JENIS-JENIS KOROSI
(Selective leaching korosi, Erosion Corrosion, Fretting Corrosion, Korosi
Temperatur Tinggi, dan Korosi Mikrobiologi)
A. Pengertian Korosi
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia
dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia
pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam
menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan
berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi
dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan
banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam
menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan
proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama :
proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab,
misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e} x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e- → 2 H2O(l) +
Redoks 2 Fe(s) + O2(g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar
untuk proses korosi ini, ,yaitu E0 sel = +1,67 V ; reaksi ini terjadi pada
lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon
dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di
anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III)
oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik
dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi
dalam air garam.
Korosi besi relatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan
senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah
ditembus oleh udara maupun air.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat
dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari
aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari
logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan
elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda).
Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi,
dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan
melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi,
dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam.
B. Jenis-jenis Korosi
Korosi dapat dibedakan ke dalam banyak kategori.
Menurut lokasi korosinya, korosi diklsifikaskan sebagai brikut:
2. Erosion Corrosion
Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam
yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak
permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi dapat pula terjadi
korosi. Bahan ini tidak menunjukkan penurunan berat badan dan benar-
benar pasif dalam kondisi stagnan, tetapi serangan yang cepat dari
material oleh-ferrous sulfat bubur asam sulfat terjadi di kecepatan
tinggi.
c. Galvanic Efek
Efek galvanik mungkin tidak ada, bahkan kondisi statis. Namun hal ini
dapat terjadi ketika gerakan hadir.
d. Suhu/Temperatur
Pada lingkungan berait (aqueous), temperatur mempengaruhi laju
korosi, temperatur permukaan, hear flux, dan konsentrasi permukaan
yang terkaitdan gradien trasnfer kimia. pada kebanyakan reaksi kimia,
peningkatan temperatur diikuti dengan peningkatan laju korosi. Aturan
kasar (rule of thumb) menyatakan laju reaksi korosi meningkat dua kali
lipat pada tiap kenaikan temperatur 10o. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peningkatan suhu akan menyebabkan serangan meningkat (korosi) pada
suatu bahan (logam dan non logam).
e. pH
Tergantung pada sifat dan komposisi produk korosi padat terbentuk
pada permukaan logam, pH larutan bervariasi-korosi laju erosi. Laju
korosi akan meningkat seiring menurunnya pH. Situasi ini terutama
ketika pH lingkungan menurun menjadi di bawah 7. Pasivitas dari
beberapa paduan tergantung dari pH. Pada daerah yang lokal, korosi
akan meningkat dengan pecahnya dan tergerusnya lapisan pasif
sehingga menyenyebabkan korosi erosi.
f. Kecepatan
Kecepatan lingkungan memainkan peran penting dalam erosi korosi. Ini
efek penggunaan mekanis pada nilai tertinggi dan terutama ketika solusi
berisi padat dalam suspensi. Ini sering mempengaruhi mekanisme
reaksi korosi. Meningkatkan kecepatan umumnya hasil dalam serangan
meningkat, terutama jika tingkat aliran aliran besar yang terlibat. Efek
ini mungkin tidak ada, namun hal ini bida terjadi bahkan meningkat
3. Fretting Corrosion
Fretting corrosion adalah korosi yang terjadi pada konstruksi yang
bergerak dengan mengalami gesekan. Jenis korosi ini biasa terjadi pada
sumbu yang berputar dan bergesekan. Material logam yang berputar dan
tergesek tersebut mengalami keausan akibat gesekan dan mengalami korosi
secara bersamaan. Karena sempitnya clearancemaka corrosion product ikut
berputar bersama logam yang terkorosi. Korosi jenis ini mengakibatkan
konstruksi menjadi longgar, menambah clearance ataupun mengurangi
tingkat kedapnya packing atau sealing.
Fretting Corrosion akan terjadi jika : Interface harus dalam kondisi
pembebanan, Getaran atau gerakan relatif yang berulang diantara dua
permukaan harus terjadi, Beban dan getaran aktif dari interface harus
mampu menghasilkan slip atau deformasi pada permukaannya.
5. Boilogical Corrosion
Korosi mikrobiologi yaitu korosi yang terjadi karena mikroba
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga
dan protozoa.
Korosi ini bertanggungjawab terhadap degradasi material di
lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area,
mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi
kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis
atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.Pembentukan lapisan tipis
saat 2-4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya
bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.