Anda di halaman 1dari 4

2.

ETIKA
a. Pengertian
1) Menurut Ethimologi ( Kebahasaan )
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu Ethos dan Ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa.
Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Istilah moral
berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk jama‟ dari mos, yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara hidup. Sedangkan dalam
bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti Sedangkan
dalam bahasa Indonesia disebut tata Susila.
2) Menurut Therminologi ( Istilah )
Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata
lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima kategori baik-
buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh
Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya.

b. Etika dan Etiket


1) Perbedaan
NO Etika Etiket
1 Selalu berlaku walaupun tidak ada Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket
saksi mata. tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau
saksi mata yang melihat.
2 Bersifat jauh lebih absolut atau Bersifat relatif.
mutlak.
3 Memandang manusia dari segi dalam. Hanya memandang manusia dari segi
lahiriah saja.
4 Memberi norma tentang perbuatan itu Etiket menyangkut cara suatu perbuatan
sendiri. harus dilakukan oleh manusia.

2) Persamaan
1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia.
2. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma
bagi perilaku manusia. Dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan.
c. Urgensi Ber-Etika
Di era modernisasi dengan segala kecanggihan yang membawa perubahan dan pengaruh
terhadap nilai-nilai moral, adanya berbagai pandangan ideologi yang menawarkan untuk
menjadi penuntun hidup tentang bagaimana harus hidup dan tentunya kita hidup dalam
masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam bidang moral sehingga bingung harus
mengikuti moralitas yang mana, untuk itu sampailah pada suatu fungsi utama etika,
sebagaimana disebutkan Magnis Suseno (1991 : 15), yaitu untuk membantu kita mencari
orientasi secara kritis dalam berhadapan dengan moralitas yang membingungkan.
d. Peranan Kajian Etika Dalam Dunia Modern
1. Adanya pluralisme moral
Suatu kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zaman yang semakin
pluralistic, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiaphari kita bertemu dengan
orang-orang dari suku, daerah, alpisan sosialdan agama yang berbeda. Pertemuan
ini semakin diperbanyak dan diperluas oleh kemajuan yang telah dicapai dalam
dunia teknologi informasi, yang telah mengalami perkembangan sangat pesat.
Berhadapan dengan situasi semacam ini, kita akhirnya bertanya, tapi yang kita
tanyakan bukan hanya apa yang merupakan kewajiban kita dan apa yang tidak,
melainkan manakah norma-norma untuk menentukan apa yang harus dianggap
sebagai kewajiban. Dengan demikian norma-norma sendiri dipersoalkan.

2. Timbulnya masalah-masalah etis baru


Ciri lain yang menandai zaman kita adalah timbulnya masalah-masalah etis
baru, terutama yang disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis.
Masalah kloning dan penciptaan manusia-manusia super serta tindakan manipulasi
genetik lainnya sangatlah mengandung masalah-masalah etis yang serius dalam
kehidupan manusia. Disinilah kajian dan pertanggung jawaban etika diperlukan.

3. Munculnya kepedulian etis yang semakin universal.


Ciri berikutnya yang menandai zaman kita adalah adanya suatu kepedulian etis
yang semakin universal. Di berbagai tempat atau wilayah di dunia kita menyaksikan
gerakan perjuangan moral untuk masalah-masalah bersama umat manusia. Selain
gerakan-gerakan perjuangan moral yang terorganisir seperti dalam bentuk
kerjasama antar Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat, antar Dewan Perwakilan
Rakyat dari beberapa negara atau Serikat-serikat Buruh, dan sebagainya, juga kita
dapat menyaksikan adanya suatu kesadaran moral universal yang tidak terorganisir
tapi terasa hidup dan berkembang dimana-mana.

4. Hantaman gelombang modernisasi.


Kita sekarang ini hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa
tanding. Perubahan yang terus terjadi itu muncul di bawah hantaman kekuatan yang
mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu gelombang modernisasi. Yang
dimaksud modernisasi di sini bukan hanya menyangkut barang atau peralatan yang
di produksi semakin canggih, melainkan juga dalam hal cara berpikir yang telah
berubah secara radikal. Ada banyak cara berpikir yang berkembang, seperti
rasionalisme, individualisme, nasionalisme, sekularisme, materialisme,
konsumerisme, pluralisme religius serta cara berpikir dan pendidikan modern yang
telah banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat kita.

5. Tawaran berbagi ideologi


Proses perubahan sosial budaya dan moral yang terus terjadi, tidak jarang telah
membawa kebingungan bagi banyak orang. Orang-orang merasa kehilangan
pegangan, dan tidak tahu harus berbuat atau memilih apa. Situasi seperti ini tidak
jarang dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menawarkan ideologi-ideologi
mereka sebagai jawaban atas kebingungan tadi. Ada cukup banyak orang yang
terombang ambing mengikuti tawaran yang masing-masing memiliki daya tariknya
sendiri itu. Disini etika dapat membantu orang untuk sanggup menghadapi secara
kritis dan objektif berbagai ideologi yang muncul. Pemikiran kritis dapat membantu
untuk membuat penilaian yang rasional dan objektif, dan tidak mudah terpancing
oleh berbagai alasan yang tidak mendasar.

6. Tantangan bagi agamawan


Etika juga diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap
persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia. Di satu pihak agama
menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, namun
sekaligus diharapkan juga mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan menutup diri
dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami perubahan
hampir disegala bidang. Walau etika tidak adapat menggantikan agama, namun
etika tidaklah bertentangan dengan agama, dan agama memerlukan etika.
http://hidayatynurul.blogspot.com/2015/09/peranan-etika-dalam-dunia-modern.html

http://pipi-megawati.blogspot.com/2011/09/etika-profesi-hukum.html

http://eprints.walisongo.ac.id/6956/3/BAB%20II.pdf

https://sciencebooth.com/2013/05/11/perbedaan-etika-dan-etiket/comment-page-1/

http://candra-tugasetikaprofesi.blogspot.com/2010/04/etika-dan-etiket.html

Anda mungkin juga menyukai