Ansietas
Ansietas
Oleh :
ANDI PRATAMA PUTRA
1209 1074
Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa
awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monk, dkk, 2001). Pada usia tersebut mahasiswa
mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal. Selain itu juga, masa peralihan
yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan
tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul
dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik,
psikologis dan sosial. Perubahan tersebut menuntut mahasiswa untuk melakukan penyesuaian
diri (Gunawati, dkk, 2006).
Beban yang diemban mahasiswa makin berat karena di satu sisi ingin segera
menyelesaikan kuliah agar tidak terbebani biaya, namun di sisi lain tidak mudah untuk segera
menyelesaikan tugasnya. Salah satu beban yang selama ini dipandang sulit oleh mahasiswa
adalah proses menyelesaikan skripsi. Skripsi merupakan perwujudan dari kemampuan meneliti
calon ilmuwan pada jenjang program Sarjana (S1). Kedudukan penyusunan skripsi sebagai salah
satu sistem evaluasi akhir di perguruan tinggi telah ditetapkan dan diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 30/1990 pasal 15 ayat (2) yaitu “Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian
semester, ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi”. Pernyataan ini
ditegaskan kembali pada pasal 16 ayat (1) yaitu ujian skripsi diadakan dalam rangka penilaian
hasil belajar pada akhir studi untuk memperoleh gelar sarjana (Fatmah, 2004). Peraturan
Pemerintah No. 30/1999 juga mengandung pengertian bahwa penyusunan skripsi sebagai tugas
akhir bukanlah syarat mutlak kelulusan namun merupakan pilihan pihak perguruan tinggi,
sehingga dapat diartikan bahwa prasyarat penyusunan skripsi adalah salah satu ciri suatu
perguruan tinggi (Noor, 2004).
Bagi sebagian mahasiswa, mungkin skripsi dianggap sebagai momok yang menakutkan
dan beban yang berat serta penghambat kelulusan (menjadi sarjana). Dalam kenyataannya, tidak
sedikit para mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam 4 tahun, tetapi ketika
harus mengerjakan skripsi yang berbobot 6 SKS, ternyata ada yang sampai dengan 4 semester
baru selesai (Abidin, 2006). Lamanya waktu penulisan skripsi yang diberikan adalah selambat-
lambatnya dua smester. Namun, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang mengerjakan
skripsi lebih lama dari waktu yang telah ditentukan (Anton, 2007). Banyak faktor yang mungkin
menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah mahasiswa tersebut merasa bahwa pembuatan
skripsi itu adalah susah, sehingga mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang
diberikan.
B. PENGERTIAN KECEMASAN
Kecemasan dalam Kamus Lengkap Psikologi (Chaplin, 2006) adalah (1) perasaan
campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab
khusus untuk ketakutan tersebut, (2) rasa takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang
ringan, (3) kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap, (4) satu dorongan sekunder
mencakup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari.
Davidoff (1991) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang di tandai oleh perasaan
akan bahaya yang di antisipasikan, termasuk ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh
bangkitnya sistem saraf simpatetik. Kecemasan menurut Freud (Davidoff, 1991) disebabkan
karena dua hal, pertama kecemasan disebabkan karena adanya bahaya yang berasal dari dunia
nyata. Kedua, kesadaran akan hukuman yang berkaitan dengan pelampiasan dorongan seperti
seksual, agresi, dan tindakan amoral lainnya yang pada dasarnya dilarang oleh norma budaya.
Kecemasan akan timbul ketika seseorang tidak siap dalam meghadapi ancaman.
Freud (Feist and Feist 2008) mendefinisikan kecemasan sebagai kondisi yang tidak
menyenangkan, bersifat emosional dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik
yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat. Ketidaksenangan dari
kondisi ini seringkali samar-samar saja dan sulit untuk ditegaskan, namun kecemasan sendiri itu
selalu dapat dirasakan.
Sementara itu Nevid, dkk (1997) menganggap kecemasan sebagai suatu keadaan takut
atau perasaan tidak enak yang disebabkan oleh banyak hal seperti kesehatan individu, hubungan
sosial, ketika hendak menjalankan ujian sekolah, masalah pekerjaan, hubungan internal dan
lingkungan sekitar.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan
adalah suasana perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat emosional yang ditandai oleh
gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran terhadap datangnya peristiwa
yang akan datang namun masih merupakan bayangan yang belum pasti.
Aspek-Aspek Kecemasan
Menurut Shah dalam Mutmainnah (2005) membagi aspek-aspek kecemasan dalam tiga
komponen, yaitu:
a. Komponen fisik, seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut mual, mulut
kering, dll.
c. Reaksi fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan
dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot
dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas
bergerak lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat tiga aspek yang
dapat digunakan untuk mengukur kecemasan mahasiswa dalam menghadapi skripsi yaitu
pertama, reaksi emosional yang terdiri dari keprihatinan, ketegangan, sedih, mencela diri sendiri
atau orang lain. Kedua, reaksi kognitif seperti ketakutan dan kekhawatiran. Ketiga, reaksi
fisiologis seperti jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah
meningkat.
Gejala-Gejala Kecemasan
Kagan dan Havemann (1972) dalam Anton (2007) menyatakan bahwa individu yang
mengalami kecemasan memiliki tanda-tanda seperti sejumlah perubahan pada tubuh dan sensasi
dikemudiannya. Tanda-tanda tersebut antara lain jantung berdebar-debar, muncul perasaan
kehabisannafas dan sulit untuk bernafas, tremor, gemetar, muncul perasaan geli pada kulit.
Tangan cenderung berkeringat dan berkedut.
Menurut Conley (2006) dalam Wahyu (2010), keluhan dan gejala umum yang berkaitan
dengan kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu gejala somatik dan gejala psikologis.
a. Gejala somatik
a) Keringat berlebihan
b. Gejala Psikologis
f) Sangat sensitif terhadap suara seperti merasa tidak tahan terhadap suara-suara yang
sebelumnya biasa saja.
i) Tidak bisa membuat keputusan, tidak bisa menentukan pilihan untuk hal-hal kecil
n) Selalu memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan secara terus menerus.
C. TUJUAN OBSERVASI
Merujuk pada masalah di atas maka tujuan observasi dan wawancara ini adalah
untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat Kecemasan menghadapi skripsi pada mahasiswa
semester yang berasal dari Aceh.
D. JENIS OBSERVASI
Jenis observasi yang akan observer pergunakan dalam penelitian ini adalah Sistematik
dan terstruktur, yang mana aspek-aspek pengamatan telah tersusun terlebih dahulu secara
sistematis.
F. WAKTU OBSERVASI
Waktu dilakukan Obsevasi selama empat hari, di Asrama Putri Aceh 4 hari. Observasi
mulai dilakukan sewaktu dan sesudah mereka mengerjakan skripsinya.
1. Reaksi Emotional
a. Berpikiran kosong,
b. Kehilangan motivasi dan minat
c. Gangguan mood seperti sensitif sekali, cepat marah
2. Reaksi Fisiologis
a. Muka pucat
Reaksi Kognitif
a. Merasa khawatir
b. Ketidakteraturan dalam berpikir,
c. Tidak mampu berkonsentrasi sehingga sering bingung dan mudah
lupa
No Tempat observasi
Minggu, 17 Oktober 2013 Asrama putri Aceh Melihat reaksi fisiologis dan kognitif
dan diluar asrama subjek saat mengerjakan skripsinya.
Senin, 18 Oktober 2013 Asrama Putri Aceh Melihat reaksi emosional yang
dan di asrama Putra muncul pada diri subjek setelah
selesai mengerjakan skripsinya di hari
itu.
Selasa, 19 Oktober Di Aula Asrama Melihat seluruh aspek yang muncul
sewaktu ia mengerjakan Skripsi
Rabu, 20 Oktober Di tempat makan Wawancara dan observasi
I. HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
1. Hari pertama
Ketidak teraturan
Ketegangan pada
Berpikiran kosong
Gangguan mood
Berkeringat dan
Merasa khawatir
dalam berpikir
berkonsentrasi
mulut kering
Tidak mampu
Muka pucat
Kehilangan
motivasi
No Hari
otot
1 1 15 15 15 15 15 10 15 10 15 125 Tinggi
2 15 15 15 15 15 10 15 15 15 130 Tinggi
3 15 15 15 15 15 15 15 10 15 130 Tinggi
4 15 15 15 15 15 15 15 10 15 130 Tinggi
Keterangan:
1. Rendah :5 1. Rendah : 30 - 60
2. Sedang : 10 2. Sedang : 61 - 90
Hasil Observasi
Di hari pertama pada saat observe melakukan observasi untuk melihat tingkat kecemasan
subjek berdasarkan aspek-aspek yang sudah observer buat. terlihat observee sangat serius untuk
mengerjakan skripsinya, ia dengan telaten mencari data-data referensi untuk melengkapi
skripsinya, sekitar 30 menit berlalu tiba-tiba observe terlihat mulai kehilangan konsentrasi
terlihat dari gerak-geriknya yang mulai gelisah, terkadang ia terlihat mencari- cari dengan
bingungnya benda yang diletakannya di depan matanya. Terlihat juga subjek sering memijat-
mijat kepalanya, lehernya dan otot-otot lainnya. Setelah beberapa lama terlihat muka subjek
mulai memucat dan sangat tidak tenang setelah beberapa lama akhirnya iapun meninggalkan
pekerjaannya dengan mimick wajah yang lesu.
Di hari kedua kembali observer melakukan observasi. Di hari itu terlihat subjek
mengerjakan skripsinya bersama teman-temannya. Satu jam berlalu merekapun selesai
mengerjakan skripsinya. Dalam proses mengerjakan skripsi tadi terlihat observe sangat tidak
konsentrasi, ia terlihat lebih banyak melamun dan tidak bergairah dalam mengerjakan skripsinya
bersama teman-temannya. Observe juga sangat sensitive di hari itu terlihat pada saat temannya
bertanya-tanya tentang skripsinya ia terlihat kesal dan seperti marah-marah.
KESIMPULAN OBSERVASI
Bersasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kepada observee yang, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa observe adalah mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang
tinggi dalam menghadapi skripsi. Hal tersebut terlihat berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh observer berdasarkan aspek-aspek kecemasan.
Hasil wawancara
Triana adalah seorang mahasiswa smester akhir asal Aceh yang saat ini sedang
menempuh studi di Yogyakarta. Ia mengambil kuliah jurusan Bimbingan Konseling di
Universitas Negeri Yogyakarta. Ia adalah salah satu mahasiswa Bidik Misi dari beberapa orang
yang kuliah di UNY. Saat ini ia sedang sibuk mengerjakan skripsi karena mahasiswa Bidik Misi
dituntut untuk bisa menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu minimal 4 Tahun. Oleh karena
hal itulah saat ini saudari Triana sangat gigih mengerjakan skripsinya. Akan tetapi belakangan ini
saudari triana sering merasakan sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan sering merasa cemas akan
skripsinya tersebut. Menurut triana hal tersebut terjadi karena rasa kurang yakin atau kurang
percaya dirinya dia terhadap tulisannya di dalam skripsi tersebut. Disamping itu ia mengatakan
juga factor tuntutan dari kampus yang mewajibkan mahasiswa bidik misi agar bisa selesai dalam
waktu 3,5 tahun sangat berpengaruh besar terhadap rasa kecemasan yang sedang dihadapinya. Ia
merasa tertekan apalagi sudah menghadapi masa deadline karena apabila ia tidak
menyelesaikannya maka ia dan sekolah asalnya akan mendapat sanksi dari kampus. Sementara
menurut triana proses mengerjakan skripsi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Triana juga mengatakan bahwa saat ini ia mulai sering pusing, sering pegal-pegal dan
mudah berkeringat bahkan sakit-sakitan dan dikarenan tuntutan mengejar target. Disamping itu
motivasinya juga mulai berkurang, lebih sering melamun dan sanggat sensitive.
KESIMPULAN WAWANCARA
Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa saudari memiliki tingkat kecemasan
yang tinggi dalam menghadapi skripsi. Hal tersebut terjadi akibat beberapa factor seperti
tuntuttan dari kampus rasa kurang percaya diri dan proses dalam mengerjakan skripsi itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh observer selama 4 hari.
Dapat diambil kesimpulan bahwa observe yang bernama Triana, mahasiswa semester akhir
jurusan Bimbingan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta. Baik Memiliki tingkat
kecemasan yang tinggi dalam menghadapi skripsi. Hal ini terjadi diakibatkan oleh banyak sekali
factor baik internal maupun eksternal. Factor internal yang menyebabkan kecemasan tersebut
adalah kurang yakin atau kurangnya kepercayaan diri saudari triana akan kemampuannya dalam
mengerjakan skripsi serta waktu dalam mengerjakan skripsi yang menurutnya membutuhkan
waktu yang lama. Sementara factor eksternalnya adalah tuntutan dari kampus yang mewajibkan
untuk menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun, karena triana tercatat sebagai mahasawa
Bidik Misi.
Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2006). Pendekatan Kualitatif Pada Skripsi Mahasiswa UNDIP Tahun 2006.
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. No. 2. Vol. 3.
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gunawati, R., Hartati, S., Listiara, A. (2006). Hubungan Antra Efektifitas Komunikasi
Mahasisa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stress Dalam Menyusun Skripsi Pada
Mahasiswa Program Studi Piskologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponedoro. Jurnal
Psikologi Universitas Diponegoro. No. 2. Vol 3.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., Greene, B. (1997). Psikologi Abnormal Jilid II. Jakarta:
Erlangga
Wahyu, YW. (2010). Perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran
preklinik dan ko-asisten di FK UNS Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.