah wawasan dan pengalaman kami dalam mengenal masalah
tentang Hiperkolesterolemia.

1.4.2 Bagi Lansia

Lansia dapat mengenal tentang Hiperkolesterolemia dan menambah pengetahuan


yang di maksud dengan Hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol tinggi, agar mereka
bisa lebih menjaga dan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar daro
hiperkolesterolemia.

1.4.3 Bagi Pembaca

Agar pembaca dapat menambah pengetahuai tentang penyakit


hiperkolesterolemia dan cara mencegah agar terhindar dari hiperkolesterolemia.
8
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Hipekolestrolemia


Hiperkolestrolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi
kolestrol dalam darah yang melebihi nilai normal ( Guyton & Hall, 2008 ). Kolestrol
telah terbukti menggangu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak, olusi, dan
emboli. Selain juga kolestrol juga diduga bertanggung jawab atas peningkatan stress
oksidatif ( Stapleton et al., 2010 ).

Kolestrol yang berada dalam zat makanan yang kita makan akan dapat
meningkatkan kadar kolestrol dalam darah yang berakibat hiperkolestrolemia (
Seoharto, 2014 ). Salah satu penyakit tersering yang disebabkan oleh meningkatkan
kadar kolestrol dalam darah adalah aterosklerosis ( Guyton & Hall, 2008 ).Kolestrol
HDL adalah suatu lipoprotein berdensitas tinggi yang mengandung protein dalam
jumlah yang lebih tinggi dab persentese triasilgliserolnya yang lebih rendah daripada
lipoprotein darah yang lainnya. Sehingga kolestrol HDL disebut sebagai pertikel yang
paling tinggi densitas atau kepadatannya. Kolestrol HDL sendiri densitensis dalam
bentuk nascent ( imatur ) dihati dan usus halus ( Marks el al., 2000 ).

Kolestrol HDL ini memiliki peran sebagai pengangkut atau penyerap kolestrol dari
permukaan sel dan dari lipoprotein ini lalu mengubahnya menjadi kolestrol ester.
Kolestrol ester ini lalu dikembalikan ke hati, sehingga HDL dikatakan berperan
dalam transport kolestrol terbalik ( reverse cholesterol transport ) (Marks et el ., 2000
) untuk dapat menilai tinggi rendahnya kadar HDL, terdapat suatu standar dari
National Cholesterol Education Program ( NECP ) yaitu kadar HDL rendah, < 40
mg/dl dan kadar HDL tinggi, > 60 mg/dl ( soeharto, 2004 ).
10

2.2 Etiologi Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia umumnya disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik dan


gaya hidup yang tidak sehat. Diantaranya adalah:

1) Riwayat Keluarga. Meskipun tergolong jarang, seseorang dapat mengalami


hiperkolesterolemia karena faktor genetik yang diturunkan dari orang tua
dengan penyakit yang sama. Kondisi ini disebut Familial
hypercholesterolemia ini dipicu oleh mutasi sejumlah gen, seperti APOB,
LDLR, LDLRAP1, dan PCSK9.
2) Pola makan yang buruk. Kosumsi makanan tinggi kolesterol, seperti
daging merah dan prodeuk susu hewani, dpat meningkatkan kolesterol
total. Produk makanan hewani dengan kandungan lemak jenuh dan
makanan ringan kaya lemak trans, seperti kue atau biskuit, juga bisa
meningkatkan kadar kolesterol.
3) Obesistas. Berat badan berlebih dengan indeks massa tubuh (IMT) 30 atau
lebih, memperbesar risiko hiperkolesterolemia.
4) Diabetes. Gula darah tinggi bisa meningkatkan LDL dan menurunkan
HDL, serta merusak diding pembuluh darah.
5) Lingkar pinggang besar. Hiperkolesterolemia lebih resiko terjadi pada pria
dengan lingkar pinggang di atas 102 cm, dan wanita dengan lingkar perut
diatas 89 cm.
6) Merokok. Selain dapat menurunkan kadar HDL, rokok juga merusak
dinding pembuluh darah, sehingga menjadi tempat penumpukan lemak.
7) Kurang olahraga. Olahraga membantu tubuh meningkatkan jumlah HDL.

Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya akumulasi kolesterol dan lipid pada


dinding pembuluh darah. Penelitian mendukung bahwa hiperkolesterolemia memiliki
lebih dari satu penyebab, diantaranya:

1) Faktor genetik
11

Sekitar 80% dari kolesterol didalam tubuh siproduksi oleh tubuh sendiri. Ada
sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandidngkan
yang lain. Hal ini disebabkan karena faktor keturunan. Meskipun hanya
mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol atau lemak jenuh
sedikit, namun tubuh saja memproduksi kolesterol dalam jumlah banyak dan
menyebabkan penyakit hiperkolesterolemia.
2) Pola makan
Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh seperti lemak sapi,
kambing, makanan bersantan dan gorengan akan meningkatkan kadar
kolesterol darah karena menyebabkan penimbunan lemak pada pembuluh
darah.
3) Faktor Obesitas
Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks ataran faktor genetik, perilaku
dan lingkungan, menyebabkan ketidakseimbangan anatara asupan dan
pengeluaran energi. Salah satu akibat dari ketidakseimbangan ini yaitu
gangguanmetabolism lemak dalam tubuh, salah satu bentuk akumulasi
gangguan tersebut yakni hiperkolesterolemia.
4) Kebiasaan Merokok
Selain dapat merusak paru-paru zat yang terkandung dalam rokok terutama
nikotin, dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam
darah.

2.4 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam
darah. Di banyak apotik maupun klink, sekarang sudah tersedia alat pemerikaan
kolesterol yang sederhana, cepat dan mudah. Pemeriksaan kolesterol ini
menggunakan metode dipstik yang mengambil sampel darahnya dari pembuluh darah
12

kapiler yang terletak diujung jari tangan. Hanya dengan meletakkan beberapa tetes
darah saja, kita bisa segera tahu berapa kadar kolesterol dalam darah.

Setelah melakukan pemeriksaan awal, ada baiknya anda juga melakukan


pemeriksaan kolesterol yang diambil dari darah vena. Cara ini tentu saja jauh lebih
akurat karena kadar kolesterol total, kita juga bisa tahu berapa kadar HDL ( kolesterol
baik ) dan LDL ( kolesterol jahat ). Kadar kolesterol total yang diharapkan adalah
tidak lebih dari 200 ml/dl, dengan komposisi LDL < 150 mg dan HDL > 50 mg/dl.

Berikut ini uraian kadar kolesterol dalam darah manusia, yakni :

1. Kurang dari 200 mg/dl = tingkat kolesterol sangat baik. Apabila kadar LDL,
dan trigeliserida kurang dari 200 mg/dl, maka kita tidak berisiko untuk
terkena penyakit jantung.
2. 200-239 mg/dl = tingkat kolesterol yang cukup. Jika total kolesterol adalah
sekitar 200-329 mg/dl maka biasanya dokter akan memeriksa kadar LDL,
HDL, dan triglyceride.
3. Lebih dari 240 mg/dl = tingkat kolesterol yang beresiko tinggi. Orang yang
mempunyai total kolesterol diatas 240 mg/dl beresiko 2 kali lebih besar
terkena serangan jantung.
4. Kadar HDL, makin tinggi kadar HDL, semakin kecil resiko terkena penyakit
jantung. Kadar HDL yang normal untuk pria berkisar antara 40-50 gr/dl,
wanita antara 20-60 mg/dl.
5. Kadar LDL, sebaliknya semakin sedikit kadar DL dalam darah, maka semakin
kecil resiko penyakit jantung, pada umumnya, kadar LDL dalam kategori
sebagai Berikut.
6. Kadar trigliserida. Ini adalah jenis lemak yang terdapat dalam darah dan
berbagai organ tubuh, meningkatkan kadar kolesterol sejumlah palktor dapat
mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah, misalnya kegemukan,
komsumsi alkohol, gula dan makanan berlemak.
13

2.5 Cara Pencegahan Hiperkolesterolemia

Kadar kolesterol tnggi dapat dicegah dengan beberapa cara, cara yang paling
dasar adalah dengan mengubah pola makan anda sehari-hari. Berikut ini beberapa
cara untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh, diantaranyaadalah:

1. Pilih makanan yang banyak mengandung lemak yang sehat. Jangan


mengkonsumsi lebih dari 10% kadar lemak yang mengalami saturasi. Hindari
jenis lemak trans, jenis lemak yang seht didapat dari minyak zaitun, kacang
dan minyak kanola, almon dan walnut juga merupakan sumber lemak sehat.
2. Batasi kadar kolesterol, maksimal asupan kolesterol adalah 200 mg. Sumber
kolesterol adalah daging, kuning telur, dan produk susu. Hindari makan otak,
hati, usus, ginjal dan babat, hindari juga makan kue yang dinuat dari susu,
kuning telur, dan mentega.
3. Pilih makanan yang mengandung serat misalnya buah dan sayur, serat dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol.
4. Konsumsi ikan, beberapa jenis ikan baik untuk kesehatan. Ikan tuna, ika kid
atau halibut merupakan pilihan yang sehat untuk menghindari kolesterol. Jenis
ikan salmon, makarel, dan herring memilki kadar asam lemak omega 3 yang
dapat membantu mempertahankan kesehatan jantung.
5. Hindari alkohol dan rokok, alkohol dapat menyebabkan meningkatnya kadar
kolesterol, sedangkan merokok dapat mengakibatkan aterosklerosis yang
berujung pada serangan jantung dan stroke.
6. Lakukan olahraga taua kegiatan untuk tubuh karena dapat memperbaiki kadar
kolesterol, lakukan setudakny 30 menit atau jika memungkinkan 1 jam dalam
sehari, misalnya menggunakan sepeda statis, berjalan cepat, atau gerakan
lainnya.

2.6 Pengobatan Penyakit Hiperkolesterolemia

Apabila pengaturan gaya hidup t


14

2.7 Pencegahan Hiperkolesterolemia


Hiperkolesterolemia bisa di cegah dengan beberapa cara, yaitu:
1. Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fat) dan kolesterola.
a. Lemak Jenuh
Lemak jenuh merupakan komponen utama makanan yang menentukan
kadar LDL serum. Pengaruh lemak jenuh terhadap kolesterol total dalam
serum telah banyak diteliti. Analisis dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan
disertai peningkatan LDL serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1%
asupan lemak jenuh dapat menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%. Uji
terbaru telah membuktikan efikasi diet rendah lemak jenuh dalam
menurunkan kadar LDL. Sebagai contoh, penelitian DELTA yang
meneliti pengaruh pengurangan diet lemak jenuh dari 15% hingga 6,1%
kebutuhan energi total. Pada diet rendah lemak jenuh, kolesterol LDL
dapat dikurangi hingga 11%. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa
populasi yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
berisiko tinggi mengalami CHD. Metaanalisis yang dilakukan oleh
Gordon, menunjukkan bahwa penurunan asupan lemak jenuh dapat
mengurangi kolesterol serum sehingga risiko terjadinya CHD menurun
secara bermakna sebesar 24%.
b. Kolesterol
Metaanalisis terbaru menunjukkan diet tinggi kolesterol dapat
meningkatkan kadar LDL. Bahan makanan yang mengandung kolesterol
yaitu produk-produk hewani, susu sapi, daging, serta telur. Beberapa data
epidemiologi, antara lain The Western Electric Study, menunjukkan
15

bahwa diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit


jantung melalui pengaruh diet terhadap LDL serum.2.

2. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol


(stanol/sterol, serat larut air, serta soy protein)
a. Stanol/Sterol
TumbuhanSterol dapat dijumpai pada kacang kedelai dan dari minyak
pohon pinus. Sterol dari tumbuhan minyak cemara dapat diesterifikasi
dengan lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid) membentuk ester sterol
yang dapat meningkatkan kelarutan lemak.
b. Peningkatan asupan serat larut
Peningkatan serat larut 5-10 gram perhari dapat mengakibatkan
penurunan LDL sekitar 5%
c. Protein Protein soya
Soy protein tergolong diet rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol.
Salah satu penelitian melaporkan bahwa konsumsi protein soya 25
gram/hari disertai diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat
menurunkan kadar LDL sekitar 5%. Protein soya mengandung isoflavon,
serat, dan saponin. Terdapat bukti penelitian yang menunjukkan
penurunan LDL serum bergantung pada kandungan isoflavon dalam
protein soya, meskipun data yang digunakan untuk menyimpulkan masih
kurang adekuat. Asupan tinggi protein soya dapat menghasilkan
penurunan ringan kadar LDL, terutama bila digunakan untuk mengganti
produk hewani.3.

3. Penurunan Berat Badan


Obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperlipidemia,
CHD, sindrom metabolik, hipertensi, stroke, diabetes melitus, osteoartritis,
gout, serta keganasan. Panduan dari ATP III menekankan penurunan berat
badan pada pasien overweight dan obesitas sebagai bagian dari intervensi
16

penurunan LDL serum. Pada 12 minggu pertama, pasien menjalani


pengaturanmakan untuk menurunkan LDL serum sebelum diperkenalkan
intervensi penurunan berat badan. Tujuan awal intervensi penurunan berat
badan yaitu menurunkan berat sekitar 10% selama 6 bulan.

4. Meningkatkan Aktivitas Fisik yang Teratur


Aktivitas fisik yang teratur amat ditekankan karena berperan penting
dalam penanganan sindrom metabolik. Peningkatan aktivitas fisik dapat
menurunkan kadar LDL, very low-density lipoprotein cholesterol, dan
trigliserida, serta meningkatkan HDL. Tujuan peningkatan aktivitas fisik pada
pasien hiperkolesterolemia yaitu untuk menciptakan keseimbangan energi,
mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, serta menurunkan risiko
terjadinya CHD. Aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu aktivitas fisik
dengan intensitas moderat selama 30 menit setiap harinya dan dilakukan
minimal 3-4 kali dalam seminggu.

Daftar Pustaka
Muhammad Yani.2015.Mengendalikan Kadar Kolesterol Pada
Hiperkolesterolemia.
AB Anggarianti.2016.Hiperkolesterolemia Pada Lansia.

Anda mungkin juga menyukai