KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas limpahan
rahmat dan berkahnya yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hipotiroid”. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Sistem
endokrin . Terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini baik yang terlibat secara langsung maupun yang tidak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.
Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid.
2) Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid.
2) Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan pasien pada penyakit Hipotiroid.
BAB II
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18
gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior
dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus
kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia
servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan
dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang
masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses
ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin
(T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein
plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek
primer hormon tiroid adalah:
Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan radioimmunoassay, T4 juga
dapat diperiksa dengan metode competitive protein binding. Dengan tes sensitive TSH dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid, Pengukuran
T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui konsentrasi dari tiroksin binding
globulin di dalam serum.
Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi TSH merupakan
cara terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran T3 biasanya di barengi dengan
pemeriksaan T3RU untuk mengkoreksi pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh pada
pasien yang hamil atau sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat peningkatan T4
tetapi T3Runya menurun, jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x T3RU). Pengukuran kadar
T3 dilakukan pada pasien dengan kecurigaan hipertiroidism.
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-
kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena
hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel,
hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk
tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5%
dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada
wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada
orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a) Hashimoto's thyroiditis
b) Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c) Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d) Penyakit pituitari atau hipotalamus
e) Obat-obatan
f) Kekurangan yodium yang berat
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak disekeliling mata,
suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung.
Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma
yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang
berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres,
atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan
hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid
dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi
lain, hipotiroid yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung
(cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-
paru (pleural effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4
= Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen,
produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-
vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai
oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya
umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi
hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6 Gambaran Klinis
a) Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung.
c) Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki.
d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan
penyerapan zat gizi dari saluran cema
e) Konstipasi
f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan keluhan tidak ada
nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali
menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari
b. Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan berat badan,
konstipasi, distensi abdomen.
c. Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan frekuensi denyut jantung,
penurunan curah jantung
d. Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban, lemah, cepat lelah,
sakit pada sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e. Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan daya pikir,
berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau
somnolen, bingung, hilang pendengaran.
f. Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi yang
memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.
g. Sistem Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap dingin, Pembengkakkan
dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki, pertumbuhan kuku buruk,
kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
h. Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri, depresi,
apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
1. Tanda-tanda vital :
sudah seminggu ini TD : 90/60 mmHg
2. Klien mengeluh suka sesak Nadi : 64 x/menit
3. Klien mengeluh rambutnya rontok sangat Suhu : 37,3oC ,
banyak setiap kali menyisir RR : 25 x/menit kedalaman nafas
4. Klien mengatakan suaranya sudah dangkal, suara tambahan wheezing
seminggu ini parau T3 :
5. Klien mengatakan kuku juga mudah T4 :
rapuh 2. Miksedema
6. Klien tidak mengerti kenapa ini terjadi 3. Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
7. Klien mengeluh suka merasa dingin
4. Kemungkinan klien terlihat malas
walaupun udara dilingkungan sangat beraktivitas
panas. 5. Kemungkinan lidah klien tampak
8. Kemungkinan klien mengeluh malas menebal
beraktivitas 6. Kemungkinan klien terlihat penurunan
9. Kemungkinan klien ingin tidur sepanjang reflek tendon
hari 7. Kemungkinan klien terlihat gerak-gerik
10. Kemungkinan klien mengeluh konstipasi, sangat lamban,
11. Kemungkinan klien mengatakan
8. Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat
mengalami penurunan berat badan lelah,
12. Kemungkinan klien mengeluh sakit pada
9. Kemungkinan klien terlihat gerakan yang
sendi dan otot canggung lamban
13. Kemungkinan klien mengeluh pusing 10. Kemungkinan klien terlihat berbicara
14. Kemungkinan klien mengatakan lambat dan terbata-bata
perubahan menstruasi, masa menstruasi
11. Kemungkinan klien terlihat kelopak mata
yang memanjang turun dan wajah bengkak,
15. Kemungkinan klien mengatakan tidak
12. Kemungkinan klien terlihat mengalami
tahan terhadap dingin, perlambatan daya pikir
13. Kemungkinan klien terlihat mengalami
gangguan memori
14. Kemungkinan klien terlihat perhatian
kurang, letargi atau somnolen, bingung
15. Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
16. Kemungkinan klien terlihat adanya
pembengkakkan dan edema kulit,
terutama di bawah mata dan di
pergelangan kaki
17. Kemungkinan klien terlihat pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal
18. Kemungkinan terlihat rambut klien
kering, kasar; dan pertumbuhannya buruk
3. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Pola napas tidak Depresi ventilasi
Klien mengeluh suka sesak efektif
Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
Kemungkinan klien mengatakan
kesulitan saat bernapas
DO:
Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit kedalaman nafas
dangkal, suara tambahan wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Klien terlihat sesak napas
Kemungkinan klien terlihat
menggunakan otot bantu pernapasan
Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
Kemungkinan klien terlihat cemas dan
gelisah
DS : Penurunan curah Degenerasi otot
Klien mengeluh suka sesak jantung jantung (miokarditis)
Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Klien terlihat pucat
Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
Kemungkinan klien mengalami
perbesaran jantung
Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
DS : Perubahan nutrisi Peningkatan
Klien mengeluh tidak ada nafsu makan kurang dari metabolisme
sudah seminggu ini kebutuhan
Klien mengeluh suka sesak
Klien mengeluh rambutnya rontok
sangat banyak setiap kali menyisir
Klien mengatakan kuku juga mudah
rapuh
Kemungkinan klien mengeluh malas
beraktivitas
Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO :
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Kemungkinan klien terlihat malas
beraktivitas
Kemungkinan lidah klien tampak
menebal
Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
DS : Perubahan proses Perubahan fisiologis
Klien mengatakan tidak mengerti berpikir : penurunan
kenapa ini terjadi stimulasi SSP
Kemungkinan klien mengeluh pusing
Kemungkinan klien mengeluh tentang
sakit dan gejala yang dialami
Kemungkinan klien mengatakan hal
yang sama berulang
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
Miksedema
Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
Kemungkinan klien terlihat mengalami
perlambatan daya pikir
Kemungkinan klien terlihat mengalami
gangguan memori
Kemungkinan klien terlihat kurang
perhatian, letargi atau somnolen,
bingung
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TERATASI
KEPERAWATAN DITEMUKAN
1. Pola napas tidak efektif b.d 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
depresi ventilasi
11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
5. INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL
1 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3 x 241. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan
jam diharapkan masalah ekspansi dada. Catat upaya pernapasan,
keperawatan pola napas tidak termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran
efektif dapat teratasi dengan nasal.
kriteria hasil : Rasional : kecepatan biasanya meningkat.
Menunjukkan pola napas Dispnea dan terjadi peningkatan kerja napas.
efetif Kedalam pernapasan bervariasi tergantng
Frekuensi dan kedalaman derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas
dalam keadaan normal yang berhubungan dengan atelektasis atau
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ No.DX Implementasi dan Hasil Paraf
Tanggal
1 1. Mengkaji frekuensi, kedalaman
pernapasan dan ekspansi dada.
Catat upaya pernapasan, termasuk
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.
2. Mengauskultasi bunyi napas dan
catat adanya bunyi napas
adventisius, seperti krekels,
mengi, gesekan pleural.
3. Meninggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan
pasien turun tempat tidur dan
ambulasi sesegara mungkin
4. Mendorong atau membantu pasien
dalam napas dalam dan latihan
batuk.
5. Memberikan oksigen sesuai
indikasi
6. Memberikan humidifikasi
tambahan misalnya : nebuliser
ultrasonik
2 1. Memantau frekuensi / irama
jantung
2. Mengauskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak tonus jantung,
murmur, gallop S3 dan S4
3. Mendorong tirah baring dalam
posisi semi-fowler
4. Memberikan tindakan
kenyamanan misalnya gosokan
punggung dan perubahan posisi
dan kativitas hiburan dalm
toleransi jantung
5. Mendorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya
bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
6. Menyelidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, penurunan tingkat
kesadaran.
7. Mengevaluasi keluhan lelah,
dispnea, palpitasi, nyeri dada
kontinu
8. Memberikan oksigen sesuai
indikasi
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi misalnya digitalis atau
diuretik
3 1. Mengauskultasi bising usus dan
kaji apakah ada nyeri perut, mual
atau muntah
2. Mencatat adanya kulit yang dingin
atau basah, perubahan tingkat
kesadaran, nadi yang cepat, peka
rangsang, nyeri kepala,
sempoyongan
3. Memantau pemasukan maknaan
dan timbang berat badan setiap
hari
4. Mencatat muntah mengenai
jumlah kejadian atau karakteristik
lainnya
5. Memberikan atau membantu
perawatan mulut
6. Memberikan lingkungan yang
nyaman untuk makan contoh
bebas dari bau tidak sedap, tidak
terlalu ramai, udara yang tidak
nyaman
7. Memberikan informasi tentang
menu pilihan
8. Memberikan cairan IV
9. Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, misalnya Hb/Ht dan
elektrolit
10. Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin,
propantelin bromida
4 1. Orienteasikan pasien terhadap
waktu, tempat, tanggal dan
kejadian disekitar dirinya.
2. Berikan stimulasi lewat
percakapan dan aktivitas yang
tidak bersifat mengancam
3. Jelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa perubahan pada
fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses
penyakit
4. Konsultasikan dengan ahli
Psikologi tentang therapy yang
cocok untuk masalah klien.
1. EVALUASI
Hari / Tanggal No. DX Evaluasi Paraf
1 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot
tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan membran lembab
Klien terlihat tidak pucat dan tonus otot baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : Klien mengatakan sudah napsu makan
kembali
O : Klien terlihat menghabiskan porsi
makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 S : Klien memahami tentang kondisi
penyakit klien, proses pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan
program dari pendidikan kesehatan yang di
ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada
bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai
suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh
suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makanan-
makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-
hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan
triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.
SARAN
1. Sering seringlah mengkonsumsi garam yang mengandung yodium dengan cukup
2. Jaga pola diet tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat dan banyak protein
serta rendah kolesterol
3. Segera periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid.
DAFTAR PUSTAKA