“STRUKTUR ATOMIK”
OLEH :
NIM : 17033148
JURUSAN FISIKA
2019
STRUKTUR ATOMIK
Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang
terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak
sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J. J Thomson, dimana atom digambarkan
bersifat homogen pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan
mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa dan
muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti
atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat jauh. Lintasan elektron
itu disebut kulit atom.
Gambar 3. Diagram skematik partikel alpha yang tersebar dari atom dalam lempeng
emas tipis
Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan oleh Rutherford dan beserta kedua muridnya.
Rutherford pun menyatakan bahwa : struktur atom tersusun dari inti atom yang bermuatan
positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif yang
mengitari inti atom.
D = panjang gelombang
R = tetapan Rydberg (1,097 x 107/m)
ntuj = tingkat energi tujuan, ntuj > nas
nas = tingkat energi asal
D. Model Atom Bohr
Diawali dari pengamatan Niels Bohr terhadap spektrum atom, adanya spectrum garis
menunjukkan bahwa elektron hanya beredar pada lintasan-lintasan dengan energy tertentu.
Dengan teori Mekanika Kuantum Planck, Bohr (1913) menyampaikan 2 postulat untuk
menjelaskan kestabilan atom.
Energi yang dibawa foton ini bersifat diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap energi,
maka energi ini digunakan elektron untuk berpindah kulit dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi tinggi. Pada saat elektron kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi
dengan besar yang sama. Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat energi
tertentu yang dapat bergerak, sehingga frekuensi cahaya yang ditimbulkan juga tertentu. Hal
inilah yang digunakan untuk menjelaskan spektrum diskrit atom hidrogen.
Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini. Pada tata
surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom, elektron-elektron beredar
mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya, setiap lintasan (orbit) hanya
ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari
1elektron.
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan
elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi
elektron adalah nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah
elektron dalam atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan
sebutan elektron valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu
atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa
1) Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut
kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan
seterusnya.
2 n2
dengan n = nomor kulit
3) Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai partikel dan
gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom merupakan kebolehjadian.
E. Prinsip Korespondensi
Lebih besar bilangan kuantum, lebih dekat pula fisika kuantum pada fisika klasik
Prinsip fisika kuantum demikian berbeda dengan fisika klasik dalam dunia mikroskopik
yang terletak diluar jangkauan ondera kita,. Namun harus menghasilkan ramalan yang
sama dengan fisika klasik dalam daerah di mana eksperimen menunjukkkan bahwa fisika
klasik berlaku. Kita telah melihat bahwa syarat pokok ini dipenuhi oleh relativitas, teori
kuantum radiasi, dan teori gelombang materi; sekarang kita akan mendapatkan bahwa
syarat ini dipenuhi juga oleh tori atom Bohr.
Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan fisika klasik
ketika perbedaan energi antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil. Intensitas
komponen anti-Stokes yang diteliti dalam eksperimen yang dibahas jumlahnya lebih kecil
daripada substansi Strokes dari indeks refraktif oskilator lingkungan, yang frekuensinya
sama dengan frekuensi radiasi insidental . Arah yang berlawanan dari SBS yang
dipantulkan karena ketergantungan dispersi dari oskilator lingkungan mengakibatkan
radiasi yang terus mengalir .
Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila“loncat” dari keadaan yang energinya
lebih tinggi ke keadaan yang energinya lebih rendah Proses “loncat” tidak dapat
dijelaskan secara klasik. Di samping itu, menurut prinsip koresponden frekuensi loncat
atom dan perubahan frekuensi natural elektron pada lingkungan yang sama, oskilator
adalah sama satu sama lain
Dengan r menyatakan jari-jari orbit. Jari frekuensi perputaran f dari elekton itu ialah
𝒌𝒆𝒍𝒂𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏 𝒗 𝒆
𝒇= = =
𝒌𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒐𝒓𝒃𝒊𝒕 𝟐𝝅𝒓 𝟐𝝅√𝟒𝝅𝝐𝟎 𝒎𝒓𝟑
Jari-jari 𝑟𝑛 dari orbit mantap dinyatakan dalam bilangan kuantum terdapat pada
𝒏𝟐 𝒉𝟐 𝝐𝟎
𝒓𝒏 = 𝝅𝒎𝒆𝟐
𝒏 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, … …
𝒎𝒆𝟒 𝟐 −𝑬𝟏 𝟐
𝒇= ( )=
𝟐 𝟑 𝒏𝟑
= ( 𝟑)
𝟖𝝐𝟎 𝒉 𝒉 𝒏
Dalam kondisi apakah atom Bohr akan berperilaku secara klasik? Jika orbit ke electron
demikian besar sehingga kita dapat menerapkan untuk mampu mengukurnya secara
langsung, maka efek kuantum akan tersembunyi. Orbit berdiamater 1 cm, misalnya,
memenuhi spesifikasi tersebu diatas; bilangan kuantumnya mendekati n= 10.000, dan
ketika atomhidrogen demikian besarnya sebenarnya tidak terjadi karena energinya hanya
berbeda sangat kecil(infinitesimal) dengan energy ionisasi; hal ini tidak dilarang oleh
teori.
Apakah ramalan teoro bohr mengenai radiasi yang terjadi pada atom seperti itu? Menurut
𝐸𝑖 − 𝐸𝑓 𝐸 1 1
persamaan 𝑣 = = − ℎ𝑖 (𝑛2 − 𝑛2 ), atom hydrogen yang jatuh dari tingkat energy
ℎ 𝑓 𝑖
𝑬𝒊 𝟏 𝟏
𝒗= − ( 𝟐 − 𝟐)
𝒉 𝒏𝒇 𝒏𝒊
Marilah kita tulis n untuk bilangan kuantum awal 𝑛𝑖 dan n-p (dengan p=1,2,3,…) untuk
bilangan kuantum akhir 𝑛𝑓 . Dengan subtistusi ini,
𝑬𝒊 𝟏 𝟏 𝑬𝒊 𝟐𝝅𝒑 − 𝒑𝟐
𝒗=− ( − )= − ( 𝟐 )
𝒉 (𝒏 − 𝒑)𝟐 𝒏𝟐 𝒉 𝒏 (𝒏 − 𝒑)𝟐
sekarang, nilai 𝑛𝑖 dan 𝑛𝑓 keduanya sangat besar, maka n jauh lebih besar dari p, dan
𝟐𝒏𝒑 − 𝒑𝟐 ≈ 𝟐𝒏𝒑
(𝒏 − 𝒑)𝟐 ≈ 𝒏𝟐
Sehingga
𝑬𝒊 𝟐𝒑
Frekunesi foton adalah 𝒗=− ( 𝒏𝟑 )
𝒉
prinsip korespondensi
persyaratan bahwa fisika kuantum memberi hasil ya ng sama dengan fisika klasik dalam
limit bilangan kuantum besar disebut prinsip korespondesi Bohr. Persamaan itu telah
memainkan peranan yang penting dalam perkembangan teori kuantum materi.