Ansofino
Program Studi Pendidikan Ekonomi, STKIP PGRI Sumatera Barat, Jln Gunung Pangilun No: 1
Padang, Sumatera Barat
Email: Ansofino2001@yahoo.com
Abstract
The focus of study are the problem economic of growth of west Sumatra and economic of challenge
among globall economic of crisis. The aim of research are the forcasting and formulated of economic
growth of West Sumatra in 2015 to determine of direction economic development in the future. The
research used econometric method and times series data. Result of research showed are economic growth
of West Sumatra on 2013 experience contraction from 6.35% in 2012 straight slowdown become 6.13%
and continue contraction until 2014 attained 5.93%, be going on with national economic condition which
also experience growth slowdown in 2013 only attained 5,8%, indeed the World Bank forecast (on Mart
2014) national economic growth in 2014 later only attained 5.3% and forcasting by Indonesia central
bank immediatly descend until the first quartal 2014. Economic growth of West Sumatra approximately
2015 estimating about 5.8% until 6.2%.
Keywords: Economic growth of expectation, economic challenge
Abstrak
Pokok persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat
dan tantangan yang dihadapi ditengah krisis ekonomi global. Tujuan penelitian adalah meramalkan
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tahun 2015 dan merumuskan tantangan yang dihadapi untuk
menentukan arah kebijakan yang harus diambil. Penelitian ini menggunakan metode ekonometrika,
dengan menggunakan data time series. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Sumatera Barat tahun 2013 mengalami kontraksi dari 6,35% tahun 2012 melambat menjadi 6,13%, akan
terus melambat sampai tahun 2014 yang mencapai 5,93%. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi
Nasional yang juga mengalami pertumbuhan melambat di tahun 2013 hanya mencapai 5,8%, bahkan
menurut perkiraan World Bank (World Bank, 2013) dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014
hanya mencapai 5,3%. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tahun 2015 diperkirakan berkisar antara
5,8 - 6,19%.
Kata kunci: Ekspektasi pertumbuhan dan tantangan ekonomi
KOPERTIS WILAYAH X 51
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 52
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 53
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 54
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 55
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 56
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
Barat harus dapat memperbesar kapital stok konsumsi rumahtangga sebesar 4,7%,
dan pembentukan modal tetap bruto ini, agar sedangkan ekspor hanya sebesar 1,6%.
ratio investasi dengan output menjadi lebih Sumber pertumbuhan yang terbesar adalah
baik, sehingga mampu membuka lapangan berasal dari konsumsi rumah tangga 2,3%,
pekerjaan. sedangkan ekspor hanya menyumbang
Tanda-tanda terjadinya kontraksi sebesar 0,5%. Pembentukan modal tetap
perekonomian (slowdown)terlihat dari bruto sebesar 1,4%. Membaiknya kinerja
menurunnya secara drasti pertumbuhan investasi tentunya lebih disebabkan karena
ekspor pada pertumbuhan triwulan III pemerintah dan pihak swasta lebih mampu
terhadap triwulan II (q to q) tahun 2013 memperbesar kepercayaan negara investor
sebesar 4,8% menjadi 35,6% pada triwulan untuk tujuan investasi, karena cukup
IV terhadap triwulan III (q to q) tahun 2013, kondusifnya keamanan dalam negeri, dan
pada hal ekspor ini selalu menjadi sumber membaiknya persepsi Internasional terhadap
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat stabilitas makro ekonomi Indonesia. Oleh
setelah konsumsi masyarakat selama ini. karena itu, peningkatan infrastuktur dasar
Nilai ekspor Sumatera Barat pada bulan untuk pengembangan industri pengolahan
Desember 2013 adalah sebesar US $ 196,6 Sumatera Barat ke depan sangat diperlukan,
juta (pada Nilai FOB), turun menjadi US $ terutama pengembangan teknologi pada
161,9 juta sehingga berkontraksi negatif produk akhir yang siap ekspor, sehingga
sebesar 17,66%. Penurunan terbesar itu pada gilirannya mampu meningkatkan nilai
terjadi pada negara tujuan ekspor ke Eropa tambah (value added) pada produk ekspor
dan Amerika Serikat, bahkan ke negara yang selama ini masih dalam bentuk produk
India yang selama ini menjadi alternatif primer. (lihat Krugman, P.R. dan Obsteld,
untuk diversifikasi negara tujuan eksport M. (2000).
juga telah mengalami penurunan sebesar Disamping konsumsi rumahtangga
negatif 23,44%. (lihat, (BRS, 2014). sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan konsumsi masyarakat juga dominan tahun 2013, juga adalah konsumsi
mengalami penurunan dari 1,6% antara pemerintah sebesar 6,3% atau dari Rp 6,0
triwulan III dengan triwulan II tahun 2013 triliun naik menjadi Rp 6,4 triliun. Tentu
turun menjadi 0,6% pada periode triwulan saja jenis konsumsi pemerintah yang
IV dengan triwulan III tahun 2013. mendorong kearah pertumbuhan ekonomi
Konsumsi swasta juga turun dari 2,2% pada yang semakin baik itu adalah belanja
pertumbuhan triwulan III dengan triwulan II pembangunan atau autonomous investment,
tahun 2013 turun menjadi 1,1 pada bukan belanja rutin atau belanja operasional.
pertumbuhan triwulan IV dengan triwulan Indikasi bahwa konsumsi pemerintah belum
III tahun 2013. Kecuali konsumsi dominan untuk belanja pembangunan adalah
pemerintah pada pertumbuhan triwulan yang negatifnya nilai inventori; artinya
sama justru naik dari 5,8% menjadi 15,6%. pertambahan infrastruktur dasar akan
PDRB Sumatera Barat antara tahun 2012 terganggu oleh besarnya pengeluaran rutin
dengan 2013, laju pertumbuhannya pemerintah dan kerusakan akibat bencana
didominasi oleh komponen pembentukan alam yang terjadi yang marak pada akhir-
modal tetap bruto sebesar 7,5%, disusul oleh akhir ini, akibat perubahan iklim global.
konsumsi pemerintah sebesar 6,3%, Diperkirakan konsumsi pemerintah ini akan
KOPERTIS WILAYAH X 57
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
semakin meningkat di tahun 2015 nanti maju yakni USA dan OECD, telah diikuti
karena dimulainya pembangunan jalan tol pula oleh semakin berkurangnya impor,
Padang Bukittinggi- Payakumbuh dan terutama barang-barang produk garam,
Pekanbaru, walaupun sumber pendanaannya belerang dan kapur. Barang impor yang
tidak sepenuhnya dari investasi pemerintah masih positif pertambahannya adalah
tetapi memanfaatkan model pendanaan kertas/karton. Seharusnya peningkatan
public private partnership, tetapi porsi impor ini dapat dikurangi dengan
pembiayaan untuk dukungan terhadap mengembangkan industri substitusi impor.
pembangunan jalan tolnya mestinya tentu Oleh karena itu, untuk memperbesar surplus
akan meningkatkan belanja pemerintah perdagangan menjadi lebih tinggi, satu-
untuk pembangunan jalan tol ini. Namun satunya jalan yang dapat dilakukan pada
yang harus diwaspadai juga adalah tahun tahun 2015 nanti adalah dengan mengurangi
2015 adalah tahun politik yang impor pada barang-barang yang dapat dibuat
mempersiapkan pesta pemilu provinsi di dalam negeri dan meningkatkan volume
pemilihan gubernur, sehingga biaya-biaya dan nilai ekspor komoditi yang ada, sejalan
politik akan lebih tinggi dan akan mengerus dengan memperluas negara tujuan eksport.
anggaran dalam APBD. Jika ini terjadi, Selanjutnya, dalam memperbaiki kinerja
maka sumbangan konsumsi pemerintah perekonomian di tahun 2015 nanti, dari sisi
terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun produksi, maka sektor pertanian dan industri
2015 nanti tentunya tidak dapat diandalkan. pengolahan, perdagangan hotel dan restoran,
Sejak Januari 2013 yang lalu neraca Jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi
perdagangan Sumatera Barat mengalami haruslah mendapat perhatian lebih besar,
surplus sebesar US$ 108,2 juta dan karena ke lima sektor inilah yang
mengalami penurunan drastis Januari tahun berkontribusi besar terhadap pembentukan
2014 menjadi US$ 79,7 juta, yang nilai PDRB Sumatera Barat selama ini.
disebabkan karena lesunya ekonomi negara Diantara sektor pertanian yang memberikan
tujuan eksport. Semakin menurunnya ekspor sumbangan besar terhadap pembentukan
disebabkan oleh berkurangnya nilai Ekspor nilai PDRB Sumatera Barat adalah sub
ke negara Belanda sebesar -97,16%, India sektor perkebunan, peternakan, tanaman
sebesar -23,44%, Selandia Baru -34,66%, pangan, dan perikanan. Ke empat sub sektor
dan USA sebesar -47,29%. Penurunan ini perlu dikembangkan ke arah peningkatan
neraca perdagangan ini lebih disebabkan nilai tambah produknya dengan
oleh menurunnya eksport non migas dari mendorongnya melangkah ke agroprosesing
sektor pertanian, pertambangan dan industri. dalam pengembangan agro bisnis dan
Penurunan nilai ekspor ini tentunya harus bahkan agroindustri. Hal ini sejalan dengan
disikapi dengan pengembangan industri prioritas dan sasaran pembangunan di
pengolahan pertanian yang tidak dapat bidang pertanian pada RPJM II tahun 2011 -
ditunda lagi (Krugman 2000). Disamping 2015 yang menekankan pada peningkatan
tetap melakukan diversifikasi negara tujuan kualitas teknis pengelola agribisnis,
ekspor seperti ke Canada, New Zealand, dan pengembangan balai-balai penelitian untuk
Bangladesh. Berkurangnya ekspor karena hortikultura dan bahan makanan,
kebijakan pengetatan keuangan (tight pengembangan kawasan agropolitan dan
external financial condition) negara-negara agrocity yang semuanya mengarah kepada
KOPERTIS WILAYAH X 58
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
peningkatan peluang pasar untuk produk produk unggulan pertanian yang mampu
industri pertanian, baik pasar di dalam menopang ke arah pengembangan agrobisnis
negeri sendiri maupun pasar luar negeri. dan agro industrinya, dan yang tidak kalah
Diharapkan pada tahun 2015 sebagai tahun pentingnya adalah pengembangan teknologi
terakhir dari pelaksanaan RPJM II Sumatera pemasaran produk industri unggulan yang
Barat 2011-2015 telah berhasilnya upaya ada. Sehingga jika semua ini dapat
peningkatan industri unggulan Sumatera dilakukan selama tahun 2015, maka ekspor
Barat, terutama dari produk pertanian Sumatera Barat dari produk pertanian dan
rakyat, dan lebih khusus kepada produk industri pengolahan akan menjadi lebih
hasil perkebunan, hortikultura, produk dominan dalam mendorong pertumbuhan
industri makanan, dan produk olahan hasil ekonomi, dan tahun 2015 merupakan tahun
perikanan tangkap, yang selama ini yang menentukan apakah Sumatera Barat
mendominasi peningkatan kualitas mampu melakukan perubahan struktural
perekonomian Sumatera Barat. Produk perekonomiannya ke arah industri
pertanian unggulan dan industri unggulan ini pengolahan, dan sesuai dengan target RPJM
diharapkan mampu bersaing dengan produk II 2011-2015, pertumbuhan ekonomi
komoditi utama yang dikembangkan pula Sumatera Barat akan mencapai 7,00%
pada pusat-pusat koridor ekonomi Sumatera dengan industri pengolahan dan pertanian
dalam rencana percepatan pembangunan semakin besar perannya. Oleh karena itu,
ekonomi Indonesia (MP3EI) dan MP3ESB untuk mencapai keinginan tersebut, maka
yang juga telah berhasil dibuat oleh Bappeda pelaksanaan program pembangunan di tahun
Provinsi Sumatera Barat dalam rangka 2015 ini sangat menentukan sebagai titik
mensinkronkan pembangunan ekonomi di awal menuju era industrialisasi di Sumatera
provinsi Sumatera Barat dengan Barat. Sebab, jika program pengembangan
pembangunan ekonomi koridor Sumatera. industri unggulan ini tidak dapat
Peningkatan daya saing produk pertanian dikembangkan mulai tahun 2015, maka akan
yang menjadi andalan ekspor selama ini sulit mewujudkan pertumbuhan ekonomi
semakin penting, mengingat tahun 2015 mendekati 7% itu. Perubahan struktur
merupakan tahun berlakunya pasar bersama perekonomian harus sudah dimulai tahun
ASEAN sehingga persaingan komoditi 2015, peran besar sektor konstruksi dan
ekspor negara-negara ASEAN akan semakin perdagangan dalam mendorong
ketat. pertumbuhan, harus dapat digantikan oleh
Upaya ke arah pemantapan agrobisnis sektor industri pengolahan dan jasa. Pada
dan agroindustri pada sektor pertanian sisi lain, peran besar pengeluaran
dalam arti luas, tentunya memerlukan pemerintah dalam bentuk outonomous
dukungan dari infrastruktur sosial ekonomi investment harus dapat digantikan oleh
yang cukup memadai, seperti infrastruktur peran investasi swasta, disamping
fisik jalan raya menuju kawasan pertanian, meningkatnya peran pembentukan modal
farm road pada kawasan-kawasan andalan tetap bruto. Pada sisi pengeluaran,
produk unggulan pertanian yang berorientasi komponen konsumsi lembaga swasta yang
agro-prosesing dan agroindustri. Disamping dapat berupa investasi swasta dalam
itu, diperlukan pula pengembangan pembangunan ekonomi Sumatera Barat
kelembagaan produksi dan pemasaran harus terus didorong agar peran investasi
KOPERTIS WILAYAH X 59
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 60
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 61
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
akan terus menguat, sehingga pertumbuhan wilayah sendiri saja tidaklah cukup, karena
ekonomi diperkirakan akan mencapai 5,80% perekonomian Sumatera Barat sangat
sampai 6,19% di tahun 2015. tergantung kepada aktifitas perekonomian
Penyusunan program untuk tahun 2015 dari luar, terutama kondisi perekonomian
merupakan pelaksanaan tahun kelima dari nasional dan perekonomian global umumnya
pelaksanaan RPJM Propinsi Sumatera Barat yang tengah mengalami perubahan kearah
Tahun 2011-2015. Tahun 2015 ini penurunan pertumbuhan. Sehingga
merupakan tahun yang sangat menentukan kebijakan yang diambil oleh pemerintah
untuk terjadinya perubahan struktur nasional adalah melakukan kebijakan
perekonomian menuju kepada ekonomi yang stabilisasi keuangan oleh BI untuk
berbasis industri pengolahan. Selama satu mengurangi deficit current account dan
RPJM 2005-2010 telah banyak dilakukan capital account hal ini tentunya akan
berbagai program untuk meningkatkan berdampak kepada capital inflow di dalam
kesejahteraan dan pelayanan kepada negeri sendiri (Samuelson dan Nordhaous,
masyarakat. Dan pada tahun kelima dalam 2004). Pada sisi lain, kebijakan Negara-
RPJMD II ini hendaknya lebih focus kepada negara tujuan ekspor yang melakukan
industri pengolahan dan perdagangan, hotel kebijakan pengetatan keuangan (tight
dan restoran. exstrenal financial policy), yang mengerem
Keberhasilan pembangunan provinsi laju perdagangan diantara Negara-negara ini
Sumatera Barat selama ini telah dapat dengan mitra dagangnya seperti Negara
terlihat dengan semakin membaiknya tingkat Indonesia umumnya dan wilayah provinsi
kesejahteraan masyarakat; upah buruh yang Sumatera Barat umumnya, ditambah dengan
terus meningkat, angka kemiskinan yang semakin turunnya harga harga komoditi
semakin rendah, terus tumbuhnya tingkat perdagangan dunia, sehingga jalinan dari
konsumsi masyarakat, semakin tingginya semua factor dari dalam negeri dan luar
aktifitas perdagangan, hotel dan restoran, negeri tersebut telah membuat kinerja
serta pergerakan aktifitas jasa-jasa di tengah perekonomian Sumatera Barat akan
masyarakat. Demikian pula pada sisi mengalami perlambatan (slowdown). Kita
penawaran, keberhasilan pembangunan berharap di tahun 2015 nanti recovery
pertanian ditandai dengan semakin besarnya perekonomian global akan mulai membaik.
volume produksi barang produk pertanian.
Namun keberhasilan perekonomian dalam
KOPERTIS WILAYAH X 62
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
Tabel 1. memperlihatkan beberapa indikator makro Ekonomi yang telah dicapai selama ini:
KOPERTIS WILAYAH X 63
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 64
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 65
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (51-66)
KOPERTIS WILAYAH X 66