MENGAPA ADAPTIF
MEMAHAMI ADAPTIF
A. Uraian Materi
Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
B. Kreativitas dan Inovasi
Adapun dimensi-dimensi kreativitas dikenal melingkupi antara lain:
1. Fluency (kefasihan/kelancaran), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau
gagasan baru karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
2. Flexibility (Fleksibilitas), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-ide
yang berbeda
3. Elaboration (Elaborasi), yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
4. Originality (Orisinalitas), yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan
yang dimunculkan.
C. Organisasi Adaptif
1. Purpose
2. Cultural values
3. Vision
4. Corporate values
5. Coporate strategy
6. Structure
7. Problem solving
8. Partnership working
9. Rules
D. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang
yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
Jeff Boss dalam Forbes menulis ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan atau karakter adaptif:
A. Uraian Materi
Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal berikut:
1. Hadapi Volatility dengan Vision
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
3. Hadapi Complexity dengan Clarity
4. Hadapi Ambiguity dengan Agility
B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional
Chang dan Lee (2007) membagi tipe budaya organisasi menjadi empat, yaitu:
1. Budaya adaptif (adaptive culture)
2. Budaya misi (mission culture)
3. Budaya klan (clan culture)
4. Budaya birokratik (bureaucratic culture)
C. Perilaku Adaptif Individual
Pergeseran kebutuhan kompetensi ini dijelaskan Nadiem sebagai salah satu dampak dari dua
faktor, yaitu perkembangan teknologi dalam bentuk digital automasi dan robotisasi, serta resesi
global yang merupakan kombinasi dahsyat atau double disruption yang mengubah landscape
pekerjaan di masa depan.
D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif
Organisasi adaptif baik di sector publik maupun bisnis dapat dibangun dengan:
1. Membuat Tim yang Diarahkan Sendiri
2. Menjembatani Silo Melalui Keterlibatan Karyawan
3. Menciptakan Tempat dimana Karyawan dapat Berlatih Berpikir Adaptif
Konsep dan strategi untuk terus berkembang dan survive meski berada di lingkungan yang terus
Berubah:
1. Landscape
critical strategies:
a. melihat jauh ke depan
b. memahami landscape bisnis;
c. memahami prinsip ketidaktentuan dunia bisnis; dan
d. memahami rencana strategis pada organisasi yang adaptif.
2. Learning
Upaya learning erat hubungannya dengan knowledge management yang sangat dibutuhkan
sebuah organisasi yang ingin terus berkembang dan survive.
3. Leadership
jiwa kepemimpinan tidak hanya sebagai penujuk arah namun pembimbing menuju
keberhasilan dalam melawan kompleksitas dan menciptakan sebuah organisasi yang ulet
(resilient organization).
A. Uraian Materi
Tantangan utama saat ini bukanlah teknis, melainkan 'adaptif'. Masalah teknis mudah
diidentifikasi, didefinisikan dengan baik, dan dapat diselesaikan dengan menerapkan solusi
terkenal atau pengetahuan para ahli. Sebaliknya, tantangan adaptif sulit untuk didefinisikan, tidak
memiliki solusi yang diketahui atau jelas, dan membutuhkan ide-ide baru untuk membawa
perubahan di banyak tempat.
B. Pemerintahan Yang Adaptif
Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang menghubungkan individu, organisasi, dan
lembaga di berbagai tingkat organisasi. Pemerintahan adaptif mengacu pada caracara di mana
pengaturan kelembagaan berkembang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masyarakat
dalam lingkungan yang berubah.
C. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis (Dynamic Governance)
Tata kelola yang dinamis membutuhkan pembelajaran baru dan pemikiran, desain pilihan
kebijakan yang disengaja, pengambilan keputusan analitis, pemilihan pilihan kebijakan yang
rasional dan pelaksanaan yang efektif. Kepemerintahan yang baik bukan hanya soal tindakan
cepat, tetapi juga soal pemahaman yang memadai.
D. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh
Di masa lalu seruan untuk ketahanan (ketangguhan) adalah undangan tersirat, namun persuasif,
untuk transformasi bebas dari krisis yang melanda. Di dunia baru ini, ketahanan akan kembali berarti
kapasitas untuk bertahan dalam jangka panjang.
Tugas Individu Harian 7
Resume Modul Kolaboratif
Konsep Kolaborasi
A. Definisi Kolaborasi
Dyer and Singh mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance
between two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”.
“Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance . Collaborative governance dalam artian sempit
merupakan kelompok aktor dan fungsi. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek
pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik), dan
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu membantu
mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan tata kelola stuktur
horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide.
Tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola
kolaborasi yaitu : 1) mengidentifikasi permasalahan dan peluang; 2) merencanakan aksi
kolaborasi; dan 3) mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon terhadap ilusi
paradigma New Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan
cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor.
2. Pengertian WoG
WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-
sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan
dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.
1. Kerjasama Informal;
3. Memberikan Pelatihan;
4. Menerima Pelatihan;
5. Perencanaan Bersama;
6. Menyediakan Peralatan;
7. Menerima Peralatan;
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan
Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundangundangan”.
Terkait kerja sama daerah, berdasarkan ketentuan Pasal 363 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah diatur bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat, Daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan
oleh Daerah dengan:
a. Daerah lain Kerja sama dengan Daerah lain ini dikategorikan menjadi kerja sama wajib dan
kerja sama sukarela;
c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.