Anda di halaman 1dari 18

Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting

Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

JENIS-JENIS KOROSI
(Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting Corrosion, Korosi
Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

A. Pengertian Korosi
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia
dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia
pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam
menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan
berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi
dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan
banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam
menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan
proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama :
proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab,
misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e} x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e- → 2 H2O(l) +
Redoks 2 Fe(s) + O2(g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar
untuk proses korosi ini, ,yaitu E0 sel = +1,67 V ; reaksi ini terjadi pada
lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon
dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di
anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III)
oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 1


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik
dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi
dalam air garam.
Korosi besi relatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan
senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah
ditembus oleh udara maupun air.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat
dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari
aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari
logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan
elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda).
Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi,
dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan
melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi,
dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam.

Faktor yang mempengaruhi korosi :


Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi antara lain
sebagai berikut:
 Jenis dan konsentrasi elektrolit
 Adanya oksigen terlarut pada elektrolit
 Temperatur tinggi
 Kecepatan gerakan elektrolit
Pitting dan crevice corrosion terjadi pada elektrolit yang tidak mengalir.
 Jenis logam/paduan
 Adanya galvanic cell
 Adanya tegangan (tarik)

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 2


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

Kerugian dan Keuntungan Akibat Korosi


Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah:
1. Adanya kerugian teknis dan depresiasi
2. menurunnya efisiensi
3. menurunnya kekuatan konstruksi
4. Apperance yang buruk
5. Karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance
Selain menimbulkan kerugian, korosi juga menguntungkan
diantaranya adalah adanya pabrik cat (coating), adanya pekerjaan cathodic
protection.

Pemilihan Material Untuk Mengurangi Sifat Korosi


Untuk memilih material agar dampak negatif dari korosi dapat
dikurangi dijelaskan sebagai berikut:

1. Ketahanan korosi, yang dimaksud disini adalah tingkat kemungkinan


bertahannya material di lingkungan yang korosif
2. Availibility, faktor ketersediaan. Material dengan jumlah ketersediaan
yang terbatas akan menimbulkan kesulitan dalam hal kapasitas produksi
3. Cost, Dalam memilih material diusahakan agar biaya material bisa ditekan
sekecil mungkin
4. Strength, Apabila kekuatan material tidak bisa dipenuhi maka material
yang telah dipilih tidak dapat dipakai
5. Appearance, sifat material akan bertambah signifikan jika dipergunakan
untuk memproduksi barang – barang yang bersifat eksotis
6. Producibilitas, perlu dianalisa bisa tidaknya dibuat sesuai fungsi barang
yang akan dibuat

B. Jenis-jenis Korosi
Korosi dapat dibedakan ke dalam banyak kategori.
Menurut lokasi korosinya, korosi diklsifikaskan sebagai brikut:

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 3


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

1). Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh)


2). Localized Corrosion (Korosi Lokal/Setempat)

Berdasarkan lingkungannya, korosi dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) kategori:


1). Korosi Lingkungan Gas (Dry Corrosion)
2). Korosi Lingkungan Cairan (Wet Corrosion)

Korosi dapat dibedakan berdasarkan suhu korosif yang melingkungi konstruksi


logam. Berdasarkan suhu korosif ini, korosi dibedakan menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu :
1). Korosi Suhu Tinggi (High Temperature Corrosion)
2). Korosi Biasa/ Suhu Kamar

Di antara macam-macam penamaan / jenis-jenis korosi, yang sering dijumpai


ialah :
1). Galvanic atau Bimetalic Corrosion
2). Crevice Corrosion
3). Pitting Corrosion
4). Intergranular Corrosion
5). Selective Leaching Corrosion
6). Erosion/Abrassion Corrosion
7). Stress Corrosion Cracking (SCC)
8). Differential Aeration Corrosion
9). Fretting Corrosion
10). Filiform Corrosion
11). Corrosion Fatique
12). Hydrogen Attack
13). Microbial Corrosion
14). Dew Point Corrosion

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 4


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

Dalam makalah ini akan dibahas tentang Selective leaching korosi,


Erosion Corrosion, Fretting Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan
Korosi Mikrobiologi.

1. Selective leaching korosi


Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena
pelarutan komponen tertentu dari paduan logam (alloynya). Pelarutan ini
terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam
yang lebih aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut
hilang dari paduannya. Material yang tertinggal telah kehilangan sebagian
besar kekuatan fisiknya (karena berpori-pori). Selektif leaching –nama lain
dari Korosi Selektif- bisa terjadi dari sepasang panduan logam satu fasa dan
juga dua fasa. Dalam paduan dua fasa, fasa yang kurang mulia akan
meluruh terlebih dahulu.
Bentuk korosi ini juga disebut pemisahan atau dealloying. Pemadu
yang biasaanya terlarut dari paduan logamnya adalah seng (Zn) ,
alumunium (Al) , kobalt (Co) , nikel (Ni) , dan crom (Cr). Beberapa contoh
korosi selektif dari paduan logam dengan logam Cu dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 1 Contoh Korosi Selektif dari Paduan Logam Cu dengan Logam
Lain
Bentuk Korosi Selektif Paduan Logam Yang Terlarut
Dezincfikasi Cu – Zn Zn
Dealuminasi Cu – Al Al
Demanganisasi Cu – Mn Mn
Denikelisasi Cu – Ni Ni
Desilikonisasi Cu – Si Si
Decuprifikasi Cu – Ag Cu

Tembaga secara khusus jika dikombiasikan dengan unsur-unsur ini.


Membentuk suatu bagian dari paduan logam yang sensitif terhadap

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 5


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

leaching. Bentuk korosi ini biasanya dinamai sesuai dengan element-


element yang meluruh, seperti ditulis pada tabel diatas. Pada paduan logam
tembaga-perak fenomena dealloying yang terjadi adalah peluruhan selektif
tembaga yang disebut decuprifikasi. Pada paduan logam perak-emas,
peluruhan selektif terjadi pada perak, meninggalkan emas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek
galfanik antara unsur-unsur berlainan yang membentuk paduan (Walaupun
faktor-faktor lain seperti kandungan udara dan temperatur yang berbeda
juga sangat penting).Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang
memiliki Esel lebih rendah akan mengalami korosi karena berperan sebagai
anoda dan yang lebih murni sebagai katoda.

Gambar 1 Selective Leaching Corrosion pada Pipa

Mekanisme selective leaching corrosion


Pada dasarnya logam yang lebih mulia bertindak sebagai katoda dan
paduan logam sebagai anoda. Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua
logam larut (misal Tembaga-seng), baik seng dan tembaga kedua-duanya
larut, tetapi diikuti oleh pengendapan kembali tembaga. Atau logam yang
paduan yang lebih aktif akan terlarut. Kita dapat memperkirakan logam
mana yang akan terlarut berdasarkan E sel (logam mana yang lebih mulia
akan menjadi katodik dan lawannya anodik akan mengalami korosi).

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 6


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari


paduan tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang
keropos dan rapuh.

Gambar 2 Mekanisme Selective Leaching Corrosion

Contoh Bentuk Korosi Selektif


Dezincfikasi merupakan bentuk korosi selektif yang menyerang
paduan logam yang terdiri Cu dan Zn (kuningan). Dezincfikasi terutama
terjadi pada kuningan dengan kadar seng diatas 15 – 20 % , pada
lingkungan air yang mengandung ion Cl- seperti air payau & air laut dan air
yang mengandung O2. Sedangkan untuk kuningan dengan kadar seng
kurang dari 5 % biasaanya tahan terhadap korosi ini. Produk dari proses
dezincfikasi menghasilkan kuningan yang berlubang , rapuh , memiliki
kekuatan mekanis yang rendah dan warna kuningan berubah dari kuning ke
merah.
Tipe atau bentuk serangan pada proses desincfikasi dibagi menjadi
2 bagian :
a. Tipe setempat (plug)
Tipe korosi ini menyerang secara lokal sampai ke dalam kuningan
membentuk lubang. Korosi tersebut terjadi pada kuningan yang

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 7


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

mempunyai kadar seng rendah, kondisi lingkungan basa, netral atau


sedikit asam. Air dapat merambas melalui lubang ini. Lubang ini bisa
muncul jika diberi perlakuan mekaniks seperti ditekuk.

Gambar 3 Korosi Setempat

b. Tipe lapisan (merata)


Tipe korosi ini menyerang secara merata pada permukaan kuningan dan
melarutkan seng pada seluruh permukaan kuningan dengan laju yang
hampir sama. Korosi tersebut terjadi pada kuningan dengan kadar seng
tinggi dan kondisi lingkungan yang asam.

Gambar 4 Korosi Merata

2. Erosion Corrosion
Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam
yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak
permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi dapat pula terjadi

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 8


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

pada permukaan yang bergerak cepat sementara fluida disekitarnya


mengandung partikel-partikel padat. Korosi erosi terbentuk ketika logam
terserang akibat gerak relative antara elektroit dan permukaan logam.
Korosi ini terutama di akibatkan oleh efek-efek mekanik seperti pengausan,
abrasi dan gesekan. Logam-logam lunak sangat mudah terkena korosi jenis
ini, misalnya, tembaga, kuningan, aluminium murni dan timbal. Pada
stainless steel, paduan nikel dan titanium biasanya lebih tahan akan korosi,
karena mereka ulet dan tahan lama pasif film. Logam yang mengalami
korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar dan tajam.
Korosi jenis ini biasanya menyerang peralatan yang lingkungannya
adalah fluida yang bergerak, seperti aliran dalam pipa ataupun hantaman
dan gerusan ombak ke kaki-kaki jetty. Keganasan fluida korosif yang
bergerak diperhebat oleh adanya dua fase atau lebih dalam fluida tersebut,
misalnya adanya fase liquid dan gas secara bersamaan, adanya fase liquid
dan solid secara bersamaan ataupun adanya fase liquid, gas dan solid secara
bersamaan. Kavitasi adalah contoh erosion corrosion pada peralatan yang
berputar di lingkungan fluida yang bergerak, seperti impeller pompa dan
sudu-sudu turbin. Erosion / abrassion corrosion juga terjadi di saluran gas-
gas hasil pembakaran.
Jenis korosi ini yang perlu diperhatikan keretakan korosi erosi
(stress corrosion cracking) dan penggetasan zat air. Dalam hal ini
perusakan karena erosi dan korosi saling mendukung. Logam yang telah
kena erosi akibat terjadi keausan dan menimbulkan bagian-bagian yang
tajam dan kasar. Bagian-bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila
ada gesekan akan menimbulkan abrasi lebih barat lagi.

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 9


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

Gambar 5 Sebuah Blade Akibat Korosi Erosi

Pada dasarnya korosi erosi dapat dibedakan menjadi tiga jenis


yakni:
a. Kondisi aliran laminar
b. Kondisi aliran turbulensi
c. Kondisi peronggaan
Aliran laminer adalah aliran ideal dan disukai dalam aliran pipa.
Aliran turbulen merupakan aliran bergolak/berputar, hal ini biasanya terjadi
pada blower. Aliran turbulen adalah aliran yang tidak disukai pada pipa,
karena dapat menyebebkan korosi erosi yang sangat cepat pada pipa.
Secara umum korosi erosi dipengaruhi oleh:
a. Sifat Logam Paduan Ketahanan
Kerentanan terhadap korosi erosi lebih tergantung lunak pada bahan
logam. Dimana setiap bahan mempunyai ketahanan yang berbeda akan
abrasi. Jadi secara tidak langsung akan mempengaruhi ketahanan korosi
erosi. Untuk itu kekerasan bahan sangat mempengaruhi ketahanan akan
korosi erosi.
b. Alam dan Sifat Film Pelindung
Keras padat, kepatuhan, film terus dan mudah untuk pasivasi-ulang
memberikan perlindungan yang lebih baik. Baja Stainless lebih pasif
dan tahan terhadap korosi, akibatnya bahan ini rentan terhadap erosi-

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 10


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

korosi. Bahan ini tidak menunjukkan penurunan berat badan dan benar-
benar pasif dalam kondisi stagnan, tetapi serangan yang cepat dari
material oleh-ferrous sulfat bubur asam sulfat terjadi di kecepatan
tinggi.
c. Galvanic Efek
Efek galvanik mungkin tidak ada, bahkan kondisi statis. Namun hal ini
dapat terjadi ketika gerakan hadir.
d. Suhu/Temperatur
Pada lingkungan berait (aqueous), temperatur mempengaruhi laju
korosi, temperatur permukaan, hear flux, dan konsentrasi permukaan
yang terkaitdan gradien trasnfer kimia. pada kebanyakan reaksi kimia,
peningkatan temperatur diikuti dengan peningkatan laju korosi. Aturan
kasar (rule of thumb) menyatakan laju reaksi korosi meningkat dua kali
lipat pada tiap kenaikan temperatur 10o. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peningkatan suhu akan menyebabkan serangan meningkat (korosi) pada
suatu bahan (logam dan non logam).
e. pH
Tergantung pada sifat dan komposisi produk korosi padat terbentuk
pada permukaan logam, pH larutan bervariasi-korosi laju erosi. Laju
korosi akan meningkat seiring menurunnya pH. Situasi ini terutama
ketika pH lingkungan menurun menjadi di bawah 7. Pasivitas dari
beberapa paduan tergantung dari pH. Pada daerah yang lokal, korosi
akan meningkat dengan pecahnya dan tergerusnya lapisan pasif
sehingga menyenyebabkan korosi erosi.
f. Kecepatan
Kecepatan lingkungan memainkan peran penting dalam erosi korosi. Ini
efek penggunaan mekanis pada nilai tertinggi dan terutama ketika solusi
berisi padat dalam suspensi. Ini sering mempengaruhi mekanisme
reaksi korosi. Meningkatkan kecepatan umumnya hasil dalam serangan
meningkat, terutama jika tingkat aliran aliran besar yang terlibat. Efek
ini mungkin tidak ada, namun hal ini bida terjadi bahkan meningkat

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 11


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

perlahan sampai kecepatan kritis tercapai, dan kemudian dapat


meningkatkan serangan dengan kecepatan tinggi.

Contoh Korosi Erosi


Korosi Erosi pada Pipa Besi
Ini merupakan jenis korosi yang kerusakannya karena aliran fluida
(kerusakan karena mekanis) dan reaksi electromechemical. Erosi juga
didefinisikan sebagai degradasi yang dipercepat karena adanya aliran
fluida. Groves, gullies, sudut tajam, permukaan gelombang adalah karakter
kerusakan dari erosi korosi. Kerusakan berupa peronggaan juga sering
dijumpai pada bagian dalam pipa dimana zat cair seolah-olah diam, vibrasi-
vibrasi pada dinding pipa yang dihasilkan oleh mesin pompa yang
menimbulkan obilasi tekanan transversal pada lapisan zat cair dinding-
dindingnya. Perubahan tekanan ini menimbulkan serangan peronggaan dan
sumuran.

Gambar 6 Korosi Erosi pada Pipa Besi

Mekanisme Pembentukan Korosi Erosi


Proses terjadinya korosi secara umum adalh melalui beberapa tahap
berikut :
1. Pada tahap pertama terjadi serangan oleh gelembung udara yang
menempel di permukaan lapisan pelindung logam, karena adanya aliran
turbulen yang melintas di atas permukaan logam tersebut.

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 12


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

2. Pada tahap kedua gelembung udara tersebut mengikis dan merusak


lapisan peindung.
3. Pada tahap ketiga, laju korosi semakin meningkat, karena lapisan
pelindung telah hilang. Logam yang berada di bawah lapisan pelindung
mulai terkorosi, sehingga membentuk cekungan, kemudian terjadi
pembentukan kembali lapisan pelindung dan logam, menjadi tidak rata.
Bila aliran terus mengalir, maka akan terjadi serangan kembali oleh
gelembung udara yang terbawa aliran. Serangan ini akan mengikis dan
merusak lapisan pelindung yang baru saja terbentuk, rusaknya lapisan
pelindung tersebut akan mengakibatkan serangan lebih lanjut pada
logam yang lebih dalam sampai membentuk cekungan.

Gambar 7 Mekanisme Korosi Erosi

Contoh Korosi Erosi


1. Korosi Erosi pada sambungan pipa
2. Korosi Erosi pada washing machine

3. Fretting Corrosion
Fretting corrosion adalah korosi yang terjadi pada konstruksi yang
bergerak dengan mengalami gesekan. Jenis korosi ini biasa terjadi pada

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 13


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

sumbu yang berputar dan bergesekan. Material logam yang berputar dan
tergesek tersebut mengalami keausan akibat gesekan dan mengalami korosi
secara bersamaan. Karena sempitnya clearancemaka corrosion product ikut
berputar bersama logam yang terkorosi. Korosi jenis ini mengakibatkan
konstruksi menjadi longgar, menambah clearance ataupun mengurangi
tingkat kedapnya packing atau sealing.
Fretting Corrosion akan terjadi jika : Interface harus dalam kondisi
pembebanan, Getaran atau gerakan relatif yang berulang diantara dua
permukaan harus terjadi, Beban dan getaran aktif dari interface harus
mampu menghasilkan slip atau deformasi pada permukaannya.

Gambar 8 Ilustrasi Fretting Corrosion

Mekanisme terjadi fretting corrosion adalah sebagai berikut:


 Teori wear oxydation, berdasarkan pada pengelasan dingin atau fusi
yang terjadi pada interface permukaan metal yang mengalami
tekanan, dan selama gerakan relatif titik kontaknya terputus dan
fragmen dari metalnya berpindah. Fragmen ini menyebabkan
terjadinya oksidasi
 Teori Oxydation water, berdasarkan bahwa banyak permukaan
metal yang dilindiungi dari oksidasi atmosfir oleh suatu lapisan tipis
oksida yang ada pada metal tersebut. Ketika metal mengalami
kontak dibawah pembebanan dan gerakan relatif yang berulang,

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 14


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

lapisan oksida terputus pada titik yang tinggi dan menghasilkan


oksida debris

4. High Temperatur Corrosion


Korosi temperature tinggi didefinisikan sebagai proses degradasi
atau penurunan mutu material, termasuk degradasi sifat-sifat mekanisnya
yang disebabkan oleh adanya pengaruh atmosfer pada tempertur tinggi.
Tempertur tinggi memiliki pengertian bahwa air dalam fasa gas, atmosfer
tidak mengadung air. Temperatur dimana terjadi difusi atom yang
memberikan pengaruh yang besar dan temperaturnya diestimasi dengan 0,5
Tm (Tm = temperature melting, Kelvin). Temperature terjadinya oksidasi
besi/baja dengan cepat, yaitu di atas 570 celcius.
Temperature tinggi memberikan pengaruh ganda terhadap
degradasi logam yang ditimbulkanya. Pertama, kenaikan temperature akan
mempengaruhi aspek termodinamika dan kinetika reaksi, artinya degradasi
akan semakin cepat pada temperature yang lebih tinggi. Yang kedua,
kenaikan temperature akan mempengaruhi dan merubah struktur dan
perilaku logam. Jika struktur berubah, maka secara umum kekuatan dan
perilaku logam juga berubah. Jadi selain terjadi degradasi yang berupa
kerusakan fisik pada permukaan atau kerusakan eksternal, juga terjadi
degradasi, penurunan sifat mekanik, logam menjadi rapuh.
Pada temperature tinggi, atmosfer bersifat oksidatif, atmosfer yang
berpotensi untuk mengoksidasi logam. Atmosfer ini merupakan lingkungan
penyebab utama terjadinya korosi pada temperature tinggi. Korosi pada
temperature tinggi mencakup reaksi langsung antara logam dengan gas.
Untuk lingkungan tertentu kerusakan dapat terjadi akibat reaksi dengan
lelehan garam, atau fused salt yang terbentuk pada temperature tinggi,
korosi ini biasa disebut hot corrosion, atau korosi panas.

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 15


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

5. Boilogical Corrosion
Korosi mikrobiologi yaitu korosi yang terjadi karena mikroba
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga
dan protozoa.
Korosi ini bertanggungjawab terhadap degradasi material di
lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area,
mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi
kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis
atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.Pembentukan lapisan tipis
saat 2-4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya
bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.

Gambar 9 Ilustrasi Korosi Mikrobiologi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan


dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 16


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

1. Bakteri reduksi sulfat


Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan
bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam
air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga
mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini
tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh padadaerah-daerah
kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari
meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida. Tidak adanya sulfat,
beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan
campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat,
hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase
yang mengkonsumsi hidrogen.
2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi
dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat
teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1.
Bakteri Thiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
3. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit
berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu
ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan) di atas
lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di
lingkungan dengan filamen yang panjang.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-
kondisinya.
b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari
lingkungannya.
c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif.

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 17


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta
Jenis-jenis Korosi (Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting
Corrosion, Korosi Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)

d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus


tandingan.
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat
korosif lainnya.

Bahan Konstruksi Teknik Kimia 18


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik – Universitas sebelas Maret Surakarta

Anda mungkin juga menyukai