Anda di halaman 1dari 5

Populasi Bakteri Dan Aktivitas Enzim Dari Biokatalis Bakteri Lignoselulolitik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya alam asal limbah pertanian sebagai pakan sangat
membutuhkan ketersediaan biokatalis (starter) mengingat rendahnya kualitas dan kecernaan
nutrien dari pakan asal limbah pertanian tersebut. Berbagai referensi telah menunjukkan
pemanfaatan biokatalis baik berupa inokulan cair maupun padat serta starter.

Biokatalis dapat diproduksi dari bahan kimia mikroorganisme maupun enzim atau
produksi metabolit dari mikrooraganisme baik itu bahan kimia maupun produk metabolit dari
mikroorganisme itu sendiri. Bakteri lignoselulolitik potensial dimanfaatkan sebagai biokatalis.

Bakteri lignoselulolitik merupakan bakteri pendegradasi lignoselulosa yang terdiri


dari bakteri pendegradasi lignin,, selulosa dan/atau hemiselulosa. Bakteri ini menghasilkan
kompleks enzim lignoselulase yang terdiri dari lignase (terutama lignin-peroksidase/Li-P,
mangan-peroksidase/Mn-P dan lakse/Lac), selulase (endo- ß-glukanase/Li-P, eksoglukanase,
dan ß-glukosidase), dan hemiselulase (xilanase dan mannanase) (Perezz et al., 2002; Howard
et al., 2003). Di alam, bakteri lignoselulolitik banyak terdapat pada lahan pertanian, tanah
gambut, saluran pencernaan ruminansia, sel tubuh dan saluran cerna rayap serta berbagai
sumber bakteri lainnya (Mudita et al,2009; Purwadaria et al., 2003;2004; Sarkar et al., 2011).
Bakteri lignoselulolitik yang potensial bisa didapatkan pada isi rumen sapi bali dan rayap.

Bakteri lignoselulolitik mempunyai kualitas yang baik dalam mencerna lignin.. (?)

Pemanfaatan bakteri lignoselulolitik secara tunggal belum ada sehingga penelitian ini
perlu dilakukan. Hasil penelitian Mudita et al (2013); Mudita et al. (2014-2016); Mudita
(2019); Partama et al. (2015-2016) juga menunjukkan bahwa bakteri lignoselulolitik
mempunyai kadar protein enzim dan kemampuan mendegradasi lignoselulosa yang tinggi pula
sehingga akan dapat menghasilkan pakan fungsional dengan kandungan protein tinggi dan
dengan kadar serat kasar rendah. Mudita (2019) telah berhasil mengisolasi dan menyeleksi
bakteri lignoselulolitik unggul asal cairan rumen sapi bali dan rayap yang mempunyai
kemampuan merombak senyawa lignoselulosa serta menghasilkan aktivitas enzim
lignoselulase tinggi yaitu, Pseudomonas aeruginosa BR9LS, Bacillus subtilis BR4LG, Bacillus
subtilis BR2CL, Paenibacillus dendritiformis BR3XY, Aneurinibacillus sp. BT4LS,
Aneurinibacillus sp. BT5LG, Bacillus sp. BT3CL, dan Bacillus sp. BT8XY. Pemanfaatan bakteri
lignoselulolitik unggul sebagai inokulan pakan limbah pertanian mampu manghasilkan silase
ransum limbah pertanian berkualitas yang mampu meningkatkan produktivitas sapi bali serta
menurunkan emisi polutan feses dan urine. Inokulan yang diformulasi dari Bacillus subtilis
BR4LG, Bacillus subtilis BR2CL, Aneurinibacillus sp. BT4LS, dan Bacillus sp. BT8XY
menghasilkan produktivitas ternak terbaik. Hasil penelitian juga menghasilkan kualitas
inokulan bebeda pula. Tingkat sinergisme mikroorganisme menentukan produktivitas yang
dihasilkan.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilaksakan untuk mengevalusi populasi dan
aktivitas enzim dari biokatalis bakteri lignoselulolitik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana mengevaluasi populasi bakteri dan aktivitas enzim dari inokulan yang
diproduksi memanfaatkan bakteri lignoselulolitik
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengevaluasi populasi bakteri dan aktivitas enzim dari inokulan yang diproduksi
memanfaatkan bakteri lignoselulolitik tunggal.

1.4 hipotesis
Dengan pembuatan biokatalis dari bakteri lignoselulolitik dapat meningkatkan
populasi bakteri dan aktivitas enzim.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya peternak mengenai inokulan dan biokatalis yang baik untuk pakan ternak, serta
penelitian ini dapat memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak ruminansia
Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak kini mulai diarahkan pada produksi pakan
komplit (ransum) dalam upaya memaksimalkan potensi serta memudahkan manajemen
pemberiannya bagi petani peternak. Pemberian pakan komplit akan menyediakan berbagai
nutrien sesuai kebutuhan ternak secara seimbang dan meningkatkan jumlah ternak yang
mampu ditangani oleh seorang peternak (Nahrowi, 2006). Disamping itu pemanfaatan pakan
komplit akan memungkinkan penambahan produksi/jumlah ternak yang dipelihara tanpa harus
dibatasi oleh luas lahan untuk penanaman hijauan makanan ternak. Wahyono dan Hardianto
(2004) mengungkapkan pemanfaatan pakan komplit khususnya berbasis limbah pertanian dan
agroindustri serta berbagai hasil sampingan lain dalam usaha peternakan akan meningkatkan
pertambahan bobot badan ternak yang cukup tinggi, memperpendek waktu penggemukan
ternak, meningkatkan efisiensi tenaga kerja serta memperpanjang daya simpan bahan pakan.
Namun pemanfaatan bahan pakan asal limbah pertanian sebagai bahan penyusun pakan
komplit disinyalir belum dapat memenuhi kebutuhan optimal bagi ternak, mengingat bahan
pakan asal limbah pertanian umumnya mempunyai kualitas yang rendah, kandungan serat
tinggi, adanya senyawa anti nutrisi (lignin, silika, kutin, theobromine, tannin, kafein, asam
sianida, keratin,dll) serta kandungan mineral (terutama Ca, P, Mg, Cu, Zn, Co, Mn, Fe dan S)
dan vitamin (Vitamin A dan E) rendah (Partama, 2006ab; Kaunang, 2004). Pemberian pakan
tersebut (tanpa pengolahan) membawa konsekuensi rendahnya produktivitas ternak, akibat
pakan sulit dimanfaatkan ternak (kecernaan rendah) sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan optimal bagi ternak.
Isolasi dan karakteristik bakteri lignoselulolitik rumen kerbau sebagai pendegradasi komponen
serat

file:///C:/Users/User/Downloads/287-Article%20Text-344-1-10-20181221.pdf

Anda mungkin juga menyukai