Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi laju korosi (corrosion rate) pada baja tulangan dalam beton
dari bangunan rumah yang terkena tsunami 2004. Penelitian dilakukan pada satu unit rumah yang terendam air laut
ketika tsunami terjadi di wilayah Peukan Bada - Aceh Besar. Terdapat 4 kolom dan 1 balok yang mewakili setiap sisi-
sisi rumah untuk dilakukan pengukuran. Pengukuran potensial korosi pada permukaan beton menggunakan half-cell
potential meter untuk mencari lokasi yang memiliki risiko korosi paling tinggi. Pada lokasi ini dilakukan
pengevaluasian laju korosi menggunakan metode Linear Polarization Resistance (LPR). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai laju korosi yang didapatkan adalah berkisar dari yang paling rendah yaitu 0,88 µm/y sampai yang paling
tinggi yaitu 5,64 µm/y. Nilai kerusakan relatif untuk 4 kolom dan 1 balok pada bangunan tersebut adalah 8%. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi bangunan yang diteliti berada dalam keadaan tidak aman.
Pencegahan peningkatan potensial korosi pada baja dalam beton perlu dilakukan untuk menghindari kegagalan secara
tiba-tiba pada bangunan tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Kata kunci: Linear polarization resistance, beton bertulang, potensial korosi, tsunami.
Abstract - This ressearch aims to evaluate the corrosion rate of the steel reinforcement in the concrete of houses
affected by the 2004 tsunami . The study was conducted on a house submerged by sea water when the tsunami occurred
in Peukan Bada - Aceh Besar. There are 4 columns and 1 beam representing the house to be measured. Measurement of
corrosion potential on the surface of concrete using half-cell potential meter to find a location that has the highest risk
of corrosion. At this location, the corrosion rate were evaluated using Linier Polarization Resistance (LPR). The
results show that the corrosion rate is in the range of 0,88 μm/y to 5,64 μm/y. Relative damage value of 4 columns and
1 beam in the building is 8%. From these studies, it can be concluded that the condition of the building is in a state of
insecured. The prevention of a increasing potential of steel in concrete is needed to avoid a sudden failure of the
building within a certain time in the future.
47
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan adalah potensiostat
/galvanostat untuk mengontrol arus yang akan Gambar 4. profometer 5+
diberikan seperti pada Gambar 2.
III. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Kolom pada Bangunan Objek Penelitian
Penentuan kolom pada bangunan dilakukan pada
setiap sisi rumah yaitu pada tampak depan, tampak
belakang, tampak samping kanan dan tampak samping
kiri seperti terlihat pada Gambar 5. Bangunan tersebut
merupakan rumah penduduk yang berada di Peukan
Bada Aceh Besar yang telah direnovasi. Tanda panah
menunjukkan kolom yang dilakukan pengevaluasian.
Gambar 2. Galvanostst/Potensiostat Ketika tsunami terjadi, rumah ini terendam air laut ± 4
m. Rumah ini terletak sekitar 1,8 km dari bibir pantai.
Gambar 3 menunjukkan digital multimeter yang
digunakan untuk membaca keluaran potensial listrik
pada pengukuran dengan metode LPR. Peralatan lain
yang digunakan adalah reference electrode sebagai
sensor potensial hasil polarisasi baja tulangan, dan
counter electrode untuk memudahkan suplai arus yang
diberikan oleh galvanostat.
48
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
49
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
𝐷𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐷𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐷𝑟𝑒𝑙 = × 100 %
𝐷𝑎𝑤𝑎𝑙
Keterangan :
D rel : Nilai kerusakan relatif struktural
D awal : Diameter awal tulangan
D aktual : Diameter aktual tulangan
50
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
2. Kolom 1 sisi 3
Kolom satu sisi tiga beserta kurva polarisasinya
ditunjukkan dalam Gambar 13. Nilai potensial yang
didapat dengan suplai arus terkecil 0,5 µA adalah
sebesar – 100 mV pada polarisasi katodik dan sebesar - Gambar 15. Linierisasi kurva polarisasi untuk kolom 2
66 mV pada polarisasi anodik. Nilai laju korosinya sisi 1
adalah 1,27 µm/y.
5. Kolom 2 sisi 2
Kolom dua sisi dua beserta kurva polarisasinya
ditunjukkan dalam Gambar 16. Nilai potensial yang
didapat dengan suplai arus terkecil 0,5 µA adalah
sebesar -132 mV pada polarisasi katodik dan pada
polarisasi anodik sebesar -98 mV. Nilai laju korosinya
yaitu 4,65 µm/y.
3. Kolom 1 sisi 4
Gambar 14 menunjukkan kolom satu sisi empat
beserta kurva polarisasinya. Nilai potensial yang
didapat dengan suplai arus terkecil 0,5 µA adalah
sebesar -104 mV pada polarisasi katodik dan pada
polarisasi anodik sebesar -51 mV. Nilai laju korosinya
yaitu 0,88 µm/y. Gambar 16. Linierisasi kurva polarisasi untuk kolom 2
sisi 2
6. Kolom 2 sisi 3
Gambar 17 menunjukkan kolom dua sisi tiga
beserta kurva polarisasinya. Dengan suplai arus terkecil
0,5 µA Nilai potensial yang didapat adalah sebesar -
335 mV pada polarisasi katodik dan sebesar -198 mV
pada polarisasi anodik. Nilai laju korosinya adalah 1,00
µm/y.
4. Kolom 2 sisi 1
51
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
8. Kolom 3
Kolom tiga beserta kurva polarisasinya ditunjukkan
dalam Gambar 19. Nilai potensial yang didapat dengan Gambar 21. Linierisasi kurva polarisasi untuk balok 1
suplai arus terkecil 0,5 µA adalah sebesar -144 mV
pada polarisasi katodik dan pada polarisasi anodik
sebesar -128 mV. Nilai laju korosinya adalah 2,56 Gambar 22 menunjukkan grafik seluruh nilai laju
µm/y. korosi untuk k olom-kolom dan balok yang diteliti.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa laju korosi
paling tinggi terjadi pada balok 1, sedangkan laju
korosi paling rendah terjadi pada kolom 1 sisi 4.
52
Proseding Seminar Nasional Rekayasa (SNTR) II Tahun 2015
Gambar 22. Grafik perbandingan nilai laju korosi di Peukan Bada-Aceh Besar
53