Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BUTA SENJA

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

UPT PUSKESMAS
dr. Hj. Wasilah Dinijati, M.H.
JAGASATRU NIP.19710724 200604 2 011

1. Definisi Buta senja atau rabun senja, disebut juga nyctalopia atau hemarolopia,
adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau
pada keadaan gelap. Kondisi ini lebih merupakan tanda dari suatu kelainan
yang mendasari. Hal ini terjadi akibat kelainan pada sel batang retina yang
berperan pada penglihatan gelap. Penyebab buta senja adalah defisiensi
vitamin A dan retinitis pigmentosa.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melaksanakan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan primer
khususnya dalam penatalaksanaan Buta senja atau rabun senja
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer. Edisi 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta. 2017.
2. Panduan Praktik Klinis UPT Puskesmas Jagasatru. Cirebon. 2017
5. Alat-alat Lampu

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien dengan ramah


2. Petugas melakukan anamnesa: Penglihatan menurun pada malam hari
atau pada keadaan gelap, sulit beradaptasi pada cahaya yang redup.
Pada defisiensi vitamin A, buta senja merupakan keluhan paling awal.
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dapat ditemukan tanda-tanda lain
defisiensi vitamin A:
a. Kekeringan (xerosis) konjungtiva bilateral
b. Terdapat bercak bitot pada konjungtiva
c. Xerosis kornea
d. Ulkus kornea dan sikatriks kornea
e. Kulit tampak xerosis dan bersisik
f. Nekrosis kornea difus atau keratomalasia
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik.
6. Petugas melakukan edukasi kepada keluarga bahwa rabun senja
disebabkan oleh kelainan mendasar, yaitu defisiensi vitamin A dan
retinitis pigmentosa. Pada kasus defisiensi vitamin A, keluarga perlu
diedukasi untuk memberikan asupan makanan bergizi seimbang dan
suplementasi vitamin A dosis tinggi.
7. Pada Buta senja atau rabun senja dibutuhkan tatalaksana yaitu,
a. Pada defisiensi vitamin A, diberikan vitamin A dosis tinggi.
b. Lubrikasi kornea.
c. Pencegahan terhadap infeksi sekunder dengan tetes mata
antibiotik.
7. Bagan Alir

Menerima Anamnesa
pasien

Cuci tangan

Pemeriksaan fisik

Penegakkan
diagnosis

Tatalaksana :
1. Vit A dosis tinggi bila terdapat
defisiensi vitamin A Cuci
2. Lubrikasi kornea tangan
3. Tetes mata antibiotik

8. Unit terkait Instalasi Gawat Darurat di fasilitas pelayanan kesehatan primer, Unit
Pelayanan BP Anak

Anda mungkin juga menyukai