Contoh lain dari mekanisme reaksi adalah pada logam seng yang direndam dalam
larutan asam yang mengandung ion H+. Pada beberapa daerah pada permukaan
logam, seng akan mengalami oksidasi atau korosi seperti yang digambarkan pada
Gambar 11 dan sesuai dengan reaksi :
Gambar 2. Reaksi elektrokimia yang terkait dengan korosi seng dalam larutan
asam
Karena seng adalah logam, dan merupakan konduktor listrik yang baik,
elektron ini dapat ditransfer ke daerah yang berdekatan di mana ion H+ tereduksi
sesuai dengan reaksi :
Jika tidak ada reaksi oksidasi atau reduksi yang terjadi, reaksi elektrokimia total
hanyalah jumlah dari kedua reaksi tersebut
Dry corrosion terjadi karena tidak adanya fasa cair atau fasa diatas titik
embun dari lingkungan. Penyebab dari korosi ini adalah uap air dan gas-gas yang
ada di lingkungan sekitarnya. Dry corrosion juga dikaitkan dengan korosi yang
terjadi dalam medium kering dengan media elektrolitnya tanah. Sebagai contoh
korosi yang berlangsung di dalam medium kering adalah penyerangan logam besi
oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2). Selain itu, korosi
jenis ini juga ini paling sering dikaitkan dengan suhu yang tinggi. Sebagai contoh
serangan korosi pada baja akibat dimasukan di dalam tungku pembakaran.
Korosi kering atau korosi yang terjadi tanpa kehadiran air, dimana
penyebab terjadinya korosi adalah temperatur tinggi dan gas penyebab korosi
(karbondioksida dan sulfurdioksida). Proses korosi kering yang paling nyata
adalah reaksi logam dengan oksigen di udara. Walaupun nitrogen menjadi unsur
utama yang membentuk udara, perannya tidak penting ketika logam dipanaskan di
udara, karena pengaruh oksigen lebih dominan. Pada temperatur tinggi, nitrogen
memang bereaksi dengan kromium, aluminium, titanium, molybdenum, dan
tungsten. Reaksi yang terjadi pada besi dalam keadaan kering dengan keadaan
temperature tinggi, sekitar 600OC, adalah sebagai berikut: