Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN SILA-SILA PANCASILA DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :Sri Wahyu Dini Astari, MPd

Disusun oleh :
MILLENIA NURFITRIANA SHINTA D.M (P1337420417009)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2017 / 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat
harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia.
Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini
harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan
memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa
menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan
menghargai di antara keduanya.

Perawat dituntut memiliki etika yang luhur sehubungan dengan objek perawat
yang merupakan manusia itu sendiri. Etika dapat juga membantu para perawat
mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup pelajaran,
sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan
lingkungan perawatan dan dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama,
dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka dua hal
ini tidak dapat dipisahkan.

Ideologi Pancasila pada hakikatnya merupakan sebagai keseluruhan pandangan,


cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan
sebagai landasan beretika serta berkehidupan berbangsa dan bernegara, namun kesadaran
masyarakat akan ideologi bangsa itu bertingkat. Hal ini berarti bahwa kesadaran ideologi
masyarakat berjalan dalam proses dan mengenal tahapan dalam intensitasnya. Sehingga
sebagai abdi masyarakat, perawat memiliki cukup andil untuk membawa etika yang
berlandaskan pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Arti Budi Pekerti Dalam Keperawatan?
2. Apa Manfaat Budi Pekerti?
3. Senyum Tulus Perawat Merupakan Pengamalan Pancasila
4. Apa Peran Dan Manfaat Keperawatan Dari Segi ideologi pancasila?
5. Bagaimana Penerapan Sila Pancasila Dalam Tindakan Keperawatan
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penerapan Pancasila dalam
dunia keperawatan.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam melakukan
tindakan keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN


Pengertian Budi Pekerti
Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan.
Pengertian Budi Pekerti Dalam Keperawatan
Budi pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan
cita – cita adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan
pekerjaannya.
B. MANFAAT BUDI PEKERTI
Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat

Dasar–dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci.

Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita

Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut. Seringkali perawat diajukan pertanyaan – pertanyaan yang bertalian dengan pengertian
akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi penolong yang
berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang tidak mempunyai harapan
sembuh.

C. SENYUM TULUS PERAWAT MERUPAKAN PENGAMALAN PANCASILA.


Makna senyuman

Senyum merupakan sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan.
Senyuman mengandung samudera hikmah atau kemanfaatan yang luar biasa baik bagi pemberi
maupun penerimanya.

Soejitno Irmim dan Abdul Rochim dalam bukunya “Penampilan Pribadi yang Simpatik”,
menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan persediannya luar
biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan
jiwa-jiwa yang lemah dan semangat yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian
menjadi kenyataan.
Senyuman Perawat dalam Menangani Pasien sebagai Pengamalan Pancasila
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti
dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-pasien yang
bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan pasien.
Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi pasien dengan memotivasi keinginan
pasien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.
Setiap masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat mengamalkan beberapa dari butir-butir
pengamalan Pancasila tersebut. Salah satu profesi yang menuntut agar berpedoman pada
Pancasila dalam menjalankan tugasnya yaitu seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan.
Perawat atau mahasiswa keperawatan dituntut dapat mengamalkan beberapa pengamalan
Pancasila sebagai upaya dalam merawat pasien. Hal ini dikarenakan seorang perawat maupun
mahasiswa keperawatan bekerja untuk sosial, berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat,
serta bersosialisasi dengan masyarakat. Perawat maupun mahasiswa keperawatan dituntut
mampu mengayomi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan (pasien).
Seorang perawat juga hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu
memotivasi pasien-pasien yang ditanganinya. Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi
seorang perawat dalam bersosialisasi dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja.
Seyum seorang perawat terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat
pasien nyaman dalam menjalani pengobatan.
Dalam butir pancasila sila kedua dalam pengamalannya disebutkan “mengembangkan
sikap saling mencintai sesama manusia”. Ini berhubungan dalam bidang keperawatan. Karena
dalam keperawatan seorang perawat harus memiliki sifat saling mencintai dalam penyembuhan
pasien. Sifat saling mencintai dapat menumbuhkan jati diri seorang perawat dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Dalam butir pancasila sila kelima ’’mengembangkan sikap
adil terhadap sesama’’. Jadi seorang perawat harus dapat menerima keadaan setiap pasien yang
ditanganinya baik itu dari golongan bawah maupun golongan atas.
D. PERAN DAN MANFAAT KEPERAWATAN DARI SEGI IDEOLOGi
PANCASILA
Perawat profesional pemula mempunyai peran dan funsgi sebagai berikut:
“Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan
sesuai kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila, khususnya pelayanan atau
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan kaidah-
kaidah” yaitu :
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola
asuhan keperawatan.
2. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan
keperawatan.
3. Berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian
untuk hidup sehat.
4. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningatkan kemampuan profesional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan
etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota
masyarakat yang reaktif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta
berorientasi kemasa depan, sesuai dengan perannya.
E. PENERAPAN SILA PANCASILA DALAM KEPERAWATAN

Seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap


tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu
bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum
untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah.
Beberapa kategori prinsip diantaranya :

1. Kebijakan ( dan realisasi diri )


2. Kesejahteraan orang lain
3. Penghormatan terhadap otoritas
4. Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
5. Dan keadilan

Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam sila I -
sila V.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat
melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum
Tuhan sudah menanti disana ( akhirat).
Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien sebagai
mana mestinya.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat
dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi
pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien
3. Sila III (Persatuan Indonesia)
Bahwa dengan keanekaragaman yang ada di Indonesia menimbulkan masyarakat
yang berbeda-beda, dalam profesi perawat justru akan berbaur dengan tenaga kesehatan
yang lainnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai pandangan antara tenaga kesehatan
yang satu dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Seorang perawat akan dihadapkan
dengan berbagai profesi yang akan menunjang profesinya untuk kesembuhan bagi
klien.
Jadi perawat harus bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya untuk menunjang
kesembuhan pasien.
4. Sila IV (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawataran/Perwakilan)
Bahwa seorang perawat harus bisa dipimpin dan bekerja secara tim. Selain itu,
sebelum melaksanakan tindakan kepada klien harus terlebih dahulu melakukan
musyawarah dengan keluarga klien serta tenaga medis lainnya.
Jadi, perawat harus mengutamakan musyawarah dengan pasien & keluarga sebelum
melakukan tindakan.
5. Sila V (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Bahwa seorang perawat harus bersikap adil dan merata terhadap seluruh rakyat
indonesia. Hal ini, mengandung pengertian bahwa seorang perawat dalam
melaksanakan tugasnya harus bersikap sama dan tidak membeda-bedakan antara klien
yang satu dan klien yang lainnya. Seorang perawat juga harus mampu mementingkan
keselamatan klien dan juga keselamatan bagi dirinya sendiri. Seorang perawat harus
mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban klien.
Jadi, perawat harus adil dengan semua pasien tanpa membeda-bedakan.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti luhur, karena akan berfaedah
bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan yang
tinggi .
3. Ajaran moralitas bagi perawat terkandung dalam sila-sila pancasila.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas dapat sedikit memberi saran kepada calon perawat/ perawat
yaitu :
1. Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya
2. Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik.
3. Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga bisa
terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya.
4. Perawat harus bisa membawa/ menempatkan diri dimana ia berada
DAFTAR PUSTAKA

http://aly-hidupsehat.blogspot.com/2012/10/penerapan-nilai-nilai-pancasila-dalam.html
http://aangcoy13.blogspot.com/2011/06/penerapan-pancasila-dalam-profesi.html?=

Anda mungkin juga menyukai