Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Variabel Berpengaruh


Penelitian pengambilan minyak atsiri daun sereh yang dirancang dengan
metode experimental design melalui metode factorial design two level. Variabel
tetap yang digunakan adalah:
Massa daun sereh = 100 gr
Kadar air bahan =5%
Jenis pelarut = heksana
Variabel berubah yang digunakan dengan masing-masing variabel
mempunyai dua level percobaan adalah:
Variabel (satuan) Low level (-) High level (+)
Volume (ml) 300 600
Waktu (menit) 60 90
Ukuran daun (mesh) 100-120 40-60

Karena menggunakan dua level dengan tiga variabel yang berbeda maka jumlah
percobaan adalah 23 = 8 macam percobaan yang menghasilkan delapan buah hasil
yield.
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Yield Minyak Atsiri Daun Sereh
Variabel Massa
Percobaan Volume Ukuran Waktu Minyak Yield (%)
(ml) (mesh) (Menit) (gr)
1 300 100-120 60 1,26 1,26
2 600 100-120 60 1,33 1,33
3 300 40-60 60 1,29 1,29
4 600 40-60 60 1,49 1,49
5 300 100-120 90 1,40 1,40
6 600 100-120 90 1,46 1,46
7 300 40-60 90 1,48 1,48
8 600 40-60 90 1,71 1,71

23
Pada tabel 4.1 menunjukkan perolehan yield terbesar pada percobaan ke-8,
dengan kombinasi variabel yang menghasilkan yield terbanyak yaitu volume
pelarut 600 ml, ukuran daun 40-60 mesh, dan waktu ekstraksi 90 menit.
Selanjutnya hasil perolehan yield pada tabel 4.1 dilakukan olah data
perhitungan efek dari tiap variabel untuk mengetahui variabel yang paling
berpengaruh. Hasil olah data perhitungan efek tiap variabel dapat dilihat pada
tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Normal Probability Eksperimental
No Orde Identitas Efek Besarnya Efek (I) %P=[(i-0,5)]/Nx100%
1 IVt 0,005 7,14
2 IVSt 0,01 21,43
3 ISt 0,035 35,71
4 IVS 0,075 50,00
5 IS 0,13 64,29
6 IV 0,14 78,57
7 It 0,17 92,86
Kemudian dapat diperoleh persamaan yield sebagai berikut:
Y =I0+IV+IS+It+IV.S+IV.t+IS.t+IV.S.t
= 1,43 + 0,14 +0,13 +0,17 + 0,075+ 0.005+ 0,035+ 0,01
= 1,995
Hasil dari tabel 4.2 kemudian diplotkan untuk melihat variabel yang
paling berpengaruh dari tiga variabel berubah yang telah dilakukan percobaan.

Gambar 4.1 Kurva Normal Probability %P vs I

24
Dari kurva normal probability %P vs I dikethui bahwa variabel yang
paling berpengaruh dari ketiga variabel ( volume pelarut, ukuran daun, waktu
ekstraksi ) dimana dengan menggunakan persamaan yang ada hasilnya diplotkan
grafik normal probability, dan terlihat bahwa variable yang mempunyai titik
paling jauh dari kerapatan garis adalah variabel waktu (It). Maka dapat
disimpulkan bahwa variable yang paling berpengaruh adalah variable waktu
ekstraksi (It). Selanjutnya mencari harga optimum dari waktu ekstraksi terhadap
yield dengan menggunakan pengamatan setiap 10 menit pada percobaan yang
paling baik dalam menghasilkan yield.

4.2 Optimasi dengan Variabel yang Berpengaruh

Pada tahap optimasi dilakukan percobaan dengan variabel tetap volume pelarut
dan ukuran daun lalu variabel berubahnya adalah waktu ekstraksi dengan bahan
berupa daun sereh. Variabel tetap: - Volume pelarut 600 ml

- Ukuran daun 40-60 mesh


Variable berubah: - Waktu ekstraksi tiap 10 menit selama 100 menit
Berdasarkan hasil percobaan, rentang waktu ekstraksi terhadap yield disajikan
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil optimasi variabel waktu ekstraksi
Menit ke- Jumlah yield (ml)
10 0,2
20 0,7
30 1
40 1,4
50 1,8
60 2
70 2,1
80 2,2
90 2,2
100 2,2

25
2.5

y = -0.0003x2 + 0.0586x - 0.3717


R² = 0.996
1.5
yield

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
waktu ekstraksi

Gambar 4.2 Grafik Optimasi Waktu Ekstraksi terhadap Yield


Pada grafik optimasi waktu ekstraksi terlihat bahwa yield maksimum
doperoleh pada menit ke 80 yaitu sebanyak 2,2 ml dan tidak mengalami
penambahan yield di menit setelahnya, hal ini dikarenakan kandungan minyak
yang ada dalam daun sereh sudah seluruhnya terekstrak, sehingga walaupun
penambahan waktu lebih dari 100 menit tidak akan ada penambahan jumlah yield.

4.3 Analisa Hasil Minyak Atsiri


Hasil ekstraksi minyak atsiri dari daun sereh didapatkan minyak sereh dengan
sifat fisika seperti terlihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Sifat Fisika Minyak Atsiri Daun Sereh Hasil Ekstraksi
Nilai
Parameter
Ernest Guenther, 1987 Hasil Penelitian
Densitas 0,850 – 0,892 gr/ml 0,866 gr/ml
Warna Kuning pucat Hijau kekuningan
Aroma Khas minyak sereh Daun sereh dan sedikit
heksan

26
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa sifat fisik minyak atsiri daun sereh hasil
percobaan sudah sesuai dengan literature berdasarkan buku Essential Oil karangan
Ernest Guenther, yaitu dari densitas yang didapat sebesar 0,866 gr/ml. Untuk
warna minyak berwarna kuning kehijauan disebabkan klorofil dalam daun yang
ikut terekstrak, sedangkan aroma dari minyak memiliki aroma campuran sereh
dan pelarutnya yaitu heksan.

Kromatogram hasil analisis komposisi kimia minyak atsiri daun sereh dengan
GCMS disajikan pada gambar 4.3., sedangkan senyawa yang diduga sebagai
penyusun minyak atsiri daun sereh dan penggolongannya disajikan pada tabel 4.5
dan 4.6.

Gambar 4.3. Kromatogram senyawa minyak atsiri daun sereh

27
Tabel 4.5. Senyawa penyusun minyak hasil percobaan

Tabel 4.6. Senyawa hasil analisa yang sesuai dengan senyawa penyusun minyak
sereh
Senyawa % area
β - Citral 0,97 %
Cis-Geraniol 0,54%
Citral 1,56 %

Analisa sifat kimia dari minyak dilakukan dengan analisa Gas


Chromatoghrapy-MS pada variabel yang paling optimal. Minyak atsiri yang
terkandung dalam sereh (Cymbopogon winterianus) dikenal dengan nama citral,
Hasil dari Analisa GC-MS kandungan Citral hanya 1,56 % yang seharusnya bisa
mencapai 75-85%. Senyawa citral ini membentuk turunanturunan lain yaitu
sitronella, sitronelol, dan geraniol. Senyawa Geraniol hanya 0,54% yang
seharusnya bisa mecapai 12-18%. Ini disebabkan karena masih banyak kandungan
senyawa pelarut n-heksan yang masih terikut didalam sampel minyak.
Dikarenakan suhu ekstraksi adalah suhu n-heksan bukan suhu minyak sehingga
ekstraksi minyak tidak optimal.

28

Anda mungkin juga menyukai