TIMBUNAN RINGAN
Pembagian Presentasi
Penyelidikan Pengujian
lapangan laboratorium
Analisis
Geoteknik
Rekonesan
Perencanaan
Geoteknik
Penyelidikan Lapangan&Lab
Data yang diperoleh dari hasil penyelidikan digunakan untuk menentukan
stratifikasi (perlapisan) tanah bawah permukaan dan penentuan parameter-
parameter tanah untuk analisis geoteknik
BH 2/UDS2 BH 2/UDS4 BH 3/UDS5
No. Jenis Pengujian 9.50-10.00 m 13.50-14.00 m 15.50-1.60 m
2. Berat Jenis
2.59 2.60 2.61
3
3. Berat Isi ( gr/cm ) 1.56 1.55 1.64
Tanah Lunak 7.
8.
Analisa Saringan ( # 200 ) (%)
70 71 69
Konsolidasi :
10. 0.96 0.94 0.75
Cc
-3 -3 -3
Cv ( cm2 / detik ) 4.70x10 3.90x10 5.23x10
Tanah Keras
Analisis Geoteknik
Analisis geoteknik merupakan bagian dari proses desain
geoteknik, dilakukan dengan tujuan untuk menilai:
1. Stabilitas dan serviceability dari suatu konstruksi baru.
2. Pengaruh terhadap bangunan sekitar yang diakibatkan dari
suatu pembangunan konstruksi.
Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa bentuk stabilitas
dapat dikonfirmasi melalui perhitungan geoteknik yang dapat
dilakukan sebelum konstruksi dilaksanakan.
Instrumentasi Geoteknik
Apabila pemilik pekerjaan membutuhkan, No. Instrumen Geoteknik Acuan
pelaksaaan timbunan menggunakan
material ringan yang membutuhkan
1 Pelat penurunan ASTM D6598-11
evaluasi kinerja timbunan baik selama dan
setelah pelaksanaan, pada saat proses 2 Ekstensometer magnetik SNI 03-3454-2008
penimbunan dan pengaspalan, dapat
dipasang peralatan/instrumentasi untuk 3 Pisometer pneumatik SNI 03-3453-1994
kegiatan monitoring, yang sesuai dengan
gambar kerja. 4 Inklinometer SNI 03-3404-2008
Instrumentasi Geoteknik
Hasil Analisis
(Prediksi)
Performa
konstruksi
Hasil Data
Monitoring
Pelaksanaan Teknologi Timbunan
Ringan
Persyaratan Bahan
• Pasir
Persyaratan Gradasi
Ukuran Saringan (ASTM) % Berat Lolos Saringan
No.
Inc / No mm Minimum Maksimum
3 No. 16 1.19 50 85
4 No. 30 0.595 25 60
5 No. 50 0.297 11 33
• Pasir
a. Harus mempunyai butiran-butiran yang keras
dan awet (durable)
b. Tidak boleh mengandung lumpur, tanah liat dan
material-material gembur/mudah hancur (clay
lumps and friable particles) lebih dari 3% (SNI
03-6819-2002).
c. Harus bebas dari arang, benda-benda dari kayu
serta kotoran-kotoran lainnya yang tidak
dikehendaki.
Persyaratan Bahan
• Busa
Berasal dari bahan baku busa yang
mengandung protein nabati atau sejenisnya
yang dapat menghasilkan gelembung yang
terpisah yang stabil sehingga dapat
menghasilkan campuran meterial ringan yang
memenuhi spesifikasi material ringan dengan
mortar-busa untuk konstruksi jalan (2011).
Persyaratan Bahan
• Air
Air untuk mencampur adonan material ringan
mortar-busa sesuai spesifikasi SNI 7974:2013.
Persyaratan Bahan
• mortar-busa
Bahan adukan merupakan campuran dari
pasir, semen air, dan busa yang memiliki sifat
memadat sendiri.
kekuatan tekan minimum
Densitas maks
(UCS)
3
(gr/cm )
kPa kg/cm
2 Kekuatan tekan
0,8 2000 20 minimum
kekuatan tekan minimum
(umur 14 hari)
Densitas maks
3
(gr/cm )
(UCS) mortar-busa
2
kPa kg/cm
0,6 800 8
Persyaratan Peralatan
• Foam Generator
Peralatan pembangkit busa terdiri dari alat pembangkit
busa dan kompresor. Alat pembangkit busa yang
digunakan dengan kapasitas minimum 0,2 mPa dan
kapasitas kompresor yang digunakan adalah minimum 0,6
mPa.
Persyaratan Peralatan
Foam Generator
Foam agent
Ke truk
molen
Kompressor udara
Foam generator
• Tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan dan pemasokan pada produksi
material ringan dapat menggunakan tempat
penyimpanan bahan pengisi (filler storage atau silo
filler) yang dilengkapi dengan alat pemasoknya.
Penyimpanan material dilakukan secara terpisah-pisah,
hal ini bertujuan agar material tidak saling bercampur
sehingga material tetap bersih.
Persyaratan Peralatan
• Timbangan
a) Timbangan-timbangan untuk setiap kotak penimbangan dari jenis jarum tanpa pegas harus
memiliki ketelitian 0,5% sampai dengan 1% dari beban maksimum yang diperlukan.
b) Timbangan harus dilengkapi penunjuk-penunjuk yang dapat diatur untuk menandai berat masing-
masing bahan dalam campuran. Bila digunakan timbangan-timbangan dengan jenis piringan
pembaca tanpa pegas, ujung dari penunjuk-penunjuk tersebut harus diletakkan sedekat mungkin
dengan permukaan piringan dan harus dari jenis yang bebas dari kesalahan parallax yang
berlebihan. Timbangan harus memiliki konstruksi yang kokoh dan timbangan yang mudah berubah
harus diganti. Semua piringan pembaca timbangan harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
selalu dapat terlihat dengan mudah oleh operator.
c) Timbangan harus memenuhi persyaratan timbangan agregat. Skala pembacaan minimum tidak
boleh lebih dari 1kg. Pembacaan piringan timbangan peremaja harus memiliki kapasitas yang tidak
lebih besar dari dua kali berat bahan yang akan ditimbang dan harus dibaca sampai 1kg terdekat.
• Tangki Air
Tangki ini harus memiliki kapasitas yang cukup
memadai dan laik pakai serta harus dilengkapi
dengan batang semprot dan alat pengendali
pasokan dan semprotan.
Persyaratan Peralatan
• Pompa
Mesin pompa dapat digunakan untuk memompa
campuran material ringan basah ke titik
penghamparan apabila tidak bisa dijangkau oleh
truck mixer tersebut
Persyaratan Peralatan
• Alat Perata
Alat perata digunakan untuk meratakan permukaan
timbunan jalan menggunakan material ringan setelah
penghamparan selesai.
Persyaratan Peralatan
Tidak
Densitas kering
Flow sesuai mutu
Ya
Perataan
Pembentukan tekstur
permukaan
Perawatan
Pembukaan bekisting
Ya
Ya
Ada keropos
Perbaiki
(secara visual)
Tidak
Penghamparan
lapis pencetak retak
Selesai
Pelaksanaan Pekerjaan
• Pembuatan mortar-busa
Pencampuran material mortar dengan busa dapat dilakukan
di batching plant atau di lapangan dengan concrete mixer.
Pekerjaan Mixing
• Pemasangan Bekisting
Papan bekisting harus dipasang tegak dan lurus tidak.
Untuk memastikan posisi pemasangan tegak dan lurus
maka harus dilakukan pengukuran dengan bantuan alat
ukur.
Pelaksanaan Pekerjaan
• Penghamparan
Pelaksanaan Pekerjaan
• Penghamparan
– Penghamparan harus dilakukan pada saat cuaca yang cerah, karena air hujan yang masuk pada
adukan material ringan akan menyebabkan material ringan tidak mengeras dengan sempurna.
– Tata cara pencampuran sesuai dengan tata cara pengadukan dan penghamparan beton, sesuai
SNI 03-3976-1995. Pada mortar-busa tidak dilakukan proses pemadatan karena sifat dari
mortar-busa yang memadat sendiri.
– Tinggi jatuh penghamparan minimum 1 meter.
– Mortar-busa dihampar dengan menuangkan mortar-busa dari alat pengangkut sesuai dengan
batas bekisting.
– Mortar-busa harus dihampar per lapisan dengan takaran yang cukup untuk menghampar
seluruh lebar mortar-busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul
segregasi atau pemisahan material-material pembentuk mortar-busa sendiri.
– Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan harus diatur pada kemiringan yang
betul sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam gambar rencana.
– Apabila pada saat penghamparan titik penghamparan tidak bisa dijangkau oleh truck mixer
dapat menggunakan mesin pompa (concrete pump) untuk memompa mortar-busa basah ke
lokasi penghamparan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya buih yang terlalu besar
pada hasil pelaksanaan penghamparan, yang akan mengakibatkan segregasi atau penurunan
hasil penghamparan sehingga keroposnya permukaan atas hasil penghamparan.
– Pengangkutan material ringan yang dicampur di batching plant, ke lokasi penghamparan harus
menggunakan antara lain tipping trucks, truck mixer, transit mixers, sesuai dengan
pertimbangan ekonomis dan jumlah material ringan yang diangkut. Pengangkutan harus dapat
menjaga mortar material ringan tetap homogen, tidak segregasi dan tidak menyebabkan
perubahan konsistensi material ringan.
Pelaksanaan Pekerjaan
• Perataan
a. Setelah material ringan dihamparkan, permukaan material ringan
kemudian diratakan
b. Perataan tersebut dilakukan dengan alat perata.
c. Dalam pekerjaan perataan dilakukan pengukuran ketebalan mortar-
busa dan kerataan mortar-busa.
Pelaksanaan Pekerjaan
• Perawatan (curing)
Material ringan yang telah selesai dihampar
segera ditutup dengan bahan penutup.
Pelaksanaan Pekerjaan
• Pembukaan bekisting
Apabila pada saat pembukaan beskisting terdapat
“sarang tawon”, maka harus dibongkar dan diganti
dengan adukan yang baru
BONGKAR
Pelaksanaan Pekerjaan
• Pengecekan Visual
Pengecekan visual dilakukan untuk mengetahui
apakah adanya retakan. Jika ada retakan maka
dilakukan perbaikan dengan menggunakan epoxy
atau silent.
• Pengencalian mutu
a. Kunci keberhasilan pelaksanaan timbunan jalan dengan material ringan mortar-
busa, dimana pengendalian mutu yang baik akan memberikan kinerja yang baik
pula.
b. Frekuensi pengujian minimal dalam pengendalian mutu selama proses
pelaksanaan timbunan jalan harus sesuai dengan ketentuan yang diuraikan
dalam Tabel 4.
c. Berat isi dan kekuatan tekan timbunan jalan menggunakan material ringan dan
flow harus sesuai dengan persyaratan timbunan jalan menggunakan mortar-
busa.
Pelaksanaan Pekerjaan
• Pembukaan lalu-lintas
a. Pembukaan untuk lalu lintas umum pada pelaksanaan timbunan jalan
menggunakan material ringan dapat dibuka setelah pekerjaan lapisan
aspal selesai.
b. Sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum, maka daerah/jalur tersebut
harus dibersihkan lebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel
(tanah, dsb) kotoran-kotoran lepas dan debu.