Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


Oleh :Ir. Indah Setyowati, MT

Pengelolaan Bahan Galian Industri berbeda dengan pengelolaan bahan


galian lain, karena bahan galian industri memiliki ciri-ciri tersendiri. Salah satu ciri
dari Bahan Galian Industri adalah memungkinkan ikut sertanya masyarakat
mengelola Bahan Galian Industri (BGI) walaupun mereka berkemampuan terbatas
baik ditinjau dari segi modal maupun aspek teknologi.
Bahan Galian Industri pada umumnya mempunyai nilai/ harga jual yang
rendah, tetapi jika disentuh dengan teknik pengolahan maupun seni, membuat
bahan galian tersebut menjadi bernilai tinggi.
Teknologi Pengolahan meliputi teknologi tepat guna dan teknologi
konvensional, diharapkan bahan galian industri yang dilakukan pengolahan terlebih
dahulu nilainya menjadi bertambah tinggi, sehingga akan membuka peluang pasar.
Pada hakekatnya terbukanya peluang pemasaran bahan galian industri
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1. Adanya assosiasi produsen maupun konsumen yang dapat melakukan tugasnya
secara baik
2. Pengolahan dengan produk yang beraneka ragam.
3. Pengolahan yang mengacu pada standard baku mutu.
4. Produsen mengetahui manfaat dari bahan galian Industri
Pemasaran di Indonesia masih sederhana bah-kan banyak yang berorientasi
kepada pasar komoditas primer bahan mentah( tidak melalui pengolahan). Hal ini
menyebabkan nilai komoditas dan nilai tambah rendah, sehingga akan menjauhkan
daya tarik bahan galian industri terhadap pengelola tambang. Padahal banyak pula
bahan galian Industri yang sangat memerlukan pengolahan agar memperoleh
penambahan nilai yang tinggi, misalnya kaolin dengan tingkat mutu industri keramik,
feldspar dengan mutu untuk bahan imbuh dalam peleburan ( fluks) maupun untuk
keramik, Batugamping untuk cat, pralon,bahan imbuh peleburan dll.

6.1. BATUGAMPING
Batugamping adalah suatu bahan galian yang ada kaitannya dengan batuan
sedimen dan banyak mengandung CaCO3.

Sifat-sifat
Batu gamping tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3), dengan warna putih, abu-
abu, kuning tua, abu-abu kebiruan, jingga, atau hitam. Batu gamping dengan kadar
Calcium tinggi bisa seluruhnya terdiri atas CaCO3.
Klassifikasi batu gamping berdasarkan kandungan magnesium dapat dilihat
pada tabel 6.1

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-1


Tabel 6.1
Klasifikasi batugamping berdasar magnesium
Nama batuan Kadar MgO (%)
Batu Gamping 0,0 - 1,1
Batu gamping bermagnesium 1,1 - 2,2
Batu gamping dolomitan 2,2 - 10,9
Dolomit berkalsium 10,9 -19,7
Dolomit 19,7 -21,8

Sifat-sifat khusus batu gamping lainnya adalah :


1. Mengandung Ca tinggi
2. Mudah larut dalam asam lemah dengan melepaskan CO 2 yang tidak berbau
3. Dalam proses pembakaran dikenal dengan proses calcinasi, maka batu gamping
akan melepaskan CO2 dan hasil pembakaran disebut Quick Lime (CaO)
Reaksinya adalah :
CaCO3 -------------- CaO + CO2
G o = (40.250 -34,4 T) kal/mol
Apabila atmosfer tanur kalsinasi mengandung 20 % CO 2 maka akan dicapai
kesetimbangan
40.250-34,4 T = -RT Lm PCO
= - 4.575 T Log 0,2
31,6 T - 40.250 = 0
T = 1.070,5 oK
T = 797,5 oC
Misal :
40.250 - 34,4 T = 4,575 T log 1
=0
T = 1170 oK
T = 897 oC

4. Bila CaO yang terbentuk disiram dengan air maka akan terjadi proses
penghidrasian dengan cepat.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
CaCO3 + 2HC l ------------ CaCl2 + H2O + CO2
CaCO3 ------------- CaO + CO2
CaO + H2O ------------- Ca(OH)2

Pengolahan
Dalam beberapa hal, batu gamping dapat langsung dipergunakan sebagai
bahan dasar, misalnya untuk pabrik semen, pembuatan pralon, bahan bangunan,
dll..gamping cukup dikecilkan ukurannya dihaluskan
Disamping itu pengolahan batu gamping dimaksudkan untuk menghasilkan
kapur tohor (CaO), Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) .dan juga dapat dibuat LCC ( light
Calcium Carbonate )

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-2


Secara umum pembuatan kapur tohor meliputi :
1. Kalsinasi pada suhu 900 oC - 1000 oC, sehingga batu gamping terurai menjadi
CaO dan CO2
2. CO2 diambil, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tangki
3. Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor (CaO) setelah CaO dibasahi air.

Penggunaan
Batu gamping adalah bahan galian yang banyak kegunaannya, antara lain
sebagai berikut :
1. Bahan bangunan, pengeras jalan, untuk pembangunan bendungan (urugan),
bahan dasar untuk semen portland, semen romawi, semen alam
2. Industri keramik, terutama dalam pembuatan kaca, alat dari kaca dan sebagainya
3. Industri kimia, untuk bahan dasar pembuatan kalsium dalam pabrik gula,
pembuatan gas CO2, CaCO2, CaO, CaCl2, bahan penghilang warna dalam
industri lemak atau minyak, bahan kedokteran, pasta, pencegah penyakit
tanaman dan untuk pembuatan pupuk
4. Industri logam, batu gamping dipergunakan sebagai flux, dan bahan tahan api
5. Bahan baku untuk kesenian dan litografi.

Tabel 6.2
Persyaratan batugamping berdasar SNI
Amandemen 16-235-SNI 47-7869895-2000

Komposisi Kaca + gelas Cat Pemutih kertas Pipa paralon


CaO Min.54,8 % 54,48 % 54,75 % 54,50 %
MgO Mak.0,30 % 0,25 % 0,35 % 0,05 %
SiO2 Mak.0,96 % 0,89 % 0,65 % 5,25 ppm
Fe2O3 Mak.0,14 % 0,10 % - -
Al2O3 Mak.0,14 % 0,14 % - -
CaCO3 80 % - -
Kadar air Mak.10 % 12 % 8%
Komposisi pestisida Kosmetik Soda abu Kertas sigaret
CaO 54 % 54 % -
MgO 0,05 % 1% 0,6 % 0,25 %
SiO2 0,95 % - 0,75 % 0,16 %
Fe2 O3 - 2,25 ppm 6 ppm -
Al2O3 0,15 % 0,02 % - 0,13
CaCO3 80 % 85 %
Kadar air 15 % -

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-3


Contoh pengolahan batugamping mentah yang akan digunakan untuk pemutih
kertas dan iiinnndustri pipa paralon dapat dilihat pada Gambar 6.1
Pemasaran
Batugamping dalam pasaran dijual dalam bentuk kapur tohor dan
Kalsiumhidroksida (kapur mati), dan harga masing-masing ditentukan sesuai
penggunaannya. Disamping itu ada yang dijual batugamping bubuk, maupun dalam
bentuk LCC (light Calcium carbonat ), yakni batugamping hasil proses dengan kadar
tinggi. High Calcium Carbonat (HCC) merupakan batugamping kadar tinggi yang ada
di alam (keprus), juga dapat dipasarkan langsung dari tambang

ROM Batugamping
batbatugampingBat
ugamping

Stock yard

Hammer crusher

Hammer Mill

Microgrinder

Cyclone

Produk Produk

Gambar 6.1
Diagram alir pengolahan batugamping

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-4


6.2. ANDESIT
Batu Andesit merupakan batuan beku yang sangat banyak terdapat di Indonesia.
Batu andesit yang masih segar berwarna abu-abu.

Sifat-sifat
1. Batu andesit mempunyai warna abu-abu keputihan, dengan kilap tanah.
2. Densitas 1,93 ton / m3.
3. Kuat tekan sekitar 1259 kg/cm2.
4. Tidak mudah larut dalam asam maupun basa.
Berdasarkan sifat-sifat batuan andesit tersebut maka batuan ini banyak digunakan
dalam pembangunan sarana dan prasarana infra struktur sipil, seperti bahan
bangunan, bahan baku pembuatan jalan raya ( baik untuk sub grade maupun
lapisan atasnya, serta untuk campuran hot mix) maupun jembatan, bahan baku
untuk beton bertulang, tiang listrik, untuk dinding (eksterior) dan lain-lain.

Pengolahan
Tujuan pengolahan terhadap batu andesit adalah :
1). Untuk memisahkan tanah yang terikut pada saat kegiatan penambangan.
2). Untuk memperkecil ukuran bongkah batuan hasil penambangan sehingga
diperoleh fraksi-fraksi yang mempunyai ukuran butir (sebagai contoh)
- fraksi kasar ukuran butir - 30 + 20 mm
- fraksi sedang ukuran butir – 20 + 10 mm
- fraksi halus ukuran butir - 10 + 5 mm
- fraksi sangat halus ukuran butir - 5 mm.
3). Melakukan pemisahan ukuran butir dari hasil proses peremukan sesuai dengan
ukuran yang diinginkan oleh konsumen.

Untuk memperkecil ukuran bongkah hasil kegiatan penambangan dilakukan dengan


cara peremukan, sedangkan tahapan peremukan yang digunakan sangat tergantung
dari ukuran bongkah hasil tambang serta ukuran produk yang diinginkan.
Alat yang bisa digunakan dalam peremukan adalah :
a. Peremuk pertama : Jaw crusher, giratory crusher
b. Peremuk kedua : Gyratory crusher dan Cone Crusher’
Alat yang digunakan untuk tahap sizing adalah. untuk proses pengayakan vibrating
screen.
Adapun salah satu contoh diagram alir pengolahan andesit untuk mendapatkan
ukuran fraksi tertentu dapat dilihat pada Gambar 6.2.Ukuran fraksi ini sangat
tergantung dari pemanfaatan fraksi batu andesit tersebut.Contoh fraksi batu andesit
yang akan digunakan untuk campuran beton (bahan bangunan) akan mempunyai
ukuran berbeda dengan fraksi batu andesit untuk bahan baku hot mix ( untuk peng
aspalan jalan raya)
Sedangkan bila batu andesit akan digunakan sebagai dinding eksterior (
dimensional stone), maka sejak dari tahap penambangan sudah dilakukan proses
poembongkaran batuan supaya menghasilkan batuan dengan bentuk kubus. Dan
untuk proses pengolahannya pengolahannya dengan cara dilakukan penggergajian (
dipotong-potong) menjadi ukuran sesuai keinginan konsumen.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-5


ROM Andesit

Hopper

Vibrating Grizzly Feeder

Double Deck Vibrating screen Primary crusher

Tanah Single Deck Vibrating Screen

Secondary crusher

Double Deck Vibrating Screen

Fraksi kasar Fraksi sedang Fraksi halus


ssssedangsed
ang
Gambar 6.2
Diagram alir pengolahan Andesit

6.3. KAOLIN
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun atas mineral lempung dengan
kandungan besi yang rendah. Pada umumnya berwarna putih atau agak keputihan, adanya
mineral pengotor dalam endapan kaolin akan memberikan effek warna pada kaolin tersebut .
Komposisi penyusun utamanya adalah hidrous Alluminium silikat
( 2 H2O Al2O3 2 SiO2) . Sebagian besar komposisi mineralnya adalah mineral kaolinit serta
ada beberapa mineral penyerta..
Proses pembentukan kaolin ada dua kemungkinan :
a. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan kristalin asam seperti granit, diorit. Proses
pelapukan biasanya dimulai dari permukaan bumi, sehingga penyebaran kaolin ini relatif
melebar ke arah mendatar.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-6


b. Kaolin terjadi dari hasil alterasi hidrothermal terhadap batuan beku feldspatik. Air panas
dari balam bumi naik ke peremukaan melalui celah-celah dari batuan induk sehingga
mengubah feldspar menjadi kaolinit.
Sehingga ciri endapannya membesar ke arah bawah. Makin kearah bawah makin miskin
kandungan mineral asal.

2 K AlSi3O8 + H2O Al2 (OH)4 Si2O5 + K2O + 4 SiO2


Feldspar kaolin
Sifat Fisik :
Tabel 6.3
Sifat Fisik kaolin untuk filler dan coating

Sifat Fisik Filler Coating


Brightness (%) 82 - 84 82 - 84
5. 2 mikron (%) 45 - 55 60 - 70
+ 2 mikron (%) 2,5 1,5
Moisture (%) 1,5 1,6
Abrassion AT 1000 (mg) 10 5,5
PH 20 % solid 4-5 4-5
Bentuk fisik powder powder

ROM kaolin

Air
Sluice Box Pasir kasar

Air Desliming Pasir

Penggumpal Tangki pengendap Air


Amilum

Filter

Pengeringan

Kaolin murni

Gambar 6.3
Diagram alir pengolahan kaolin secara sederhana

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-7


6.3.1.Pengolahan.
Pengolahan kaolin ditujukan untuk :
a. membuang mineral pengotor seperti pasir kuarsa, oksida besi, titan dan mika.
b. Untuk mendapatkan ukuran butir halus, tingkat keputihan (brightness) tinggi,
kadar air dan PH tertentu.
c. Sifat-sifat lainnya sesuai keinginan konsumen.
Pada dasrnya pengolahan kaolin tergantung kepada jumlah dan jenis mineral pengotornya
serta spesifikasi yang diinginkan konsumen (sesuai penggunaannya).
Contoh pengolahan kaolin yang relatif sederhana dapat dilihat pada gambar 6.3.
Kaolin banyak digunakan sebagai pelapis maupun pengisi dalam industri kertas, keramik.
Dalam industri farmasi kaolin digunakan untuk pelapis dan pelicin tablet.
Untuk mendapatkan persyaratan kaolin yang lebih bagus, maka harus dilakukan pengolahan
kaolin yang lebih kompleks, seperti terlihat pada Gambar 6.3.

6.3.2. Penggunaan Kaolin.


Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku
maupun sebagai bahan additive. Hal ini disebabkan karena sifat kehalusan, warna,
daya hantar listrik dan panas yang rendah.
Contoh kaolin untuk bata tahan api dapat dilihat pada Tabel 6.4

ROM Kaolin

Air
slurry

Ayakan Fraksi kasar

Classifyer Pasir kasar

Cyclone Pasir halus

Thickener Air

Filter Press

Pengeringan

Tepung kaolin

Gambar 6.4
Pengolahan kaolin

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-8


Tabel 6.4. Kaolin untuk bata tahan api
Senyawa Kaolin Tanah liat
SiO2 (%) 69,97 61,75
Al2O3 (%) 17,71 23,63
Fe2O3 (%) 0,52 2,3
CaO (%) 1,69 6,09
Na2O (%) 2,39 -
Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi bila kaolin digunakan untuk industri
kertas dapat dilihat pada Tabel 6.5
Tabel 6.5
Spesifikasi kaolin untuk industri kertas

Pengisi Pelapis
Fisika :
6. Derajad Keputihan (%) 79 – 85,5 83
7. Ukuran butir – 2 mikron (%) 30 - 68 71 - 80
8. Ukuran butir + 5 mikron (%) 12 - 50 3-8
Persen solid (%) 68 - 73
Abbrasion index Max 20 mg
PH 4,5 – 7,0 4,5 – 7,0
Kadar air (%) <1 1
Kimia
SiO2 (%) 46,73 47,80
Al2O3 (%) 37,84 37,30
Fe2O3 (%) 0,92 -
TiO2 (%) 0,05 0,52
CaO (%) 0,09 0,20
MgO (%) 0,06 0,10
K2O (%) 1,70 1,72
Na2O (%) 0,07 0,05

Sedangkan persyaratan kaolin untuk industri keramik, porselin dapat dilihat pada
Tabel 6.6.

Tabel 6.6.
Persyaratan kaolin untuk keramik

Senyawa Porselin Saniter Gerabah halus Gerabah


kasar
Fe2O3 (%) < 0,4 < 0,7 < 0,8 1,0
TiO2 (%) < 0,3 < 0,7 - -
CaO (%) < 0,8 < 0,8 < 0,8 < 0,8
SO3 (%) < 0,3 < 0,2 < 0,4 < 0,4
Ukuran butir – 2 >80 > 80 > 80 > 80
mikron (%)
Kecerahan (%) >90 > 90 > 80 > 80
Kadar air (%) <5 <5 <7 <7

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-9


6.4. FELDSPAR

Feldspar adalah masa batuan yang tersusun dari mineral-mineral feldspar


yang terdiri atas Aluminium Silikat, Potasium, kalium dan kadang-kadang barium.
Batuan feldspar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Natrium feldspar / Sodium feldspar ( Na Al Si3O8 )
Berwarna abu-abu atau putih, kadar Na2O > 7 %
2. Kalium Feldspar / Potasium feldspar ( K Al Si3O8 )
Berwarna putih susu, abu-abu atau merah, kadar K2O > 7 %
3. Kalsium Feldspar (Ca Al2Si3O8 )
Warna putih, abu-abu, banyak ,mengandung CaO

6.4.1. Ciri-ciri
Sifat-sifat fisik feldspar antara lain :
-berwarna putih, ke abu-abuan, hijau muda dan kuning kotor.
- kekerasan antara 6,0 – 6,5
- berat jenis 2,4 – 2,8
- titik lebur 1.100 – 1.500o C
- kurang plastis
- sebagai bahan perlebur : untuk benda keramik dapat membuat keramik menjadi
padat dalam proses pembakaran.

6.4.2. Pengolahan
Pengolahan feldspar pada umumnya bertujuan untuk menghilangkan mineral
pengotor seperti : besi, biotit,mika dan kuarsa.
Pengolahan dapat dilakukan dengan cara sederhana maupun dengan cara yang
kompleks.
Pengolahan sederhana :
9. Feldspar dari hasil mpenambangan kemudian dilakukan proses
peremukan dengan alat Jaw Crusher atau Cone Crusher.
10. Untuk proses penggilingan dapat digunakan alat pebble Mill sampai
diperoleh ukuran butir sesuai dengan keinginan konsumen.
Pengolahan dengan cara lebih kompleks :
11. Peremukan yang dilanjutkan proses penggilingan.
12. Untuk proses konsentrasi dilakukan dengan cara Flotasi secara
bertahap untuk mengapungkan mineral mika.
13. Magnetik separator untuk memisahkan mineral besi yang bersifat
magnit.
14. Proses ini dapat memisahkan feldspar dari mineral mika, kuarsa,
mineral besi.
Diagram alir pengolahan Feldspar dapat dilihat pada Gambar 6.5.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-10


ROM Feldspar

Jaw Crusher

Cone crusher

Rod Mill

Solar
Amine acetat Flotasi
Mika

Magnetic Separator/Pelarut H2SO4

Asam hidroflor
Flotasi II
Amine acetat pasir kuarsa
Pine oil

Feldspar diapungkan

Penyaringan

Pengeringan

Produk

Gambar 6.5.
Diagram alir pengolahan feldspar

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-11


6.4.3. Penggunaan.
Feldspar dapat dipergunakan dalam berbagai industri seperti dalam industri
keramik, gelas, kaca lembaran.
Contoh spesifikasi feldspar untuk industri keramik berdasarkan Standard Industri
Indonesdia (SII) adalah :
Tabel 6.7
Spesifikasi feldspar untuk industri

Oksida Jenis Industri


Porselin (%) Saniter (%) Gerabah halus
(%)
K2O + Na2O 6-15 6-15 6-15
Fe2O3 0,5 0,7 0,8
TiO2 0,3 0,7 -
CaO 0,5 0,5 1,0

6.5 .ZEOLIT
Zeolit berasal dari kelompok mineral Aluminium silikat terhidrasi dari logam-logam
alkali dan alkali tanah terutama Cad an Na, dengan rumus umumnya
LmAlxSiyOz n H2 O
dimana :
L = logam yang berujud dalam struktur tiga dimensi yang tak terbatas dan mempunyai
rongga-rongga yang berhubungan satu sama lainnya dan merupakan saluran kosong ke segala
arah dengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali atau alkali tanah yang
ada pada strukturnya.

6.5.1.Genesa Zeolit
Zeolit pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yakni zeolite alam dan zeolite sintetis.
1).Zeolit alam
Pada dasarnya zeolite alam ditemukan dalam batuan sedimen vulkanik, batuan piroklastik
yang berassosiasi dengan bentonit. Menurut terjadinya ada tiga :
a. . Zeolit yang terbentuk dari aktifitas magma
Proses yang terjadi pada aktivitas magma adalah proses hydrothermal, kemudian
mineral silikat mengalami perubahan menjadi mineral zeolite. Pada daerah –daerah
ini akan terbentuk jenis Heulandit, Leumantit, Wairakit dan analsim. Sedangkan pada
daerah yang lebih jauh akan terbentuk mordenit dan klinoptitolot.
b. Zeolit yang terbentuk karena proses sedimentasi
Pada proses sedimentasi ada tiga lingkungan pengendapan, yakni zeolite yang
terbentuk pada dasar danau yang ber air asin membentuk zeolite.
Jenis yang ke dua yaitu lingkungan air tawar, sedangkan jenis ke tiga merupakan
lingkungan marine. Bahan pembentuk dari ke tiga lingkungan adalah sama yaitu tufa
vulkanis yang mengandung mineral rhyolite maupun nephthaline.
c. Zeolit yang terbentuk karena proses metamorfosa
Disini bahan pembentuk akan bereaksi dengan aliminium pada suhu yang sangat
tinggi sehingga akan terbentuk zeolite jenis haulandit, mordenit, analsim, klinoptilolit
dan leumantit.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-12


2). Zeolit sinthetis.
Pembuatan mula-mula menyerupai proses hydrothermal seperti terjadinya zeolite
alam, namun hasil proses ini kurang memuaskan. Sekarang zeolite sinthetis ini didasarkan
pada gel alumina silikat yang sangat reaktif, atau pada hydrogel yang masih segar.
Gel-gel khusus dapat dibuat dari natrium aluminat, natrium silikat dan natrium hidroksida.
Zeolit akan terbentuk jika gel-gel di kristalisasikan pada temperature kamar sampai 200 0 C.
Selama kristalisasi gel maka ion-ion natrium, komponen aluminat dan silikat mengalami
penyusunan ulang untuk membentuk Kristal zeolite.

6.5.2. sifat-sifat zeolit


Endapan zeolite mempunyai sifat fisik :
15. Warna : cerah yaitu kuning, merah, cokelat, hijau , potih, abu-abu.
16. Pecahan : brittle
17. Berat jenis : 2 – 2,4
18. Kekerasan : 3 – 4
19. Kilap : tanah , opaque , translucent
20. Sistem Kristal : monoklin.

6.5.3. Pengolahan
Zeolit yang mempunyai sifat-sifat tertentu seperti kekerasan sedang, biasanya hanya
dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan alat peremuk maupun alat penggiling dan
juga proses pengeringan yang penting memenuhi persyaratan konsumen. Pemanasan
dilakukan pada temperature 2500 C selama 2,5 – 3 jam dalam oven putar dengan kapasitas
kira-kira 70 kg setiap operasi pemanasan. Dengan adanya proses pemanasan ini berarti
zeolite di aktifkan.
Proses pengolahannya dimulai dari zeolite hasil penambangan kemudian dilakukan
peremukan menggunakan Hammer Crusher , hasilnya dilakukan proses penggilingan
menggunakan Ball Mill hasil penggilingan kemudian di ayak bila konsumen menghendaki
produk – 28 + 40 mesh kemudian di aktifkan.

6.5.4. Pemanfaatan
Zeolit dapat dimanfaatkan untuk :
1. Bidang pertanian :
-Untuk menetralisir tanah asam
-Sebagai mineral pembawa yang menyerap pupuk yang mudah larut dan
menguap.
2. Bidang peternakan
- Sebagai campuran pakan ternak
- Mempengaruhi kualitas telur pada ungags
3. Bidang perikanan
- Sebagai control (penyerap amberium yang biasa dikeluarkan jika ikan
diberi makan) zat ini menyebabkan kematian pada ikan sebab
mempertinggi kadar ammonia pada air kolam
4. Bidang bangunan
Untuk campuran beton atau sebagai agregat ringan untuk beton . Sifat yang
digunakan adalas sifat pemuaian yang disertai dengan pengurangan berat bila
dipanaskan.
5. Bidang industry
- Sebagai bahan penjernih minyak kelapa sawit

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-13


- Sebagai filler industry kertas
- Panel-panel zeolite dalam industry energy matahari.

6.6. POSPAT

Batuan pospate terdiri atas mineral phosphate yang Kristal-kristalnya tidak terlihat,
mengandung trikalsium pospate dan air, sedikit kalsium karbonat, fluor, zat-zat organis,
oksida besi dan oksida aluminium.
Berdasarkan mineral pembentuk pospate yang dikandungnya, batuan phosphate dapat
disebut Kalsium pospate, Aluminium Pospat, besi pospate, kalsium –Aluminium pospate.
Mineral pospate mempunyai kekerasan 3 – 5, berat jenis 2 – 5. Berwarna putih, abu-abu ,
coklat dan hitam.
Di Indonesia batuan pospate terjadi dalam gua-gua gunung kapur, sebagai hasil reaksi
antara kotoran, bangkai dari burung-burung dan kelelawar yang tinggal di gua-gua
dengan batuan dasar gua ( batu gamping, debu-debu oksida besi dan oksida aluminium)
membentuk batuan phosphate.
Genesa Pospat ada tiga kemungkinan :
1). Endapan pospat batuan beku apatit (endapan primer)
Endapan jenis ini termasuk endapan primer karena gugusan oksida pospatnya terdapat
dalam mineral apatit Ca10 (PO4) 6 F2 yang terbentuk selama pembekuan magma
2). Endapan pospat sedimen
Sebagian besar endapan pospat berasal dari endapan pospat sedimen, seperti gamping
pospatan, pasir pospatan. Tipe endapan pospat marine (laut) berasal dari himpunan
endapan sedimen, seperti serpih, dolomit, diatome, pasir karbonatan.
3). Endapan guano.
Endapan pospat guano terbentuk dari sisa kotoran burung laut atau kelelawar yang
terhimpun dalam jumlah banyak. Pospat guano dapat berubah menjadi lapisan batuan
dibawah koral setelah mengalami pelindian. Endapan pospat guano penyebarannya
sangat terbatas tidak memiliki perlapisan dan berwarna gelap. Pospat yang terbentuk
dalam gua mempunyai kenampakan fisik yang hampir sama dengan pospat yang
terdapat di daratan.

Pengolahan
Pengolahan pospat tujuannya adalah untuk memenuhi syarat keinginan konsumen.
Untuk pospat guano yang terbentuk dari kotoran dan bangkai kelelawar, prosses
penambanganya dilakukan secara selective sehingga diharapkan kadar P 2 O5 sudah diatas
29 %. Sehingga tinggal dilakukan proses pengeringan kemudian dibuat bentuk butiran
sesuai keinginan konsumen. Dan dikeringkan lagi.

Pemanfaatan.
Pospat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan : pupuk super pospat, bahan
kimia,, besi pospat, pembuatan pospor serta industri metalurgi dan pupuk alam.
Untuk pupuk alam lebih disukai jenis kalsium pospat karena lebih mudah larut dalam air
didalam tanah. Juga pupuk buatan kalsium pospat lebih sering dipergunakan sebab tidak
memboroskan pemakaian H2SO4.

6.7. Manggan
Endapan Manggan (Mn) banyak dijumpai di Indopnesia, umumnya terdapat sebagai
oksida (MnO2) dan berassosiasi dengan kegiatan vulkanis pada batuan bersifat basa contoh
dalam hal ini batugamping sehingga bentuk endapan Manggan adalah berbentuk lensa-lensa.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-14


Bila hasil penambangan Manggan ini bercampur dengan mineral pengotor, maka pengotor
paling banyak adalah batugamping.
Berdasarkan perbedaan sifat fisik kedua mineral tersebut di atas maka untuk pengolahannya
dapat dipilih cara:
1. Hand sorting, dengan mudah dapat dipisahkan antara batugamping dengan manggan.
2. Konsentrasi gravitasi maupun Magnetic Separator. Kalau diperlukan tahap preparasi,
maka alat yang dapat digunakan adalah crusher, screen.
3. Didapat konsentrat dengan kadar Mn sesuai dengan keinginan konsumen.

Manfaat Manggan dapat digunakan dalamindustri :baja, selebihnya dapat digunakan untuk
industri kimia, baterai kering, korek api, cat dan industri pupuk.

6.8. Breksi andesit

Breksi andesit merupakan hasil proses sedimentasi dari bongkahan-bongkahan


(fragmentasi ) batu andesit yang di dalam proses pengendapannya tersemen oleh
bahan yang lain. Sehingga membentuk masa nyang cukup kompak.

Fragmen batu andesitnya mempunyai sifat :


21. Batu andesit mempunyai warna abu-abu keputihan, dengan kilap tanah.
22. Densitas 1,93 ton / m 3.
23. Kuat tekan sekitar 1259 kg/cm 2.
24. Tidak mudah larut dalam asam maupun basa.

Untuk material semennya : harus dilakukan pengecekan di lapangan :


25. Bisa berupa senyawa karbonat , sehingga senyawa ini mudah dilakukan
pengetes an di lapangan dengan menggunakan larutan HCl.
26. Bisa juga berupa senyawa silica.
27. Atau senyawa yang lain.

Sebagian besar penyusun breksi andesit adalah fragmen andesit, sehingga untuk
pemanfaatannya juga sama dengan pemanfaatan batu andesit.

6.8.1.Pengolahan
Breksi andesit yang mempunyai fragmen batu andesit berukuran relative besar (lebih
besar dari 5 cm) maka dalam pengolahannya bias dihasilkan fraksi kasar (-30 + 20 mm)
untuk kebutuhan campuran beton
Tujuan pengolahan terhadap breksi andesit adalah :
1). Untuk memisahkan tanah yang terikut pada saat kegiatan penambangan.
2). Untuk memperkecil ukuran bongkah batuan hasil penambangan sehingga diperoleh
fraksi-fraksi yang mempunyai ukuran butir (sebagai contoh)
- fraksi kasar ukuran butir - 30 + 20 mm
- fraksi sedang ukuran butir – 20 + 10 mm
- fraksi halus ukuran butir - 10 + 5 mm
- fraksi sangat halus ukuran butir - 5 mm.
3). Melakukan pemisahan ukuran butir dari hasil proses peremukan sesuai dengan
ukuran yang diinginkan oleh konsumen.

Untuk memperkecil ukuran bongkah hasil kegiatan penambangan dilakukan dengan


cara peremukan, sedangkan tahapan peremukan yang digunakan sangat tergantung
dari ukuran bongkah hasil tambang serta ukuran produk yang diinginkan.Alat yang bisa

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-15


digunakan dalam peremukan adalah jaw crusher, giratory crusher maupun cone
crusher.Sedangkan alat yang digunakan untuk proses pengayakan adalah vibrating
screen.Adapun salah satu contoh diagram alir pengolahan andesit untuk mendapatkan
ukuran fraksi tertentu dapat dilihat pada Gambar 6.2.

ROM

Hopper

Vibrating Grizzly Feeder

Double Deck Vibrating screen Primary crusher

Tanah Single Deck Vibrating Screen

Secondary crusher

Double Deck Vibrating Screen

Fraksi kasar Fraksi sedang Fraksi halus


ssssedangsed
ang
Gambar 6.2
Diagram alir pengolahan Andesit

6.8.2. Penggunaan

Berdasarkan sifat-sifat fragmen batu andesit tersebut maka batuan ini banyak
digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana infra struktur sipil, seperti
bahan bangunan, bahan baku pembuatan jalan raya ( baik untuk sub grade
maupun lapisan atasnya, serta untuk campuran hot mix) maupun jembatan,
bahan baku untuk beton bertulang, tiang listrik.

Perencanaan Tambang II 2018/2019 II-16

Anda mungkin juga menyukai