Anda di halaman 1dari 16

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

EKSPEKTASI PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT DAN TANTANGAN


PEREKONOMIAN TAHUN 2015

Ansofino
Program Studi Pendidikan Ekonomi, STKIP PGRI Sumatera Barat, Jln Gunung Pangilun No: 1
Padang, Sumatera Barat
Email: Ansofino2001@yahoo.com

Submitted: 23-07-2015, Reviewed: 23-07-2015, Accepted: 26-11-2015


http://dx.doi.org/10.22216/JIT.2015.v9.i1.28

Abstract
The focus of study are the problem economic of growth of west Sumatra and economic of challenge
among globall economic of crisis. The aim of research are the forcasting and formulated of economic
growth of West Sumatra in 2015 to determine of direction economic development in the future. The
research used econometric method and times series data. Result of research showed are economic growth
of West Sumatra on 2013 experience contraction from 6.35% in 2012 straight slowdown become 6.13%
and continue contraction until 2014 attained 5.93%, be going on with national economic condition which
also experience growth slowdown in 2013 only attained 5,8%, indeed the World Bank forecast (on Mart
2014) national economic growth in 2014 later only attained 5.3% and forcasting by Indonesia central
bank immediatly descend until the first quartal 2014. Economic growth of West Sumatra approximately
2015 estimating about 5.8% until 6.2%.
Keywords: Economic growth of expectation, economic challenge

Abstrak
Pokok persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat
dan tantangan yang dihadapi ditengah krisis ekonomi global. Tujuan penelitian adalah meramalkan
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tahun 2015 dan merumuskan tantangan yang dihadapi untuk
menentukan arah kebijakan yang harus diambil. Penelitian ini menggunakan metode ekonometrika,
dengan menggunakan data time series. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Sumatera Barat tahun 2013 mengalami kontraksi dari 6,35% tahun 2012 melambat menjadi 6,13%, akan
terus melambat sampai tahun 2014 yang mencapai 5,93%. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi
Nasional yang juga mengalami pertumbuhan melambat di tahun 2013 hanya mencapai 5,8%, bahkan
menurut perkiraan World Bank (World Bank, 2013) dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014
hanya mencapai 5,3%. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tahun 2015 diperkirakan berkisar antara
5,8 - 6,19%.
Kata kunci: Ekspektasi pertumbuhan dan tantangan ekonomi

PENDAHULUAN (lihat Constantinu, C Matto, A, Ruta, 2015)


Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam karena melemahnya term of trade dan
periode perencanaan tahun 2014 kondisi finansial eksternal yang ketat,
diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,8% s/d sehingga pertumbuhan ekonomi yang
6,4%, namun karena perekonomian makro selama ini digerakkan oleh net export akan
secara global tengah mengalami cenderung mengalami pergerakan yang
pertumbuhan yang moderat (deceleberating) melambat (slowing moderatly). Sampai pada

KOPERTIS WILAYAH X 51
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

quartal pertama tahun 2014 pertumbuhan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi


ekonomi nasional telah mencapai 5,3%, nasional terutama di dorong oleh semakin
sehingga diperkirakan pada tahun 2014 nanti membaiknya kinerja balance of payment
pertumbuhan ekonomi nasional akan terutama mulai membaiknya eksport yang
mencapai kisaran antara 5,6% sampai selama krisis global mengalami penurunan
dengan 6,2%. Sementara itu, proyeksi yang yang lambat (slowdown). Ditengah eksport
agak pesimis dari World Bank yang mulai memperlihatkan trend meningkat
memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun 2013 karena mulai
Indonesia 2014 mencapai 6%.(World Bank, beransur-ansur pulihnya ekonomi Eropa dan
2014) Amerika akibat kasus mortgage, import
Besarnya pertumbuhan ini didukung oleh memperlihatkan peningkatan untuk
semakin menguatnya permintaan konsumsi mendukung tingginya aktifitas ekonomi
rumahtangga dan meningkatnya peranan dalam negeri dan konsumsi bahan bakar
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) minyak, yang selama ini subsidi pemerintah
atau investasi. Realisasi investasi ekonomi sudah mulai menurun. Pada sisi lain, iklim
nasional di tahun 2013 telah melebihi target bisnis yang kondusif akan memperbaiki
yang ditetapkan pemerintah, dimana terhadap dukungan foreign direct investment
realisasi investasi kuartal III tahun 2013 (FDI), dimana menurut laporan survey JBIC
mencapai Rp 293,3 triliun yang terdiri dari 2013 operasi bisnis Perusahaan
94,1 triliun berasal dari penanaman modal manufacturing Jepang, November 2013,
dalam negeri (PMDN) dan 199,2 triliun telah meletakkan Indonesia pada ranking 1,
berasal dari penanaman modal asing (PMA). untuk tujuan investasi pada tiga tahun ke
Peningkatan periode yang sama pada tahun depan. Di tahun 2013, Jepang telah
2012 adalah sebesar 27,6%. (Republic, 2013 mendominasi FDI Indonesia. Perusahaan-
sumber: www.bi.go.id/RED). Pertumbuhan perusahaan Jepang sangat antusias
ekonomi nasional yang moderat ditandai berinvestasi di Indonesia, terutama karena
oleh melemahnya aktifitas investasi, Indonesia memiliki kelompok kelas
ditambah dengan isu kebijakan stabilisasi menengah yang terus tumbuh secara cepat
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bank sejalan dengan semakin besarnya jumlah
Indonesia dalam rangka membawa penduduk. Sementara itu, menurut laporan
pertumbuhan ekonomi yang lebih berimbang World Bank Indonesia Economic Quarterly,
dan mampu mencapai tingkat yang Oktober 2013 dalam merespon melemahnya
diinginkan . Terakhirnya, mulai secara harga komoditi dunia dan kebijakan
perlahan-lahan perbaikan ekonomi negara- pengetatan keuangan negara-negara tujuan
negara maju yang menuju kearah stabilisasi, eksport (tighter external financing), proses
seperti negara-negara OECD dan Amerika penyesuaian dalam perekonomian Indonesia
Serikat. Hal ini ditandai oleh pergerakan dan setting kebijakan yang intensif dalam
kinerja ekspor dan impor yang terus kuarter ketiga telah memainkan peran vital.
menurun pada kuartal pertama tahun 2014. Recovery economic global sampai tahun
Sehingga pergerakan pertumbuhan ekonomi 2014 semakin menguat ekspektasinya,
akan juga mengalami penyesuaian kearah sedangkan prospek pertumbuhan ekonomi
pergerakan yang lambat ini (lihat (Republic, Indonesia dan posisi perdagangan luar
2014 dan World Bank: IEQ, March 2014). ) negerinya yang terus dapat diperbaiki,

KOPERTIS WILAYAH X 52
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

sepanjang dapat memanfaatkan peluang memperbaiki kualitas pengeluaran


yang dihasilkan oleh semakin menguatnya pemerintah, mengontrol defisit anggaran,
perdagangan global dan dinamika investasi. dan mengurangi ratio hutang terhadap GDP.
Untuk mencapai target pertumbuhan
ekonomi, Indonesia membutuhkan dorongan METODE PENELITIAN
pada produktifiti tenaga kerja dan Metode Penelitian yang digunakan adalah
pengelolaan permintaan domestik pada metode analisis ekonometrika yang
semakin besarnya kelas menengahnya. menggunakan teknik forcasting untuk
Berdasarkan kondisi diatas, maka meramalkan pertumbuhan ekonomi dan
diperkirakan pertumbuhan GDP Indonesia indikator kunci yang mempengaruhi
tahun 2014 berkisar 5,8% s/d 6,2% dari sisi pembentukan nilai PDRB Sumatera Barat
permintaan di dorong oleh konsumsi dari sisi penawaran dan permintaan. Data
masyarakat akan tumbuh sebesar 5,1% s/d yang digunakan adalah data Time Series
5,5%, konsumsi pemerintah akan tumbuh yang dikumpulkan dari data kuartalan yang
sebesar 1,2% sampai dengan 1,6%, dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sumatera
sedangkan ekspor akan tumbuh sebesar Barat, dan data series performance
7,2% sampai dengan 7,6%, dan impor akan perekonomian nasional dari Bank Indonesia.
tumbuh sebesar 5,8% sampai dengan 6,2%.
(lihat (Ansofino (2014). Pada sisi HASILPENELITIAN DAN
penawaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia PEMBAHASAN
yang mencapai 5,8% - 6,2% tahun 2014 itu
akan didorong terutama oleh sektor Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
transportasi dan komunikasi sebesar 9,6%- Berdasarkan kepada kondisi dan arahan
10% dan perdagangan hotel dan restoran perekonomian nasional maka untuk
sebesar 7,4%-7,8%, serta sektor konstruksi perekonomian Sumatera Barat tentunya
akan tumbuh sebesar 6,2%-6.6%, disusul tidak akan jauh bergerak dari kondisi dan
oleh sektor pertanian sebesar 2,7%-3,1%, arah kebijakan ekonomi nasional itu. Dalam
sedangkan industri pengolahan akan tumbuh tahun 2015, kebijakan ekonomi makro
sebesar 5,7%-6,1%. diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan
Strategi Perekonomian nasional meliputi ekonomi yang berkelanjutan, penciptaan
empat pilar yakni: pro-growthmelalui sektor ekonomi yang kuat, peningkatan
restruktur kebijakan fiscal, pro-job melalui pendapatan masyarakat, melalui penguatan
insentif pajak untuk mendorong investasi sektor riil dan menciptakan lapangan kerja
dan ekspor serta meningkatkan pengeluaran yang lebih luas melalui peningkatan peran
untuk pembangunan infrastruktur. Pro- investasi swasta dan pemerintah serta
poormelalui subsidi khusus dan program BUMD, serta mengurangi jumlah penduduk
pengamanan sosial bagi masyarakat miskin. miskin dengan mengembangkan sistem
Pro-environment melalui pengelolaan pelayanan publik yang mendorong investasi
lingkungan hidup yang lebih baik. Selain itu, swasta, perluasan ekspor, pemberdayaan
untuk memelihara momentum stabilisasi usaha mikro, peningkatan kualitas teknis
pertumbuhan ekonomi yang moderat maka pengelola agribisnis dengan pengembangan
pemerintah Indonesia juga melakukan: kluster agrobisnis dan agro industri dalam
optimalisasi penerimaan negara, konteks pengembangan kawasan agropolitan

KOPERTIS WILAYAH X 53
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

serta pengembangan agrowisata dan seperti produk Hortikultura, perkebunan,


ekowisata, pengembangan balai-balai perikanan, ternak besar dan kecil,
penelitian untuk tanaman komoditi unggulan industri kerajinan lokal, industri
daerah, pengembangan kawasan sentra makanan tradisional dan industri garmen
industri masyarakat, memperbesar peluang lokal.
pasar untuk produk industri unggulan baik 5) Memperkuat jejaring bisnis lokal dengan
antar wilayah maupun eksternal wilayah, badan usaha daerah (BUMD) melalui
membangun konektifitas dengan pusat-pusat penyusunan kontrak-kontrak bisnis
koridor ekonomi Sumatera, melalui (contract farming) antara pengusaha
perdagangan daerah terutama produk lokal dan nasional dengan gabungan
pertanian dan industri. Adapun langkah- kelompok tani produsen komoditi
langkah kebijakan yan seharus dilakukan unggulan, lembaga keuangan daerah,
adalah: koperasi untuk menciptakan terjadinya
1) Meningkatkan nilai ekspor terutama persaingan di tingkat lokal dalam rangka
dengan memanfaatkan kerjasama menuju kepada keunggulan persaingan
ekonomi dengan negara-negara ASEAN secara global.
dengan mengembangkan industri 6) Mengembangkan sistem pengaturan
pengolahan produk pertanian unggulan yang baik (good governace) dalam
dan memperluas negara tujuan ekspor sistem pengelolaan pemerintah yang
kelompok negara-negara NAFTA dan kondusif bagi peningkatan peluang
mendorong peningkatan permintaan investor dalam negeri dan luar negeri
internal dan eksternal wilayah. untuk menanamkan investasinya di
Meningkatkan nilai tambah produk Sumatera Barat.
unggulan Sumatera Barat melalui
pengembangan kawasan agrobisnis, KONDISI EKONOMI TAHUN 2013 DAN
agropolitan dan kawasan unggulan PERKIRAAN TAHUN 2014
industri pengolahan dan harus dapat Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi
terkoneksi dengan koridor ekonomi Sumatera Barat mengalami kontraksi dari
Sumatera. 6,35% tahun 2012 melambat menjadi
2) Mengatasi penganguran dengan 6,13%, akan terus melambat sampai tahun
menciptakan kesempatan dan lapangan 2014 yang mencapai 5,93%. Hal ini sejalan
kerja baru dengan mendorong dengan kondisi ekonomi Nasional yang juga
dilakukannya investasi yang padat karya, mengalami pertumbuhan melambat di tahun
terutama dari pelaksanaan proyek- 2013 hanya mencapai 5,8%, bahkan
proyek APBN dan APBD, disamping menurut perkiraan World Bank (Maret
proyek investasi lembaga swasta dalam 2014) pertumbuhan ekonomi Indonesia di
negeri dan luar negeri. tahun 2014 nanti hanya mencapai 5,3%, dan
3) Mengurangi konsumsi barang-barang akan terjadi recovery tahun 2015 menjadi
impor dengan menggunakan produk 5,6%.
dalam negeri sendiri melalui Sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera
peningkatan perdagangan antar daerah. Barat selama ini adalah konsumsi
4) Mengembangkan produk komoditi masyarakat dan kinerja ekspor yang semakin
ekspor yang berbasis ekonomi lokal baik, tetapi sejalan dengan kebijakan

KOPERTIS WILAYAH X 54
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

pengetatan keuangan negara-negara tujuan perekonomian daerah Sumatera Barat.


ekspor dalam pemulihan ekonomi mereka, Pembangunan sektor pertanian pada tahun
maka laju pertumbuhan eksport selama 2015 tetap menjadi prioritas guna
kwartal pertama tahun 2012 sebesar 3,77% memperkuat kerangka pembangunan
turun menjadi 3,4% pada kwartal yang sama ekonomi daerah dan peningkatan
tahun 2013 (lihat (BRS, 2014). Alasan lain kesejahteraan penduduk yang sebagian besar
melambatnya perekonomian Sumatera Barat hidup dari sektor pertanian ini. Tentu saja
adalah karena melemahnya harga komoditi sub sektor yang mendapat prioritas itu
dunia yang terlihat mulai sejak oktober 2013 adalah sub sektor yang menyumbang besar
yang terus berlanjut sampai maret 2014. terhadap pembentukan PDRB, seperti sub
Disamping itu goncangan eksternal terhadap sektor tanaman pangan, perkebunan dan
perekonomian Nasional (lihat (Huayta, perikanan, disamping sub sektor peternakan.
2012) yang tentunya berdampak kepada Pengembangan sektor pertanian pada tahun
perekonomian Sumatera Barat adalah 2015 ini harus sudah diarahkan kepada
menurunnya nilai tukar rupiah, defisitnya pengembangan agrobisnis dan agroindustri
current account pada kwartal pertama tahun terutama untuk agroindustri perkebunan, dan
2013 adalah sebesar US$ 9,9 milyar (4,4% perikanan laut. Diharapkan pada tahun 2015
dari GDP) turun menjadi US $ 8,4 milyar nanti, perkembangan sektor pertanian sudah
pada kuartal ketiga tahun 2013, dan harus melangkah ke sektor industri
diestimasi oleh Bank Indonesia akan terus pengolahan untuk komoditi utama eksport
menurun sampai pada kuartal pertama tahun seperti karet, sawit, dan kakao. Tahun 2015
2014. harus menjadi momentum untuk merintis
Produk domestik bruto (PDRB) Sumatera terjadinya perubahan struktur perekonomian
Barat tahun 2013 telah meningkat menjadi dengan meningkatkan peran sektor industri
Rp 46,64 triliun dari sebesar Rp 43,91 triliun pengolahan sejalan dengan semakin maju
tahun 2012. Jumlah penduduk Sumatera dan berkembangnya sektor pertanian, karena
Barat tahun 2012 adalahsebesar 5,04 juta output sektor pertanian haruslah menjadi
jiwa, tahun 2013 naik menjadi 5,11 juta jiwa input bagi sektor industri pengolahan.
dengan laju pertumbuhan sebesar 1,38%. Artinya, transaksi antar sektor dalam
Sehingga PDRB rill per kapita telah pembangunan Sumatera Barat dapat
meningkat menjadi Rp 24,87 juta dari Rp diwujudkan.
21,93 juta pada harga berlaku, tahun 2012. Di luar sektor pertanian, maka sektor
Struktur perekonomian Sumatera Barat jasa-jasa dan perdagangan, hotel dan
sampai tahun 2013 masih didominasi oleh restoran merupakan penyumbang kedua
tiga sektor, yakni sektor pertanian (22,01%), terbesar dalam pembentukan PDRB. Pada
sektor perdagangan hotel dan restoran tahun 2012 kelompok sektor ini memberikan
(18.44%), dan sektor jasa-jasa (17,35%). kontribusi sebesar 17,18, dan pada tahun
Sehingga kontribusi ketiga sektor ini 2013 mengalami kenaikan menjadi 17,35%
mencapai lebih dari 57,80%. Perkembangan kenaikan ini disebabkan olehmeningkatnya
ini memperlihatkan pentingnya peran sektor nilai impor dari US$ 56,7 juta pada Januari
pertanian terutama sub sektor tanaman tahun 2013(pada nilai CIF) meningkat 2014
pangan, perkebunan dan perikanan di menjadi US$ 78,9 juta atau mengalami
samping sub sektor peternakan di dalam kenaikan sebesar 139,15%. Disamping

KOPERTIS WILAYAH X 55
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

import, meningkatnya peran sektor ekonomi Sumatera seperti Medan,


perdagangan hotel dan restoran juga terlihat Pekanbaru, Palembang, dan Jambi ini terus
dari sub sektor pariwisatanya. Jumlah dikembangkan melalui perwujudkan
kunjunngan wisatawan asing ke Sumatera pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru,
Barat juga telah mengalami kenaikan sesuai dengan arahan MP3EI dan MP3ESB
dimana pada tahun 2012 berjumlah 31.980 2011-2025 maka diperkirakan akan mampu
orang mengalami kenaikan menjadi 42.614 meningkatkan pertumbuhan ekonomi
orang tahun 2013, didominasi oleh turis dari Sumatera Barat lebih cepat lagi sesuai
Malaysia, Australia dan Singapore, tentunya dengan target RPJMD 2010-2015 yang
hal ini juga berdampak terhadap tingkat mencapai 7,00% tahun 2015.
hunian hotel dan restoran yang semakin Pembentukan nilai PDRB Sumatera Barat
meningkat. tahun 2013 dari sisi permintaan didominasi
Sektor ekonomi yang menjadi tumpuan oleh jenis penggunaan pengeluaran
peningkatan pertumbuhan ekonomi diluar konsumsi rumah tangga sebesar Rp 22,1
sektor pertanian di tahun 2013 dan menjadi triliun, disusul oleh jenis penggunaan ekspor
pendukung bagi sektor perdagangan hotel barang dan jasa sebesar Rp 15,5 triliun, dan
dan restoran adalah sektor pengangkutan impor barang dan jasa sebesar Rp 6,90
dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. triliun. Sedangkan jenis penggunaan
Besarnya Peranan sektor pengangkutan dan pembentukan modal tetap bruto atau
komunikasi sebagai akibat dari semakin investasi mencapai Rp 9,10 triliun, untuk
baiknya infrastruktur jalan menuju provinsi jenis penggunaan konsumsi pemerintah
tetangga seperti Riau, dan Jambi, serta sebesar Rp 6,40 triliun, konsumsi lembaga
semakin mudahnya aksessibilitas intra swasta mencapai Rp 0,40 triliun. Laju
wilayah di Sumatera Barat karena pertumbuhan komponen penggunaan dalam
pembangunan infrastuktur ini. Laju PDRB tahun 2013 yang paling tinggi adalah
pertumbuhan sektor pengangkutan dan berasal dari sisi pembentukan modal tetap
komunikasi ini jika dibandingkan antara bruto sebesar 7,50%, dan konsumsi
tiwulan IV tahun 2012 dengan triwulan IV pemerintah sebesar 6,30% konsumsi
tahun 2013 (y-on-y) adalah sebesar 9,60% rumahtangga dan impor sama sebesar 4,70.
(BRS, 2014). Besarnya pertumbuhan ini Sementara Eksport hanya sebesar 1,60%.
berasal dari pengalokasian anggaran Tentunya diharapkan eksport lebih besar
pembangunan melalui APBD dan APBN dari impor dan investasi yang lebih dominan
untuk sektor infrastuktur ini dalam rencana adalah pembentukan modal tetap bruto.
pembangunan pemerintah daerah selama Kapital stok ternyata mengalami
periode terakhir ini di dalam RKPD tahun pertumbuhan negatif sebesar 114,3%. Hal
2012 maupun dalam RKPD tahun 2013 lalu. ini sebagai salah satu akibat kerusakan
Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan akibat bencana banjir dan longsor serta
triwulan III tahun 2013 dibandingkan gempa. Oleh karena itu, diharapkan di tahun
dengan triwulan II tahun 2013 yang tumbuh 2015 nanti upaya mitigasi dan adaptasi
positif sebesar 2,80%. Apabila terhadap perubahan iklim untuk mengurangi
pembangunan infrastruktur untuk resiko bencana alam yang membawa kepada
meningkatkan aksesibilitas agar terkoneksi kerusakan infrasruktur yang telah dibangun
dengan wilayah pusat-pusat koridor dapat dikurangi. Pembangunan Sumatera

KOPERTIS WILAYAH X 56
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

Barat harus dapat memperbesar kapital stok konsumsi rumahtangga sebesar 4,7%,
dan pembentukan modal tetap bruto ini, agar sedangkan ekspor hanya sebesar 1,6%.
ratio investasi dengan output menjadi lebih Sumber pertumbuhan yang terbesar adalah
baik, sehingga mampu membuka lapangan berasal dari konsumsi rumah tangga 2,3%,
pekerjaan. sedangkan ekspor hanya menyumbang
Tanda-tanda terjadinya kontraksi sebesar 0,5%. Pembentukan modal tetap
perekonomian (slowdown)terlihat dari bruto sebesar 1,4%. Membaiknya kinerja
menurunnya secara drasti pertumbuhan investasi tentunya lebih disebabkan karena
ekspor pada pertumbuhan triwulan III pemerintah dan pihak swasta lebih mampu
terhadap triwulan II (q to q) tahun 2013 memperbesar kepercayaan negara investor
sebesar 4,8% menjadi 35,6% pada triwulan untuk tujuan investasi, karena cukup
IV terhadap triwulan III (q to q) tahun 2013, kondusifnya keamanan dalam negeri, dan
pada hal ekspor ini selalu menjadi sumber membaiknya persepsi Internasional terhadap
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat stabilitas makro ekonomi Indonesia. Oleh
setelah konsumsi masyarakat selama ini. karena itu, peningkatan infrastuktur dasar
Nilai ekspor Sumatera Barat pada bulan untuk pengembangan industri pengolahan
Desember 2013 adalah sebesar US $ 196,6 Sumatera Barat ke depan sangat diperlukan,
juta (pada Nilai FOB), turun menjadi US $ terutama pengembangan teknologi pada
161,9 juta sehingga berkontraksi negatif produk akhir yang siap ekspor, sehingga
sebesar 17,66%. Penurunan terbesar itu pada gilirannya mampu meningkatkan nilai
terjadi pada negara tujuan ekspor ke Eropa tambah (value added) pada produk ekspor
dan Amerika Serikat, bahkan ke negara yang selama ini masih dalam bentuk produk
India yang selama ini menjadi alternatif primer. (lihat Krugman, P.R. dan Obsteld,
untuk diversifikasi negara tujuan eksport M. (2000).
juga telah mengalami penurunan sebesar Disamping konsumsi rumahtangga
negatif 23,44%. (lihat, (BRS, 2014). sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan konsumsi masyarakat juga dominan tahun 2013, juga adalah konsumsi
mengalami penurunan dari 1,6% antara pemerintah sebesar 6,3% atau dari Rp 6,0
triwulan III dengan triwulan II tahun 2013 triliun naik menjadi Rp 6,4 triliun. Tentu
turun menjadi 0,6% pada periode triwulan saja jenis konsumsi pemerintah yang
IV dengan triwulan III tahun 2013. mendorong kearah pertumbuhan ekonomi
Konsumsi swasta juga turun dari 2,2% pada yang semakin baik itu adalah belanja
pertumbuhan triwulan III dengan triwulan II pembangunan atau autonomous investment,
tahun 2013 turun menjadi 1,1 pada bukan belanja rutin atau belanja operasional.
pertumbuhan triwulan IV dengan triwulan Indikasi bahwa konsumsi pemerintah belum
III tahun 2013. Kecuali konsumsi dominan untuk belanja pembangunan adalah
pemerintah pada pertumbuhan triwulan yang negatifnya nilai inventori; artinya
sama justru naik dari 5,8% menjadi 15,6%. pertambahan infrastruktur dasar akan
PDRB Sumatera Barat antara tahun 2012 terganggu oleh besarnya pengeluaran rutin
dengan 2013, laju pertumbuhannya pemerintah dan kerusakan akibat bencana
didominasi oleh komponen pembentukan alam yang terjadi yang marak pada akhir-
modal tetap bruto sebesar 7,5%, disusul oleh akhir ini, akibat perubahan iklim global.
konsumsi pemerintah sebesar 6,3%, Diperkirakan konsumsi pemerintah ini akan

KOPERTIS WILAYAH X 57
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

semakin meningkat di tahun 2015 nanti maju yakni USA dan OECD, telah diikuti
karena dimulainya pembangunan jalan tol pula oleh semakin berkurangnya impor,
Padang Bukittinggi- Payakumbuh dan terutama barang-barang produk garam,
Pekanbaru, walaupun sumber pendanaannya belerang dan kapur. Barang impor yang
tidak sepenuhnya dari investasi pemerintah masih positif pertambahannya adalah
tetapi memanfaatkan model pendanaan kertas/karton. Seharusnya peningkatan
public private partnership, tetapi porsi impor ini dapat dikurangi dengan
pembiayaan untuk dukungan terhadap mengembangkan industri substitusi impor.
pembangunan jalan tolnya mestinya tentu Oleh karena itu, untuk memperbesar surplus
akan meningkatkan belanja pemerintah perdagangan menjadi lebih tinggi, satu-
untuk pembangunan jalan tol ini. Namun satunya jalan yang dapat dilakukan pada
yang harus diwaspadai juga adalah tahun tahun 2015 nanti adalah dengan mengurangi
2015 adalah tahun politik yang impor pada barang-barang yang dapat dibuat
mempersiapkan pesta pemilu provinsi di dalam negeri dan meningkatkan volume
pemilihan gubernur, sehingga biaya-biaya dan nilai ekspor komoditi yang ada, sejalan
politik akan lebih tinggi dan akan mengerus dengan memperluas negara tujuan eksport.
anggaran dalam APBD. Jika ini terjadi, Selanjutnya, dalam memperbaiki kinerja
maka sumbangan konsumsi pemerintah perekonomian di tahun 2015 nanti, dari sisi
terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun produksi, maka sektor pertanian dan industri
2015 nanti tentunya tidak dapat diandalkan. pengolahan, perdagangan hotel dan restoran,
Sejak Januari 2013 yang lalu neraca Jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi
perdagangan Sumatera Barat mengalami haruslah mendapat perhatian lebih besar,
surplus sebesar US$ 108,2 juta dan karena ke lima sektor inilah yang
mengalami penurunan drastis Januari tahun berkontribusi besar terhadap pembentukan
2014 menjadi US$ 79,7 juta, yang nilai PDRB Sumatera Barat selama ini.
disebabkan karena lesunya ekonomi negara Diantara sektor pertanian yang memberikan
tujuan eksport. Semakin menurunnya ekspor sumbangan besar terhadap pembentukan
disebabkan oleh berkurangnya nilai Ekspor nilai PDRB Sumatera Barat adalah sub
ke negara Belanda sebesar -97,16%, India sektor perkebunan, peternakan, tanaman
sebesar -23,44%, Selandia Baru -34,66%, pangan, dan perikanan. Ke empat sub sektor
dan USA sebesar -47,29%. Penurunan ini perlu dikembangkan ke arah peningkatan
neraca perdagangan ini lebih disebabkan nilai tambah produknya dengan
oleh menurunnya eksport non migas dari mendorongnya melangkah ke agroprosesing
sektor pertanian, pertambangan dan industri. dalam pengembangan agro bisnis dan
Penurunan nilai ekspor ini tentunya harus bahkan agroindustri. Hal ini sejalan dengan
disikapi dengan pengembangan industri prioritas dan sasaran pembangunan di
pengolahan pertanian yang tidak dapat bidang pertanian pada RPJM II tahun 2011 -
ditunda lagi (Krugman 2000). Disamping 2015 yang menekankan pada peningkatan
tetap melakukan diversifikasi negara tujuan kualitas teknis pengelola agribisnis,
ekspor seperti ke Canada, New Zealand, dan pengembangan balai-balai penelitian untuk
Bangladesh. Berkurangnya ekspor karena hortikultura dan bahan makanan,
kebijakan pengetatan keuangan (tight pengembangan kawasan agropolitan dan
external financial condition) negara-negara agrocity yang semuanya mengarah kepada

KOPERTIS WILAYAH X 58
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

peningkatan peluang pasar untuk produk produk unggulan pertanian yang mampu
industri pertanian, baik pasar di dalam menopang ke arah pengembangan agrobisnis
negeri sendiri maupun pasar luar negeri. dan agro industrinya, dan yang tidak kalah
Diharapkan pada tahun 2015 sebagai tahun pentingnya adalah pengembangan teknologi
terakhir dari pelaksanaan RPJM II Sumatera pemasaran produk industri unggulan yang
Barat 2011-2015 telah berhasilnya upaya ada. Sehingga jika semua ini dapat
peningkatan industri unggulan Sumatera dilakukan selama tahun 2015, maka ekspor
Barat, terutama dari produk pertanian Sumatera Barat dari produk pertanian dan
rakyat, dan lebih khusus kepada produk industri pengolahan akan menjadi lebih
hasil perkebunan, hortikultura, produk dominan dalam mendorong pertumbuhan
industri makanan, dan produk olahan hasil ekonomi, dan tahun 2015 merupakan tahun
perikanan tangkap, yang selama ini yang menentukan apakah Sumatera Barat
mendominasi peningkatan kualitas mampu melakukan perubahan struktural
perekonomian Sumatera Barat. Produk perekonomiannya ke arah industri
pertanian unggulan dan industri unggulan ini pengolahan, dan sesuai dengan target RPJM
diharapkan mampu bersaing dengan produk II 2011-2015, pertumbuhan ekonomi
komoditi utama yang dikembangkan pula Sumatera Barat akan mencapai 7,00%
pada pusat-pusat koridor ekonomi Sumatera dengan industri pengolahan dan pertanian
dalam rencana percepatan pembangunan semakin besar perannya. Oleh karena itu,
ekonomi Indonesia (MP3EI) dan MP3ESB untuk mencapai keinginan tersebut, maka
yang juga telah berhasil dibuat oleh Bappeda pelaksanaan program pembangunan di tahun
Provinsi Sumatera Barat dalam rangka 2015 ini sangat menentukan sebagai titik
mensinkronkan pembangunan ekonomi di awal menuju era industrialisasi di Sumatera
provinsi Sumatera Barat dengan Barat. Sebab, jika program pengembangan
pembangunan ekonomi koridor Sumatera. industri unggulan ini tidak dapat
Peningkatan daya saing produk pertanian dikembangkan mulai tahun 2015, maka akan
yang menjadi andalan ekspor selama ini sulit mewujudkan pertumbuhan ekonomi
semakin penting, mengingat tahun 2015 mendekati 7% itu. Perubahan struktur
merupakan tahun berlakunya pasar bersama perekonomian harus sudah dimulai tahun
ASEAN sehingga persaingan komoditi 2015, peran besar sektor konstruksi dan
ekspor negara-negara ASEAN akan semakin perdagangan dalam mendorong
ketat. pertumbuhan, harus dapat digantikan oleh
Upaya ke arah pemantapan agrobisnis sektor industri pengolahan dan jasa. Pada
dan agroindustri pada sektor pertanian sisi lain, peran besar pengeluaran
dalam arti luas, tentunya memerlukan pemerintah dalam bentuk outonomous
dukungan dari infrastruktur sosial ekonomi investment harus dapat digantikan oleh
yang cukup memadai, seperti infrastruktur peran investasi swasta, disamping
fisik jalan raya menuju kawasan pertanian, meningkatnya peran pembentukan modal
farm road pada kawasan-kawasan andalan tetap bruto. Pada sisi pengeluaran,
produk unggulan pertanian yang berorientasi komponen konsumsi lembaga swasta yang
agro-prosesing dan agroindustri. Disamping dapat berupa investasi swasta dalam
itu, diperlukan pula pengembangan pembangunan ekonomi Sumatera Barat
kelembagaan produksi dan pemasaran harus terus didorong agar peran investasi

KOPERTIS WILAYAH X 59
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

pihak swasta dalam pembangunan dukungan kepada program pengembangan


perekonomian Sumatera Barat akan terus sumberdaya manusia dan inovasi daerah
mengalami perbaikan. Oleh karena itu, yang dapat diadopsi oleh rumahtangga
perbaikan superstruktur dan infrastruktur penghasil barang ekspor.
perekonomian agar pengeluaran lembaga Melihat kepada kinerja ekspor yang terus
swasta semakin menguat dalam sistem menurun, neraca perdagangan masih surplus
perekonomian Sumatera Barat ke depan. tetapi pertambahannya mulai terus menurun,
Pembangunan shorcutjalur kereta api dan terusnya berkembangnya investasi
menuju Kota Padang dari Dharmasraya, melalui PMTB dan ditambah lagi dengan
Lunang Silaut dan dari Simpang Empat kebijakan pengetatan keuangan negara
Pasaman sangatlah mendesak untuk tujuan eksport seperti Belanda, New Zeland,
dilaksanakan. Tidak kalah pentingnya Canada dan beberapa negara NAFTA
adalah pembangunan jalan tol Padang - lainnya diperkirakan untuk pertumbuhan
Payakumbuh menuju Riau sebagai pusat ekonomi tahun 2015 yang ditetapkan di
pertumbuhan Koridor Sumatera tentu juga RPJM Sumatera Barat 2011-2015 sebesar
harus sudah dapat dilaksanakan di tahun 7,14% akan sulit dapat dicapai, dan tentunya
2015. akan terkoreksi sampai 6,01% dengan
Usaha untuk mengurangi ketergantungan sejumlah asumsi persyaratan untuk
terhadap impor barang dan jasa luar negeri mempercepat pertumbuhan ekonomi ini
harus terus dilakukan, sehingga permintaan dapat dipenuhi.
terhadap barang-barang domestik akan Pertumbuhan ekonomi tahun 2015
semakin tinggi. Besarnya konstribusi impor berkisar antara 5,8 - 6,19% akan dapat
barang dan jasa terhadap pembentukan nilai diwujudkan dengan beberapa asumsi:
PDRB ternyata berasal dari pembelian pertama memperbaiki kinerja ekspor
barang-barang golongan kertas/karton, Sumatera Barat, dan semakin
mesin-mesin mekanik, keramik, serta terdistribusinya negara tujuan ekspor,
barang-barang dari besi dan baja. Oleh terutama dengan memanffatkan kerjasama
karena itu, pembangunan ekonomi Sumatera ekonomi negara-negara ASEAN yang
Barat harus mampu mengarah kepada dimulai 2015. Nilai tambah dari komoditi
perubahan struktural terutama ekspor akan semakin lebih tinggi karena
mengembangkan industri penganti substitusi diperkenalkannya teknologi tepat guna di
impor ini, sebab komponen konsumsi tingkat rumahtangga pengolahan bahan
rumahtangga yang terus meningkat ternyata eksport seperti karet dan kakao.
juga sejalan dengan peningkatan impor. Pengembangan teknologi tepat guna untuk
Keadaan ini tentu memperlemah kinerja peningkatan nilai tambah komoditi ekspor
perekonomian Sumatera Barat di masa bukan hanya disebabkan oleh adopsi
depan. Diperkirakan tahun 2015 teknologi, tetapi juga berperannya dewan
pertumbuhan ekonomi yang terus melambat riset daerah dalam menghasilkan teknologi
karena disebabkan oleh menurunnya eksport tepat guna bagi pengembangan produk
dan konsumsi masyarakat, maka untuk eksport sebagai bagian dari kegiatan
meingkatkan kinerja ekspor barang dan jasa risetnya. Disamping itu pengembangan
dilakukan melalui pengembangan teknologi komoditi unggulan berbasis ekspor ini juga
tepat guna dengan terus memberikan harus mempertinggi transaksi

KOPERTIS WILAYAH X 60
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

perdagangannya dengan pusat-pusat koridor dimencapai 5,8%, dan diperkirakan menurun


ekonomi Sumatera seperti dengan Medan, sampai tahun 2014 ini menjadi 5,89% dan
dan Pekanbaru. Kedua investasi dalam akan kembali recovery di tahun 2015
bentuk pembentukan modal tetap bruto yang menjadi 6,19%. Sehingga jika dibandingkan
terus meningkat karena mulai dibangunnya dengan prediksi pertumbuhan ekonomi
rencana jalan tol antara Padang- Bukittinggi- Nasional yang di tahun 2014 di perkirakan
Payakumbuh – Pekan Baru, ini akan tumbuh sebesar 5,3% dan tahun 2015
menambah kepercayaan investor untuk tumbuh menjadi 5,6%.
menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Tahun 2013 merupakan tahun untuk
Barat, apalagi investasi diharapkan dari para memantapkan pengembangan industri
pengusaha besar yang berasal dari berbasis pertanian terutama untuk komoditi
Minangkabau di Rantau, untuk merelokasi ekspor seperti karet, minyak sawit, dan
usahanya ke kampung halaman, merupakan lainnya. Keberhasilan dalam melakukan
peluang yang sangat diharapkan untuk diversifikasi negara tujuan ekspor seperti
mengembangkan sektor riil ekonomi di Canada, China, New Zeland, dan Spanyol,
Sumatera Barat. Ketiga Walaupun disamping negara yang semula telah
konsumsi masyarakat masih dominan menjadi negara tujuan ekspor utama, seperti
sebagai sumber permintaan domestik, share USA, Singapura, Malaysia, dan india,
komponen ekspor yang menurun, lebih tentunya akan mendorong semakin tingginya
mengangkat peran ekspor hampir 28,00% permintaan terhadap produk ekspor
dari PDRB Sumatera Barat tahun 2012, di Sumatera Barat. Keadaan ini tentunya akan
tahun 2013 telah turun pula menjadi mendorong pula untuk melakukan
25,40%. Keempat: Meningkatnya peran peningkatan produksi dengan
konstruksi dalam perekonomian Sumatera mengembangkan inovasi IPTEK yang
Barat, tentunya akan semakin signifikan, membuat produksi menjadi lebih efisien.
setelah dibangunnya jalan tol Padang- Semakin besarnya pangsa pasar komoditi
Bukittinggi-Payakumbuh menuju Pekan ekspor Sumatera Barat, tentunya akan
baru, dalam rangka contagion effect dari jika diiringi oleh kebutuhan tenaga kerja baru
telah dibangunnya jembatan Selat Sunda- pula. Sehingga akan membuka peluang dan
Bakauheni. Diperkirakan akan mendorong kesempatan kerja yang lebih besar. Apabila
semakin meningkatnya kontribusi sektor kinerja eksport terus membaik, terutama
konstruksi di tahun 2015 nanti, mengingat, dengan tetap mengembangkan industri
keberadaan jalan tol ini, akan membutuhkan pengolahan produk pertanian, industri
prasarana yang komplit seperti rest area, pengolahan perikanan tangkap, dan
pada kilometer tertentu, pembangunan teknologi pemasaran dapat dikembangkan,
pusat-pusat perbelanjaan di pinggiran jalan negara tujuan eksport yang besar selama ini
tol. Semuanya tentu akan mempengaruhi seperti India, China, Malaysia dan
sektor konstruksi Sumatera Barat. Singapura dapat terus di pertahankan dan
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat bahkan dilakukannya diversifikasi negara
yang terus melambat (slowdown), tahun tujuan eksport ini, ditambah lagi dengan
2013 telah mencapai 6,13% hal ini masih mempertinggi transaksi perdagangan daerah
masih jauh diatas pertumbuhan ekonomi dalam koridor ekonomi Sumatera, maka
nasional yang pada tahun yang sama hanya recovery perekonomian Sumatera Barat

KOPERTIS WILAYAH X 61
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

akan terus menguat, sehingga pertumbuhan wilayah sendiri saja tidaklah cukup, karena
ekonomi diperkirakan akan mencapai 5,80% perekonomian Sumatera Barat sangat
sampai 6,19% di tahun 2015. tergantung kepada aktifitas perekonomian
Penyusunan program untuk tahun 2015 dari luar, terutama kondisi perekonomian
merupakan pelaksanaan tahun kelima dari nasional dan perekonomian global umumnya
pelaksanaan RPJM Propinsi Sumatera Barat yang tengah mengalami perubahan kearah
Tahun 2011-2015. Tahun 2015 ini penurunan pertumbuhan. Sehingga
merupakan tahun yang sangat menentukan kebijakan yang diambil oleh pemerintah
untuk terjadinya perubahan struktur nasional adalah melakukan kebijakan
perekonomian menuju kepada ekonomi yang stabilisasi keuangan oleh BI untuk
berbasis industri pengolahan. Selama satu mengurangi deficit current account dan
RPJM 2005-2010 telah banyak dilakukan capital account hal ini tentunya akan
berbagai program untuk meningkatkan berdampak kepada capital inflow di dalam
kesejahteraan dan pelayanan kepada negeri sendiri (Samuelson dan Nordhaous,
masyarakat. Dan pada tahun kelima dalam 2004). Pada sisi lain, kebijakan Negara-
RPJMD II ini hendaknya lebih focus kepada negara tujuan ekspor yang melakukan
industri pengolahan dan perdagangan, hotel kebijakan pengetatan keuangan (tight
dan restoran. exstrenal financial policy), yang mengerem
Keberhasilan pembangunan provinsi laju perdagangan diantara Negara-negara ini
Sumatera Barat selama ini telah dapat dengan mitra dagangnya seperti Negara
terlihat dengan semakin membaiknya tingkat Indonesia umumnya dan wilayah provinsi
kesejahteraan masyarakat; upah buruh yang Sumatera Barat umumnya, ditambah dengan
terus meningkat, angka kemiskinan yang semakin turunnya harga harga komoditi
semakin rendah, terus tumbuhnya tingkat perdagangan dunia, sehingga jalinan dari
konsumsi masyarakat, semakin tingginya semua factor dari dalam negeri dan luar
aktifitas perdagangan, hotel dan restoran, negeri tersebut telah membuat kinerja
serta pergerakan aktifitas jasa-jasa di tengah perekonomian Sumatera Barat akan
masyarakat. Demikian pula pada sisi mengalami perlambatan (slowdown). Kita
penawaran, keberhasilan pembangunan berharap di tahun 2015 nanti recovery
pertanian ditandai dengan semakin besarnya perekonomian global akan mulai membaik.
volume produksi barang produk pertanian.
Namun keberhasilan perekonomian dalam

KOPERTIS WILAYAH X 62
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

Tabel 1. memperlihatkan beberapa indikator makro Ekonomi yang telah dicapai selama ini:

SIMPULAN tetap bruto, serta impor. Artinya sektor


1. Dorongan pertumbuhan ekonomi ternyata riil ekonomi Sumatera Barat telah
lebih disebabkan oleh konsumsi bergerak. Pergerakan sektor riil ekonomi
rumahtangga, dan pembentukan modal masih terasa lambat, yang terlihat dari

KOPERTIS WILAYAH X 63
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

masih rendahnya realisasi investasi masih menjadi hambatan untuk


swasta, tetapi ekspor mulai pengembangan investasi baru. Keamanan
memperlihatkan trend meningkat sistem property right(secure property
walaupun masih dalam bahan mentah right) masih menjadi kendala utama
dari produk pertanian, sehingga untuk berkembangnya investasi dalam
peningkatan nilai ekspor dapat lebih negeri di wilayah Sumatera Barat, sikap
ditingkatkan lagi melalui pengembangan beberapa kalangan elemen masyarakat
industri pengolahan. Pertumbuhan yang menolak investasi swasta dengan
ekonomi yang melambat di tahun 2015 dalih ikatan-ikatan primordial juga
sebesar 5,90 – 6,19% diperkirakan di memberikan andil terhadap rendah
generate oleh nilai konsumsi investasi swasta di Sumatera Barat.
rumahtangga, pembentukan modal tetap 3. Dominasi komoditi ekspor dalam bentuk
bruto dan ekspor yang berasal dari bahan mentah telah mengakibatkan
industri pengolahan dengan semakin rendahnya term of trade komoditi ekspor
terdiversifikasinya negara tujuan ekspor, terhadap komiditi impor nagara maju.
serta peran autonomous investament yang Dominannya komoditi ekspor dalam
masih tetap besar, karena pembangunan bentuk barang mentah dan barang
jalan tol, meskipun dilaksanakan dengan setengah jadi ini dapat diatasi dengan
menggunakan sistem investasi public pengembangan agrobisnis dan
private partnership (PPP), tetapi agroindustri di pedesaan untuk
pembebasan lahan dan fasilitas publik meningkatkan nilai tambah produk
pendukungnya sebagai bagian pemerintah pertanian pedesaan. Pengembangan
akan semakin besar. Selain itu, agrobisnis dan agro industri harus sejalan
pertumbuhan ekonomi pusat pusat dengan pengembangan industri
koridor ekonomi Sumatera tentunya akan manufaktur di perkotaan. Oleh karena itu,
memberikan expectation baru bagi diperlukan pengembangan kawasan –
penanaman modal dalam negeri yang kawasan cepat tumbuh seperti kawasan
berasal dari ekspansi perusahaan Ekonomi Cepat Tumbuh (KAPET),
perkebunan sawit dan karet dari provinsi kawasan agropolitan dan kawasan
tetangga. industri manufaktur perkotaan. Semua
2. Rendahnya peran investasi pihak swasta kawasan tersebut seyogyanya
internal maupun eksternal wilayah yang diintegrasikan dengan pusat pertumbuhan
tercermin dari rendahnya pertumbuhan koridor ekonomi Sumatera. Setiap
konsumsi swasta dalam mendorong kawasan unggulan yang berbasis
pertumbuhan ekonomi daerah. pengolahan industri pertanian, harus
Rendahnya peran investasi pihak terkoneksi dengan pusat-pusat unggulan
lembaga swasta untuk mengerakan sektor utamanya seperti pusat unggulan Kota
riil sangat terkait dengan beberapa hal Padang, Kota Bukittingi, dan Kota Solok.
diantaranya adalah: belum optimalnya Sehingga konektifitas secara lokal ini
pemanfaatan sumberdaya alam terutama akan membuat semakin kuatnya
dari hasil laut, bahan tambang, dan bahan konektifitas pada tingkat regional yakni
galian yang ada, sistem pelayanan publik koridor ekonomi Sumatera.
untuk perizinan usaha dan investasi yang

KOPERTIS WILAYAH X 64
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

4. Mengurangi ketergantungan terhadap budaya dan agama. Oleh sebab itu,


barang-barang impor dari luar negeri pengembangan pariwisata berbasis
dengan mengembangkan industri lingkungan (ecotourism) agar lebih
substitusi impor sendiri seperti diutamakan.
ketergantungan terhadap impor kertas 7. Pemberlakuan pasar bebas ASEAN
karton, barang-barang dari plastik dan Tahun 2015 mengharuskan semua
barang-barang elektronik. Hal ini dapat elemen dunia usaha mulai dari petani
dilakukan dengan menggunakan produk komoditi ekspor, pedagang dan eksportir
dalam negeri sendiri dan mendorong harus mampu bersaing menghadapi
dikembangkannya industri substitusi pesaing baru yang diberi izin masuk dan
impor ini secara bertahap. bebas bea masuk/cukai, sehingga akan
5. Memperkuat peran bisnis daerah sebagai terjadi persaingan harga, persaingan
mitra utama dari investor luar daerah. kualitas, dan persaingan pelayanan pada
Investasi yang besar akan mengalir ke konsumen akhir. Persaingan ini
suatu wilayah dimana terdapat peran membutuhkan peningkatan keahlian,
bisnis yang kuat dalam pertumbuhan kualitas, kemampuan melakukan inovasi
ekonomi daerah. Perpaduan bisnis swasta terhadap produk baik pada produk hilir
daerah dan BUMD provinsi, kota dan maupun hulu, yang pada gilirannya akan
kabupaten adalah instrumen peningkatan mengarah kepada efisiensi biaya produksi
investasi baik lokal maupun supra lokal. dan biaya pemasaran, sehingga siapa
6. Memperkuat sumber pertumbuhan yang berhasil memenangkan persaingan
ekonomi dengan meningkatkan kualitas perdagangan ini adalah siapa yang paling
teknis pengelolaan agrobisnis dan agro mampu berproduksi secara efisien dan
industri dan pengembangan pariwisata. berhasil mengembangkan sistem inovasi
Eksport non migas yang telah produk yang mengarah kepada
memperlihatkan perkembangan yang penguasaan pangsa pasar. Oleh karena
cukup berarti, baik volume dan nilainya itu, tantangan pasar bebas ASEAN 2015
masih perlu dicermati keberlanjutannya mengugah kemampuan ekonomi
karena dari segi jenis komoditi dan Sumatera Barat dalam berkompetisi
negara tujuan belum banyak mengalami ditingkat regional, terutama dalam
perkembangan. Komoditi eksport dari merebut pangsa pasar eksport ke negara
industri dan pertanian, kualitas dan ASEAN seperti karet, sawit, dan barang-
ketersediaannya masih rendah yang akan barang ekspor lainnya.
mempengaruhi daya saing dan
keberlanjutan eksport tersebut. Sementara UCAPAN TERIMA KASIH
itu dibidang pariwisata masih dirasakan Peneliti mengucapkan terima kasih
kurangnya penataan infrastruktur daya kepada Kepala Bappeda Provinsi Sumatera
tarik obyek wisata dan pembenahan serta Barat dan jajarannya dan Badan Pusat
pengadaan sarana dan prasarana untuk Statistik Sumatera Barat yang telah
perjalanan dan penginapan, serta adanya mendanai penelitian ini dan dukungan
pandangan sebagian besar masyarakat terhadap data series yang diperlukan,
yang menganggap pariwisata lebih semunya itu merupakan bagian dari
membawa dampak negatif terhadap adat, kerjasama penulis sebagai tenaga ahli

KOPERTIS WILAYAH X 65
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)

bidang perekonomian di Bappeda Provinsi Retrieved from


Sumatera Barat. https://openknowledge.worldbank.or
g/handle/10986/16521
REFERENSI World Bank. (2014). Investment in ux,
Ansofino (2014). (2014). Ekspektasi (March).
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Dornbusch, R dan Fischer, S (1994). Macro
Barat Tahun 2014, 1–15. Economics; International Edition,
Bank Indonesia. (2013). The Republic of Mc.Graw Hill, New York.
Indonesia Recent Economic Gandhi, V.P. (1996). Macroeconomics and
Developments, (December). the Environment, IMF, Washington
BRS, B. S. (2014). Perkembangan ekspor DC, USA.
dan Impor Sumatera Barat Februaru Krugman, P.R. dan Obsteld, M. (2000).
2014, (19), 1–9. International Economics: Theory and
Constantinu, C Matto, A, Ruta, M. (2015). Policy. Addison –Wesley Publishing
The Global Trade Slowdown Company, Massachusetts, USA.
Cyclical or Structural ?, (January). Samuelson, P.A. dan Nordhaus, W.D.
Huayta, J. S. (2012). Macroeconomic (2004). Macroeconomics 17th
Indicators. APacCHRIE, 37. Edition, McGraw Hill, New York,
World Bank. (2013). Indonesia Economic USA.
Quarterly FY13, (March), 513.

KOPERTIS WILAYAH X 66

Anda mungkin juga menyukai