09e02725 PDF
09e02725 PDF
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DAVID PANGGABEAN
080423054
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DAVID PANGGABEAN
080423054
Disetujui Oleh :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat TYME, atas segala berkah dan
Gunung Para. Adapun judul Tugas Sarjana yang dikerjakan adalah Analisis
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan spiritual dan material. Oleh karena itu
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Manajemen
2. Ibu Ir. Elisahbeth Ginting, MSi selaku Dosen Pembimbing atas waktu dan
3. Bapak Pimpinan Perusahaan PTPN III PKS Rambutan yang telah memberikan
magang.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5. Seluruh staf dan karyawan pada PTPN III Gunung Para yang bersedia
kesalahan penulis, untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang
MEDAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
JUDUL …………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN……………...……………………….………. ii
I PENDAHULUAN…………………………………………….………… I-1
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.8. Perhitungan Total Cost (TC) untuk PT. IKN Tahun 2009........V26
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
LAMPIRAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Skema Persyaratan mutu SIR 1988 (Standar Indonesia Rubber)......... II-6
2.2. Rinician Tenaga Kerja di PT. Perkebunan Nusantara III .....…….... II-14
5.5. Harga Pabrik dan Harga Penjualan pada Retailer ..……….........…… V-11
5.13. Hasil Peramalan Permintaan Produk Sheet Untuk PT. IKN ….…… V-19
5.16. Perhitungan EOQ dengan Koordinasi antara Supply Chain ....….… V-22
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.19. Total Cost masing-masing Retailer dan PTPN III ..………......…… V-25
5.20. Total Cost dengan Koordinasi antar Supply Chain ..……….....…… V-26
5.23. Total Cost masing-masing Retailer dan PTPN III ............................. V-29
6.2. Perbandingan Nilai EOQ dilihat dari dua Situasi ..………........…… VI-2
6.3. Safety Stock Sheet pada Retailer dan PTPN III ..……….............…… VI-3
6.4. Reorder Point Produk Sheet pada masing-masing Retailer ..…..…… VI-4
6.5. Perbandingan Total Cost Sistem antar Dua Situasi ............................ VI-4
Hasil Peramalan......................................................................................VI-5
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Daftar Mesin dan Peralatan Produksi PT. Perkebunan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
RINGKASAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Usaha untuk
melainkan sifatnya dinamis, dalam arti harus selalu diupayakan secara terus
memperbaiki kinerjanya, sejauh itu pulalah perusahaan dapat tetap bertahan dalam
dan menekan pengeluaran agar perusahaan tetap komptetitif. Salah satu faktor
kegiatan produksinya PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para tidak terlepas
dari kegiatan logistik. Adapun kegiatan logistik mencakup seluruh kegiatan aliran
bahan dan juga informasi perusahaan. Salah satu permasalahan yang ada di
aliran informasi dan produk yang tepat pada perusahaan, distributor dan retailer
persediaan ini, dibutuhkan suatu konsep manajemen yang dapat mengatur aliran
barang dan informasi yang tepat dan akurat dari rantai suplai yaitu konsep Supply
Chain Management (SCM). Sasaran yang ingin dicapai dalam konsep Supply
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Chain Management (SCM) adalah mengupayakan peningkatan keuntungan
barang yang tepat, pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat pula. Persediaan
merupakan salah satu aset penting dalam masalah logistik perusahaan karena
memiliki nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
biaya produksi. Perumusan masalah dalam hal persediaan produk pada PT.
3. Manfaat dari koordinasi antar supply chain terhadap total cost perusahaan dan
retailer.
Tujuan umum yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah :
pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para terhadap retailer dan
yang menyeluruh dari sektor hulu ke sektor hilir. Namun, dalam penelitian ini
dengan retailer.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
3. Produk yang diteliti dibatasi hanya satu jenis saja, yaitu RSS I (Rubbed
Smoked Sheet I)
retailer.
mempunyai kendala.
2. Proses logistik dan distribusi dianggap cukup baik dan beroperasi secara
normal.
95%.
BAB I. PENDAHULUAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, jenis produk dan
maupun data sekunder sebagai bahan untuk pengolahan data yang akan
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari
perusahaan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB II
perkebunan.
Pada tahun 1957 sampai tahun 1960 bernama Perseroan Perkebunan Negara Baru
(PPN Baru), Tahun 1961 sampai 1962 bernama PPN Kesatuan Sumut VII, Tahun
1963 - 1968 bernama PPN Karet IV, Tahun 1976 - 1994 bernama PT.Perkebunan
IV, sampai dengan tahun 1996 di Sumatera terdapat tujuh PTP (PTP II- PTP VIII)
1996 sampai sekarang, PTP III, PTP IV, PTP V digabung dan diberi nama PT.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik karet kebun Gunung Para adalah pabrik yang menghasilkan sheet.
Pabrik getah latex menjadi sheet atau RSS (Ribbed Smoke Sheet) mulai beroperasi
1. RSS-I
2. RSS- II
3. RSS- III
4. Cutting
Bahan baku latex berasal dari kebun sendiri (kebun milik perusahaan).
Hasil olahan sebagian besar diekspor dan selebihnya dipasarkan di dalam negeri
(lokal).
transportasi ke kawasan ini cukup baik dengan kondisi jalan yang lebar yang
Aspek pasar dan perusahaan merupakan salah satu dari beberapa aspek
yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial,
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
dan lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan
konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan
titik pusat bidang usahanya, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih bermutu
dimata konsumen.
produk untuk tujuan utama ekspor, tetapi produk yang dihasilkan perusahaan
dipasarkan melalui pelabuhan Belawan yang akan diekspor keluar negeri seperti
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Perusahaan memilih pasar di luar negeri karena pasar luar negeri lebih luas
dan terbuka lebar. Kebutuhan luar negeri terhadap sheet cukup besar
dibandingkan dengan kebutuhan dalam negeri. Sheet dapat diolah menjadi produk
yang mempunyai nilai tambah (value added) seperti ban, alat-alat rumah tangga,
Dampak terhadap sosial ekonomi dan lingkungan yaitu dengan adanya PT.
Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para maka masyarakat yang ada didekat
dengan gaji yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan adanya pekerjaan yang
menetap maka sosial ekonomi masyarakat yang ada di dekat lingkungan dapat
yang terdiri dari limbah padat dan cair dan limbah yang dihasilkan tidak
Spesifikasi produk jadi pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
adalah sesuai dengan jenis mutunya yang disebut sebagai produk utama yaitu SIR
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
10. Untuk mendapatkan produk utama dibuat skema mutu SIR (Standar Indonesia
Rubber).
Adanya kadar kotoran yang tidak larut dalam karet bila berlebihan
menyebabkan penurunan sifat dinamik dari barang jadi yang terbuat dari karet
Penentuan kadar abu dimaksud untuk menjamin agar karet mentah yang
dijual tidak terlalu banyak mengandung abu dari karet alam yang berisi bermacam
macam oksida, karbonat, fosfat dari kalium, magnesium, kalsium, natrium, silica,
atau bahan-bahan lain yang bukan berasal dari karet alam yang merugikan sifat
Kadar zat menguap adalah kadar air yang terdapat dari karet untuk
memastikan bahwa karet tersebut benar benar sudah kering dan bila karet mentah
Dengan diketahuinya nilai PRI, dapat diketahui mudah tidaknya karet tersebut
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5. Nitrogen karet
Nitrogen yang berada dalam karet adalah sebagai protein, yang dapat
Standar Indonesia Rubber (SIR) dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini:
Jenis Uji
No
Kerakteristik Satuan SIR 10
4 PRI - Min 60
5 Po - Min 30
Adapun spesifikasi produk jadi PT. Nusantara III Gunung Para adalah
sebagai berikut :
Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-
gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik
tidak melekat.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2. RSS- II
3. RSS- III
4. Cutting
digunakan. Bahan ini merupakan bahan utama dalam proses produksi dimana sifat
dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan baku pada produk sheet yang
dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7.5 kg/ton
proses pengolahan pada kegiatan produksi. Bahan penolong yang digunakan pada
proses pengolahan sheet adalah air, digunakan untuk pencucian dan melembutkan
bahan baku.
Uraian proses produksi sheet PT. Perkebunan Nusantara III adalah sebagai
berikut :
1. Bak Penerimaan
Lateks yang datang dari kebun sebelum dimasukkan dalam main bak
memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus
lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya Dry Rubber Counteen
Setiap tangki lateks dari afdeling diambil contoh lateks sebanyak 500 cc,
lahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam
metrolac ke dalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac
pada batas permukaan contoh lateks tersebut dikali tiga kali, maka itulah kadar
2. Pengenceran Lateks
dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air
2. Pembekuan/Koagulasi
tertentu, aliran lateks dihentikan dan pindah ke bak berikutnya. Busa yang
terbentuk pada permukaan lateks harus diambil dengan alat serok, atau saringan
60 mesh.
bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum
konsentrasi 3 %-5 % dengan cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk
yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembung-
gelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih
3. Penggilingan
konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1
sampai dengan 5 rolnya licin (tidak berbunga) sedangkan gilingan rolnya terakhir
atau finisher rolnya diberi berbunga (grooving). Tujuan diberi bunga adalah agar
lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing
rol gilingan dilengkapi dengan saluran air pelican, di depan gilingan terakhir
dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet.
lembaran
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
4. Penirisan di Lori
sheet dikeringkan diudara bebas selama 2 jam dengan tujuan mengurangi kadar
sheet yang kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan
dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat
sheet di atas gantar-gantar bambu/kayu, lori dengan kapasitas lebih kurang 504
terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air
penyambretan. Lori dikeluarkan dari kamar asap I dan dimasukkan ke kamar asap
II dengan suhu udara yang berbeda. Kegiatan ini di lakukan selama 4-5 hari
untuk pengeringan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
d. Hari IV suhu 60-650 Ventilasi tertutup
b. Type : malaka
6. Sortasi
II, RSS III dan Cutting. Setelah proses pemisahan maka sheet selanjutnya dipress
dengan menggunakan mesin press hidrolik, pada setiap sisi dipasang cantelan atau
gelangan dari besi yang berfungsi untuk menahan lembaran sheet yang dipress
1. Panjang : 55 cm – 57 cm
2. Lebar : 50 cm –56 cm
3. Tinggi : 40 cm - 47 cm
7. Pengepakan (Packing)
dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
8. Gudang Produksi
sebelum dipasarkan.
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi sheet dapat
2.7.1. Utilitas
produk ahkir sangat penting. Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit lain
1. Air
2. Listrik
Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, listrik digunakan untuk
bagian produksi, kantor, dan bagian lainnya. Pabrik juga menyediakan genset
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2.7.2. Safety and fire protection
diperhatikan oleh pabrik dalam proses produksi baik untuk karyawan maupun
keselamatan dan kesehatan kerja maka produktivitas kerja dapat ditingkatkan serta
Bila terjadi kebakaran atau bencana alam petugas kamar mesin dan
1. Tanda Bahaya
menit.
minimum 1 menit.
1. Tanda berkumpul
menit.
menit
2. Tanda aman
menit.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tujuan dari mengenal semua tanda yang telah ditentukan adalah untuk
terkoordinir dan terlaksana dengan baik dan setiap regu tanggap darurat
Limbah yang dihasilkan terdiri dari limbah padat berupa sisa-sisa proses
dari pengolahan sheet berupa lateks yang menggumpal dan limbah cair berupa air
limbah di dalam saluran yang berbentuk parit. Parit tersebut di beri saringan untuk
Sistem organisasi dan manajemen yang baik sangat diperlukan pada satu
bersangkutan, sebab sistem yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik
bagi perusahaan lain. Adanya sistem yang terencana dengan baik, akan menjamin
organisasi adalah bagan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang
atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, yang memperlancar suatu proses untuk menuju suatu
tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain pada
pegawai dan karyawan dapat dengan jelas mengetahui apa yang menjadi tugasnya,
darimana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
Sehingga akan tercipta suasana kerja yang baik dan terhindar dari tumpang tindih
yang bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Manajer
Masinis
Kepala
Keterangan Garis
Fungsional
Gunung Para adalah struktur organisasi fungsional dan lini. Struktur organisasi
wewenang dari pimpinan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan fungsinya. Dan
dikatakan struktur organisasi lini karena kekuasaan mengalir secara langsung dari
terdiri dari sejumlah afdeling dan setiap karyawan bertanggung jawab pada setiap
afdeling.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab karyawan PT. Nusantara III
Tenaga kerja yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Tabel 2.2. Rincian tenaga kerja di PT. Nusantara III Gunung Para
KARYAWAN
Uraian Pria Wanita Jumlah Pensiunan Total
(Orang) (Orang) (Orang)
Manajer 1 - 1 - 1
Karyawan
15 - 15 - 15
Pimpinan
Karyawan
838 114 952 376 1.328
Pelaksana
Jumlah 854 114 968 376 1.344
Sumber : PT.Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Jam kerja di PT. Nusantara III Gunung Para terdiri dari dua bagian yaitu
jam kerja karyawan kantor dan jam kerja karyawan produksi. Adapun pembagian
Senin-Jumat 08.00-16.00
Sabtu 08.00-12.00
pokok kepada karyawan diberikan tunjangan tetap. Besarnya gaji untuk golongan
1. Karyawan musiman dibayar setiap akhir minggu, besar upah yang diterima
a. Karyawan harian, gaji dibayarkan sebesar 30 hari kerja dipotong hari kerja
yang absen.
b. Karyawan bulanan, gaji dibayarkan setiap bulan tanpa potongan hari kerja
absen.
penyakit yang diderita tidak dapat ditanggulangi oleh P3K maka karyawan dapat
karyawan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Seluruh pekerja
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
PENERIMAAN
LATEX
BAK
PENERIMAAN
BAK
KOAGULASI
PENGGILINGAN
SHEET
PENIRISAN
DI LORI
KAMAR ASAP
SORTASI
PACKING
GUDANG
PENYIMPANAN
Gunung Para
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB III
LANDASAN TEORI
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.
Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir
retailer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan
sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi
yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang
dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering
1
Pujawan, I Nyoman, SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, Guna Widya, Surabaya,
2005, p.4.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Pada gambar 3.1. memberikan ilustrasi sebuah Supply Chain yang
Hulu/upstream Hilir/
downstream
Distribution End
Supplier Manufaktur Wholesaler Retailer
Centre Customer
Aliran Produk
Aliran Biaya
Aliran Informasi
& Weber pada tahun 1982(cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Kalau
pemakai akhir, Supply Chain Management (SCM) adalah metode, alat, atau
dengan dasar semangat kolaborasi. Ada beberapa definisi tentang Supply Chain
Management (SCM).
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Menurut The Council of Logistics Management memberikan definisi
berikut :
and across business within the supply chain for the purpose of
organisasi yang melibatkan hubungan up stream dan down stream dalam proses
dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa
pada pelanggan.
(SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan
jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan
didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat dan waktu yang
Chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus
dan dengan kualitas yang bagus. Hanya dengan kerja sama antara elemen-elemen
1. Praktek Tradisional
Produk atau jasa yang kita gunakan adalah hasil dari serangkaian proses
panjang yang melewati beberapa tahapan fisik maupun non fisik. Sebuah produk
2
Zabidi, Yasrin, USAHAWAN no. 02 th xxx FEBRUARI 2001, SUPPLY CHAIN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
akan sampai ke tangan pemakai akhir setelah setidaknya melalui bebrapa proses
dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau
antara satu dengan yang lainnya. Penyedia bahan baku (pemasok) mensuplai
kebutuhan produksi para perusahaan manufaktur yang akan mengolah bahan baku
tersebut menjadi produk jadi. Produk jadi disampaikan ke pemakai akhir lewat
pihak yang menangani aliran produk inilah yang dinamakan dengan istilah Supply
Chain.
Dengan kata lain, sebuah Supply Chain bisa saja melibatkan sejumlah industri
manufaktur dalam satu rantai hulu ke hilir. Demikian juga, Supply Chain tidak
Sebuah industri manufaktur bisa memiliki ratusan bahan ribuan pemasok. Produk-
beberapa pusat distribusi yang melayani ratusan bahkan ribuan wholesaler dan
retailer, pedagang kecil dan sebagainya. Setiap channel dalam Supply Chain akan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
lokasi pabrik, gudang, pusat distribusi. Secara tradisional, semua aktivitas-
aktivitas tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit koordinasi. Istilah cross-
disuplainya juga hanya terbatas pada transaksi jual beli. Pola-pola negoisasi
pada kinerja keseluruhan pihak yang menjadi pembentuk sebuah Supply Chain
produknya secepat dan sebanyak mungkin dengan harga yang tinggi, sementara
1. Konsumen yang semakin kritis, membutuhkan produk atau jasa yang semakin
berkualitas dengan harga murah dan bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
memungkinkan terjadinya transaksi-transaksi elektronik yang dikenal dengan
internet, pembayaran secara aman bisa dilakukan secara aman dan cepat
baik atas instruksi pemerintah maupun atas kesadaran kalangan bisnis sendiri
dunia ketiga, telah menciptakan banyak paradigma baru dalam dunia bisnis. Salah
jasa di pasaran. Hanya produk atau jasa yang aspiratif terhadap kepentingan
ternyata tidak bisa dilepaskan dari dukungan berbagai pusat ilmu pengetahuan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
logistik misalnya, lembaga riset yang memfokuskan penelitiannya pada bidang
adalah Global Supply Chain Management Forum yang dimotori oleh Stanford
Eropa dan Nasional (HKUST) untuk kawasan Asia. Disamping itu ada juga The
banyak lagi. Dengan praktek tradisional bisnis yang tidak compatible lagi dan
memaksa pelaku-pelaku, baik sektor industri maupun jasa untuk memikirkan cara-
sebagai jawaban atas kebutuhan pelayanan yang cepat, berkualitas dan murah.
aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
oleh sebuah rantai Supply Chain. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos
markdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan
stockout cost.
logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-
dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari
bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan
mata rantai penyediaan barang. Oleh karena itu, manajemen Supply Chain dapat
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
utama) yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan
1. suppliers;
2. manufactures;
3. distribution;
4. retail outlets;
5. customers
Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini
bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan,
suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers atau sub-suppliers.
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plants
atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yan melakukan pekerjaan
barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan
3
Eko Indrajit, Richardus, KONSEP MANAJEMEN SUPPLY CHAIN, Grasindo,
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang
carryng cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering
Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya
ditempuh oleh sebagian besar Supply Chain. Barang dari pabrik melalui
dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga
menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum
disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk
cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang
► Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko
pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata
rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli
(yang mendatangi retail outlet tadi) ke real customers atau real user, karena
pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru betul-betul
sebuah konser dimana alat yang bunyinya berbeda-beda bisa dimainkan bersama
sehingga terdengar merdu. Prinsip utama yang harus dipegang dalam sinkronisasi
resultan yang lebih besar, bukan hanya bagi tiap anggota rantai, tetapi keseluruhan
4
Zabidi, Yasrin, op.cit., pp.5-6.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Anderson, Britt dan Favre (1997) memberikan 7 prinsip dalam SCM yang
berbeda.
3. Dengarkan sinyal pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam
penjual atau bekerja sama mengatur peramalan dan pengisian kembali stok,
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
pengarahan di dalam gabungan dengan beberapa perusahaan dalam jumlah
4. Difrensiasi produk pada titik yang lebih dekat degnan konsumen dan
(tenggang waktu) hanya sebagai sistem yang biasa disusun dengan terlalu
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
memotong biaya operasional manufaktur dalam pembayaran perancangan
aset, waktu siklus pada tingkat-tingkat pra rekayasa sebagai acuan untuk
hubungan (link) dalam Supply Chain dan termasuk pelayanan dan ukuran
besar sebagai penentu masa yang akan datang. Kartu laporan besar dapat
dalam sinergi lintas Supply Chain. Bekerja sama dengan konsumen terbesar
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
pergerakan inventory secara perlahan-lahan dengan mencari efektivitas
biaya terbaik.
lokasi di setiap fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya
penjualan
b. Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari
barang jadi.
Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan
3. Menjamin mutu
Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang
harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya
oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan
dikembangkan suatu model Supply Chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai
hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti
mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Model Supply Chain
dikembangkan dengan cukup baik pada tahun 1994 oleh A. T. Kearny seperti
Suppliers Customers
Suppliers’ Customers
Company
Supplier End Users
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Dalam ilustrasi terssebut, suppliers’ supplier telah dimasukkan untuk
mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor
informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata
rantai tersebut, dan pergerakan barang efektif dan efisien yang menghasilkan
Selama dua dasawarsa terakhir ini, ada dua konsep yang banyak
yaitu: 5
multiple supplier ke single supplier. Dengan demikian, cara lama yang dahulu
dianggap ampuh seperti mencari sourcing dengan cara tender terbuka makin
supplier. Konsep ini berkembang menuju tahap selanjutnya, yaitu tahap yang
5
Eko Indrajit, Richardus, op.cit.,p8.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2. Mengembangkan supplier partnership atau strategic alliance
masih akan populer pada abad ke-21 ini. Konsep ini menganggap bahwa
lancarnya pergerakan barang dalam Supply Chain. Konsep ini selalu dibarengi
dengan konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya dan mutu barang.
Mengelola suatu Supply Chain bukanlah hal yang mudah. Dimana, Supply
Chain sangat banyak melibatkan pihak didalam maupun diluar sebuah perusahaan
serta menangani cakupan kegiatan yang sangat luas. Ditambah lagi dengan
membutuhkan pendekatan dan model pengelolaan yang tangguh untuk bisa tetap
bertahan dalam dunia bisnis. Hal di atas ditambah lagi dengan berbagai aturan
6
Pujawan, I Nyoman, op.cit.,p17.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
kepentingan yang berbeda-beda, bahkan tidak jarang bertentangan antar yang satu
dengan yang lainnya. Di dalam perusahaan sendiri pun perbedaan kepentingan ini
(pesanan) dari pelanggan. Di sisi lain, bagian produksi biasanya cukup resistant
rendahnya utilitas mesin dan seringnya pengadaan bahan baku harus dimajukan
atau diubah. Ini akan membuat kinerja bagian produksi kelihatan kurang bagus.
Konflik antar bagian ini merupakan satu tantangan besar dalam mengelola sebuah
Supply Chain
Konflik kepentingan juga sangat jelas terjadi antar perusahaan yang ada
pada Supply Chain. Supplier menginginkan pembeli untuk memesan produk jauh-
jauh hari sebelum waktu pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tersebut tidak
berubah. Supplier juga akan semakin senang bila pengiriman bisa dilakukan
fleksibilitas yang tinggi. Mereka akan lebih mudah dalam kegiatan operasinya
maupun jadwal pengiriman bahan baku yang dipesan. Pembeli juga menginginkan
supplier bisa mengirim tepat waktu dengan kuantitas pengiriman kecil sehingga
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
pembayaran. Supplier menginginkan agar pembeli cepat membayar, sementara
Tantangan 2. Ketidakpastian
terpenuhi. Dengan kata lain, customer service level akan lebih rendah pada situasi
Supply Chain.
a. Ketidakpastian permintaan
Sebuah toko atau super market tidak akan pernah bisa memiliki informasi
yang pasti berapa suatu produk x akan terjual pada minggu atau hari tertentu.
Mereka hanya bisa meramalkan dan kita semua sadar bahwa ramalan hampir
selalu tidak benar. Pesanan dari sebuah supermarket ke distributor juga tidak
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
sebab tadi. Bahkan, semakin ke hulu ketidakpastian perimintaan ini biasanya
Ini bisa berupa ketidakpastian pada lead time pengiriman, harga bahan baku
c. Ketidakpastian internal
tentu banyak juga kasus dimana ketidakpastian pasokan bahan baku atau
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab
dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok
belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih
rendah.
lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang
3. Vertical Integration
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
- Integrasi ke depan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada
4. Kairetsu Network
membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertikal dengan cara misalnya
pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan
brand atau nama yang kuat seakan-akan mendikte pasaran, dan pelanggan akan
melalui retail outlet nya sendiri, dan hanya sebagian dari produksinya yang
banyak dan berada pada posisi untuk menentukan sendiri brand pilihannya. Dan
retail outlet makin lebih mempunyai keleluasaan dan berkuasa untuk menjual dan
optimal. Sehubungan dengan itu perlu, dibicarakan beberapa hal sebagai berikut :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa terjadi perkembangan dan perubahan
makin terbukanya pasar bebas yang mendunia (globalisasi), maka terjadi begitu
banyak dan begitu ketat persaingan antar perusahaan dan antar produk. Bagi para
Oleh karena itu, Supply Chain yang tadinya hanya atau lebih terfokus pada
sisi hulu, yaitu hubungan antar sub suppliers – supplier – manufacturer, bergeser
manifestasi dari consumer focus atau consumer oriented dalam Supply Chain
Management (SCM).
Sikap para pelanggan juga tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan
ini:
7
Eko Indrajit, Richardus, op.cit.,p.14.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
- mencari toko yang serba ada (department store, shopping mall, super
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengendali utama Supply Chain adalah
para consumers.
consumers, maka yan berhubungan langsung dengan mereka adalah para retailer.
Retailer ini menanggapi kehendak dan tuntutan consumers yang makin meningkat
barang adalah para consumers, tetapi sampai batas tertentu retailer dapat
berikut :
diperoleh karena persaingan juga makin ketat, dan sebaliknya. Oleh karena itu,
wholesaler umumnya memiliki keuntungan yang jauh lebih besar karena jumlah
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
wholesaler umumnya lebih sedikit. Disini berlaku hukum supply and demand.
Oleh karena itu, para retailer umumnya lebih mengandalkan pada jumlah
bisa dilakukan, namun di pihak wholesaler lebih banyak penghematan yang dapat
dilakukan.
Supply Chain yang baik adalah menggalang dan memperbaiki komunikasi harian
diantara semua pelaku supply, mulai dari hilir sampai ke hulu (retailer,
keengganan untuk melakukan komunikasi ini, karena beberapa pihak masih ada
yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang bersifat rahasia atau sebagai
suatu layanan ekstra. Karena dianggap memberikan layanan ekstra, ada yang
Kendala ini tidak hanya dijumpai dalam hubungan atau komunikasi antar
perusahaan, tetapi juga dalam satu perusahaan, misalnya antara bagian logistik
(penyedia barang) dan bagian teknik atau pabrik (pengguna barangn). Oleh karena
itu dalam hal ini semua pihak perlu diyakinkan terlebih dahulu tentang perlunya
membangun informasi yang terbuka, cepat dan akurat mengenai hal-hal yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
4. Kendala dalam membangun kepercayaan
pelaku supply barang dan jasa yang bersangkutan. Namun, dalam prakteknya
terdapat banyak kendala, bahkan banyak yang tidak percaya bahwa hal tersebut
tersebut adalah :
- Masih banyaknya anggapan bahwa supplier atau pihak lain adalah “lawan”
- Masih banyaknya anggapan bahwa antara supplier atau pihak lain dan
- Banyak yang masih melihat pada hubungan jangka pendek dan kurang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Optimalisasi Supply Chain Management (SCM) seperti telah disebutkan
diatas memerlukan aliran informasi yang lancar, transparan, dan akurat serta
memerlukan kepercayaan antar peserta pengadaan barang dan jasa. Hal ini hanya
mungkin dilakakukan melalui proses yang panjang dan antar pihak yang saling
dilakukan oleh supplier yang terus-menerus berbeda dan berganti, karena hal-hal
yang diinginkan tersebut tidak akan mungkin terwujud secara optimal. Oleh
karena itu, dikatakan bahwa partenering adalah salah satu solusi yang terbaik
terus-menerus, yaitu :
efektif dan efisen. Keberhasilan Supply Chain Management (SCM) tidak mungkin
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
dapat dicapai tanpa menggunakan jasa teknologi informasi , yang dalam kasus ini
perusahaan
- clear information
persediaan, tanpa persediaan perusahaan akan dihadapkan pada risiko jika suatu
ketika tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini bisa terjadi karena
tidak selamanya barang atau jasa selalu tersedia pada setiap saat, dan jika hal ini
keuntungan.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses,
barang jadi.
kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar
Dengan kata lain dapat dinyatakan baahwa persediaan bahan yang terlalu
besar, maka penurunan harga pasar akan merupakan kerugian yang tidak
kecil artinya bagi perusahaan. Oleh karena itu sangat penting bagi
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sementara kelemahan apabila perusahaan menyelenggarakan persediaan
melakukan pembelian mendadak dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini
jadi, maka akan sering terjadi pula permintaan konsumen tidak dapat
pelanggan.
terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam
bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu
aset terpenting yang dimiliki Supply Chain. Banyak perusahaan memiliki nilai
persediaannya melebihi 25 % dari nilai keseluruhan aset yang dimiliki. Ini berarti
bahwa modal yang tertahan dalam bentuk persediaan di suatu perusahaan bisa
sangat signifikan.
utama dari Supply Chain. Aliran yang tepat berarti tidak terlalu lambat dan tidak
terlalu dini, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, dan terkirim ke tempat yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
barang yang telah selesai diproduksi dan siap dikirim ke distributor. Tentunya
pemasaran. Kalau tidak, satu wilayah akan kekurangan produk dan wilayah lain
3.2.3. Peramalan
tingkat kebutuhan akan satu atau beberapa produk untuk beberapa periode waktu
pengambilan keputusan.
b. Peramalan Objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data masa lalu
dalam penganalisisannya.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
b. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu hingga lima tahun
kedepan.
penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari lima tahun.
seseorang.
akan datang.
b. Metode Delphi
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
c. Gabungan Tenaga Penjualan
d. Survey Pasar
data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung
memberikan hasil peramal yang baik dengan hasil penyimpangan (error) yang
terkecil.
Ada dua kelompok besar metode kuantitatif, yaitu metode Time Series dan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisa
serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan
waktu. Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk
meramalkan penjualan masa yang akan datang. Secara umum pola permintaan
a. Trend/ Kecenderungan
Trend merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu terjadinya
didalam biaya operasi karena biaya akan cenderung naik jika mesin dan
b. Siklus
Digunakan bila data dipengaruhi oleh fluktuasi jangka panjang atau memiliki
siklus yang berulang secara periodik. Pola siklis dipakai untuk peramalan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Gambar 3.4. Pola Siklis
c. Musiman (Seasonal)
Pola ini digunakan bila suatu deret waktu dipengaruhi oleh faktor musim
d. Horizontal
Pola ini dipakai bila nilai-nilai dari data observasi berfluktuasi di sekitar nilai
stationary pada rata-rata hitungannya. Misalnya, pola ini terdapat bila suatu
produk mempunyai jumlah penjualan yang tidak menaik atau menurun selama
e. Diagram Pencar
Diagram ini digunakan untuk melihat kolerasi (hubungan) dari satu faktor
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Langkah-langkah pembuatan diagram pencar adalah sebagai berikut :
Langkah 3 : Plot data dalam garifk. Titik-titik data ini diperoleh dengan
dan jatuh pada titik yang sama, maka lingkari titik tersebut
X
Xo
(X = Driving Factor)
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Metode peramalan time series secara umum digunakan untuk peramalan
jangka pendek hingga menegah. Metode peramalan yang termasuk jenis time
dari data masa lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data
masa lalu. Ketepatan metode peramalan ini cukup baik untuk peramalan
a. Metode rata-rata bergerak (Moving Average). Metode ini terdiri dari dua
jenis, yaitu :
X t − N +1 + ..... + X t +1 + X t
Ft +1 =
N
Keterangan :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
N = jumlah deret waktu yang digunakan
Dasar dari metode ini adalah nilai ramalan pada periode t+1
yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t
tersebut.
Ft +1 = α . X t + (1 − α ) . Ft
Keterangan :
α = faktor pemulusan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
II. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi
Metode ini cukup baik digunakan untuk peramalan jangka pendek maupun
jangka panjang. Semakin banyak data yang dimiliki maka semakin baik
a. Konstan
Yt = a , dimana a =
∑Y t
b. Linier
Yt = a + bt
Dimana : b =
∑ t Y − (∑ t )(∑ Y
i i i i
)
n ∑ t − (∑ t )
2 2
i i
a=
∑ Y − b∑ t
i i
c. Kuadratis
Yt = a + bt + ct2
∑ Y − b∑ t − c ∑ t
2
Dimana : a =
n
γ .δ − θ .α
b=
γ .β − α 2
θ − bα
c=
γ
γ = (∑ t 2 ) 2 − n∑ t 4
δ = ∑ t ∑ Y − n∑ tY
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
θ = ∑ t 2 ∑ Y − n∑ t 2Y
β = (∑ t ) 2 − n∑ t 2
α = ∑ t ∑ t − n∑ t 3
2
d. Eksponensial
Yt = aebt
Dimana : ln a =
∑ ln Y − b ∑ t
n
n∑ t. ln Y − ∑ ln Y ∑ t
b=
n ∑ t 2 − (∑ t ) 2
e. Siklis
2πt 2πt
Yt = a + b. sin + c. cos
n n
2πt 2πt
Dimana : ∑ Y = na + b∑ sin n
+ c ∑ cos
n
sateliti mungkin. Konsep dasar pemisahan bersifat empiris dan tetap yang
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
mula-mula memisahkan unsure musiman, kemudian trend dan akhirnya
unsur siklis.
adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas.
seperti harga jual, tingkat promosi dan jumlah penjualan. Kegunaan dari
tidak bebas.
adalah :
Identifikasi pola histories dari data actual dilakukan dengan membuat diagram
histories. Ada empat model pola data histories yang umum terjadi. Pada
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
a. Pola Konstan
Pola konstan menunjukkan nilai data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata-
rata.
b. Pola Musiman
Pola musiman terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman.
c. Pola Siklis
Pola siklis terjadi apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang.
d. Pola Trend
Pola trend terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan nilai dua
memperkecil angka kesalahan perkiraan yang lebih kecil dari satu unit.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
n 2
∑ (Y − Y1 )
MSE = t =1
n = banyaknya periode
∑ (Y − Y ) t
2
SEE = t =1
n− f
Y − Yt
PEt = x 100 %
Y
∑ PE t
MAPE = t =1
permintaan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Secara umum ada dua macam sistem persediaan yang biasa dipakai yang
1. Sistem pemesanan ukuran tetap (fixed order size inventory system) atau
a. Jumlah bahan yang dipesan selalu sama untuk setiap kali pemesanan
pemakaian bahan
a. Jumlah bahan yang dipesan tidak tetap, tetapi tergantung pada jumlah
dilakukan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
d. Model P tidak mempunyai nilai EOQ karena jumlah pemesanan akan
dengan biaya minimum dan masalah titik pemesanan kembali atau reorder point
pengaman (safety stock) dan kebutuhan selama lead time. Keadaan yang dihadapi
adalah permintaan terhadap suatu item bersifat kontinu dengan tingkat yang
seragam dengan lead time (tenggang waktu) tetap, perhitungan EOQ (Economic
2C 0 D
Q *=
h
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
8
Pujawan, I Nyoman, op.cit.,p.99.
9
Ibid., p.107.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
b. Dengan koordinasi antar Supply Chain
Keterangan :
pesanan pembeli
Jika model EOQ yang diterapkan, maka faktor penting adalah lead time.
Lead time adalah jarak waktu antara saat melakukan order hingga order datang.
Adanya lead time membuat kita harus menentukan waktu pemesanan. Pada model
EOQ lead time diketahui dengan pasti. Namun pada kenyataanya, baik permintaan
maupun lead time sama-sama tidak pasti. Oleh karena itu, waktu pemesanan suatu
pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi pasokan maupun permintaan,
ROP = d x l + SS
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Keterangan : d = permintaan rata-rata per periode
l = lead time
SS = safety sock
ROP diatas yang diambil hanya nilai rata-rata permintaan selama lead time. Nilai
sesungguhnya bisa lebih kecil atau lebih besar dari rata-rata permintaan tersebut.
berikut:11
SS = Z x sdl
selama lead time untuk suatu periode yang cukup panjang, atau diperoleh dengan
terlebih dahulu mendapatkan data rata-rata dan standar deviasi dari dua komponen
dengan rumus :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
1. Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian permintaan
S dl = S d x l
S dl = (d 2
xsl2 + l xs d2 )
3. Tidak diperlukan safety stock, situasi deterministik
Sdl = 0
Sdl = d x sl
d = permintaan rata-rata
l = lead time
10
Pujawan, I Nyoman, op.cit.,p.110.
11
Ibid., op.cit.,pp.110-111.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga
Perkebunan Nusantara III Gunung Para dan biaya pemesanan distributor, biaya
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Variabael bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan sheet oleh
retailer
akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah
yaitu:
dengan menentukan objek yang akan diteliti. Untuk memecahkan masalah dalam
1. Menentukan masalah
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Dalam menentukan permasalahan dilakukan analisa dengan cara
2. Peninjauan lapangan
3. Studi literatur
Peneliti melakukan studi literatur dari berbagai buku yang sesuai dengan
(SCM) yang ditulis oleh I Nyoman Pujawan yang berjudul Supply Chain
Management. Literatur yang lain adalah buku yang ditulis Richardus Eko
4. Pengumpulan data
5. Pengolahan data
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan konsep Supply Chain
Management (SCM).
4.7.1. Peramalan
adalah:
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
X =
∑F X i i
∑F i
Fi = Frekwensi pemesanan
Xi = Jumlah Pemesanan
∑ ( Xi − X )
2
s=
n −1
2C 0 D
Q *=
h
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Keterangan :
pesanan pembeli
SS = Z x sdl
service level
ROP = d x l + SS
l = lead time
SS = safety sock
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
TC = (D / Q)C0 + (Q / 2)h
Q = ukuran pemesanan
C0 = ongkos pesan
h = ongkos simpan
Management (SCM).
Bagian ini terdapat dua bagian yaitu bagian kesimpulan yang memuat
dengan tujuan awal yang ingin dicapai. Kemudian bagian kedua berisi saran
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Penetapan masalah
Menetapkan permasalahan yang terjadi di Perusahaan
Meghitung jumlah safety stock dengan menggunakan
konsep Supply Chain Management
Pengumpulan data
Data permintaan retailer, biaya pemesanan data
penunjang lainnya
Pengolahan data
Menghitung jumlah permintaan optimum retailer,
reorder point dan jumlah safety stock dengan
menggunakan konsep Supply Chain Management
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB V
Data yang dikumpulkan disini adalah data yang berhubungan dengan judul
Perkebunan Nusantara III Gunung Para, data permintaan konsumen, lead timenya
pengolahan latex menjadi sheet atau RSS (Ribbed Smoke Sheet) dengan hasil
produksi RSS I, RSS II, RSS III dan cutting. Dalam laporan ini yang akan diteliti
hanya RSS I nya saja, karena hanya sheet ini yang memiliki konsumen tetap di
Sumatera Utara khususnya di Medan. PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
memiliki 2 konsumen yang menjadi retailer tetapnya di Medan, yaitu PT. Industri
Karet Nusantara (PT. IKN) dan PT. Risupren. Kedua retailer ini akan
menyalurkan lagi sheet yang sudah diolah lagi ke konsumen-konsumen lain dan
dapat juga langsung menjual pada konsumen akhir. Jaringan distribusi PT.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Bagian Produksi
PTPN III Gunung Para
Distributor
PTPN III Gunung Para
Konsumen
Konsumen Akhir
kawasan Medan
5.1.2. Data Penjualan Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Data penjualan sheet merupakan data penjualan sheet dari retailer yang
tercatat pada distributor PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Retailer
Data penjualan sheet tersebut ditampilkan pada tabel 5.1. dan tabel 5.2.
berikut ini.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.1. Data Permintaan Sheet PT. Industri Karet Nusantara
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
03-01-2008 4.240
05-01-2008 4.240
09-01-2008 4.240
13-01-2008 4.240
15-01-2008 4.240
19-01-2008 4.240
20-01-2008 4.240
90.680 22-01-2008 15.000
23-01-2008 15.000
24-01-2008 10.320
25-01-2008 4.000
26-01-2008 4.000
28-01-2008 4.000
30-01-2008 4.000
31-01-2008 4.680
01-02-2008 4.000
02-02-2008 4.000
04-02-2008 4.000
06-02-2008 4.000
08-02-2008 4.000
11-02-2008 15.000
90.320
14-02-2008 4.320
16-02-2008 15.000
18-02-2008 15.000
22-02-2008 4.000
25-02-2008 2.000
28-02-2008 15.000
01-03-2008 4.000
03-03-2008 15.000
06-03-2008 15.000
08-03-2008 5.000
10-03-2008 4.150
12-03-2008 4.150
89.000 14-03-2008 4.150
16-03-2008 4.150
18-03-2008 4.150
20-03-2008 4.150
22-03-2008 4.150
26-03-2008 10.000
30-03-2008 10.950
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.1. Data Permintaan Sheet PT. Industri Karet Nusantara (lanjutan)
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
02-04-2008 4.000
06-04-2008 4.000
09-04-2008 4.040
12-04-2008 3.120
15-04-2008 15.000
90.160
18-04-2008 15.000
20-04-2008 15.000
22-04-2008 15.000
26-04-2008 11.560
30-04-2008 3.440
04-05-2008 15.000
09-05-2008 15.000
14-05-2008 15.000
90.000
19-05-2008 15.000
23-05-2008 15.000
27-05-2008 15.000
02-06-2008 12.400
04-06-2008 4.000
06-06-2008 4.400
08-06-2008 4.400
10-06-2008 4.400
12-06-2008 4.400
14-06-2008 4.400
16-06-2008 4.000
18-06-2008 4.000
90.400 20-06-2008 4.000
21-06-2008 4.000
22-06-2008 4.000
23-06-2008 4.000
24-06-2008 4.000
25-06-2008 2.000
26-06-2008 10.000
27-06-2008 4.000
28-06-2008 4.000
30-06-2008 4.000
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.1. Data Permintaan Sheet PT. Industri Karet Nusantara (lanjutan)
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
04-07-2008 5.000
09-07-2008 5.000
11-07-2008 4.000
13-07-2008 4.000
15-07-2008 5.000
16-07-2008 5.000
89.600
18-07-2008 4.000
20-07-2008 10.000
22-07-2008 2.600
23-07-2008 15.000
26-07-2008 15.000
30-07-2008 15.000
04-08-2008 15.000
06-08-2008 15.000
12-08-2008 15.000
90.000
17-08-2008 15.000
22-08-2008 15.000
27-08-2008 15.000
01-09-2008 5.000
02-09-2008 13.600
04-09-2008 5.000
06-09-2008 5.000
08-09-2008 5.000
10-09-2008 5.000
12-09-2008 5.000
14-09-2008 5.000
92.600 16-09-2008 5.000
18-09-2008 5.000
20-09-2008 5.000
22-09-2008 5.000
24-09-2008 5.000
25-09-2008 5.000
26-09-2008 5.000
28-09-2008 5.000
30-09-2008 4.000
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.1. Data Permintaan Sheet PT. Industri Karet Nusantara (lanjutan)
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
02-10-2008 5.000
06-10-2008 15.000
11-10-2008 15.000
91.620 16-10-2008 15.000
20-10-2008 15.000
24-10-2008 15.000
29-10-2008 11.620
01-11-2008 15.000
06-11-2008 15.000
10-11-2008 15.000
14-11-2008 15.000
16-11-2008 5.000
89.000
18-11-2008 5.000
20-11-2008 5.000
22-11-2008 5.000
26-11-2008 5.000
29-11-2008 4.000
02-12-2008 5.000
04-12-2008 5.000
06-12-2008 5.000
08-12-2008 5.000
10-12-2008 5.000
12-12-2008 5.000
90.000 14-12-2008 10.000
16-12-2008 10.000
18-12-2008 10.000
19-12-2008 10.000
21-12-2008 10.000
22-12-2008 5.000
27-12-2008 5.000
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.2. Data Permintaan Sheet PT. Risupren
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
03-01-2008 4.000
05-01-2008 4.000
08-01-2008 4.000
10-01-2008 4.000
12-01-2008 4.000
44.000 14-01-2008 4.000
16-01-2008 4.000
18-01-2008 4.000
20-01-2008 4.000
24-01-2008 4.000
28-01-2008 4.000
03-02-2008 4.000
05-02-2008 3.000
08-02-2008 4.000
10-02-2008 4.000
12-02-2008 4.000
15-02-2008 4.300
45.600
18-02-2008 4.300
20-02-2008 4.200
22-02-2008 3.300
24-02-2008 3.500
26-02-2008 3.500
28-02-2008 3.500
01-03-2008 2.000
03-03-2008 4.200
08-03-2008 4.500
10-03-2008 4.000
14-03-2008 4.000
44.700
16-03-2008 4.800
18-03-2008 4.000
21-03-2008 3.200
25-03-2008 6000
29-03-2008 8.000
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.2. Data Permintaan Sheet PT. Risupren (lanjutan)
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah Permintaan
(bln/kg) Pengangkutan (kg)
02-04-2008 8.000
06-04-2008 4.000
08-04-2008 4.000
11-04-2008 4.000
14-04-2008 4.000
47.000
16-04-2008 4.000
18-04-2008 4.000
20-04-2008 4.000
23-04-2008 4.000
25-04-2008 3000
29-04-2008 4.000
05-05-2008 4.000
07-05-2008 4.000
08-05-2008 4.000
10-05-2008 4.000
12-05-2008 4.000
44.000 14-05-2008 4.000
16-05-2008 4.000
18-05-2008 4.000
22-05-2008 4.000
25-05-2008 4.000
29-05-2008 4.000
04-06-2008 3.000
09-06-2008 13.710
44.630
13-06-2008 13.870
20-06-2008 14.050
03-07-2008 10.870
06-07-2008 2.000
09-07-2008 4.000
11-07-2008 4.000
14-07-2008 4.000
44.870
18-07-2008 4.000
20-07-2008 4.000
22-07-2008 4.000
25-07-2008 4.000
29-07-2008 4.000
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.2. Data Permintaan Sheet PT. Risupren (lanjutan)
Jumlah
permintaan Tanggal Jumlah
(bln/kg) Pengangkutan Permintaan (kg)
03-08-2008 4.000
06-08-2008 4.000
11-08-2008 4.000
47.000
16-08-2008 5.000
21-08-2008 15.000
26-08-2008 15.000
05-09-2008 15.000
45.000 15-09-2008 15.000
22-09-2008 15.000
03-10-2008 15.000
45.000 20-10-2008 15.000
24-10-2008 15.000
01-11-2008 4.000
05-11-2008 4.300
08-11-2008 4.300
12-11-2008 4.300
45.000
16-11-2008 4.300
20-11-2008 4.500
24-11-2008 4.300
29-11-2008 15.000
05-12-2008 15.000
45.000 18-12-2008 15.000
22-12-2008 15.000
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III
distributor terdiri dari biaya kertas delivery order, telepon, listrik dan komputer,
administrasi. Biaya pemesanan sheet untuk masing retailer dapat dilihat pada
tabel 5.3.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.3. Biaya Pemesanan Sheet untukk masing-masing Retailer ke
Distributor
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sedangkan harga pokok dari pengolahan sheet/kg dan harga penjualan
sebesar :
sebesar:
Lead time distribusi adalah jarak waktu antara saat melakukan order
hingga order datang. Lead time dari masing-masing retailer dapat dilihat pada
Tabel 5.6.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2. Pengolahan Data
data.
butuhkan data penjualan produk sheet tahun terakhir yaitu pada tahun 2008.
Identifikasi pola historis dari data permintaan produk sheet pada tahun 2008
100000
Jumlah (kg)
80000
60000 bulan
40000 jumlah
20000
0
1 3 5 7 9 11
Bulan
3. Pemilihan fungsi peramalan yang sesuai dengan pola data pada diagram
pencar. Dari Scatter Diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa pola data
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
permintaan menunjukkan pola linier dan ekponensial. Dengan demikian
Yt = a + bt
n∑ tiYi − (∑ ti )(∑ Y i )
Parameter : b =
n ∑ ti − ( ∑ ti )
2 2
a=
∑ Y − b∑ t
i i
berikut :
Bulan X Y XY X2
Januari 1 90680 90680 1
Februari 2 90320 180640 4
Maret 3 89000 267000 9
April 4 90160 360640 16
Mei 5 90000 450000 25
Juni 6 90400 542400 36
July 7 89600 627200 49
Agustus 8 90000 720000 64
September 9 92600 833400 81
Oktober 10 91620 916200 100
November 11 89000 979000 121
Desember 12 90000 1080000 144
78 1083380 7047160 650
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
n∑ XY − ∑ X ∑ Y
b =
n∑ X 2 − (∑ X )
2
12(7047160) − 78(1083380)
= = 36,293
12(650) − (78) 2
a =
∑ Y − b∑ X
n
1083380 − (36,293)(78)
= = 90.045,757
12
Yt = aebt
Parameter : ln a =
∑ ln Y − b ∑ t
n
n∑ t. ln Y − ∑ ln Y ∑ t
b=
n ∑ t 2 − (∑ t ) 2
Tabel 5.8.
12(890,0855) − 78(136,9276)
b= = 0,000393071
12(650) − (78) 2
ln a =
∑ ln Y − b ∑ t
n
1.083.380 − (0,000393071)(78)
ln a = = 11,40807712
12
a = e ln a = e = 90.046,10717
Yt = 90.046,10717 e 0,001 t
∑ (Y − Y ) t
2
SEE = t =1
n− f
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Yt = nilai ramalan periode t
n = banyaknya periode
Y = 90.045,757 + 36,293x
11.154.402
SEE Linear = =1.056,14404
12 − 2
Yt = 90.046,10717 e 0,001 t
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Derajat kebebasan (f) = 2
11.154.900
SEE Eksponensial = = 1.056,16759
12 − 2
statistik.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Dari tabel di atas maka dipilih SEE terkecil yaitu SEE Linier dengan nilai
1.056,14404
moving range. Perhitungan moving range dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Berdasarkan perhitungan pada table 5.12. maka akan dihitung BKA dan
BKB untuk melihat data yang incontrol atau yang outcontrol. Proses verifikasi
merupakan salah satu langkah peramalan yang berfungsi untuk melihat keandalan
ΣMRt 4.108,881
MR = = = 373,5346
n −1 12 − 1
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BKA = 2,66 x MR = 2,66 x 373,5346 = 993,6022
2500 e
BKA
BKB
500 2/3 BKA
1/3 BKA
1 3 5 7 9 11 2/3BKB
-1500 1/3BKB
Hasil peramalan jumlah permintaan sheet untuk tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.13. Hasil Peramalan Permintaan Produk Sheet Untuk PT. IKN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.2. Perhitungan Parameter Permintaan Sheet PT. IKN
X =
∑ FiXi =
∑1.031.017 = 7.364,41
∑ Fi ∑140
∑ Fi(Xi−X )
2
2.704.495.915
s= = = 4.410,98
n −1 140 − 1
perhitungan EOQ untuk retailer seperti biaya pemesanan yang meliputi biaya
kertas delivery order, biaya telepon, biaya listrik/komputer dan biaya adminstrasi.
2C 0 D
Q *=
h
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
2(1.350.000)(1.083.380)
Q *=
4.950
= 24.309,14
= 24.310 kg
Tabel 5.15.
perusahaan tidak diperhitungkan. Pada tahap ini model EOQ diperluas dengan
perusahaan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2(C per + C ret ) D
Q *=
h per + hret
Keterangan :
pesanan pembeli
2(1.350.000 + 1.350.000)(1.083.380)
Q *=
3.710 + 4.950
= 25.991,32 kg
= 25.992 kg
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.4. Perhitungan Safety Stock
sistem ini perkiraan safety stock dikaitkan dengan lead time dan service level yang
diinginkan adalah 95 %.
SS = Z x sdl
service level
Untuk menghitung besarnya safety stock sheet pada PT. IKN adalah:
X =
∑ FiXi =
∑1.031.017 = 7.364,41
∑ Fi ∑140
∑ Fi(Xi−X )
2
2.704.495.915
s= = = 4.410,98
n −1 140 − 1
SS = Z x sdl
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Untuk perhitungan besar safety stock sheet pada PT. Perkebunan
X =
∑ FiXi =
∑1.521.062 = 6.556,30
∑ Fi ∑ 232
∑ Fi(Xi−X )
2
1474597328 + 2704495915
sd = = = 4.253,38
n −1 232 − 1
SS = Z x sdl
Tabel 5.17. Perhitungan Safety Stock Sheet pada Retailer dan PTPN III
Retailer Sheet(kg)
PT. IKN 2.903
PT. Risupren 2.649
PTPN III 2.799
ROP = d x l + SS
= 5.849 kg
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.6. Perhitungan Total Cost (TC) untuk PT. IKN Tahun 2008
TC = (D/Q)C + (Q/2)h
Sebagai contoh perhitungan Total Cost untuk sheet PT. IKN dan PT.
= Rp. 120.330.300,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 105.258.000,-
Hasil perhitungan Total Cost dapat dilihat pada Tabel 5.19. berikut :
5.2.7. Perhitungan Total Cost (TC) dengan Koordinasi antar Supply Chain
Chain untuk sheet pada PT. IKN dan PT. Perkebunan Nusantara III adalah
sebagai berikut :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Perhitungan Total Cost untuk PT. IKN :
= Rp. 120.600.000,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 104.484.900,-
Hasil perhitungan Total Cost dengan koordinasi antar Supply Chain terdapat pada
5.2.8. Perhitungan Total Cost (TC) untuk PT. IKN untuk Tahun 2009
2C 0 D
Q *=
h
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
2(1.350.000)(1.088.606)
Q *=
4.950
= 24.367,7
= 24.368 kg
Tabel 5.15.
Keterangan :
pesanan pembeli
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sebagai contoh perhitungan EOQ dengan koordinasi antara perusahaan
2(1.350.000 + 1.350.000)(1.088606)
Q *=
3.710 + 4.950
= 26.053.93 kg
= 26.054 kg
TC = (D/Q)C + (Q/2)h
Sebagai contoh perhitungan Total Cost untuk sheet PT. IKN dan PT.
= Rp. 120.620.500,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 105.512.000,-
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Hasil perhitungan Total Cost dapat dilihat pada Tabel 5.19. berikut :
5.2.9. Perhitungan Total Cost (TC) dengan Koordinasi antar Supply Chain
Chain untuk sheet pada PT. IKN dan PT. Perkebunan Nusantara III adalah
sebagai berikut :
= Rp. 120.890.500,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 104.736.800,-
Hasil perhitungan Total Cost dengan koordinasi antar Supply Chain terdapat pada
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel 5.24. Total Cost dengan Koordinasi antar Supply Chain
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB VI
datang, walaupun tidak menjamin tepat seratus persen. Peramalan yang dilakukan
pasti memiliki error atau kesalahan peramalan yang tidak mungkin dapat
yang terkecil. Kesalahan peramalan itu dapat dilihat pada besarnya Standard
Error Estimate (SEE). Kesalahan peramalan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Linear
1.056,14404
PT. IKN
Eksponensial
1.056,16759
Linear
19.163,490
PT. Risupren
Eksponensial
31.138,162
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
6.2. Analisa Perhitungan EOQ
memenuhi permintaan.
Perhitungan nilai EOQ pada penelitian ini dilihat dari dua situasi, yaitu
tanpa koordinasi dan dengan koordinasi antar Supply Chain. Perhitungan EOQ
dikeluarkan oleh masing-masing retailer saja, yaitu biaya pemesanan dan biaya
pemesanan yang optimal bagi retailer saja. Sedangkan EOQ dengan koordinasi
Supply Chain merupakan ukuran pemesanan yang optimal bagi retailer dan
perusahaan. Perbandingan hasil perhitungan EOQ dari dua situasi tersebut dapat
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
6.3. Analisa Perhitungan Safety Stock
produk sheet, standar deviasi permintaan dan lead time pemesanan. Perhitungan
memberikan nilai Z sebesar 1,65. Hasil perhitungan safety stock sheet pada tiap
retailer dan Distributor PT.Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat
Tabel 6.3. Safety Stock Sheet pada Retailer dan PTPN III
Retailer Sheet
(kg)
PT. IKN 2.899
PT. Risupren 2.649
PTPN III 2.799
point. ROP ditentukan berdasarkan 3 variabel yaitu lead time (L), tingkat
permintaan selama lead time (D) dan safety stock (SS). Reorder point adalah
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sebagai contoh untuk PT. IKN nilai ROP produk sheet adalah 5.825 kg.
Hal ini berarti pada saat persediaan prduk mencapai jumlah 5.825 kg, PT. IKN
harus memesan kembali produk tersebut kepada pabrik sebanyak nilai EOQ nya
yaitu 25.992 kg. Hasil perhitungan ROP tersebut dapat dilihat dalam Tabel 6.4.
Besarnya total biaya yang ditanggung oleh masing-masing retailer dan PT.
Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 5.12. dan Tabel
5.13. pada Bab V. Dari hasil perhitungan Total Cost pada kedua tabel berikut,
maka dapat ditentukan Total Cost sistemnya yaitu jumlah dari Total Cost retailer
dan Total Cost perusahaan, baik tanpa koordinasi Supply Chain Management
Perbandingan Total cost sistem antara dua situasi dapat dilihat pada Tabel
6.5.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Dari Tabel diatas dapat dilihat dengan koordinasi sistem secara total akan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB VII
7.1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisa pemecahan masalah diambil beberapa
1. Metode peramalan terbaik yang digunakan pada laporan ini adalah metode
retailer dan PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para merupakan ukuran
pemesanan optimal.
pada PT. IKN sebanyak 2.903 kg dan pada PT. Risupren sebanyak 2.649 kg.
biaya persediaan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
7.2. Saran
1. Setiap bagian dalam sistem logistik sebaiknya bekerja sesuai dengan tugas dan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Lampiran 1.
Daftar mesin dan peralatan produksi PT. Perkebunan Nusantara III Gunung
Para
1. Mesin Sheeter
Merk : Lindeteves
KW : 5.5
HP : 7.5
Volt : 220/380 V
Amp : 15,6/9A
Rpm : 1415
2. Balling Press
Merk : Lindeteves
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
KW : 5.5
HP : 7.5
Volt : 380/420 V
Amp : 11.2 A
3. Mesin Agigator
Merk : Sphore
KW : 2.2/3 HP
Volt : 415 V
Amp : 5.3 A
Rpm : 930
1. Bak Penerimaan
2. Bak Koagulasi
Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Panjang : 3 meter
Penyekat : 74 buah
3. Lori sheet
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Satu lembar beratnya ada : 4 tingkat
4. Kamar Asap
sheet selama 5 hari temperatur 45-65 ºC, kapasiatas kamar asap = 3000
5. Ruangan Sortasi
mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus
6. Packing
Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/
pallet.
7. Gudang Produksi
antara lain :
a. Listrik
Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan
b. Air
Air yang digunakan oleh Kebun PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Lampiran 2.
Uraian tugas dan tanggung jawab karyawan PT. Perkebunan Nusantara III
Gunung Para
1. Manager
dan personalia.
2. Masinis Kepala
peralatan produksi.
3. Asisten Teknik
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
a. Bertugas melakukan kegiatan perbengkelan untuk kelancaran proses
pengolahan.
produksi.
3. Asisten Laboratorium
pembantu.
4. Asisten Pengolahan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
b. Memeriksa dan menandatangani memo permintaan, order pembelian
mutu internal.
akan di jual.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
LAMPIRAN 3
data.
butuhkan data penjualan produk sheet tahun terakhir yaitu pada tahun 2008.
Identifikasi pola historis dari data permintaan produk sheet pada tahun 2008
50000
JUMLAH (KG)
40000
30000 bulan
20000 jumlah
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
10. Pemilihan fungsi peramalan yang sesuai dengan pola data pada diagram
pencar. Dari Scatter Diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa pola data
Yt = a + bt
n∑ tiYi − (∑ ti )(∑ Y i )
Parameter : b =
n ∑ ti − ( ∑ ti )
2 2
a=
∑ Y − b∑ t
i i
berikut :
Bulan X Y XY X^2
Januari 1 44000 44000 1
Februari 2 45600 91200 4
Maret 3 44700 134100 9
April 4 47000 188000 16
Mei 5 44000 220000 25
Juni 6 44630 267780 36
Juli 7 44870 314090 49
Agustus 8 47000 376000 64
September 9 45000 405000 81
Oktober 10 45000 450000 100
November 11 44500 489500 121
Desember 12 45000 540000 144
78 541300 3519670 650
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
n∑ XY − ∑ X ∑ Y
b =
n∑ X 2 − (∑ X )
2
12(3519670) − 78(541300)
= = 8.531469
12(650) − (78) 2
a =
∑ Y − b∑ X
n
541300 − (8,531469)(78)
= = 45052.88
12
Yt = aebt
Parameter : ln a =
∑ ln Y − b ∑ t
n
n∑ t. ln Y − ∑ ln Y ∑ t
b=
n ∑ t 2 − (∑ t ) 2
Tabel 5.8.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel L3.2. Perhitungan Parameter Fungsi Eksponensial
2
X Y X Ln Y X Ln Y
1 44000 1 10.69194 10.69194
2 45600 4 10.72766 21.45533
3 44700 9 10.70773 32.12319
4 47000 16 10.7579 43.03161
5 44000 25 10.69194 53.45972
6 44630 36 10.70616 64.23697
7 44870 49 10.71152 74.98067
8 47000 64 10.7579 86.06322
9 45000 81 10.71442 96.42976
10 45000 100 10.71442 107.1442
11 44500 121 10.70324 117.7357
12 45000 144 10.71442 128.573
78 541300 650 128.5993 835.9253
n∑ t. ln Y − ∑ ln Y ∑ t
b=
n ∑ t 2 − (∑ t ) 2
12(835,9253) − 78(128,5993)
b= = 0,00021
12(650) − (78) 2
ln a =
∑ ln Y − b ∑ t
n
541.300 − (0,00021)(78)
ln a = = 10,715424
12
a = e ln a = e = 45.037,02
Yt = 45.037,02 e 0,001 t
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
(standard error of estimate). Rumus untuk mencari standard error of estimate
∑ (Y − Y ) t
2
SEE = t =1
n− f
n = banyaknya periode
Y = 45.052,88 + 8,5314x
Yt = 45.037,02 e 0,001 t
10703898
SEE Eksponensial = = 1.034,596
12 − 2
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
13. Pemilihan fungsi peramalan yang memiliki kesalahan terkecil dan pengujian
statistik.
Dari tabel di atas maka dipilih SEE terkecil yaitu SEE Linier dengan nilai
1.034,532
moving range. Perhitungan moving range dapat dilihat pada Tabel 5.12.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Berdasarkan perhitungan pada table 5.12. maka akan dihitung BKA dan
BKB untuk melihat data yang incontrol atau yang outcontrol. Proses verifikasi
merupakan salah satu langkah peramalan yang berfungsi untuk melihat keandalan
ΣMRt 11102,66
MR = = = 1009,332
n −1 12 − 1
3000 e
2000 BKA
1000 BKB
0 2/3 BKA
-1000 1 3 5 7 9 11 1/3 BKA
-2000 2/3BKB
-3000 1/3BKB
Hasil peramalan jumlah permintaan sheet untuk tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Tabel L3.7. Hasil Peramalan Permintaan Produk Sheet Untuk PT. Risupren
X =
∑ FiXi =
∑ 490045 = 5326,57
∑ Fi ∑ 92
∑ Fi(Xi−X )
2
1474597328
s= = = 4025,46
n −1 92 − 1
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.3. Perhitungan EOQ
perhitungan EOQ untuk retailer seperti biaya pemesanan yang meliputi biaya
kertas delivery order, biaya telepon, biaya listrik/komputer dan biaya adminstrasi.
2C 0 D
Q *=
h
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
2(910000)(541300)
Q *=
4.950
= 14.107,5
= 14.108 kg
perusahaan tidak diperhitungkan. Pada tahap ini model EOQ diperluas dengan
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
mempertimbangkan ongkos-ongkos yang dikeluarkan oleh retailer dan
perusahaan.
Keterangan :
pesanan pembeli
2(910000 + 910000)(541300)
Q *=
3.710 + 4.950
= 15083,7 kg
= 15.084 kg
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.4. Perhitungan Safety Stock
sistem ini perkiraan safety stock dikaitkan dengan lead time dan service level yang
diinginkan adalah 95 %.
SS = Z x sdl
service level
Untuk menghitung besarnya safety stock sheet pada PT. Risupren adalah:
X =
∑ FiXi =
∑ 490045 = 5326,57
∑ Fi ∑ 92
∑ Fi(Xi−X )
2
1474597328
s= = = 4025,46
n −1 92 − 1
SS = Z x sdl
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.5. Perhitungan Reorder Point (ROP)
ROP = d x l + SS
= 4779,6
= 4780 kg
5.2.6. Perhitungan Total Cost (TC) untuk PT. IKN Tahun 2008
TC = (D/Q)C + (Q/2)h
Sebagai contoh perhitungan Total Cost untuk sheet PT. Risupren dan PT.
= Rp. 69.832.500,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 61.085.500,-
5.2.7. Perhitungan Total Cost (TC) dengan Koordinasi antar Supply Chain
Chain untuk sheet pada PT. Risupen dan PT. Perkebunan Nusantara III adalah
sebagai berikut :
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Perhitungan Total Cost untuk PT. Risupren :
= Rp. 69.988.900,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 60.636.900,-
5.2.8. Perhitungan Total Cost (TC) untuk PT. Risupren untuk Tahun 2009
2C 0 D
Q *=
h
Keterangan :
H = Ongkos Simpanan
2(910.000)(542.534)
Q *=
4.950
= 14.123,6
= 14.124 kg
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
5.2.3.2. Perhitungan EOQ dengan Koordinasi Supply Chain
Keterangan :
pesanan pembeli
2(910000 + 910000)(542534)
Q *=
3.710 + 4.950
= 15.101 kg
Sebagai contoh perhitungan Total Cost untuk sheet PT. Risupren dan PT.
= Rp. 69.912.000,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 61.155.500,-
5.2.9. Perhitungan Total Cost (TC) dengan Koordinasi antar Supply Chain
Chain untuk sheet pada PT. IKN dan PT. Perkebunan Nusantara III adalah
sebagai berikut :
= Rp. 70.068.600,-
Perhitungan Total Cost untuk PT. Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi
= Rp. 60.706.000,-
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT (SCM) Di
PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.