Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK KOMUNIKASI DATA

KELAS/GROUP : TEKNIK TELEKOMUNIKASI 5D/01


NAMA KELOMPOK : 1. ANINDYA EKAPUTRI (1317030005)
2. MIKAEL BASTANTA P. (1317030058)
3. RIZKI AZKA FIHI AGHNIA (1317030072)
4. TSANIA FATHIA RAHMA (1317030077)

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
PERAKITAN MEDIA KABEL UNTUK KOMUNIKASI DATA, SUBNETTING, FILE
SHARING, REMOTE DESKTOP, ROUTER SEBAGAI BRIDGE DAN REPEATER

1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mampu merakit kabel UTP berbagai tipe dengan menggunakan konektor RJ45.
 Mampu memahami konsep Subnetting.
 Mampu melakukan file sharing dengan menggunakan kabel UTP
 Mampu melakukan remote desktop antar PC dengan menggunakan kabel UTP.
 Mampu melakukan pengaturan pada router sebagai bridge dan repeater.

2. DASAR TEORI
2.1 Perakitan Media Kabel Untuk Komunikasi Data
Untuk menghubungkan jaringan diperlukan kabel Ethernet yaitu kabel yang
digunakan disebut kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dengan menggunakan konektor
RJ45. Kabel UTP mempunyai delapan pin (4 pasang).
Tabel 1. Pin Konektor RJ45

Gambar 1. Konektor RJ45 dan UTP


Ada tiga cara pemasangan kabel UTP:
1. Straight Through; Pengkabelan jenis ini biasanya diperuntukkan untuk
menghubungkan peralatan yang berbeda jenis. Misal untuk menghubungkan PC
dengan hub, switch dan router, switch dan PC dan sebagainya.

Gambar 2. Straight Trough


2. Cross Over; Pengkabelan jenis ini biaanya digunakan untuk menghubungkan
peralatan sejenis. Misal untuk menghubungkan PC dengan PC, hub dengan hub dan
sebagainya. Pin up kabel cross over sbb:

Gambar 3. Cross Over


3. Rollover, Pengkabelan jenis ini merupakan pengkabelan khusus. Misalnya untuk
menghubungkan console dengan switch.

Gambar 4. Rollover

2.2 Subnetting
IP Address didesign menjadi beberapa Class, tujuannya agar lebih mudah
disesuaikan dengan kebutuhan. Ada Class IP address yang menyediakan ruang untuk network
yang banyak, tapi ruang untuk hostnya sedikit. Sebaliknya, ada juga Class IP address yang
ruang networknya sedikit, tapi ruang untuk hostnya banyak. Itulah konsep sederhana
pengClassan ip address, kalau digambarkan, seperti ini Class ip address yang dibagi menjadi:
Class A, Class B, Class C, Class D, dan Class E.

Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah


topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting.
Esensi dari subunetting adalah "memindahkan" garis pemisah antara bagian network dan
bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit
tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi
beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi
jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan
untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network.
Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya
jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting,
seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh
departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya
dalam mengatur keseluruhan network.
 Perhitungan Subnetting
Setelah memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda
mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan
dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet,
Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya
ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0. mengapa demikian, karena “/24” diambil dari penghitungan
tabel subnet mask yang ber-binary 1 adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Tabel 2. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Jumlah Jumlah
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
Host Host

255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20


8388608 4096

255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21


4194304 2048

255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22


2097152 1024

255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23


1048576 512

255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24


524288 256

255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25


262144 128

255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26


131072 64

255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27


65536 32

255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28


32768 16

255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29


16384 8

255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30


8192 4

 Subnetting Pada IP Address Class C


Hitung Subnetting IP address pada 192.168.1.0/26?
Analisa:
- 192.168.1.0 berarti Class C dengan
- /26 merupakan subnet masking yang mempunyai nilai binari
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)
Penghitungan subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu: Jumlah Subnet, Jumlah
Host per Subnet, Blok Subnet, Alamat IP host dan IP broadcast yang valid. Jadi
kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (1 Oktet terakhir untuk Class C, 2 oktet terakhir untuk Class
B, dan 3 oktet terakhir untuk Class A). Jadi Jumlah Subnet (
11111111.11111111.11111111.11000000 ) adalah 22 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet (1 Oktet terakhir untuk Class C, 2 oktet terakhir
untuk Class B, dan 3 oktet terakhir untuk Class A). Jadi jumlah host per
subnet ( 11111111.11111111.11111111.11000000 ) adalah 26 – 2 = 62 host.
3. Blok Subnet = 256 – (nilai pada oktet terakhir subnet mask “dalam bentuk
desimal”), berarti 256-192= 64. Subnet berikutnya adalah kelipatan 64 maka
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid, langsung dibuat dalam tabel 9.4.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Tabel Blok Alamat Host dan broadcast pada setiap blok Subnetting

1 2 3 4
Subnet
192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama

Host
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah


seperti pada tabel diatas. Silakan dicoba menghitung seperti cara diatas untuk
subnet mask lainnya.
Tabel CIDR untuk IP Class C
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

 Subnetting Pada IP Address Class B


Untuk melakukan perhitungan subnetting untuk IP address class B yang harus
dilakukan yaitu Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting Class B adalah
seperti tabel 9.6. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-
masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya.
Perhitungan CIDR /17 sampai /24 caranya sama dengan subnetting IP Class C, hanya blok
subnetnya dimasukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“masukan/diubah” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (counter)
dari 0, 1, 2, 3, dst.

 Subnetting Pada IP Address Class A


Konsep perhitungan subnet pada Class A sama dengan konsep perhitungan pada
Class C dan B. Hanya saja yang perlu harus diteliti dalam melakukan perhitungan yaitu selalu
membedakan OKTET mana kita mainkan pada blok subnet antara Class A, B dan C adalah
di. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), Class B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
2.3 File Sharing
Sharing berarti berbagi data atau informasi dalam bentuk file,gambar,music atau
yang lain. Sharing data biasanya digunakan untuk mempermudah kinerja suatu computer
yang saling berhubungan dalam suatu jaringan. Tujuan dari sharing ini adalah untuk berbagi
akses kepada user lain pada suatu folder anda dan juga bisa memberikan akses kepada semua
orang yang ada pada jaringan atau network anda. File sharing juga berarti Penyediaan dan
Penerimaan File atau folder melalui sebuah jaringan dengan mengunakan model terpusat atau
model peer-to-peer (P2P), file disimpan dan di layani oleh personal computers user. Mereka
yang terlibat dalam file sharing merupakan penyedia file (upload, atau pengirim) dan
penerima file (download, penerima). Sharing dapat dilakukan terhadap File Document atau
Software dalam drive atau folder, atau dalam CD ROM, sharing perangkat berupa printer dan
CD ROM dan sharing jaringan koneksi internet.

2.4 Remote Desktop


Istilah remote akses dan remote desktop tentu bukanlah hal baru di dunia jaringan,
hampir semua instansi perkantoran yang sudah mengimplementasikan atau teknologi
jaringan pasti setidaknya sudah memanfaatkan teknologi remote desktop dan remote akses
untuk mengadministrasi dan mengelola jaringan dengan lebih praktis dan lebih baik dari jarak
jauh.
Seperti misalnya di kantor yang memiliki komputer server yang letaknya di gedung
khusus secara terpisah, server pada umumnya tidak dilengkapi dengan monitor maupun
keyboard, untuk mengendalikan server tersebut biasanya admin jaringan menggunakan
teknologi remote desktop dan remote akses, caranya cukup mengaktifkan aplikasi remote
desktop di komputer server atau komputer target, maka komputer target tersebut bisa
dikendalikan dari jarak jauh menggunakan komputer client atau komputer lainnya yang
terhubung ke jaringan, baik jaringan local maupun jaringan internet.
Remote Desktop adalah salah satu aplikasi remote akses yang dapat memonitor
kegiatan orang lain atau memonitor sebuah kinerja server dari jarak jauh. Menurut wikipedia
remote desktop adalah salah satu fitur yang terdapat di dalam sistem operasi Microsoft
Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, dan Windows Server 2008, yang
mengizinkan penggunanya untuk terkoneksi ke sebuah mesin jarak jauh seolah-olah mereka
duduk di depan mesin yang bersangkutan. Remote Desktop menggunakan protokol Remote
Desktop Protocol (RDP), dan secara default berjalan di TCP port 3389.
Untuk saat ini ternyata teknologi remote desktop bukan hanya disediakan di sistem
operasi window tetapi juga sudah banyak sekali pengembang pihak ke 3 yang menyediakan
aplikasi khusus yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan remote desktop guna
mengendalikan komputer dari jarak jauh, bahkan ada banyak sekali aplikasi remote desktop
yang dapat berjalan di hampir semua sistem operasi.
Ada banyak sekali aplikasi remote desktop baik disediakan oleh sistem operasi,
seperti misalnya windows ataupun disediakan oleh aplikasi pihak ke 3.Berikut adalah
beberapa contoh aplikasi remote desktop yang banyak digunakan saat ini:
 Windows Remote desktop, merupakan aplikasi yang sudah disediakan oleh sistem
operasi windows
 Team Viewer, sebuah aplikasi remote desktop yang disediakan oleh pihak ke 3
(bukan bawaan sistem operasi) yang dapat digunakan untuk mengontrol komputer lain
dari jarak jauh, aplikasi ini lengkap dengan fitur chatng dan video call, dan banyak
digunakan oleh pengembang software untuk berkolaborasi dalam mengembangkan
sebuah software di tempat yang berbeda. Team viewer kini tersedia untuk versi
desktop dan juga versi mobile, sehingga komputer bisa dikendalikan melalui
perangkat HP.
 Unified Remote Desktop, ini adalah aplikasi remote desktop yang dapat
diintegrasikan dengan perangkat mobile, artinya sebuah komputer bisa dikendalikan
melalui perangkat mobile seperti smartphone,tablet maupun hp, Untuk mengendalikan
komputer menggunakan perangkat hp, maka aplikasi ini harus diinstal di komputer
target, dan hp untuk mengendalikannya harus juga diinstal yang versi mobile, aplikasi
ini banyak digunakan untuk media presentasi.

2.5 Router sebagai Repeater dan Bridge


Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui
sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai
routing untuk menyambungkan jaringan yang luas (Wide Area Network – WAN). Proses
routing terjadi pada OSI layer 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
protokol tujuh lapis OSI. Sehingga router yang digunakan untuk menyambungkan LAN
(Local Area Network) dan WAN harus mampu mendukung.
Access point sangat dibutuhkan jika ingin membuat sebuah infrastruktur jaringan
wireless. Dengan menggunakan AP, maka sebuah jaringan komunikasi akan terbentuk tidak
hanya dua atau tiga perangkat saja yang dapat berkomunikasi tetapi cukup banyak yang
dapat saling berbicara dengan perantara sinyal radio ini. Selain itu dengan menggunakan AP,
jaringan kabel dengan wireless juga dapat berhubungan sehingga komunikasi jaringan
menjadi lebih lebar. Pengaplikasian AP yang banyak dilakukan saat ini adalah melakukan
pembagian bandwidth Internet dari link Internet ADSL atau kabel, sehingga dapat digunakan
oleh banyak orang. AP juga dapat memperluas jangkauan jaringan menjadi lebih lebar dari
pada jaringan kabel yang ada.
 Router sebagai Repeater
Pengertian secara harfiah (berdasarkan kosakata) Repeat berarti mengulang dan
Range Extend berarti memperluas jangkauan. Repeater Mode digunakan untuk extender
(menambah) jangkauan nirkabel dengan SSID dan keamanan yang sama. Bila kita sudah
memiliki jaringan nirkabel, dan ada beberapa tempat yang tidak dapat signal, kita dapat
mempertimbangkan Repeater Mode. Dengan Repeater Mode, kita akan memiliki hanya satu
SSID. Pada saat itu, klien nirkabel dapat menjelajah di seluruh tempat.
 Router sebagai Bridge
Bridge mode “meminjam” jaringan internet nirkabel yang telah tersedia dan ia
broadcast menggunakan SSID dan password yang berbeda. Aplikasi ini dapat membuat dua
jaringan individu untuk dua kelompok pengguna berbagi satu Internet. Untuk restoran kecil,
bar, rumah, kantor dan lain-lain di mana layanan internet harus disediakan untuk para tamu
tanpa password dari jaringan yang ada untuk host, Bridge Mode adalah pilihan terbaik.

3. LANGKAH DAN PERCOBAAN


3.1 Perakitan Media Kabel UTP
Langkah-langkah cara memasang kabel UTP tipe straight. Untuk itu, lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Mengupas ujung kabel sekitar 2 cm, sehingga kabel kecil-kecil yang ada
didalamnya kelihatan.
2. Memisahkan kabel-kabel tersebut dan luruskan. Kemudian susun dan
merapikan berdasarkan warnanya yaitu Orange Putih, Orange, Hijau
Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Coklat Putih, dan Coklat. Setelah itu
potong bagian ujungnya sehingga rata satu sama lain.

3. Susunan kabel UTP tipe straight bisa Anda lihat pada gambar di bawah.

4. Setelah kabel tersusun, mengambil Jack RJ-45. Seperti yang dikatakan


sebelumnya Jack ini terdiri dari 8 pin. Pin 1 dari jack ini adalah pin yang
berada paling kiri jika posisi pin menghadap Anda. Berurut ke kanan
adalah jack 2, 3, dan seterusnya.

5. Kemudian memasukkan kabel-kabel tersebut ke dalam Jack RJ-45 sesuai


dengan urutan tadi yaitu sebagai berikut:
 Orange Putih pada Pin 1
 Orange pada Pin 2
 Hijau Putih pada Pin 3
 Biru pada Pin 4
 Biru Putih pada Pin 5
 Hijau pada Pin 6
 Coklat Putih pada Pin 7
 Coklat pada Pin 8.
6. Memasukkan kabel tersebut hingga bagian ujungnya mentok di dalam jack.
Memasukkan Jack RJ-45 yang sudah terpasang dengan kabel tadi ke
dalam mulut tang crimping yang sesuai sampai bagian pin Jack RJ-45
berada didalam mulut tang. Sekarang menjepit jack tadi dengan tang
crimping hingga seluruh pin menancap pada kabel. Biasanya jika pin
jack sudah menancap akan mengeluarkan suara “klik”.
7. Setelah selesai memasang jack RJ-45 pada ujung kabel pertama. Untuk
ujung kabel yang kedua, langkah-langkahnya sama dengan pemasangan
ujung kabel pertama tadi. Untuk itu, mengulangi langkah-langkah tadi
untuk memasang Jack RJ-45 pada ujung kabel yang kedua.
8. Kemudian mengetest menggunakan LAN tester. Memasukkan ujung
ujung kabel ke alatnya, kemudian menyalakan, kalau lampu led yang
pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti telah
sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan
pada pin nomor tersebut ada masalah.
Setelah memasang kabel UTP dengan tipe straight, pasangkan kabel UTP
dengan jenis CROSSOVER. Teknis Pemasangan dapat dilakukan seperti
langkah 1 s/d 10 seperti pada pemasangan kabel UTP tipe straight. Namun
urutan kabel berbeda ujung yang satu dengan yang lainnya.

3.2 File Sharing menggunakan kabel LAN


Seiring perkembangan teknologi, orang-orang kini semakin dimudahkan untuk melakukan
sharing data. Berbagai teknologi bisa digunakan untuk melakukan sharing data, mulai dari
teknologi menggunakan kabel, hingga tanpa menggunakan kabel (dikenal dengan nirkabel /
wireless). Meskipun teknologi jaringan tanpa kabel sudah berkembang, namun masih banyak
orang yang menggunakan jaringan kabel untuk melakukan sharing data. Kabel UTP jenis
cross digunakan pada saat menyambungkan komputer ke komputer lain, atau kabel ini
digunakan jika ingin menghubungkan 2 komputer atau hub ke hub, dengan kata lain kabel
cross di gunakan untuk menyambungkan dua perangkat jaringan yang sama.

Pada praktikum ini, kami akan melakukan sharing data antar komputer menggunakan kabel
UTP jenis cross. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan sharing
data adalah sebagai berikut:

1. Mengklik kanan pada logo Network di tray icon di sudut kanan bawah layar
komputer. Kemudian memilih “Open Network & Internet settings”.

Gambar 1. Memilih opsi “Open Network & Internet settings”

2. Setelah muncul tampilan status pada menu Network & Internet, memilih opsi
“Change adapter options” pada bagian “Change your network settings” untuk melihat
dan mengatur adapter yang terhubung pada komputer.
Gambar 2. Memilih opsi “Change adapter options”
3. Setelah memilih opsi “Change adapter options”, maka akan muncul Network
Connections, yaitu jaringan-jaringan yang terhubung dengan komputer. Untuk
memilih jaringan yang akan digunakan, maka memilih “Ethernet” lalu mengklik
kanan kemudian memilih opsi “Properties”.

Gambar 3. Memilih opsi “Properties” pada Ethernet

4. Setelah memilih opsi properties, maka akan muncul dialog box Ethernet Properties.
Untuk mengatur IP komputer, maka memilih “Internet Protocol Version 4
(TCP/IPPv4) lalu mengklik “Properties”. Kemudian mengklik “Use the following IP
address:” dan memasukkan IP address, menggunakan IP kelas C. Memasukkan IP
address “192.168.1.2” pada komputer 1 dan subnet mask “255.255.255.0”. Kemudian
mengklik “OK”. Untuk komputer 2, memasukkan IP address yaitu “192.169.1.1”.
Gambar 4. Mengatur IP address pada komputer 1

5. Selanjutnya jika sudah mengatur IP address pada masing-masing komputer, langkah


yang dilakukan adalah melakukan uji coba koneksi dengan menggunakan fasilitas
ping dengan cara masuk ke CMD (command Prompt). Untuk masuk ke cmd bisa
mengetikkan perintah cmd pada run windows.

Gambar 5. Mengetik command cmd pada run windows

6. Melakukan proses uji coba koneksi dengan melakukan ping antar komputer. Gambar
6.1 menunjukkan proses ping dari komputer 1 ke komputer 2 dan Gambar 6.2
menunjukkan proses ping dari komputer 2 ke komputer 1. Proses pengujian koneksi
berhasil apabila komputer yang di ping akan membalas dengan jawaban “reply from
ip address” komputer yang di ping.
Gambar 6.1. Proses ping dari komputer 1 ke komputer 2

Gambar 6.2. Proses ping dari komputer 2 ke komputer 1

7. Setelah proses pengujian koneksi antar komputer berhasil, maka langkah berikutnya
adalah mengaktifkan fitur sharing terlebih dahulu sebelum mentransfer file dengan
cara mengklik kanan pada ikon network dan memilih Open Network & Internet
Settings kemudian memilih “Sharing options”.

Gambar 7. Memilih “Sharing options”

8. Setelah memilih Sharing options, maka akan muncul berbagai pilihan untuk
mengaktifkan fitur file sharing. Kemudian langkah berikutnya adalah memilih “Turn
on network discovery” pada kolom “Network discovery” dan “Turn on file and printer
sharing” pada kolom “File and printer sharing”.

Gambar 8. Memilih “Turn on network discovery” dan “Turn on file and printer
sharing”

9. Memilih “Turn on sharing” pada kolom “Public folder sharing” dan “Turn off
password protected sharing” pada kolom “Password protected sharing”. Setelah itu
mengklik “Save changes”.

Gambar 9. Memilih “Turn on sharing” dan “Turn off password protected sharing”

10. Setelah mengaktifkan fitur file sharing, langkah berikutnya adalah memilih folder
yang akan dibagikan. Sebagai contoh, dari komputer 2 ingin mengirimkan folder
“Arduino” ke komputer 1. Maka mengklik kanan pada folder “Arduino”, kemudian
memilih “Properties”. Setelah memilih “Properties”, akan muncul dialog box
“Arduino Properties”.
Gambar 10. Tampilan dialog box “Arduino Properties”

11. Setelah muncul dialog box, memilih Tab “Security” untuk mengatur izin akses
terhadap file tersebut. Untuk mengubah izin akses, dapat dilakukan dengan mengklik
“Edit”. Lalu mengklik “Add” untuk menambahkan objek nama yang akan diberikan
izin akses. Kemudian pada opsi “Select User or Groups” mengetik “Everyone” pada
box yang tersedia agar semua orang bisa mengakses file yang akan dibagikan lalu
mengklik “Check names”. Kemudian mengklik “OK”.

Gambar 11. Mengatur Izin Akses Folder

12. Kemudian mengklik “OK” pada “Permissions for Arduino”. Lalu mengklik “Share”
untuk membagi folder Arduino.
Gambar 12.1. Mengklik “OK” pada “Permissions for Arduino”

Gambar 12.2. Mengklik “Share” untuk membagikan folder

13. Untuk mencoba mengakses file yang sudah disharing komputer 2 dapat dilakukan
dengan cara mengetikkan perintah \\ip address komputer 2 pada komputer 1.

Gambar 13. Mengetik IP address komputer 2

14. Jika folder telah berhasil dibagikan, maka tampilan akan terlihat seperti gambar
dibawah ini. Gambar 14 menunjukkan Folder Arduino yang berhasil dishare oleh
komputer 2 dengan IP Adress 192.168.1.1.
Gambar 14. Folder Arduino yang berhasil dishare oleh komputer 2

15. Kemudian melakukan uji coba file sharing yang dilakukan oleh komputer 1.
Komputer 1 membagikan folder Keysight ADS 2016. Gambar 15 menunjukkan folder
keysight ADS yang telah berhasil dibagikan oleh komputer 1 dengan IP Adress
192.168.1.2.

Gambar 15. Folder Keysight ADS yang telah berhasil dibagikan oleh komputer 1

3.3 Remote Desktop dengan menggunakan kabel LAN


Remote Desktop Connection memungkinkan sebuah PC atau Laptop untuk dapat
mengakses dan mengendalikan PC atau Laptop lain. Prinsip kerjanya sama seperti Team
Viewer tetapi Remote Desktop Connection menggunakan IP Static tidak seperti Team Viewer
yang menggunakan IP Dynamic, jadi kedua PC atau Laptop harus terhubung disebuah
jaringan local menggunakan kabel cross.
Sebelum memulai proses Remote Desktop, koneksi antara Laptop 1 (192.168.1.3)
dan Laptop 2 (192.168.1.2) harus diuji terlebih dahulu. Pengujian koneksi dilakukan dengan
metode Ping. Gambar 1. menunjukkan proses pengujian koneksi menggunakan metode Ping.

Gambar 1. Pengujian koneksi menggunkan metode Ping

Gambar 1 menunjukkan proses pengujian dengan metode Ping berhasil dilakukan,


menandakan Laptop 1 dan Laptop 2 telah terhubung. Setelah ini, Remote Desktop Connection
dapat diakses dengan mencarinya di Search Bar pada taskbar. Gambar 2 menunjukkan User
Interface dari Remote Desktop Connection.

Gambar 2. UI dari Remote Desktop Connection

Setelah Remote Desktop Connection dibuka, IP address Laptop 2 dimasukkan ke


kolom Computer. Gambar 3 menunjukan IP address Laptop 2 yang sudah dimasukkan ke
kolom Computer.
Gambar 3. IP address Laptop 2 yang sudah dimasukkan ke kolom Computer.

Langkah selanjutnya adalah menekan Connect dan Windows Security akan meminta
untuk memasukan kredensial Laptop 2 yang berupa Username dan Password yang terdaftar
di sistem operasi Laptop 2. Gambar 4 menunjukkan tampilan Windows Security saat meminta
kredensial laptop 2.

Gambar 4. Windows Security meminta kredensial Laptop 2

Setelah ditekan Ok, muncul peringatan yang menyatakan sertifikat yang mengandung
nama dari Laptop 2 dianggap tidak valid. Error ini dapat dilewati dengan mudah dengan
menekan Yes. Ini adalah metode yang digunakan Windows Security untuk melindungi
pengguna. Gambar 5 menunjukkan peringatan tersebut.

Gambar 5. Peringatan yang menyatakan sertfikat nama Laptop 2 tidak valid.

Setelah peringatan dilewati, proses Remote Desktop berhasil dilakukan dan Laptop 2
dapat diakses dan dikendalikan melalui Laptop 1 seperti yang ditunjukkan Gambar 6 dibawah
ini.

Gambar 6. Laptop 2 dikendalikan Laptop 1 melalui Remote Desktop Connection


3.4 Router sebagai Bridge

Bridge mode “meminjam” jaringan internet nirkabel yang telah tersedia dan ia
broadcast menggunakan SSID dan password yang berbeda. Aplikasi ini dapat
membuat dua jaringan individu untuk dua kelompok pengguna berbagi satu Internet.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan Bridge adalah
sebagai berikut:
1. Memasukan IP Default Acces Point yaitu 192.168.0.254 pada aplikasi Chrome,
Mozila Firefox, dan lain lain dan masukan Id : Admin dan Password : Admin lalu
tekan Next

Gambar 1. Tampilan laman utama IP default


2. Pilin “Bridge with AP” untuk menggunakan Acces Point Sebagai Bridge lalu tekan
Next

Gambar 2. Setting Acces Point sebagai Brdige


3. Pada laman Berikut, tentukan sumber internet yang merupakan Pusat accest point
tersebut dengan menekan tombol Survey.

Gambar 3. Laman Wireless Setting


4. Pada Percobaan ini, Menggunakan sumber “OPPO A3s” lalu pilih Connect.

Gambar 4. Tampilan Survey.


5. Pada Wireless Setting akan otomatis pada setiap kolom kolom tersebut terkecuali
pada kolom “Wireless Password”. Masukan password sumber yaitu “dari1sampe3”.
Berikutnya klik Next

Gambar 5. Mengisi kolom Wireless Setting


6. Untuk membedakan antara sumber dengan Acces Point maka merubah nama Acces
Point dengan “KELOMPOK 1 5D” selanjutnya klik Next

Gambar 6. Merubah nama Acces Point.


7. Pada Kolom DHCP Server pilih Enable agar Pada perangkat user akan mencari IP
yang tersedia dan selanjutnya klik Next

Gambar 7. Setting DHCP Sever diNetwork Setting

8. Muncul semua bagian yang telah diatur pada Acces Point. Klik Reboot untuk memuat
ulang Acces Point menjadi Brige.

Gambar 8. Tampilan terakhir laman Setting.


9. Untuk memastikan bahwa Accest Point telah aktif dengan cara membuka command
Prompt dan test ping dengan memasukan IP sumber.

Gambar 9. Test ping dengan Command Prompt

3.5 Router sebagai Repeater

Repeater Mode digunakan untuk menambah jangkauan nirkabel dengan SSID dan
keamanan yang sama. Bila sudah memiliki jaringan nirkabel, dan ada beberapa tempat
yang tidak terjangkau maka dapat mempertimbangkan Repeater Mode. Dengan
Repeater Mode, akan memiliki hanya satu SSID. Pada saat itu,Jaringan nirkabel dapat
menjelajah di seluruh tempat.
1. Memasukan IP Default Acces Point yaitu 192.168.0.254 pada aplikasi
Chrome, Mozila Firefox, dan lain lain dan masukan Id : Admin dan Password
: Admin. Pilin kolom Repeater selanjutnya tekan Next

Gambar 1. Mengatur Acces Point menjadi Repeater


2. Pada laman Berikut, tentukan sumber internet yang merupakan Pusat accest
point tersebut dengan menekan tombol Survey

Gambar 2. Kolom Wireless Setting


3. Pada Percobaan ini, Menggunakan sumber “OPPO A3s” lalu pilih Connect.

Gambar 3. Tampilan Survey.


4. Pada Wireless Setting akan otomatis pada setiap kolom kolom tersebut terkecuali
pada kolom “Wireless Password”. Masukan password sumber yaitu “dari1sampe3”.
Berikutnya klik Next.

Gambar 4. Mengisi kolom Wireless Setting

5. Pada Kolom DHCP Server pilih disable agar Pada perangkat Acces Point akan
mencari IP yang tersedia secara otomatis dan selanjutnya klik Next

Gambar 5. Setting DHCP Sever diNetwork Setting


6. Muncul semua bagian yang telah diatur pada Acces Point. Klik Reboot untuk memuat
ulang Acces Point menjadi Repeater.

Gambar 6. Tampilan terakhir laman Setting.


7. Untuk memastikan bahwa Accest Point telah aktif dengan cara membuka command
Prompt dan test ping dengan memasukan IP sumber.

Gambar 7. Test ping dengan Command Prompt


4. ANALISA DATA

Kabel straight digunakan untuk menghubungkan perangkat dengan jenis yang berbeda
misalnya menghubungkan PC dengan hub, switch dengan router, switch dengan PC dan lain-
lain. Susunan warna pada kabel straight sama antara satu ujung kabel dan ujung lainnya.

Kabel cross digunakan untuk menghubungkan perangkat yang jenisnya sama misalnya
PC dengan PC, hub dengan hub, switch dengan switch, router dengan router dan lain-lain.
Susunan warna pada kabel cross berbeda antara satu ujung dan ujung lainnya.

Pada metode file transfer, PC tidak perlu terhubung ke internet ataupun Bluetooth saat
melakukan pengiriman file. Kedua PC hanya perlu terhubung dengan menggunakan kabel
cross dan menggunakan fitur Network pada File Explorer bawaan sistem operasi Windows.

Sama seperti file transfer, Remote Desktop Connection tidak memerlukan PC untuk
terhubung ke internet maupun Bluetooth. Dengan Remote Desktop Connection, satu PC dapat
mengendalikan PC lainnya yang terhubung langsung dengan PC tersebut menggunakan kabel
cross.

Router dapat digunakan sebagai Bridge dan Repeater sesuai dengan keperluan.
Keduanya berfungsi untuk memperkuat sinyal suatu hotspot atau Wi-Fi. Bedanya, jika
dijadikan bridge, SSID pada router akan berbeda dengan hotspot atau Wi-Fi sumber. Jika
dijadikan Repeater, SSID pada router akan sama seperti hotspot atau Wi-Fi sumber.

5. KESIMPULAN
Pada percobaan ini, beberapa hal dapat disimpulkan, yaitu:
1. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan perangkat dengan jenis yang
berbeda misalnya menghubungkan PC dengan hub, switch dengan router, switch
dengan PC.
2. Susunan warna pada kabel straight sama antara satu ujung kabel dan ujung
lainnya.
3. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan perangkat yang jenisnya sama
misalnya PC dengan PC, hub dengan hub, switch dengan switch, router dengan
router dan lain-lain.
4. Susunan warna pada kabel cross berbeda antara satu ujung dan ujung lainnya.
5. Metode file transfer memungkinkan 2 PC untuk mengirim dan menerima file
tanpa koneksi internet.
6. Remote Desktop Connection memungkinkan satu PC untuk dapat mengendalikan
PC lainnya yang terhubung langsung dengan PC tersebut menggunakan kabel
cross tanpa koneksi internet.
7. Router dapat digunakan sebagai Bridge dan Repeater sesuai dengan keperluan.
8. Jika router dijadikan bridge, SSID pada router akan berbeda dengan hotspot atau
Wi-Fi sumber.
9. Jika router dijadikan repeater, SSID pada router akan sama seperti hotspot atau
Wi-Fi sumber.

6. LATIHAN
2. Diketahui suatu IP 10.10.0.0/16 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host per subnet,
blok subnet dan buat tabelnya.
3. Diketahui suatu IP 172.16.5.0/16 (Kelas B). Hitunglah jumlah subnet, host per subnet,
blok subnet dan buat tabelnya.
4. Diketahui suatu IP 192.168.100.0/24 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host per
subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
5. Dengan menggunakan metode VLSM dan IP 192.168.1.0/25, hitunglah jumlah host
per subnet, prefix per jaringan dan buat tabelnya untuk LAN1 50 host, LAN2 20 host,
LAN3 115 host.
JAWABAN
2. JUMLAH SUBNET
Netmask = /16 : 255.255.0.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 28 : 256 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 216 – 2 : 65534 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 10.10.0.0 10.10.1.0 … 10.10.254.0 10.10.255.0
Host Pertama 10.10.0.1 10.10.1.1 … 10.10.254.1 10.10.255.1
Host Terakhir 10.10.0.254 10.10.1.254 … 10.10.254.254 10.10.255.254
Broadcast 10.10.0.255 10.10.1.255 … 10.10.254.255 10.10.255.255

3. JUMLAH SUBNET
Netmask = /27 : 255.255.255.224
Bilangan Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 211 : 2048 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 25 – 2 : 30 host

BLOK SUBNET
256-224 : 32
Blok Subnet = 0,32
Subnet 172.16.5.0 172.16.5.32
Host Pertama 172.16.5.1 172.16.5.33
Host Terakhir 172.16.5.30 172.16.5.254
Broadcast 172.16.5.31 172.16.5.255

4. JUMLAH SUBNET
Netmask = /24 : 255.255.255.0
Bilangan Biner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Jumlah Subnet = 2n : 216 : 65536 subnet
JUMLAH HOST PER SUBNET
Jumlah Host = 28 – 2 : 254 host
BLOK SUBNET
256-255 : 1
Blok Subnet = 0,1,2,3,4,...
Subnet 192.168.100.0 192.168.100.1 … 192.168.100.254
Host 192.168.100.1 192.168.100.2 … 192.168.100.255
Pertama
Host 192.168.100.254 192.168.100.254 … 192.168.100.254
Terakhir
Broadcast 192.168.100.255 192.168.100.255 … 192.168.100.255

5. MENGHITUNG RANGE IP
LAN1
a. Mengitung jumlah Host.
50 ≤ 2^n-2
50≤64-2
50≤62 (62 adalah jumlah Host LAN1)

b. Menghitung Prefix

32-n
32-6 = 26 (Net masknya 192.168.1.192/26)
LAN 2
a. Mengitung jumlah Host.
20≤ 2^n-2
20≤32-2
20≤30 (30 adalah jumlah Host LAN2)

b. Menghitung Prefix

32-n
32-5= 27 (Net masknya 192.168.1.224/27)
LAN 3
a. Mengitung jumlah Host.
115≤ 2^n-2
115≤128-2
20≤126 (126 adalah jumlah Host LAN2)
b. Menghitung Prefix

32-n
32-7= 25 (Net masknya 192.168.1.128/27)
Tabel Pembagian IP Address
LAN IP SUBNET IP HOST1 IP HOST N IP PREFIX
BROADCAST
3 192.168.1.0 192.168.1.1 192.168.1.126 192.168.1.127 /25.
1 192.168.1.128 192.168.1.129 192.168.1.190 192.168.1.191 /26
2 192.168.1.192 192.168.1.193 192.168.1.222 192.168.1.223 /27

Anda mungkin juga menyukai