Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU


DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
MAULANI SHAUFATUS SARA
201310201035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU
DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1
YOGYAKARTA1

Maulani Shaufatus Sara2, Edy Suprayitno3

INTISARI

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat di Indonesia. Dukungan keluarga merupakan faktor penting
dalam kepatuhan pengobatan TB. Kepatuhan yang buruk atau terapi yang tidak
lengkap adalah faktor yang berperan terhadap resistensi individu. Kepatuhan pasien
sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang
mengikuti ketentuan-ketentuan kesehatan profesional.
Tujuan: Diketahuinya hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum
obat pada pasien TB Paru di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian deskripsif korelasi. Metode pengumpulan data yang digunakan
berdasarkan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah accidental sampling. Data diolah menggunakan uji statistik Chi-
square.
Hasil: Dukungan keluarga di Puskesmas Umbulharjo I sebagian besar baik (65,4%)
dansebagian besar pasien TB Paru di Puskesmas Umbulharjo 1 patuh minum obat
(77,3%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,008 dan nilai contingency
coefficient (r=0,506).
Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Puskesmas Umbulharjo I
Yogyakarta.keeratan hubungan sedang.

Kata kunci : dukungan keluarga, kepatuhan minum obat


Kepustakaan : 16 judul buku, 11 jurnal, 8 internet
Jumlah halaman : xi, 68 halaman, 10 tabel, 2 gambar, 11 lampiran
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND OBEDIENCE
OF TAKING MEDICINE ON LUNGS TUBERCULOSIS PATIENTS AT
UMBULHARJO I YOGYAKARTA PRIMARY HEALTH CENTER1

Maulani Shaufatus Sara2, Edy Suprayitno3

ABSTRACT

Background: Tuberculosis (TB) is a contagious chronic disease caused by


Mycobacterium Tuberculosis bacteria. TB is the main problem of community health
in Indonesia. Family support is a significant aspect influencing the obedience of
taking TB medicine. Bad obedience or incomplete therapy is the factors influencing
individual resistance. Patient’s obedience is significantly needed to reach the success
of TB therapy based on the guidance of health professionals.

Objective: The objective of the study was to investigate the correlation between
family support and obedience of taking medicine on lungs TB at Umbulharjo I
Yogyakarta primary Health Center.

Method: The study employed quantitative method by using correlation design. Data
collecting technique used based on cross sectional time approach. Sample collection
technique of the study was accidental sampling. The data were analyzed by using
Chi-square statistical test.

Result: The result of the analysis showed that family support at Umbulharjo I
Yogyakarta Primary Health Center was in good category (65.4%), and most of the
lungs TB patients at Umbulharjo I Primary Health Center were obedient to take the
medicine (77.3%). The result of Chi-square obtained value p = 0.008 and
contingency coefficient value (r = 0.506).

Conclusion: There was correlation between family support and obedience of taking
medicine on lungs TB at Umbulharjo I Yogyakarta primary Health Center.

Keywords : family support, obedience in taking medicine

References : 16 books, 11 journals, 8 websites

Page Numbers : xi, 68 pages, 10 tables, 2 figures, 11 appendices

1
Research Title
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of
Yogyakarta
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
LATAR BELAKANG MASALAH
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyebaran Penyakit TB paru di
penyakit kronik menular yang Yogyakarta, pemerintah menekankan
disebabkan oleh bakteri pada strategi program Directly
Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri Observed Treatment Shortcourse
ini berbentuk batang dan tahan asam (DOTS). Program tersebut
sehingga dikenal dengan Basil Tahan menyediakan semua obat anti TB
Asam (BTA) (PPTI 2010). secara teratur, menyeluruh dan tepat
Mycobacterium Tuberculosis, yang waktu menjadi poin penting yang
dapat menyerang berbagai organ, dicanangkan oleh Pemerintah. Jika
terutama paru. Sekitar 25% dari tidak diobati, penyakit TBC
kematian di dunia disebabkan oleh menyebabkan kesakitan selama jangka
penyakit TB dan sekitar 80% panjang, kecacatan dan kematian.
kematian tersebut berasal dari Kira-kira 50% penderita penyakit TBC
kelompok umur produktif (15-50 paru yang tidak diobati akan
tahun). WHO menyebutkan sejak meninggal dalam waktu 5 tahun,
tahun 2013 sampai 2015 TBC mayoritas dari 50% ini akan mati
mencapai satu juta kasus baru tiap dalam waktu 18 bulan. Selain itu
tahun dan insidensi di Indonesia pada penderita penyakit TBC yang tidak
angka 460.000 kasus baru per tahun. diobati dengan baik bisa menularkan
Persentase jumlah kasus di Indonesia bakteri TBC pada keluarganya,
pun menjadi 10 persen terhadap termasuk anak, mereka juga tidak
seluruh kasus di dunia sehingga dapat bebas bergaul (Depkes, 2015).
menjadi negara dengan kasus Dukungan keluarga merupakan faktor
terbanyak kedua bersama dengan penting dalam kepatuhan pengobatan
Tiongkok. India menempati urutan TB. Dukungan keluarga dalam hal ini
pertama dengan persentase kasus 23 adalah mendorong penderita untuk
persen terhadap yang ada di seluruh patuh meminum obatnya,
dunia (WHO, 2015). menunjukkan simpati dan kepedulian,
Penemuan kasus TB cenderung serta tidak menghindari penderita dari
fluktuatif. Tahun 2016 angka penyakitnya. Kepatuhan atau ketaatan
Penemuan kasus TB Paru di Kota terhadap pengobatan medis adalah
Yogyakarta sebesar 80,99% suatu kepatuhan pasien terhadap
sedangkan angka keberhasilan pengobatan yang telah ditentukan
pengobatan sebesar 87,17%. Hal ini (Notoatmodjo, 2010). Peran keluarga
menunjukkan keberhasilan program sangat penting sebagai motivator,
surveilans dalam menemukan kasus edukator, fasilitator, inisiator, pemberi
TB Paru. Namun demikian penderita perawatan, koordinator dan mediator
TB Multi Drug Resisten (MDR) mulai terhadap anggota keluarganya yang
ditemukan di Kota Yogyakarta pada menderita TB paru (Friedman, 2010).
tahun 2015 dengan jumlah penderita 7 Keberhasilan dalam pengobatan
orang dan pada tahun 2016 ada penderita TB paru dipengaruhi
penambahan kasus sejumlah 9 orang beberapa faktor yang meliputi faktor
sehingga jumlah penderita tahun 2016 medis dan non medis. Faktor medis
sebanyak 16 kasus. Permasalahan TB meliputi: keluhan pertama sebelum
masih perlu diwaspadai dan pengobatan, penyakit penyerta, efek
ditanggulangi oleh semua pihak samping dan retensi obat, sedangkan
(Dinkes Yogyakarta, 2016). faktor non medis meliputi: umur, jenis
Sebagai upaya pekerjaan, komunikasi informasi
penganggulangan/ penanganan edukasi (KIE), sikap petugas
kesehatan, kemudahan jangkaun Karakteristik responden
berobat, dukungan keluarga dan
kepatuhan minum obat. Kepatuhan Tabel 1.Karakteristik responden
merupakan faktor penentu yang cukup Responden berdasarkan
penting dalam mencapai efektivitas Usia
suatu sistem pelayanan kesehatan.
Sistem pelayanan kesehatan terpadu Usia Frekuensi Persentase
dapat memperbaiki kepatuhan pasien (f) (%)
terhadap pengobatan pasien TBC. 20-30 17 65,4
Sistem ini mencakup konseling 31-40 2 7,7
kesehatan yang merupakan sistem 41-50 4 15,4
pelayanan yang mendukung kemauan 51-60 2 7,7
61-70 1 3,8
pasien untuk mematuhi terapinya. Total 26 100,0
Petugas yang yang berkompeten harus
Tabel 1 menunjukkan bahwa
tersedia dalam sistem tersebut,
sebagian besar responden diketahui
melibatkan berbagai multi disiplin,
berusia 20-30 tahun sebanyak 17
dengan waktu pelayanan yang
orang (65,4%) dan hanya 1 orang
fleksibel (Depkes, 2015).
(3,8%) berusia 61-70 tahun.
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan pada
Tabel 2. Karakteristik responden
tanggal 9 Juni sampai 9 Juli 2017 pada
berdasarkan jenis kelamin
pasien TB Paru di Puskesmas Jenis Frekuensi Persentase
Umbulharjo 1 Yogyakarta, didapatkan kelamin (f) (%)
data jumlah penderita TB paru pada Laki-laki 17 65,4
bulan Januari 2017 sampai Juni 2017 Perempuan 9 34,6
sebanyak 34 pasien. Berdasarkan Total 26 100,0
uraian tersebut, peneliti termotivasi Tabel 2 menunjukkan
untuk melakukan penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan
hubungan dukungan keluarga terhadap jenis kelamin paling banyak yaitu laki-
kepatuhan minum obat pada pasien TB laki sebanyak 17 orang (65,4%) dan
Paru di Puskesmas Umbulharjo 1 sisanya adalah perempuan berjumlah 9
Yogyakarta. orang (34,6%).

Tabel 3 Karakteristik responden


METODE PENELITIAN berdasarkan pendidikan terakhir
Penelitian ini menggunakan Pendidikan Frekuensi Persentase
terakhir (f) (%)
penelitian kuantitatif dengan
SD 1 3,8
menggunakan metode deskriptif SMP 7 26,9
korelasi demgan pendekatan waktu SMA/SMK 17 65,4
Cross Sectional. Sarjana 1 3,8
Pengambilan sampel pada Total 26 100,0
penelitian ini dilakukan dengan tehnik Tabel 3 menunjukkan
Accidental sampling Populasi karakteristik responden berdasarkan
penelitian adalah 34 pasien tetapi pendidikan paling banyak adalah
terdapat 2 pasien balita sehingga. SMA/SMK sebanyak 17 orang
Maka sampel dalam penelitian ini (65,4%) dan hanya 1 orang (3,8%)
yang diambil pada bulan Agustus yang berpendidikan SD.
sampai Oktober sesuai yang
didapatkan sebanyak 26 responden. Tabel 4 Karakteristik responden
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (84,6%), dan sebanyak 4 orang
(f) (%) (15,4%) tidak patuh.
1 IRT 3 11,5
2 Mahasiswa 7 26,9 Tabel 7 Tabulasi Silang antara
3 Tani 4 15,4 dukungan keluarga dengan
4 PNS 3 11,5
kepatuhan minum obat
5 Wiraswasta 9 34,6
Total 26 100,0 pasien TB Paru
Kepatuhan Minum Obat
Tabel 4 menunjukkan Dukungan
karakteristik responden berdasarkan Keluarga Patuh Tidak Patuh
F % F %
pekerjaan paling banyak adalah
Baik 17 77,3 0 0
wiraswasta yaitu 9 orang (34,6%), 3
Cukup 5 22,7 4 44,4
orang (11,5%) IRT, dan 3 orang Total 22 100,0 4 44,4
(11,5%) tani. Tabel 7 menunjukkan bahwa
pasien yang mempunyai dukungan
Tabel 5 Dukungan keluarga keluarga baik dan patuh minum obat
di Puskesmas Umbulharjo I sebanyak 17 orang (77,3%),
Dukungan Frekuensi Persentase
sedangkan pasien yang mempunyai
Keluarga (f) (%)
Baik
dukungan keluarga cukup dan tidak
17 65,4
Cukup 9 34,6 patuh minum obat sebanyak 4 orang
Jumlah 26 100,0 (44,4%).
Tabel 5 menunjukan bahwa
Tabel 8 hasil uji Chi-square
sebagian besar responden
p Contingency
mendapatkan dukungan keluarga baik coefficient
yaitu sebanyak 17 orang (65,4%), dan
0,008 0,506
9 orang (34,6%) yang mendapatkan
dukungan keluarga cukup. Tabel 8 tersebut menunjukkan
hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=
Tabel 6 Kepatuhan minum obat 0,008 yang berarti p<0,05
pasien TB di Puskesmas menunjukkan bahwa hipotesis yang
Umbulharjo I diajukan dalam penelitian ini diterima
Kepatuhan Frekuensi Persentase artinya ada hubungan antara dukungan
(f) (%) keluarga terhadap kepatuhan minum
Patuh 22 84,6 obat pasien TB Paru di Puskesmas
Tidak patuh 4 15,4 Umbulharjo 1. Nilai Contingency
Jumlah (n) 26 100,0 coefficient adalah 0,506 yang
Tabel 6 menunjukan bahwa menunjukkan keeratan hubungan
sebagian besar responden patuh sedang.
minum obat sebanyak 22 orang

PEMBAHASAN
Dukungan keluarga adalah
suatu keadaan yang bermanfaat bagi
individu yang diperoleh dari orang lain
yang dapat dipercaya, sehingga
seseorang akan tahu bahwa ada orang Tabel 7 menunjukkan bahwa
lain yang mencintai, menghargai dan pasien yang mempunyai dukungan
memperhatikannya (Setiadi, 2008). keluarga baik dan patuh minum obat
sebanyak 17 orang (77,3%),
sedangkan pasien yang mempunyai
dukungan keluarga cukup dan tidak pengobatan dalam waktu panjang dan
patuh minum obat sebanyak 4 orang penyakitnya dapat menular (Ulfah,
(44,4%). Tabel 8 juga menunjukkan 2011). Seorang pasien yang tidak
hasil uji Chi-square diperoleh nilai p= mendapatkan dukungan informasi dari
0,008 yang berarti p<0,05 keluarga biasanya mendapatkan
menunjukkan bahwa hipotesis yang dukungan informasi dari petugas
diajukan dalam penelitian ini diterima kesehatan, media cetak ataupun media
artinya ada hubungan antara dukungan online sehingga pasien dapat
keluarga terhadap kepatuhan minum mencegah terjadinya penularan
obat pasien TB Paru di Puskesmas penyakit yang dideritanya secara
Umbulharjo 1. mandiri. Tindakan individu untuk
Berdasarkan hasil penelitian melakukan pengobatan dan
sebagian besar responden mempunyai pencegahan penyakit akan didorong
pekerjaan yang menuntut responden pula oleh keseriusan penyakit tersebut
lebih banyak beraktivitas di luar terhadap individu atau masyarakat.
rumah sehingga proporsi pertemuan di Tindakan yang dilakukan oleh pasien
rumah menjadi sangat singkat dan TB paru adalah patuh untuk minum
terbatas sehingga menyebabkan obat TB paru, mengingat TB paru
komunikasi antar keluarga kurang adalah penyakit serius yang dapat
maksimal, jika komunikasi dalam menyebabkan kematian (Notoadmojo,
keluarga efektif maka keluarga akan 2012).
mudah untuk mengenali kebutuhan- Keluarga selain berfungsi
kebutuhan emosional dan pasien sebagai dukungan emosional,
merasa kebutuhan emosionalnya penghargaan dan informasional,
terpenuhi. Selain dukungan emosional, keluarga juga berfungsi sebagai
pasien juga memerlukan dukungan dukungan instrumental. Tidak
penghargaan. Tidak terpenuhinya terpenuhinya dukungan instrumental
dukungan penghargaan berarti sebuah keluarga dapat diakibatkan
keluarga kurang menghargai usaha karena angka kemiskinan di Indonesia
yang telah dilakukan pasien untuk sangat tinggi. Dukungan instrumental
sembuh dan meningkatkan status sangat diperlukan oleh pasien untuk
kesehatannya. Keluarga juga kurang memenuhi kebutuhannya. Dukungan
memberikan kebebasan kepada pasien instrumental dapat berupa bantuan
untuk mengambil keputusan terkait langsung, seperti memberikan atau
dengan pengobatannya atau keluarga meminjamkan uang, dan
tidak menghargai saran atau keluhan mengantarkan pasien untuk periksa
pasien selama pengobatan. kesehatan. Beberapa pasien
Keluarga berfungsi sebagai mengatakan mereka tidak
penyebar informasi bagi anggota mendapatkan dukungan instrumental
keluarga yang lainnya. Penerimaan dari keluarga sehingga datang berobat
atau penangkapan informasi yang sendiri tanpa ditemani oleh siapapun.
diterima keluarga juga dipengaruhi Hasil penelitian ini tidak
oleh tingkat pendidikannya. Jika sejalan dengan penelitian Ulfah (2011)
keluarga jarang terpapar informasi yang menyatakan bahwa tidak terdapat
maka keluarga hanya sedikit hubungan yang signifikan antara
memperoleh informasi tentang dukungan keluarga dengan kepatuhan
kesehatan pasien. Hal tersebut dapat minum obat pasien TB Paru. Ulfah
menyebabkan keluarga pasien tidak menyebutkan bahwa dukungan
mengetahui bahwa anggota emosional, dukungan penilaian,
keluarganya harus menjalani dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental tidak ada hubungan yang Keluarga pasien disarankan
bermakna dengan kepatuhan minum untuk meningkatkan konsistensi
obat pasien Tuberkulosis. Penelitian dukungan dalam pengawasan
lain dari Muniroh (2013) menyatakan minum obat dengan terus
bahwa tidak ada hubungan yang mengawasi pasien TB minum
signifikan antara dukungan keluarga obat, mendampingi pasien TB saat
dengan kesembuhan pasien TBC. minum obat dan selalu
Penelitian ini sejalan dengan mengingatkan pasien TB untuk
penelitian terdahulu yang dilakukan minum obat dan memeriksa
oleh Khunnah (2010) yang dahak. Konsistensi dukungan
menyatakan bahwa ada hubungan dalam pengawasan dapat
dukungan keluarga dengan dilakukan dengan membentuk
kekambuhan TB paru (p=0,006, time schedule atau jadwal minum
OR=10,095). Ini berarti seseorang obat dan periksa dahak untuk
yang kurang mendapatkan dukungan memudahkan dan meningkatkan
dari keluarga memiliki risiko 10,095 dukungan.
kali untuk mengalami kekambuhan 2. Bagi Perawat Puskesmas
TB paru dibanding yang Umbulharjo 1 Yogyakarta
mendapatkan dukungan yang cukup Perawat Puskesmas
dan baik dari keluarganya. Umbulharjo 1 Yogyakarta
disarankan untuk mengedukasi
SIMPULAN DAN SARAN keluarga pasien penderita TB paru
Simpulan karena untuk memaksimalkan
1. Dukungan keluarga terhadap peran anggota keluarga sebagai
pasien TB Paru di Puskesmas petugas pengawas minum obat.
Umbulharjo I sebagian besar 3. Bagi peneliti selanjutnya
adalah baik. Peneliti selanjutnya disarankan
2. Sebagian besar pasien TB Paru di untuk mengantisipasi time
Puskesmas Umbulharjo 1 patuh managementyang baik sehingga
minum obat. tidak memakan waktu yang lama
3. Ada hubungan yang signifikan daam pengambilan data. Peneliti
antara dukungan keluarga dengan selanjutnya disarankan untuk
kepatuhan minum obat pasien TB mengontrol variabel lain yang
Paru di Puskesmas Umbulharjo I. dapat mempengaruhi kepatuhan
4. Keeratan hubungan dukungan minum obat seperti jenis kelamin,
keluarga dengan kepatuhan pendidikandan perlu kiranya
minum obat pasien TB Paru di melakukan penelitian serupa di
Puskesmas Umbulharjo I yaitu tempat lain dengan kondisi daerah
sedang. dan puskesmas berbeda, serta
sampel yang lebih luas agar
Saran penelitian tersebut lebih
1. Bagi keluarga penderita TB Paru refresentatif dan lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2015). Dinkes Yogyakarta: Data dan
Pusat Data dan Informasi Informasi Kesehatan Provinsi
Kementrian Kesehatan RI Yogyakarta diakses dari
diakses dari http://kesehatan.jogjakota.go.id/
http://www.depkes.go.id/downlo public/uploads/download/20160
ads/doen2015/puskesmas_2015. 429110743_dokumen_lakip_din
pdf tanggal 30 Oktober 2016. kes.pdf tanggal 13 April 2016.
Friedman. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori dan Praktek. EGC.
Jakarta.
Khunnah. (2010). Hubungan
Dukungan Keluarga dengan
Kekambuhan Tuberkulosis
Paru di BKPM Magelang.
Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Ngudi Waluyo
Ungaran.
Muniroh, Nuha. (2013). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
KesembuhanPenyakit
Tuberculosis (Tbc) Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas
MangkangSemarang Barat

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.

Nursalam. (2009).Manajamen
Keperawatan Aplikasi dan
Praktik Keperawatan
Profesional, Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses


Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ulfah, Maria. (2011). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Tuberkulosis (TBC) di
Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulung Kota Tangerang
Selatan. Skripsi di publikasikan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Husein, umar (2008). Metode
penelitian untuk Skripsidan
Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai