Anda di halaman 1dari 2

ETIKA UMUM

A . Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu, “ETHOS” menurut Araskar David (1978) berarti “kebiasaan”
“model perilaku” atau “standart” yang di harapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.

Sedangkan dalam bentuk jamak (ta etha) berarti adat kebiasaan,dengan kata lain etika diartikan sebagai
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Menurut Ismani (2001) etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hodup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.

Dengan demikian etika diartikan sebagai tentang ilmu adat istiadat,kebiasaan yang baik dan buruk
secara moral serta motif yang mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan dengan orang lain
berdasarkan aturan-aturan serta prinsip yang mengandung tanggung jawab moral.

B . Etika Sebagai Cabang Filsafat

Filosofi etika adalah refleksi analisis dan evaluasi dari kebaikan dan keburukan dari tingkah laku
manusia.

Etika disebut juga filsafat moral yang merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan
manusia. Diartikan juga sebagai filosofi moral, yaitu ilmu yang menilai tentang suatu hubungan yang
berarti untuk suatu tujuan manusia yang akan melibatkan konflik, pilihan dan suara hati.

Etika lebih menekankan bagaimana manusia harus bertindak dan bukan pada keadaan manusia, dimana
tindakan itu ditentukan oleh bermacam-macam norma, diantaranya: Norma hukum,moral, agama dan
sopan santun.

C. Peranan etika didalam dunia modern

Di era globalisasi saat ini peranan etika sangatlah penting, factor teknologi yang meningkat, ilmu
pengetahuan yang berkembang ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak -hak manusia
dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara, menghargai,
mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya ( Suhaemi, 2004 )

D. Moral dan Agama

Moral memiliki hubungan yang erat dengan agama. Etik selalu merujuk pada standar moral terutama
yang terkait dengan kelompok profesi, misalnya perawat. Dimana perawat sering dihadapkan pada
berbagai pengambilan keputusan etik, oleh karena itu perawat harus dapat memahami cara
pengambilan keputusan yang baik. Perawat harus mengembangkan keterampilan untuk melaksanakan
peran dan fungsinya perantara moral dan partisipan dalam menganbil keputusan yantg terkait dengan
etik.

Moralitas berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam sikap yang muncul dari hati yang
memperlihatkan pentingnya nilai dan norma, dimana agama menjadi motivasi terpenting dan terkuat
bagi perilaku moral.

Dengan demikian moral dan agama seharusnya menjadi 2 variabel yang berbanding lurus karena orang
yang menjalankan ajaran agamanya dengan baik tentunya berprilaku moral yang baik pula walaupun
dalam realitanya seringkali menjadi 2 variabel yang berbanding terbalik.

E. Moral dan hukum

Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak bermakna kalua tidak dijiwai moralitas, tanpa moralitas
hukum akan kosong. Kualitas hokum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya, karena itu, hukum
selalu harus diukur dengan norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hokum, karena moral
akan mengawang-awang saja kalau tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat, seperti
terjadi dalam hukum.

Sekalipun ada hubungan yang erat antara moral dan hukum namun keduanya tidak sama. Mari kita lihat
perbedaan antara moral dan hukum

HUKUM MORAL
Ditulis sistematis, relatif pasti dan objektif. Subjektif, akibatnya lebih banyak diganggu oleh
Contoh: KUHAP diskusi-diskusi yang mencari kejelasan tentang apa
yang dianggap etis atau tidak
Contoh: Perdebatan tentang cara duduk wanita
saat dibonceng naik motor
Mengatur prilaku lahiriah misalnya mencuri, Mengatur prilaku batiniah, misalnya menyontek,
memperkosa, membunuh bergosip, meminjam uang tapi tdk dikembalikan
Sanksi nya memaksa Sanksi cenderung tidak memaksa,misalnya : hanya
Contoh : pelaku koruosi pasti akan di tuntut bias melarang teman bergosip,tetapi tidak dapat
hukuman pidana penjara memaksa
Didasarkan pada kehendak masyarakat/negara Didasarkan pada norma moral yang melebihi
individu/masyarakat/negara

Anda mungkin juga menyukai