PENDAHULUAN
sebaiknya tidak hanya menitik beratkan kepada dosen sebagai pengajar, tetapi
juga diperlukan media serta metode yang mendukung pembelajaran guna untuk
ilmu.
strategi yang ditinjau dari segi materi dan karakteristik mahasiswa merupakan hal
pemberian informasi, penyampaian materi yang sesuai dengan langkah pada buku
ajar, pengerjaan soal-soal latihan, dan pemberian tugas. Pembelajaran seperti ini
merasa bosan dan berakibat tidak maksimalnya hasil belajar. Kegiatan belajar
dan aljabar. Istilah matematika tidak hanya sekedar istilah aritmetika karena
sesungguhnya matematika merupakan kajian ilmu dari seluruh susunan angka dan
diajarkan di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sundayana (2015 : 2) bahwa
salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Saat ini, banyak yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang
sulit, tidak menyenangkan, bahkan momok yang menakutkan. Hal ini dikarenakan
aktivitas belajar mahasiswa masih rendah (diartikan dosen sebagai pusat pada
dilakukan dosen.
bahwa diperlukan suatu perubahan cara mengajar yang dilakukan oleh dosen.
berbeda dari biasanya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
Solving. Menurut Aris (2014: 57) pada model pembelajaran Creative Problem
tepat, serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
Creative Problem Solving ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif
untuk out of the box (membuka cara berfikir seluas-luasnya dalam menyelesaikan
pembelajaran. CPS terdiri dari problem solving yaitu bagian dari pemikiran
berbeda dalam menemukan solusi yang tepat pada mata kuliah kapita selekta.
Penggunaan metode ini juga akan menumbuhkan ide, kreatifitas serta lebih
mementingkan proses dari pada hasil sehingga mahasiswa akan aktif dalam
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Dosen
Agar penelitian ini terarah dan dapat mencapai sasaran serta untuk
secara jelas dalam penelitian ini, adapun berberapa istilah tersebut antara lain :
1. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu
(Hendriana,2017:112).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan
yang lain (Somakim & Azhari, 2013). Bagi orang-orang atau kelompok,
yang dapat diukur dan dapat dikembangkan dengan latihan sadar dan
aktivitas berpikir.
kreatif adalah mereka yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, kaya
tidak diketahui. Selain dari itu, dalam berfikir kreatif memuat kemampuan
kekreatifan dan sesuatu yang tidak dipahami oleh orang lain, mendiagnosa
vertikal, lateral, kritis, analitis, kreatif dan strategis. Menurut Huda (2011),
gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu
berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir
jawaban pada suatu masalah. Tentu saja semua jawaban itu harus sesuai
atau pertanyaan yang bervariasi namun harus tetap mengacu pada masalah
terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah secara kreatif. oleh karena
solving. Creative artinya banyak ide baru dan unik dalam mengkreasi
solusi serta mempunyai nilai dan relevan, problem artinya suatu situasi
yang memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan;
situasi baru.
dikembangkan oleh Alex Osborn dan Sidney Parnes pada tahun 1960-an,
yang model CPS adalah mapan dan metode yang diterapkan untuk
mengajarkan ketrampilan mengajar kritis dan strategi metakognitif,
jalan/baru dan ide unik untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hasil
belajar.
Proctor, 2005)
a. Objective Finding
b. Fact Finding
Upaya mengidentifikasi semua data-data yang masih berkaitan dengan
c. Problem Finding
d. Idea Finding
mungkin
e. Solution Finding
Menggunakan daftar solusi yang telah dipilih pada tahap idea finding.
f. Acceptence Finding
mengimplementasikan solusi.
masalah.
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) menurut K.L Pepkin dalam
Zaharah (2012: 204) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pada
pemikiran siswa bisa lebih kreatif, kritis, terampil dan termotivasi tidak hanya
pada sampel pertanyaan contoh yang diberikan oleh guru tetapi pada siswa
bermanfaat maksimal dalam proses berpikir dan hasil belajar (Janet T. Manoy,
hipotesis matematika yang difokuskan pada sebabdan akibat dari suatu situasi
informasi matematis yang hilang dari masalah yang diberikan, dan f) kemampuan
merinci masalah matematis yang umum ke dalam sub-sub masalah yang lebih
spesifik.
pembelajaran konvensional.
konvensional.
3,19.
propesional kerja bahkan lebih baik daripada kelas kontrol. Sikap dan
kreatif, masalah, dan pemecahan. Kreatif adalah ide yang memiliki unsur
nilai kebaruan atau keunikan dan memiliki dan relevansi. Masalah atau
matematika.
sehingga tidak semua mahasiswa paham akan materi yang dijelaskan. Selain itu
pembelajaran yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok tidak berjalan efektif
kurang melakukan inovasi terlihat pada soal yang digunakan bersumber hanya
dari satu buku dan penyelesaiannya terpaku pada aturan dibuku. Hal ini,
mahasiswa tidak paham akan materi. Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu
memperluas proses berpikir. Oleh karena itu peneliti akan menerapkan model
F. HIPOTESIS TINDAKAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Sanjaya (2013:149) PTK
(penelitian tindak kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas
melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terancana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan
tersebut. Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematis yang dilaksanakan oleh
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk menyusun rencana
kelas dilakukan melalui empat proses yaitu penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan
tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat
2. Tindakan, pada tahap ini tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali serta
observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya, keadaan dan kendala
tindakan direncana dan pengaruhnya, serta persoalan yang timbul dalam konteks
terkait.
B. SASARAN PENELITIAN
B. 1 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa FKIP Matematika
memilih mahasiswa semseter IVB sebagai subjek penelitian karena berdasarkan penempatan
Supratman, Kandang Limun, Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu, Bengkulu 38371.
C. PROSEDUR PENELITIAN
Research) yang akan dilaksanakan dalam beberapa Siklus. Setiap Siklus pada penelitian
tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto,2010:137)
Sebelum melaksanakan Siklus I, terlebih dahulu diaksanakan tes awal (pretest). Tes
pengetahuan awal mahasiswa. Tes bisa diganti dengan mencermati rata-rata nilai harian atau
nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh mahasiswa dan hasilnya digunakan untuk
C. 1 Pelaksanaan Tindakan
C.1.a Siklus I
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti bertindak sebagai dosen
a. Pendahuluan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi lain dan kehidupan sehari-
hari. Pada langkah ini dosen juga mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana
Kegiatan inti.
mengerucutkan masalah dari lembar kegiatan dan soal latihan yang diberikan.
(klarifikasi masalah)
tugas, pada tahap ini mahasiswa bisa bertanya dan berdiskusi dengan
teman satu kelompoknya. Dosen pada tahap ini membantu mahasiswa jika
b. Jika dalam Pada tahap ini mahasiswa selesai berdiskusi, maka setiap
kedua menjawab soal latihan yang terdapat pada tugas secara individual
mahasiswa.
c. Penutup
c) Observasi
Dalam hal ini kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat dosen model dengan
d) Refleksi
Tahap ini dilakukan suatu analisis terhadap hasil yang diperoleh di Siklus I untuk
yang telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut, ditentukan tindakan yang tepat pada
Siklus berikutnya. Atas dasar analisis ini selanjutnya diukur tingkat keberhasilan dan
dicari penyebabnya, namun jika hasil negatif, maka perlu dicari solusi perbaikan
C.1.b Siklus II
Siklus ini merupakan perbaikan dari Siklus sebelumnya, tahapan dari Siklus ini sama
seperti Siklus I yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Tahapan pada Siklus
II disusun dengan rencana yang matang dengan memperlajari hasil refleksi pada Siklus I.
Jika masih ditemui masalah yang belum terselesaikan maka diperbaiki pada Siklus III.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
penelitian (Sanjaya, 2013:247). Data yang didinginkan dalam penelitian ini adalah tes
Tes kemampuan berpikir kreatif merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur
penguasaan mahasiswa dalam menyelesaikan soal dengan berpikir kreatif terhadap materi
yang diajarkan oleh dosen atau dipelajari oleh mahasiswa (Purwanto, 2009:66). Tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis berupa tes Siklus pada akhir Siklus pada
fenomena-fenomena yang teradi di lokasi penelitian. Melalui teknik ini diharapkan akan
mendapatkan Gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang diamati.
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pemberdayaan mahasiswa dan dosen di kelas
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh dosen model dan pengamat selama
a. Tes
Menurut Jihad dan Haris (2013:67) tes adalah himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Hasil tes pada penelitian ini
diperoleh melalui tes tertulis pada setiap akhir Siklus yang diselesaikan mahasiswa
b. Observasi
Obsevasi juga merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
observasi dosen.
Analisis data bertujuan untuk menjawab masalah penelitian. Adapun analisis data
dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes
Data hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi dosen. Untuk setiap
aspek yang diamati akan diukur dengan ketentuan pemberian skor seperti di bawah
ini :
𝑇𝑆
N = 𝑆𝑀 𝑥 100
Keterangan :
N = nilai
Tingkat Kriteria
No Skor
Keberhasilan
1 5 81-100 Sangat baik
2 4 61-80 Baik
𝐽𝑆
𝑆𝑀𝑖 = 𝑥 100
𝑇𝑀
Keterangan :
SM = Total skor
Untuk data nilai latihan siswa perlu dilakukan pengkonversian nilai menjadi skor
No Persentase Kriteria
1. 75% < P ≤ 100% Tinggi
2. 50% < P ≤ 75% Cukup
3. 25% < P ≤ 50% Rendah
4. 0% < P ≤ 25% Sangat Rendah
(Sugiyono: 2012)
ketuntasan belajar yang ditetapkan dan pertimbangan peneliti. Tindakan dihentikan ketika
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif memiliki nilai rata-rata ≥ 80 dan meningkat dari
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem
wawancara dengan dosen matematika yang mengajar Kapita Selekta Pendidikan Dasar di
Semester 4. Adapun Gambaran umum permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar
berikut :
menyelesaikan masalah
dan terdapat mahasiswa yang mengandalkan salah satu anggota untuk mengerjakan tugas
kelompok.
4. Kurangnya sumber belajar pada mahasiswa, kebanyakan siswa hanya menerima materi
dari dosen dan buku pegangan dosen tanpa sumber bacaan lainnya.
(CPS) pada pokok bahasan persamaan persamaan kuadrat dan lingkaran kepada mahasiswa
melaksanakan tes awal/UTS (pretest) dengan 5 butir soal essay. Berdasarkan tes awal
(pretest) yang dilaksanakan sebagai tindakan tolak ukur penelitian, diperoleh hasil pada tes
awal (pretest) rata-rata skor mahasiswa hanya mencapai 59,125 dengan skor tertingi siswa
yaitu 77. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal dan kemampuan ketrampilan
matematis mahasiswa yang dilihat dari soal tes awal (pretest) pada pokok bahasan persamaan
persamaan kuadrat masih kurang, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Pada hasil pretest di atas dapat dihitung menjadi rekap penilaian seperti dilihat pada
Persen ketuntasan = 4
𝑥 100%=12,5 % (sangat rendah)
32
A.2 Siklus 1
Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa FKIP
Matematika Universitas Bengkulu pada Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, mulai
30 januari 2019 yaitu tentang mencari akar-akar pada Persamaan Kuadrat dengan alokasi
waktu 3 x 50 menit untuk setiap pertemuan. Pertemuan kedua dialksanakan tanggal 6 februari
2019 yaitu tentang kurva persamaan kuadrat dengan alokasi waktu 3 x 50 menit untuk setiap
pertemuan. Petemuan ketiga dilaksanakan 20 Februari 2019 yaitu tentang penyelesaian dalam
sebagai berikut.
Siklus I.
c. Tindakan pada Siklus I yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang ditemui
Materi yang dipelajari pada Siklus I adalah Persamaan Kuadrat dengan sub pokok
dilaksanakan 30 Januari 2019 dengan materi yang dipelajari adalah pemfaktoran, melengkapi
kuadrat sempurna dan rumus kuadratik. Peneliti bertindak sebagai Dosen membuka kegiatan
mahasiswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan. Pada kegiatan
pembuka, Dosen menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu persamaan
menjelasakan bahwa akan menerapkan pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS)
“Apakah masih ingat bagaimana bentuk persamaan kuadrat?” kemudian beberapa mahasiswa
sudah bisa menjawab dan menyebutkan apa yang mereka ingat dan ketahui tentang
kuadrat dimana akar-akarnya dapat dicari menggunakan tiga cara yaitu pemfaktoran,
Selanjutnya, Dosen membagikan kedalam kelompok yang telah disusun oleh Dosen
yang terdiri dari 6 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 5/6 anggota. Pada tahap
dengan tujuan pembentukan kelompok ini agar siswa lebih nyaman belajar dan dapat
mengajak teman lain untuk belajar kelompok. Dosen meminta masing-masing kelompok
untuk membuka dan membaca LKM yang telah diberikan. Pada pembelajaran awal Dosen
meminta salah satu anggota setiap kelompok untuk mencari informasi seluas-luasnya dengan
berbagai sumber mengenai materi yang telah dijelaskan tadi untuk kemudian setiap kelompok
menjelaskan materi yang telah diketahui kepada anggota lain. Pada tahap ini 5 kelompok
yang menjelaskan dengan anggotanya sedangkan kelompok yang lain menjelasakan materi
yang lain bahkan bercerita. Dosen mengkondisikan kelas dengan meminta mahasiswa untuk
belajar menjelaskan dengan anggota kelompoknya dan mengawasi kelompok yang tidak
pertemuan pertama dengan sub pokok pemfaktoran, melengkapi kuadrat sempurna dan
rumus kuadratik. Lembar Kerja yang diberikan merupakan perangkat pembelajaran yang
disusun berdasarkan tahap Creative Problem Solving (CPS) adapun tediri dari klarifikasi
pembagian ini, Dosen menjelaskan bagian-bagian pada lembar tugas serta tindakan yang
harus dilakukan mahasiswa. Tetapi ketika Dosen menjelaskan tidak seluruh mahasiswa
belakang masih melakukan kegiatan yang tidak mendukung belajar. Hal ini terlihat ketika
mahasiswa meminta penjelasan ulang serta kebingungan dengan maksud tahap-tahap pada
Tahap pertama pengerjaan lembar tugas Siklus I pertemuan pertama bagian klarifikasi
masalah. Mahasiswa diberikan ilustrasi berbagai untuk mencari koefisien dan konstanta pada
persamaan-persamaan yang berbeda. Pada saat diskusi dalam kelompok ada beberapa
anggota tidak ikut serta berdiskusi sibuk mengobrol dengan teman kelompok lain. Dosen
mengerjakan bersama-sama serta apabila ada kesulitan bisa bertanya kepada dosen. Dalam
tahap klarifikasi masalah, ada 1 kelompok yang mengalami kesulitan dalam mencari
konstanta dan koefisien karena pada materi ini karena tidak mengingat kembali materi yang
Dalam kegiatan mengungkapkan pendapat, soal ini menunjang dan mendorong siswa
untuk memberikan pendapat dari yang mereka ketahui tentang persamaan kuadrat dalam
mencari nilai y dari nilai x yang diketahui. Pada bagian ini, setiap anggota pada kelompok
harus berdiskusi untuk menemukan jawaban sehingga menemukan jawaban yang final untuk
setiap kelompok. Namun, pada bagian ini masih ada kelompok yang didalam kelompoknya
terdapat anggota yang masih sibuk dengan kegiatan sendiri, diluar kegiatan kelompok. Di
sini, dosen mengkondisikan dan mengingatkan kembali pada bagian ini setiap anggota
Kegiatan selanjutnya adalah bagian evaluasi dan pemilihan, pada tahap ini
memberikan jawaban pada permasalahan tersebut serta memilih cara termudah dari semua
kemungkinan cara yang didapat dari anggota-anggota pada kelompoknya. Pada bagian ini,
siswa diminta untuk memilih cara termudah dan tersingkat dan termudah dari berbagai cara
yang didapat dalam mengerjakan soal. Dalam pengerjaan menjawab soal ini , terdapat 1
mengaplikasikannya pada sebuah bidang kartesius yang sebelumnya telah mereka pelajari.
Pada bagian pengaplikasi dibidang kartesius masih terdapat 3 orang mahasiswa yang lupa
pada peletakan titik x dan y pada kartesius. Dosen mengkondisikan kelas dengan cara
memberikan sedikit penjelasan langkah pengerjaan soal kepada mahasiswa serta memantau
Pada pengerjaan lembar kerja, terdapat tahap implementasi. Pada tahap ini,
mahasiswa diberikan berbagai model soal yang mendorong mahasiswa untuk memecahkan
permasalahan tersebut. Pada tahap ini , mahasiswa mengimplementasikan apa yang mereka
ketahui dan pelajari untuk memecahkan permasalahan tersebut. Masih terdapat beberapa
kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan , karena sedikit sulit dan
mengumpulkan lembar tugas di meja. Lembar kerja yang telah dikumpulkan selanjutnya
dibagikan kembali kepada kelompok yang berbeda untuk dikoreksi. Dosen memanggil salah
satu kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan jawaban dari nomor 1. Terdapat 5
kelompok yang mendengarkan dan memperhartikan penjelasan. Namun, pada proses ini
masih terdapat beberapa mahasiswa yang mengobrol diluar dari yang sedang didiskusikan.
dan memberikan nasehat harus menghargai sesama mereka. Kelompok yang mendengarkan
bertugs untuk mengoreksi kelompok yang menjelaskan ke depan, memberi tanggapan serta
berdiskusi jika terdapat jawaban yang bertentangan dan mengoreksi Lembar Kerja dari
kelompok lain yang mereka dapatkan. Begitupun selanjutnya, dosen memanggil kelompok
lain secara acak untuk menjelaskan jawaban dari nomor berikutnya. Kelompok yang tidak
Di akhir pembelajaran dosen dan mahasiswa bersama-sama mengulang kembali materi yang
telah dipelajari hari ini dan meminta mahasiswa untuk mengulang materi dirumah.
Pada pertemuan kedua Siklus I, dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2019 dengan
materi grafik fungsi kuadrat/parabola. Pertemuan kedua berlangsung pada jam pertama
mahasiswa, dosen memulai pelajaran dengan mengulas materi pada pertemuan sebelumnya
kepada mahasiswa bahwa pada hari ini mereka akan mempelajari mengenai grafik fungsi
kuadrat serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan motivasi
mahasiswa.
menggunakan power point. Mahasiswa memperhatikan penjelasan Dosen dengan baik dan
antusias menyebutkan kembali unsur-unsur Parabola secara bersama. Dosen bertanya kepada
mahasiswa apakah terdapat hal yang tidak mengerti namun mahasiswa masih malu untuk
bertanya. Dosen mengatasi dengan bertanya kepada salah satu mahasiswa mengenai unsur-
kelompok pada pertemuan pertama. Ada beberapa orang mahasiswa yang lupa dengan
menggunakan model Creative Problem Solving (CPS). Dosen meminta mahasiswa bersama-
sama dalam kelompok mengulang kembali materi yang dijelaskan dosen dan meminta salah
satu anggota kelompok menjelaskan dengan anggota yang lain. Pada saat tahap menjelaskan
masih terdapat 1 kelompok yang tidak dapat dengan jelas menjelaskan materi Parabola.
kepada mahasiswa apa saja langkah-langkah pengerjaan lembar tugas. Dosen bertanya
kepada mahasiswa “apakah ada yang ingin bertanya?” mahasiswa lebih berani
mengungkapkan pendapat dan bertanya pada pertemuan kedua hal ini mungkin dikarenakan
persamaan parabola serta unsur-unsur yang terdapat didalamnya seperti cara mencari sumbu
simetri dan titik puncak. Kemudian, mahasiswa menyelesaikan permasalahan yang terdapat
pada LKM yang telah diberikan. Masih terdapat beberapa mahasiswa yang tidak dapat
kelompok untuk saling berdiskusi dengan anggota dan mengajari bagi ada anggota yang
diminta untuk mengungkapkan pendapatnya berapa nilai y dari x yang diketahui pada
persamaan. Mahasiswa juga diminta untuk mencari dan mengungkapkan pendapatnya dalam
menemukan sumbu direktrik dan titik fokus parabola dari rumus yang diberikan. Pada saat
diskusi masih terdapat mahasiswa yang hanya mengerjakan sendiri dalam kelompok hal ini
dikarenakan lembar tugas hanya 1 buah dan posisi duduk mahasiswa tidak sama maka
mahasiswa malas untuk mengerjakan lembar tugas karena mahasiswa harus berganti posisi
tempat duduk. Dosen mengingatkan kepada mahasiswa bahwa dengan mengerjakan lembar
tugas maka mahasiswa akan lebih mudah mengerjakan soal pada tahap berikutnya maka
Pada tahap selanjutnya yaitu evaluasi dan pemilihan, mahasiswa diminta untuk
mengerjakan lembar tugas/kerja pada bagian belajar kelompok mahasiswa diberikan latihan
soal menentukan gambar Parabola yang terbentuk dari persamaan yang diberikan. Pada saat
menentukan kemungkinan nilai koordinat semua kelompok sudah bisa mencari kemungkinan
dengar benar dan baik. Mahasiswa pun aktif bertanya apakah kemungkinan yang mereka tulis
benar atau salah kepada Dosen. Selanjutnya, mahasiswa menentukan gambar Parabola
terdapat 1 kelompok yang tidak mencari jawaban secara beurut namun langsung menuliskan
jawaban akhir.
implementasi di lembar kerja kelompok. Pada tahap ini, mahasiswa dibimbing untuk
diberikan. Mahasiswa diberikan beberapa soal untuk mencari persamaan garis singgung. Pada
tahap ini, banyak mahasiswa yang bertanya kepada dosen tentang langkah penyelesaian
mengerjakan soal tapi masih terdapat mahasiswa yang kebingungan dan bertanya dengan
mengoreksi sesuai dengan ketentuan namun, masih terdapat 1 kelompok yang tidak
pemberian jawaban agar mahasiswa mengetahui kesalahan dan saling mengoreksi antar
kelompok. Fungsi soal yang diberikan disalahgunakan mahasiswa bahkan salah satu
mahasiswa membantu teman dengan menuliskan jawaban hal ini menyebabkan diskusi
kelompok tidak berjalan efektif mahasiswa berharap jawaban bukan mengerti jalan mencari
jawaban soal.
mengumpulkan lembar tugas di meja. Lembar kerja yang telah dikumpulkan selanjutnya
dibagikan kembali kepada kelompok yang berbeda untuk dikoreksi. Dosen memanggil salah
satu kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan jawaban dari nomor 1. Terdapat 5
kelompok yang mendengarkan dan memperhartikan penjelasan. Namun, pada proses ini
masih terdapat beberapa mahasiswa yang mengobrol diluar dari yang sedang didiskusikan.
dan memberikan nasehat harus menghargai sesama mereka. Kelompok yang mendengarkan
bertugas untuk mengoreksi kelompok yang menjelaskan ke depan, memberi tanggapan serta
berdiskusi jika terdapat jawaban yang bertentangan dan mengoreksi Lembar Kerja dari
kelompok lain yang mereka dapatkan. Begitupun selanjutnya, dosen memanggil kelompok
lain secara acak untuk menjelaskan jawaban dari nomor berikutnya. Kelompok yang tidak
bersama-sama dengan dosen menyimpulkan dan mengulang materi tentang Parabola serta
Pada pertemuan ketiga Siklus I, dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2019 dengan
materi permasalahan fungsi kuadrat. Dosen memulai pelajaran dengan mengulas materi pada
pada persamaan dan grafik kuadrat/parabola dan mahasiswa dapat menjawab dengan tepat.
Dosen menyampaikan kepada mahasiswa bahwa pada hari ini mereka akan mempelajari
mengenai permasalahan–permasalahan berkaitan dengan fungsi kuadrat serta menjelaskan
Pada kegiatan ini Dosen mengingatkan kembali unsur-unsur pada persamaan kuadrat
karena sebagian mahasiswa ada yang tidak lagi mengingatnya. Mahasiswa memperhatikan
penjelasan Dosen dengan baik dan antusias menyebutkan kembali unsur-unsur Persamaan
Mahasiswa diperintahkan untuk duduk dengan kelompok yang sama dengan kelompok pada
pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan kedua dosen masih menjelaskan bahwa
mahasiswa bersama-sama dalam kelompok mengulang kembali materi yang dijelaskan dosen
dan meminta salah satu anggota kelompok menjelaskan dengan anggota yang lain. Dosen
mahasiswa apa saja langkah-langkah pengerjaan lembar tugas. Dosen bertanya kepada
mahasiswa “apakah ada yang ingin bertanya?” mahasiswa lebih berani mengungkapkan
pendapat dan bertanya pada pertemuan kedua hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa lebih
mengenal dosen.
menggambarkan ilustrasi berupa gambar pada soal cerita yang akan diberikan. Pada saat
diskusi masih terdapat mahasiswa yang hanya mengerjakan sendiri dalam kelompok hal ini
dikarenakan lembar tugas hanya 1 buah dan posisi duduk mahasiswa tidak sama maka
mahasiswa malas untuk mengerjakan lembar tugas karena mahasiswa harus berganti posisi
tempat duduk. Dosen mengingatkan kepada mahasiswa bahwa dengan mengerjakan lembar
tugas maka mahasiswa akan lebih mudah mengerjakan soal pada tahap berikutnya maka
diminta untuk mengungkapkan dan ditugaskan untuk berdiskusi terlebih dahulu mengenai
berapa persamaan dari y dan x yang diketahui pada soal cerita yang akan dibentuk
yang telah diberikan. Masih terdapat beberapa mahasiswa yang tidak dapat mengerjakannya,
di disinilah peran dosen untuk menunjang dan mendorong kelompok-kelompok untuk saling
berdiskusi dengan anggota dan mengajari bagi ada anggota yang masih kesulitan dalam
mengerjakan soal.
Pada tahap selanjutnya yaitu evaluasi dan pemilihan, mahasiswa diminta untuk
membuat grafik persamaan kuadrat untuk menentukan gambar Persamaa kuadrat yang
terbentuk dari persamaan yang dibentuk. Pada saat menentukan kemungkinan nilai koordinat
semua kelompok sudah bisa mencari kemungkinan dengar benar dan baik. Mahasiswa pun
aktif bertanya apakah kemungkinan yang mereka tulis benar atau salah kepada Dosen.
implementasi di lembar kerja kelompok. Pada tahap ini, mahasiswa dibimbing untuk
diberikan. Mahasiswa diberikan beberapa soal pada permasalahan yang diberikan. Pada tahap
ini banyak mahasiswa yang bertanya kepada dosen tentang langkah penyelesaian namun,
dosen hanya membimbing tanpa memberikan jawaban. Mahasiswa saling mengerjakan soal
tapi masih terdapat mahasiswa yang kebingungan dan bertanya dengan anggota satu
dengan ketentuan namun, masih terdapat beberapa kelompok yang tidak mengerjakan malah
langsung menyalin jawaban. Dosen menjelaskan bahwa tujuan pemberian jawaban agar
mahasiswa mengetahui kesalahan dan saling mengoreksi antar kelompok. Fungsi soal yang
diberikan disalahgunakan mahasiswa bahkan salah satu mahasiswa membantu teman dengan
menuliskan jawaban hal ini menyebabkan diskusi kelompok tidak berjalan efektif mahasiswa
mengumpulkan lembar tugas di meja. Lembar kerja yang telah dikumpulkan selanjutnya
dibagikan kembali kepada kelompok yang berbeda untuk dikoreksi. Dosen memanggil salah
satu kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan jawaban dari nomor 1. Terdapat 5
kelompok yang mendengarkan dan memperhartikan penjelasan. Namun, pada proses ini
masih terdapat beberapa mahasiswa yang mengobrol diluar dari yang sedang didiskusikan.
dan memberikan nasehat harus menghargai sesama mereka. Kelompok yang mendengarkan
bertugas untuk mengoreksi kelompok yang menjelaskan ke depan, memberi tanggapan serta
berdiskusi jika terdapat jawaban yang bertentangan dan mengoreksi Lembar Kerja dari
kelompok lain yang mereka dapatkan. Begitupun selanjutnya, dosen memanggil kelompok
lain secara acak untuk menjelaskan jawaban dari nomor berikutnya. Kelompok yang tidak
bersama-sama dengan dosen menyimpulkan dan mengulang materi tentang Parabola serta
Setelah 3 pertemuan dilakukan pada siklus 1, dosen meminta mahasiswa untuk memahami
dan mengingat materi yang telah dosen berikan untuk dipelajari kembali di rumah ,
pertemuan selanjutnya dosen membagikan soal tes Siklus yang berisi 5 soal.
melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh dosen lain. Adapun Hasil pengamatan
yaitu :
Tabel 4.4 Hasil analisis data observasi aktivitas dosen siklus I (pertemuan 1, 2, dan 3)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa secara umum aktivitas dosen dalam
proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada
pokok bahasan persamaan kuadrat berada dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 3
yang berarti dosen sudah cukup berperan aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam hasil lembar observasi aktivitas dosen ini peran dosen terlihat lebih menonjol
dibandingkan mahasiswa sehingga mahasiswa terlihat pasif, untuk itu dosen harus lebih
memprioritaskan keaktifkan mahasiswa supaya peran dosen dan mahasiswa bisa saling
Dari hasil tes kemampuan kreatifitas matematis mahasiswa siklus I dapat dilihat pada
No Nama siklus 1
1 Lisa Novita Sari 55
2 Nur Latifah Ainun 55
3 Yusron Hanif 55
4 Imelda Verina 58
5 Kurlisa 58
6 Andika Rahmansyah 58
7 Fatikhah Nur Sella 60
8 Erika Brilliantini 60
9 Darna Dwi Yuliani 60
10 Dwi Lestari 60
11 Mira Ainun Sari 60
12 Lestari Fathan Asri 65
13 Nenny Novita Sari 65
14 Aditiya Rahmawati 68
15 Romadhon Adji Pangestu 68
16 Bella Sinthya 69
17 Jesica Angela Fitri 69
18 Fitri Novianti 70
19 Dwi Agusantia 70
20 Benny Antari 70
Abdur Rouf Mahfudz
21
Anwar
70
22 Holilaturrosyidah 70
23 Rahma Nia Juita 70
24 Atthiyah Nur Herlita 70
25 Rati Ismidiah Yustiara 70
26 Rezki Ainun Sari 70
Youla Siscasari
27
Ruphaiddah
73
28 Topan Agung Pinilih R.I 75
29 Andriany Fitriza Ussandi 75
30 Selly Selvia 75
31 Fenrtiriani Fauzi 78
32 Tri Wahyuni 90
Total 2139
Rata-rata 66,84375
Pada tabel di atas dapat diubah menjadi rekap penilaian sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat mahasiswa yang mendapat skor x ≤ 60,00
ada 11 mahasiswa yang dikategorikan cukup , siswa yang mendapat skor 60,00 < 𝑥 ≤
80,00 ada 20 yang dikategorikan baik dan yang mendapat skor 𝑥 > 80,00 ada 1 mahasiswa
yang dikategorikan sangat baik, sedangkan untuk skor rata-rata keseluruhan 66,843 yang
berada dalam kriteria baik. Dalam hal ini dapat dikatakan ada peningkatan dan perbaikan
kemampuan kreatifitas matematis mahasiswa dari tes awal (pretest) ke posttest I. Namun
hasil yang diperoleh dari tes kemampuan kreatifitas matematis mahasiswa siklus I ini belum
Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu. Pada Siklus I ini telah dicapai beberapa hal
b) Ada beberapa mahasiswa yang aktif bertanya pada dosen saat mengerjakan LKM
yang diberikan
d) Ada mahasiswa yang antusias bertanya jika terdapat materi yang belum
dimengerti.
pada kategori aktif dan dosen model menjalankan model dengan baik.
pelajaran.
lembar, hal ini dikarenakan anggota masih mengandalkan salah satu anggota
A.3 Siklus II
Penelitian tindakan kelas dengan menerapan model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) pada Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, mulai 6 Maret 2019
sampai 27 Maret 2019 Pertemuan pertama 6 Maret 2019 yaitu tentang unsur-unsur, keliling
dan luas lingkaran dengan alokasi waktu 3 x 50 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan 13
Maret 2019 yaitu tentang hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring. dengan
alokasi waktu 3 x 50 menit serta pertemuan ketiga yaitu tentang garis singgung lingkaran 20
Maret 2019 dengan alokasi waktu 3 x 50 menit, dan tes siklus II pada tanggal 7 Maret 2019
A.3.a Perencanaan Siklus II
pada Siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan. Adapun rencana pada Siklus II adalah
Pada tahap ini dosen model menyiapkan perangkat pembelajaran untuk Siklus II
,menyusun Lembar tugas Siklus II, membuat tes Siklus II dan rubrik penilaiannya serta
yang beranggotakan 5/6 orang dengan setiap kelompok memiliki kemampuan akademik
yang heterogen.
c. Mengatasi masalah dan hal-hal yang belum tercapai pada Siklus I, maka diberikan
Materi yang dipelajari pada Siklus II adalah lingkaran. Pada pertemuan pertama
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2019 dengan materi unsur-unsur, keliling dan
luas lingkaran. Peneliti bertindak sebagai dosen model memulai pembelajaran dengan salam
dan bedoa bersama-sama mahasiswa. Dosen model mengecek kehadiran seluruh mahasiswa
dan meminta mahasiswa menyiapkan peralatan belajar. Dosen model menyampaikan materi
yang akan dipelajari adalah unsur-unsur, keliling dan luas lingkaran, kemudian menjelaskan
manfaat mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi
kepada mahasiswa.
Dosen model menjelaskan materi unsur-unsur, keliling dan luas lingkaran dengan
meminta siswa memperhatikan materi pada power point. Dosen model membentuk kelompok
baru yang beranggotakan 5/6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Serta meminta
anggota menentukan ketua dalam kelompok. dosen model meminta mahasiswa dalam
kelompok membaca materi mengenai unsur-unsur, keliling dan luas lingkaran. Dosen model
meminta kepada ketua kelompok untuk menjelaskan kembali apa yang yang diperoleh dari
proses membaca kepada teman satu kelompoknya. Dosen Model membagikan lembar tugas
mengenai unsur-unsur, keliling dan luas lingkaran kepada setiap kelompok serta menjelaskan
kelompok akan mencari apa itu pengertian lingkaran, dan pengertian serta menggambarkan
unsur-unsur lingkaran (seperti : jari-jari, diameter, juring, busur, tali busur, tembereng, dan
apotema lingkaran). Pada saat pengerjaan mahasiswa lebih tenang dalam mengerjakan dan
membaca teliti petunjuk kegiatan pada lembar tugas. Pada tahap ini berjalan lancar,
mengumpulkan berbagai jenis koin yang memiliki diameter yang berbeda-beda. mahasiswa
diminta mencari kemungkinan diameter pada koin-koin yang telah mereka kumpulkan.
Mahasiswa mengerjakan kelompok dengan baik dan aktif bertanya kepada dosen model.
menemukan keterkaitan dalam menemukan luas lingkaran dari keliling dan diameter logam
dengan berbagai ukuran yang telah diukur. Mahasiswa diberikan waktu untuk mengerjakan
dan mahasiswa boleh berdiskusi dengan teman satu kelompok namun dengan tidak
mengganggu teman dalam mengerjakan soal. Pada pengerjaan kelompok lebih antusias dalam
anggotanya saling berlomba-lomba dalam menyelesaikan soal. Pada tahap ini, dosen hanya
diberikan persoalan tentang jika jari-jari lingkaran adalah n berapakah luas dan keliling
lingkaran tersebut, serta mahasiswa diberikan soal luas dan keliling lingkaran untuk
mengetahui seberapa menguasai mahasiswa tentang menemui materi keliling dan luas
lingkaran. Pada akhir pembelajaran dosen model meminta mahasiswa bersama-sama menarik
kesimpulan tentang apa yang dipelajari pada pertemuan ini. Dosen model mengingatkan
mahasiswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan membahas cara hubungan sudut pusat,
panjang busur, dan luas juring dengan meminta mahasiswa membawa persiapan alat untuk
Pertemuan kedua Siklus II, dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2019 dengan materi
cara hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring. Dosen model mempersiapkan
mahasiswa serta mengecek kehadiran mahasiswa. Dosen model meminta mahasiswa untuk
menyiapkan perlengkapan serta mengulas materi sebelumnya. Dosen model meminta salah
satu mahasiswa untuk menyebutkan pengertian sudut pusat, panjang busur, dan luas juring
namun mahasiswa belum bisa menjawab dengan tepat tindakan ini diberikan dosen model
untuk mengetahui apakah mahasiswa membaca materi sebelum belajar. Dosen model
menyampaikan kepada mahasiswa bahwa hari ini akan mempelajari mengenai hubungan
sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang
Pada kegiatan inti dosen model mengingatkan kembali hubungan sudut pusat, panjang
busur, dan luas juring. Dosen model meminta mahasiswa untuk membaca dan mencari
informasi sebanyak-banyaknya tentang hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.
Selanjutnya dosen model meminta mahasiswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan
meminta salah satu anggota kelompok untuk menjelaskan apa yang dibaca dan didapat pada
hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring dalam modul dan dosen model
Mahasiswa dalam kelompok dibagikan lembar tugas mengenai hubungan sudut pusat,
panjang busur, dan luas juring oleh dosen model. Dosen model menjelaskan langkah
pengerjaan lembar tugas dan memberitahu mahasiswa jika terdapat hal yang tidak mengerti
bisa bertanya kepada dosen model. Tahap pertama dalam pengerjaan lembar tugas adalah
bagian. Pada tahap ini mahasiswa mencari panjang busur lingkaran yang dipotong.
kelompok untuk menjawab soal mengenai cara menemukan rumus luas juring dan panjang
busur lingkaran. Mahasiswa bersama-sama dengan kelompok cara menemukan rumus luas
juring dan panjang busur lingkaran. Setiap kelompok aktif bertanya kepada dosen model
mengenai langkah serta jawaban yang diperoleh mahasiswa benar atau tidak. Pada tahap ini
kelompok lain dapat menjawab dengan benar serta berurutan dengan baik.
Tahap selanjutnya adalah evaluasi dan pemilihan, mahasiswa didorogn untuk memilih
cara untuk menemukan berapa luas juring dan panjang busur lingkaran yang diketahui. Dosen
model kembali mengingatkan mahasiswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan langkah
yang diberikan. Pada tahap pengerjaan ini mahasiswa mengoreksi jawaban teman dalam satu
kelompoknya. Mahasiswa lebih aktif bertanya jika terdapat jawaban mahasiswa yang tidak
terdapat dalam lembar jawaban yang diberikan dosen model serta mahasiswa.
menemukan panjang busur dan luas juring lingkaran dari soal yang diberikan dosen.
Mahasiswa ditugaskan untuk saling bertukar fikiran dalam mengerjakan tahap ini dan
mahasiswa didorong untuk berdiskusi, dan Dosen model memerintahkan ketua kelompok
untuk mengumpulkan lembar tugas jika kelompoknya selesai mengerjakan lembar kerja yang
mengumpulkan lembar tugas di meja. Lembar kerja yang telah dikumpulkan selanjutnya
dibagikan kembali kepada kelompok yang berbeda untuk dikoreksi. Dosen memanggil salah
satu kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan jawaban dari nomor 1. Terdapat 5
kelompok yang mendengarkan dan memperhartikan penjelasan. Namun, pada proses ini
masih terdapat beberapa mahasiswa yang mengobrol diluar dari yang sedang didiskusikan.
menjelaskan ke depan, memberi tanggapan serta berdiskusi jika terdapat jawaban yang
bertentangan dan mengoreksi Lembar Kerja dari kelompok lain yang mereka dapatkan.
Begitupun selanjutnya, dosen memanggil kelompok lain secara acak untuk menjelaskan
jawaban dari nomor berikutnya. Kelompok yang tidak menjelaskan ke depan bertugas
sebagai pengamat, pemberi tanggapan, dan pengoreksi, sedangkan dosen sebagai pengamat
menyimpulkan dan mengulang materi tentang cara hubungan sudut pusat, panjang busur, dan
Diakhir pembelajaran dosen model mengulas kembali materi serta bersama-sama dengan
mahasiswa menyebutkan cara hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring. Dosen
model memberitahu mahasiswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan diadakan tes Siklus
II.
Pada pertemuan ketiga Siklus II, dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2019 dengan
materi tentang garis singgung lingkaran. Dosen memulai pelajaran dengan mengulas materi
pada pertemuan sebelumnya dengan meminta salah satu mahasiswa menyebutkan tentang
garis singgung lingkaran dan mahasiswa dapat menjawab dengan tepat. Dosen
menyampaikan kepada mahasiswa bahwa pada hari ini mereka akan mempelajari mengenai
Pada kegiatan ini, Dosen mengingatkan kembali unsur-unsur pada lingkaran karena
penjelasan Dosen dengan baik dan antusias menyebutkan kembali unsur-unsur lingkaran
secara bersama.
Mahasiswa diperintahkan untuk duduk dengan kelompok yang sama dengan kelompok pada
pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga dosen masih menjelaskan bahwa
mahasiswa bersama-sama dalam kelompok mengulang kembali materi yang dijelaskan dosen
dan meminta salah satu anggota kelompok menjelaskan dengan anggota yang lain. Dosen
mahasiswa apa saja langkah-langkah pengerjaan lembar tugas. Dosen bertanya kepada
mahasiswa “apakah ada yang ingin bertanya?” mahasiswa lebih berani mengungkapkan
pendapat dan bertanya pada pertemuan kedua hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa lebih
mengenal dosen.
menggambarkan garis singgung dua lingkaran dengan berbagai posisi dan bentuk yang
diminta untuk mengungkapkan dan ditugaskan untuk berdiskusi terlebih dahulu mengenai
persamaan dan perbedaan garis singgung dalam dan garis singgung luar, serta gambaran dari
dua garis tersebut. Kemudian, mahasiswa menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada
LKM yang telah diberikan. Pada tahap ini, terlihat semua kelompok aktif dalam berdiskusi.
Terdapat beberapa anggota kelompok yang saling bertukar fikiran untuk mengerjakan LKM.
Pada tahap selanjutnya, yaitu evaluasi dan pemilihan, mahasiswa diminta untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran. Pada saat
jawaban pada permasalahan tersebut. Mahasiswa pun aktif bertanya apakah kemungkinan
implementasi di lembar kerja kelompok. Pada tahap ini, mahasiswa dibimbing untuk
diberikan. Mahasiswa diberikan beberapa soal pada permasalahan yang diberikan. Pada tahap
ini banyak mahasiswa yang bertanya kepada dosen tentang langkah penyelesaian namun,
mengumpulkan lembar tugas di meja. Lembar kerja yang telah dikumpulkan selanjutnya
dibagikan kembali kepada kelompok yang berbeda untuk dikoreksi. Dosen memanggil salah
satu kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan jawaban dari nomor 1. Terdapat 5
Kerja dari kelompok lain yang mereka dapatkan. Begitupun selanjutnya, dosen memanggil
kelompok lain secara acak untuk menjelaskan jawaban dari nomor berikutnya. Kelompok
yang tidak menjelaskan ke depan bertugas sebagai pengamat, pemberi tanggapan, dan
Setelah 3 pertemuan dilakukan pada siklus 2, dosen meminta mahasiswa untuk memahami
dan mengingat materi yang telah dosen berikan untuk dipelajari kembali di rumah ,
pertemuan selanjutnya dosen membagikan soal tes Siklus pada tanggal 27 Maret 2019 yang
berisi 5 soal.
melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh dosen lain. Adapun Hasil pengamatan
yaitu :
Tabel 4.8 Hasil analisis data observasi aktivitas dosen siklus II (pertemuan 1, 2, dan 3)
Observasi yang dilakukan berupa penilaian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
melalui penerapkan model Creative Problem Solving (CPS) melalui kegiatan pengamatan
a. Mahasiswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari dosen model dan telah
Solving (CPS)
d. Mahasiswa aktif bertanya kepada dosen model jika terdapat kesulitan jika terjadi
kesulitan.
e. Kelompok berdiskusi dengan baik dalam mengerjakan lembar, hal ini dikarenakan
Dari hasil tes kemampuan kreatifitas matematis mahasiswa siklus II dapat dilihat pada
No Nama Siklus 2
1 Yusron Hanif 60
2 Nenny Novita Sari 60
3 Imelda Verina 63
4 Lisa Novita Sari 65
5 Nur Latifah Ainun 65
6 Kurlisa 70
7 Erika Brilliantini 75
8 Aditiya Rahmawati 75
9 Fatikhah Nur Sella 78
10 Bella Sinthya 78
11 Jesica Angela Fitri 78
12 Darna Dwi Yuliani 78
13 Andika Rahmansyah 80
14 Romadhon Adji Pangestu 80
15 Dwi Agusantia 80
16 Atthiyah Nur Herlita 85
17 Mira Ainun Sari 85
18 Benny Antari 85
Abdur Rouf Mahfudz
19
Anwar
85
20 Topan Agung Pinilih R.I 85
21 Andriany Fitriza Ussandi 85
Youla Siscasari
22
Ruphaiddah
85
23 Holilaturrosyidah 85
24 Rahma Nia Juita 88
25 Lestari Fathan Asri 88
26 Fitri Novianti 88
27 Dwi Lestari 88
28 Rati Ismidiah Yustiara 88
29 Rezki Ainun Sari 88
30 Selly Selvia 88
31 Fenrtiriani Fauzi 88
32 Tri Wahyuni 92
Total 2561
Rata-rata 80,03125
Dari data di atas, nilai tersebut dapat direkap seperti pada tabel 4.10 di bawah ini :
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat mahasiswa yang mendapat skor x ≤ 60,00
ada 2 mahasiswa yang dikategorikan cukup , siswa yang mendapat skor 60,00 < 𝑥 ≤ 80,00
ada 13 yang dikategorikan baik dan yang mendapat skor 𝑥 > 80,00 ada 17 yang
dikategorikan sangat baik, sedangkan untuk skor rata-rata keseluruhan 80,03 yang berada
dalam kriteria cukup. Dalam hal ini, hasil yang diperoleh dari tes kemampuan kreatifitas
Berdasarkan hasil refleksi selama siklus II berlangsung maka didapatkan data dari
lembar observasi terlihat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model Creative
Problem Solving (CPS) sudah efektif dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sudah
meningkat dan dalam kriteria yang diharapkan oleh peneliti, sedangkan dalam tes
kemampuan berpikir kreatif matematis juga sudah terlihat bahwa siswa sudah terbiasa dengn
soal-soal yang diberikan yang sifatnya mengandung indikator pemahaman berpikir kreatif
matematis, serta siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan hasil postest siklus I dan postest siklus II dengan menggunakan model
Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan lingkaran, maka disimpulkan tes
kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa tiap siklus mengalami peningkatan yang
dilihat berdasarkan banyaknya mahasiswa yang mampu mencapai kriteria baik dalam
Tabel 4.11 kriteria keberhasilan kemampuan berpikir kreatif matematis tiap siklus
Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian pada siklus II, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini bisa dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata
pencapaian lembar observasi dosen serta tes kemampuan berpikir kreatif matematis
siklus serta keberhasilan pencapaian dalam pelaksanaan tes kemampuan berpikir kreatif
matematis mahasiswa yang dapat dilihat dari tabel 4.11 yakni banyaknya mahasiswa yang
berhasil mencapai kriteria baik dari siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan setiap
siklus meskipun pada siklus II masih ada 2 siswa yang tergolong kriteria cukup tetapi skor
keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian bisa dihentikan sampai siklus
II ini.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar 4.1 di atas maka terlihat bahwa hasil dari lembar
yakni dengan totatl skor 60 dengan rata – rata 2,85 dan pengamat II yakni
dengan skor 64 berada pada kisaran rata-rata 3,04 yang artinya siklus I
yakni dengan skor 87 dengan rata-rata 4,14 dan pengamat II yakni dengan
skor 88 mengalami peningkatan dari skor siklus I yakni berada pada kisaran
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada sikus I dan sikus II
100
80
pretes
60
siklus 1
40 siklus 2
20
0
pretes siklus 1 siklus 2
Berdasarkan gambar 4.2 di atas maka dapat terlihat bahwa hasil dari rekap
tes kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa siklus I dan siklus II adalah
sebagai berikut :
Pada siklus I skor rata-rata siswa hanya 66,843 dan pada siklus II skor rata-
A. Simpulan
kelas dilakukan melalui empat proses yaitu penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan
tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat
b. Tindakan, pada tahap ini tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali serta
observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya, keadaan dan kendala
tindakan direncana dan pengaruhnya, serta persoalan yang timbul dalam konteks
terkait.
matematis dari Siklus I sampai Siklus II. Nilai akhir Siklus I menunjukan rata-rata
mahasiswa 66,843, kemudian pada Siklus II nilai tes meningkat dengan rata-rata
80,03
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan beberapa saran,
yaitu :
a. Pembelajaran matematika yang menerapkan model Creative Problem Solving (CPS)
sebeleumnya.
c. Dosen model sebaiknya pada proses diskusi sering melakukan tanya jawab kepada
kelompok.