Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

OLEH :
TINGKAT 2.3
NI NYOMAN INDRA TRIANA DEWI
P07120017112

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

1. PENDAHULUAN
Pola penyakit di Indonesia sudah mengalami transisi epidemiologi selama
dua dekade terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban
utama kemudian mulai beralih menjadi penyakit degeneratif. Kecenderungan ini
meningkat dan mulai mengancam sejak usia muda yang dikarenakan oleh pola
hidup kurang sehat. Penyakit tidak menular yang utama diantaranya hipertensi,
diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik. Dimana prevalensi
hipertensi yang terdiagnosis di Indonesia mencapai 34,1%.
Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah
berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko,
seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium, kurangnya aktivitas
fisik, dan defisiensi vitamin D (Dharmeizar, 2012). Dimana penyakit hipertensi
merupakan penyakit kardiovaskuler yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
kematian akibat penyakit jantung iskemik dan stroke.
Tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia diketahui pada tahun 2013
bernilai 25,8% kemudian pada tahun 2018 meningkat menjadi 34,1%, prevalensi
tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan
rendah atau masyarakat yang tidak bekerja (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2018)
Munculnya hipertensi tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu,
namun dapat pula disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari
kurangnya informasi yang benar mengenai suatu penyakit. Rendahnya
pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi
merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama pada
pasien hipertensi di Asia (Park, J.B., Kario, K., dan Wang, J.G., 2015).
Berdasarkan hal diatas, penulis berupaya meberikan edukasi kepada
orang/kelompok yang beresiko memiliki hipertensi agar terjadinya hipertensi
dapat dicegah sehingga prevalensi hipertensi di indonesia bisa menurun.
2. TUJUAN
TUM : Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan kelompok
yang beresiko memiliki hipertensi mengetahui tentang cara pencegahan
Hipertensi
TUK : Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 40 menit diharapkan kelompok
yang beresiko memiliki hipertensi dapat :
1. Menyebutkan pengertian Hipertensi secara benar.
2. Menyebutkan klasifikasi Hipertensi secara tepat.
3. Menyebutkan penyebab terjadinya Hipertensi secara benar.
4. Menjelaskan secara sederhana 3 dari 7 faktor resiko Hipertensi secara
benar.
5. Menyebutkan 4 dari 7 tanda & gejala Hipertensi secara benar.
6. Menyebutkan 2 dari 4 komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan
pada penyakit Hipertensi secara benar.
7. Menyebutkan 5 dari 7 cara pencegahan Hipertensi secara tepat.
8. Mendemonstrasikan 3 dari 5 makanan apa saja yang diperbolehkan
untuk penyakit Hipertensi secara benar.
9. Mendemonstrasikan 4 dari 7 makanan yang tidak diperbolehkan untuk
penyakit Hipertensi secara benar.

3. MATERI
Terlampir
a. Pengertian Hipertensi.
b. Klasifikasi Hipertensi.
c. Penyebab Hipertensi.
d. Faktor resiko Hipertensi.
e. Tanda & gejala Hipertensi.
f. Komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit Hipertensi.
g. Cara pencegahan Hipertensi.
h. Makanan yang diperbolehkan.
i. Makanan yang tidak diperbolehkan.
4. METODE
Adapun metode yang akan digunakan adalah ceramah dan tanya
jawab/diskusi, dan demonstrasi.

5. ALAT, BAHAN, MEDIA, dan SUMBER.


Alat : Meja, kursi, layar, LCD/proyektor, laptop.
Bahan : elektronik, cetak.
Media : Slide (ppt), leaflet, poster.
Sumber :
1. Anggara,F.H.D., Prayitno,N. 2013. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga
Murni, Cikarang Barat Tahun 2012”. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
volume 5 (1). Hlm. Retrieved from http://fmipa.umri.ac.id/wp-
content/uploads/2016/06/ELFIKA-FAKTOR-2-YG-B.D-PD-
TENSI.pdf.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018.
Kementerian Kesehatan RI.
3. Dharmeizar. 2012. “Hipertensi” dalam Medicinus. Volume 25.
4. Ignatisius. Donna. 1995. Medical Surgical Nursing
Philadephia. Sender Company. FKUI/ 1996. Buku Ajar
Kardiologi. Gaya Baru. Jakarta.
5. infoDATIN. 2014. “HIPERTENSI”. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
6. Lerman, L.O., et al.(2019). “Animal Models of Hypertension
A Scientific Statement From the American Heart Association”.
AHA Journals. Hlm 1.doi:10.1161/HYP.0000000000000090.
7. Park, J.B., Kario, K., dan Wang, J.G. 2015. “Systolic
Hypertension: an Increasing Clinical Challenge in Asia”
.Hypertension Research. Volume 38 (4). Hlm.229.
https://doi.org/10.1038/hr.2014.169.
8. Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
6. SASARAN
Kelompok yang beresiko memiliki hipertensi.

7. WAKTU
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019.
Jam : 10.00-10.40 WITA.
Lama : 40 menit.

8. TEMPAT
Balai Banjar Angantiga, Desa Petang, Kecamatan Petang, Kabupaten
Badung.
 Setting tempat
PENYULUH
MODERATOR

AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN

9. RENCANA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai dari media, dan materi
sudah dipersiapkan sejak Kamis,14 Maret 2019 dengan rinciannya
sebagai berikut:
 Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan bisa digunakan. Media yang digunakan adalah Slide, Leaflet, Laptop,
Layar/LCD, Kursi, dan Meja.
 Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan tentang Hipertensi
semuanya lengkap, dan siap digunakan, dan disebarluaskan dalam bentuk
leaflet yang berisi gambar maupun tulisan mengenai penyakit Hipertensi.
 Undangan / Peserta Penyuluhan
Semua warga dan undangan dengan antusias datang ke Balai
Banjar guna mengikuti serangkaian acara penyuluhan. Undangan peserta
penyuluhan sejumlah 50 orang.

b. Evaluasi Proses
 Kehadiran minimal 90 % karena mengingat pentingnya penyuluhan
mengenai serangkaian penyakit Hipertermi, dan berharap dengan
diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi dapat menurunkan
status angka penderita Hipertensi di Balai Banjar Angantiga, Desa
Petang, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
 Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi penyuluhan
sebesar 80%.
 Dalam proses penyuluhan kesehatan berharap sasaran dapat
merespon dengan baik dan adanya feedback yang baik.
 Dalam proses penyuluhan diharapkan sasaran aktif dimana bisa
melakukan tanya jawab serangkaian penyakit Hipertensi yang
belum dimengerti.
 Peserta yang hadir diharapkan tidak meninggalkan tempat
penyuluhan selama penyuluhan berlangsung.
 Peserta yang hadir diharapkan bisa berinteraksi dengan baik
sehingga menciptakan suasana yang kondusif.

c. Evaluasi Hasil
 Jangka Pendek
1. Sasaran mengerti sekitar 85% dari materi yang telah diberikan.
2. Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan dan
tidak mengobrol.
3. Sasaran tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan.
 Jangka Panjang
1. Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit
Hipertensi sehingga dapat menurunkan presentase Hipertensi.
2. Sasaran sudah memahami dan menjelaskan bagaimana untuk
mencegah Hipertensi.
3. Sasaran dapat menerapkan perilaku hidup sehat sehingga
penyakit Hipertensi bisa dicegah.
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, April 2019


Mengetahui,
Pembimbing Penyuluh

Ketut Sudiantara, S.Kep, Ns., M.Kes Ni Nyoman Indra Triana Dewi


NIP. 196808031989031003 NIM. P07120017112
Lampiran 1
MATERI
HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit kronis yang paling umum di dunia dan
menghasilkan morbiditas dan mortalitas yang substansial. Namun, pada sebagian
besar individu, penyebab pastinya peningkatan tekanan darah (TD) tidak dapat
ditentukan. (AHA, 2019).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. (Kemenkes,2014)

1. Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO :

Sistolik Diastolik
Normal < 140 mmHg < 90 mmHg
Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg
Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg

2. Penyebab Hipertensi :
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).

3. Faktor Resiko Hipertensi


a. Konsumsi sodium berlebihan
Orang Asia umumnya memiliki asupan garam lebih tinggi daripada orang
Barat.Asupan garam yang berlebih dikaitkan dengan peningkatan signifikan
tekanan darah dan perkembangan penyakit kardiovaskular ataupun stroke yang
terjadi akibat hipertensi. Dalam sebuah penelitian awal Taiwan, asupan garam
dan hipertensi ditemukan menjadi faktor risiko independen untuk stroke.
Demikian pula, sebuah penelitian prospektif besar Jepang menunjukkan bahwa
peningkatan asupan natrium harian sebanyak 100-mmol meningkatkan
kematian akibat stroke sebesar 83% . Asupan garam secara dominan akan
mempengaruhi tekanan darah, yang berimplikasi pada perkembangan
pengerasan arteri sehingga arus aliran darah menjadi tergangu dimana efeknya
stroke dan penyakit ginjal bisa terjadi bila hipertensi tidak ditangani dengan
baik. Tingginya kadar sodium dalam tubuh dapat memompa jatung lebih keras
untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang makin
sempit yang pada akhirnya menyebabkan tekanan darah semakin meningkat.
b. Obesitas dan kegemukan
Prevalensi hipertensi sistolik atau peningkatan tekanan darah sistolik
meningkat dengan meningkatnya indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar
pinggang pada subyek Asia. dalam sebuah penelitian besar di India, prevalensi
hipertensi meningkat dari 2,8% di antara pasien dengan BMI <18,5 kg menjadi
21,1% pada mereka dengan BMI >30 kg. Obesitas dan sindrom metabolik
terkait menjadi lebih umum di wilayah Asia. Kedua kondisi ini meningkatkan
sensitivitas garam. Oleh karena itu, orang Asia dengan asupan garam tinggi
atau sensitivitas garam dapat mengalami peningkatan tekanan darah jika
mereka kelebihan berat badan atau hanya obesitas ringan.
c. Usia
Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang –orang berusia diatas 40
tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia
muda. Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan
hanya pada 20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses
degeneratife, yang lebih sering pada usia tua.
d. Keturunan
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga mempertinggi resiko
terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer(essensial). Tentunya faktor
keturunan ini juga dipengaruhi oleh fakto-faktor lingkungan, yang kemudian
menyebabkan seorang menderita hipertensi. Faktor gentetik juga berkaitan
dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel.
e. Tingkat pendidikan
Riskesdas (2018) yang menyatakan bahwa penyakit hipertensi cenderung
tinggi pada pendidikan rendah dan menurun sesuai dengan peningkatan
pendidikan. Hubungan ini tidak semata-mata diakibatkan perbedaan tingkat
pendidikan, tetapi tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat
dengan tidak merokok, tidak minum alkohol, dan lebih sering berolahraga.
Tingginya risiko terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang
berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima
informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh petugas sehingga berdampak pada
prilaku/pola hidup sehat.
f. Aktivitas fisik
Pekerjaan berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang. Orang yang tidak
bekerja aktifitasnya tidak banyak sehingga dapat meningkatkan kejadian
hipertensi (Kristansti et, al). Dibuktikan dengan jumlah responden yang tidak
bekerja dan menderita hipertensi 62,5% , sedangkan responden yang bekerja
dan menderita hipertensi sebesar 15,7%. Kurangnya aktifitas fisik
meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko
kelebihan berat badan.Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung
harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
g. Merokok & minum alkohol
Hubungan merokok dengan hipertensi memang belum jelas. Menurut
literatur, nikotin dan karbondioksida yang terkandung dalam rokok akan
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.orang – orang
yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum
sedikit.tekanan darah akibat alkohol belum jelas. Namun, diduga peningkatan
kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah
berperan dalam menaikkan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan
hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol serta diantaranya
melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru Nampak bila
mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya.

4. Tanda Dan Gejala Hipertensi


Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit Hipertensi


a. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan
kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan
pandangan mata kabur.
b. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang
lama dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa
sakit dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
c. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun mentbabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan
sakit pada ginjal.
d. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai
O2 berkurang bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh
darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak
(stroke).

6. Pencegahan Pada Penyakit Hipertensi


a. Membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari).
b. Banyak makan buah dan sayuran.
c. Menurunkan berat badan.
d. Menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol.
e. Olah raga juga dianjurkan, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda
selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.
f. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
g. Periksalah sedini mungkin darah tinggi.

7. Makanan Apakah Yang Diperbolehkan


Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;
a. Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.
b. Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.
c. Minyak goreng, margarin tanpa garam.
d. Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam.
e. Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam
dapur.

8. Makanan Yang Tidak Diperbolehkan


Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi seperti :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripik dan makanan kering yang asin).
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Lampiran 2
Evaluasi
1. Apakah pengertian dari Hipertensi?
Jawab : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit.
2. Apa saja klasifikasi Hipertensi?
Jawab :
Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg
Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg
3. Apa penyebab terjadinya Hipertensi?
Jawab : gaya hidup, pola makan, gagal ginjal.
4. Jelaskan secara sederhana 3 dari 7 faktor resiko Hipertensi!
Jawab :
1. Usia, karena perubahan proses degeneratif.
2. Keturunan, berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam.
3. Konsumsi darah berlebih, berkaitan dengan perkembangan pengerasan
arteri sehingga arus aliran darah menjadi tergangu.
5. Sebutkan 4 dari 7 tanda & gejala Hipertensi!
Jawab : sakit kepala, jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur.
6. Sebutkan 2 dari 4 komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit
Hipertensi!
Jawab : pada otak bisa terjadi stroke dan pada mata bisa terjadi kabur
pengelihatan.
7. Sebutkan 5 dari 7 cara pencegahan Hipertensi!
Jawab : Membatasi asupan garam, banyak makan buah dan sayuran,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol, olah raga,
menurunkan berat badan.
8. Demonstrasikanlah 3 dari 5 makanan apa saja yang diperbolehkan untuk
penyakit Hipertensi!
9. Demonstrasikanlah 4 dari 7 makanan yang tidak diperbolehkan untuk
penyakit Hipertensi!

Anda mungkin juga menyukai