Rostikawaty Azizah (201906073173)

Arina Sabila Marulina Lubis (201906073170)

.

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain
adalah:

1. Kapasitas SDM dan institusi

Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.

2. Nilai dan budaya organisasi

Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.

Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasiserta meramu SDM yang tersedia guna
mencapai tujuan yang diharapkan.

Sedangkan menurut Christenesen dan Laegreid (2006), terdapat beberapa aspek

penting yang harus dipertimbangkan untuk membangun pemerintahan berkarakter WOG.
Pertama, perubahan struktur tidak cukup untuk memenuhi perwujudan WOG. Dibutuhkan
perubahan budaya, etika, serta peningkatan standar etika yang pada akhirnya juga akan
mengubah proses dan perilaku. Kedua, terdapat beberapa pendekatan yang berbeda-
beda yang dilakukan tiap negara untuk mewujudkan WOG. Ada beberapa negara yang
memusatkan pengambilan keputusannya menjadi desentralisasi dan ada juga negara
yang menguatkan kapasitas untuk mengkoordinasikan pengembangan kebijakan dan
penerapannya. Ketiga, WOG bukanlah suatu panacea yang bisa menyelesaikan seluruh
masalah negara. WOG bisa jadi tidak cocok untuk diterapkan di beberapa sektor publik.
Keempat, penerapan WOG di suatu negara akan membutuhkan waktu yang lama,
membutuhkan kecakapan baru untuk mengubah budaya organisasi, membutuhkan
energi untuk mengubah silo mentallity atau mental tidak mau berbagi informasi di dalam
organisasi yang sama, membutuhkan hubungan dan kepercayaan satu sama lain,
membutuhkan kesabaran, serta membutuhkan akuntabilitas dan manajemen risiko