6) Duktus ekstasia
Duktus ekstasia merupakan kelainan jinak akibat kerusakan elastin dinding
duktus payudara, diikuti infiltrasi sel radang dan hasil akhirnya adalah
dilatasi dan pemendekan duktus.Ectasia duktus terdiri dari dilatasi duktus
subareola yang terisi dengan material yang seperti titik hitam.Ectasia
duktus biasa terjadi pada perokok, dan dipersulit dengan abses periduktus
dan fistel mammae.Ektasia duktus juga menyebabkan cairan pada puuting
dan retraksi puting.Kalsifikasi karena ectasia duktus biasanya memiliki
karakteriktis.Ia memberi gambaran kasar, batang, dan kalsifikasi
bercabang pada distribusi duktus. Kalsifikasi ini dibentuk oleh kalsifikasi
debris ketika duktus mengalami dilatasi.
7) Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia
sekitar 40 sampai 50 tahun. Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang
walaupun begitu dapat mengacaukan diagnosis dengan kanker dikarenakan
benjolan yang keras di sekitar duktus yang abnormal akibat terbentuknya
jaringan parut. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun,
atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat
dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang
abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi
areola.
8) Adenosis sclerosis
Secara klinis, adenosis sclerosis teraba seperti kelainan fibrokistik dan
digolongkan dalam kelainan dysplasia, secara histopatologi adenosis
sclerosis tampak sebagai proliferasi jinak sehingga ahli patologi sering
terkecoh, mengira suatu karsinoma.
9) Mastitis sel plasma.
Mastitis sel plasma juga disebut mastitis komedo.Lesi ini merupakan
radang subakut yang didapat pada system duktus yang melalui di bawah
aerola.Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang
menyusui atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan
pada kulit sekitar puting. Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan
memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang
menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-
sel inflamasi melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga
menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran
darah.Perubahan ini menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri, dan
terasa hangat saat perabaan.
10) Nekrosis lemak
Nekrosis lemak adalah proses inflamesi non-supuratif yang biasa terjadi
sebagai suatu kecelakaan atau karena penyebab iatrogenic. Nekrosis lemak
dapat juga terjadi akibat terapi radiasi. Ketika tubuh berusaha
memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami
kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut. Secara klinis ia muncul
sebagai nodul single atau multiple yang dengan permukaan licin dan
terfiksir, atau irregular yang dapat menimbulkan keganasan. Dengan biopsi
jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan untuk
membedakan nekrosis lemak dengan kanker.Secara histopatologik terdapat
nekrosis jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis. Pada mamografi
ditemukan kista lemak, mikrokalsifikasi.
6. Gejala Klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payudara, rasa sakit, keluar
cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit tebal
dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi
pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit. Tanda dan
gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri
pada daerah bahu, pinggang,punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk
menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,pusing,
penglihatan yang kabur dan sakit kepala. Tumor payudara dapat terjadi
dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Tumor payudara
umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri,
terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang
menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi
biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit
dapat dimanifestasikan adanya tumor payudara pada tahap lanjut.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Mamografi memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal
2) Galaktrografi mammogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksi
zat kontras kedalam aliran duktus
3) Ultrasound dapat membantu dalam membedakan antar massa padat atau
kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen
mamografi
4) Xeroradiografi menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor
5) Termografi mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi
6) Diafanografi mengidentifikasikan tumor atau masa dengan membedakan
bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar
7) CT. Scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara
khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara mengeras
yang sulit diperiksa dengan mamografi
8) Biopsi payudara (jarum atau eksisi) memberikan diagnosa definitive
terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histology penahapan dan
seleksi terapi yang tepat
9) Asal hormon reseptor menyatakan apakah sel tumor atau specimen biopsy
mengandung reseptor hormone (esterogen dan progesteron). Pada sel
maligna reseptor maligna, reseptor estrogen-plus merangsang
pertumbuhan dan pembagian sel
10) Foto dada pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan tulang
dilakukan untuk megkaji adanya metastase
8. Therapy atau Penatalaksanaan
a. Terapi Konservatif
1) Farmakoterapi
a) Tamaxifien : untuk menghentikan pembentukan esterogen
biasa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium
(indung telur) atau terapi penularan untuk menghancurkan
ovarium
b) Aminoglutetimid : Obat penghambat hormone yang banyak
digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam
tulang
c) Hydrocortisone ; Suatu hormon steroid biasanyan diberikan
pada saat yang bersamaan untuk menekan pembentukan
hydrocortisone alami oleh tubuh
2) Non Farmakoterapi
a) Berikan lingkungan yang nyaman
b) Ganti balutan setiap hari
c) Ajarkan teknik relaksasi ( napas dalam ) apabila terasa nyeri
pada bagian tulang
d) Berikan posisi tubuh yang nyaman
b. Terapi operatif
1) Mastektomi ( pengangkatan seluruh payudara ) atau pembedahan
beastconvering ( hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di
sekitarnya )
2) Lumpektomi pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan
normal di sekitarnya
3) Eksisi luas dan mastektomi parsial pengangkatan tumor dan
jaringan normal sekitarnya yang lebih
4) banyak
5) Kuadrantektomi pengangkatan seperempat bagian payudara
6) Mastektomi simplek seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot
dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup
untuk menutup luka bekas operasi
7) Mastektomi radikal seluruh payudara, otot dada dan jaringan
lainnya diangkat
9. Komplikasi
Komplikasi utama dari tumor ganas payudara adalah bermetastase ke
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke
organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru,
pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan
fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru
akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak
mengalami gangguan persepsi sensori. Komplikasi yang mungkin terjadi
adalah metastase ke otak, hati, kelenjar adrenal, paru, tulang, dan ovarium
( Dr.Iskandar Junaidi,2007 ).
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Gangguan Citra Tubuh
4. Defisit Nutrisi
5. Resiko Gangguan Integritas Kulit
6. Resiko Infeksi
7. Resiko Perdarahan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka
membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak
atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan.
(Zaidin Ali,2014). Implementasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
5. Evaluasi
1. Nyeri akut
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Gelisah menurun
d. Kesulitan tidur menurun
e. Frekuensi nadi membaik
f. Pola nafas membaik
g. Tekanan darah membaik
h. Pola tidur membaik
2. Ansietas
a. Perilaku gelisah menurun
b. Perilaku tegang menurun
c. Konsentrasi membaik
d. Pola tidur membaik
e. Tekanan darah menurun
f. Frekuensi nadi menurun
g. Frekuensi pernafasan menurun
h. Pucat menurun
i. Orientasi membaik
3. Gangguan Citra Tubuh
a. Verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat
b. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
c. Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
d. Fokus pada bagian tubuh menurun
e. Hubungan sosial membaik
f. Fokus pada bagian tubuh menurun
4. Defisit Nutrisi
a. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
b. Pengetahuan tentang asupan nutrisi yang tepat meningkat
c. Frekuensi makan membaik
d. Nafsu makan membaik
e. Bising usus membaik
f. Membran mukosa membaik
5. Resiko Gangguan Integritas Kulit
a. Elastisitas meningkat
b. Perfusi jaringan meningkat
c. Kerusakan lapisan kulit menurun
d. Perdarahan menurun
e. Nyeri menurun
f. Pigmentasi abnormal menurun
g. Nekosis menurun
h. Suhu kulit membaik
i. Kemerahan menurun
6. Resiko Infeksi
a. Demam menurun
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun
d. Bengkak menurun
e. Kadar sel darah putih membaik
f. Cairan berbau busuk menurun
g. Sputum berwarna hijau menurun
h. Kultur area luka membaik
7. Resiko Perdarahan
a. Kelembaan membran mukosa meningkat
b. Kelembapan kulit meningkat
c. Hematuria menurun
d. Perdarahan pasca operasi menurun
e. Hemglobin membaik
f. Hematokrit membaik
g. Tekanan darah membaik
h. Denyut nadi membaik
i. Suhu tubuh membaik
DAFTAR PUSTAKA