Anda di halaman 1dari 6

1.

Profil dan Sejarah PT ANTAM Tbk


Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk disingkat PT
ANTAM (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 dengan nama “Perusahaan
Negara (PN) Aneka Tambang” berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968
sebagai hasil penggabungan dari Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan
Tambang.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maka maksud dan tujuan
Perseroan adalah berusaha dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian,
serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa
yang berkaitan dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut. Selain itu,
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, maka dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan dan perlindungan wilayah usaha pertambangan dan sumber daya yang
dimiliki, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yakni perkebunan,
pertanian, kehutanan, properti, pembangkit listrik dan energi.
2. Visi dan Misi PT ANTAM Tbk

Sebagaimana diatur dalam surat Keputusan Direksi No. 165.K/51/DAT/2010


tanggal 24 September 2010 tentang Pedoman Kebijakan Manajemen Strategis
Perusahaan ( Corporate Strategic Management Policy), maka Visi dan Misi Perseroan
merupakan bagian dari arahan strategis Perseroan. Di dalam Pedoman Kebijakan
Manajemen Strategis Perusahaan tersebut dinyatakan bahwa review arahan strategis
dilakukan secara berkala atau dalam hal terjadinya perubahan lingkungan strategis
yang signifikan dalam periode berjalan dengan maksud untuk
memperkecil penyimpangan dan menguji ketepatan arah. Hasil review arahan
strategis adalah berupa rekomendasi perlu atau tidaknya perbaikan terhadap arahan
strategis. Selain itu, Definisi Kondisi yang Diinginkan yang diterjemahkan menjadi
Visi dan Misi Perusahaan dalam kurun waktu lima tahun sampai sepuluh tahun ke
depan, harus disusun dengan baik dan jelas dengan mempertimbangkan potensi
penuh (full potential) Perusahaan serta tantangan strategis yang akan dihadapi.
Untuk itu, Visi dan Misi ANTAM dikaji secara berkala untuk memastikan
relevansinya terhadap kondisi Perusahaan, perkembangan bisnis dan aspirasi
pemegang saham (shareholders). Penyusunan atau perbaharuan Visi dan Misi harus
melibatkan Direksi, Komisaris, manajemen satu level di bawah Direksi serta pihak
terkait lainnya. Visi dan Misi ANTAM wajib disetujui oleh Direksi dan Dewan
Komisaris. Visi dan Misi ANTAM terakhir telah di-review dan ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direksi No. 176.K/020/DAT/2009 tentang Rumusan
Pernyataan Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan PT ANTAM Tbk. yang ditetapkan
pada tanggal 1 Juli 2009. Berdasarkan Keputusan Direksi tersebut maka
Visi ANTAM adalah :
Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat
dan standar kelas dunia”. Yang meiliki arti sebagai berikut :
Global
Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta
meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi ke luar negeri untuk
menjadi pelaku bisnis kelas dunia.
Berbasis Pertambangan
Berbasis sumber daya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan integrasi
terkait dalam bisnis pertambangan.
Pertumbuhan Sehat
Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industry pertambangan.
Standar Kelas Dunia
Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktik-
praktik terbaik kelas dunia.
Misi ANTAM adalah:
 Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk
menjadikan ANTAM sebagai pemain global.
 Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi
tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan hidup.
 Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif.
 Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis
pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham.
 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan
budaya organisasi berkinerja tinggi.
 Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 terutama di sekitar wilayah operasi,khususnya pendidikan dan pemberdayaan
ekonomi.
KEGIATAN OPERASIONAL
Kegiatan utama ANTAM meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,
pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan
jasa pemurnian logam mulia. ANTAM juga melakukan akuisisi dari perusahaan-
perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan, serta menjalin kemitraan
dengan membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan kegiatan
pertambangan di wilayah Indonesia. Di tahun 2014, Perseroan akan mulai menjual
komoditas baru chemical grade alumina (CGA) seiring dengan mulai beroperasinya
pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat. Selain itu Perseroan juga
tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga listrik.
Di tahun 2013 Perseroan memiliki 5 unit bisnis yakni Unit Bisnis
Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara, Unit Bisnis
Pertambangan (UBP) Emas, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam
Mulia serta UBP Bauksit yang baru dibentuk di tahun 2013
untuk menunjang rencana pengoperasian pabrik CGA Tayan di tahun 2014 oleh
Entitas Pengendaian Bersama PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA). Perseroan
juga memiliki Unit Geomin yang berfokus pada kegiatan
eksplorasi Perseroan.
Selain itu, ANTAM juga akan mempercepat penyelesaian proyek Perluasan
Pabrik Feronikel Pomalaa. Perseroan juga berpandangan klausul tersebut dalam
jangka panjang dapat berdampak positif mengingat perusahaan pertambangan lokal
yang saat ini hanya melakukan ekspor bijih dapat menjadi pemasok bahan baku bagi
Perseroan. Keterbatasan suplai raw material akan meningkankan harga komoditas itu
sendiri, dan berujung pada terjadinya industrilisasi.
ANTAM dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009),
“Segmen Operasi”, dimana manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan
pada laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang digunakan dalam mengambil
keputusan strategis. Direksi mempertimbangkan operasi bisnis dari perspektif jenis
bisnis dan geografis. Segmen operasi Perseroan dan Entitas Anak dapat dibedakan
menjadi dua kegiatan usaha utama yaitu (a) Nikel serta (b) Emas dan Pemurnian.
Selain kedua segmen tersebut, Perseroan juga memiliki Segmen Lain-lain dan
Segmen Kantor Pusar.
1. Segmen Operasi Nikel

Segmen operasi nikel Perseroan memberikan kontribusi sebesar 54% dari


penjualan bersih Perseroan dan Entitas Anak di tahun 2013. Segmen usaha nikel ini
terdiri dari komoditas feronikel, bijih nikel kadar tinggi (saprolit) dan bijih nikel
kadar rendah (limonit), yang dihasilkan dari tambang-tambang nikel di Sulawesi
Tenggara dan Maluku Utara serta pabrik-pabrik feronikel di Sulawesi Tenggara.
Perseroan mengoperasikan tambang nikel di Sulawesi Tenggara yakni di Pomalaa
dan dua tambang nikel di Maluku Utara yakni di Tanjung Buli dan Pulau Pakal, serta
tiga pabrik pengolahan feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Seluruh komoditas
feronikel dan bijih nikel Perseroan adalah untuk konsumsi pasar ekspor. Komoditas
feronikel diekspor ke Korea Selatan dan Eropa. Bijih nikel kadar tinggi umumnya
diekspor ke Jepang dan Eropa sedangkan bijih nikel kadar rendah diekspor ke China.
Komoditas bijih nikel kadar tinggi memiliki kadar nikel minimum 1,8%, sementara
bijih nikel kadar rendah memiliki kadar nikel minimum 1,0%.
UBP Nikel Sulawesi Tenggara yang mengoperasikan pabrik feronikel dan
tambang nikel berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Di tahun 2013 ANTAM
memiliki tiga pabrik feronikel yakni pabrik FeNi I, pabrik FeNi II dan pabrik FeNi III
dengan kapasitas total 18.000-20.000 TNi per tahun. Untuk memproduksi feronikel,
bijih nikel kadar tinggi yang berasal dari tambang nikel Pomalaa dan Tanjung Buli
dilebur dengan menggunakan proses pyrometallurgy yang memerlukan tenaga listrik
yang sangat tinggi yang dipasok oleh pembangkit listrik tenaga diesel berkapasitas
136MW yang dibangun dan dioperasikan oleh Wärtsilä dari Finlandia. Pabrik
feronikel pertama ANTAM, FeNi I, sudah beroperasi sejak 1976, sementara pabrik
feronikel kedua, FeNi II, memulai operasi komersial pada bulan Januari 1995. Pabrik
FeNi III ANTAM beroperasi komersial sejak tahun 2007. Pada tahun 2013 ANTAM
melakukan switch offpabrik FeNi I sebagai bagian dari proyek Perluasan Pabrik
Feronikel Pomalaa. Proyek ini di rencanakan selesai pada Oktober 2015 dan
diharapkan kapasitas produksi feronikel ANTAM akan meningkat dari 18.000-20.000
ton nikel dalam feronikel (TNi) menjadi 27.000-30.000 TNi.
ANTAM memproduksi dua jenis bijih nikel, yakni bijih nikel kadar tinggi dan
bijih nikel kadar rendah. Pada umumnya Perseroan memproduksi 5-11 juta wmt bijih
nikel setiap tahun. Meski demikian, Perseroan dapat meningkatkan produksi untuk
menyesuaikan dengan permintaan pasar. Hal ini terlihat dari peningkatan produksi
bijih nikel secara substansial menyusul peningkatan permintaan sejak tahun 2006.
Bijih nikel Perseroan digunakan sebagai umpan bijih pabrik feronikel di Pomalaa dan
juga diekspor ke konsumen di Asia dan Eropa. Bijih nikel kadar tinggi diekspor ke
konsumen di Jepang dan Eropa sementara bijih nikel kadar rendah diekspor ke China.
Deposit bijih nikel ditambang menggunakan metode tambang terbuka secara
selektif dengan peralatan backhoe untuk penggalian dan truk untuk transportasi.
Penambangan bijih nikel merupakan kegiatan yang sederhana dan hanya meliputi
proses pengeringan dan penyaringan bijih untuk menghancurkan batuan bijih nikel ke
ukuran yang diinginkan. Setelah ditambang, bijih nikel kemudian diangkut dengan
truk ke tempat penyimpanan stok ( stockpile). Dari stockpile tersebut, bijih nikel
kemudian diangkut ke pabrik feronikel atau ke kapal untuk diekspor. Pengangkutan
ke kapal yang berukuran besar dilakukan menggunakan tongkang dimana kapal
berlabuh sekitar 500-600 meter dari pelabuhan, karena kedalaman di perairan sekitar
pelabuhan terlalu dangkal. Proses pemuatan pada umumnya membutuhkan waktu dua
sampai tiga hari, namun dapat pula lebih lama jika terganggu oleh hujan. Sebagai
bagian dari upaya efisiensi untuk menurunkan biaya transportasi, ANTAM
membangun conveyor belt dari pelabuhan Pomalaa ke pabrik feronikel untuk
mengangkut bijih nikel guna keperluan umpan bijih pabrik.
2. Segmen Operasi Emas dan Pemurnian

Segmen usaha emas dan pemurnian terdiri dari komoditas emas, perak dan
jasa pemurnian dan pengolahan logam mulia. Di tahun 2013, segmen usaha emas dan
pemurnian memberikan kontribusi sebesar 44% dari penjualan bersih Perseroan dan
Entitas Anak. Komoditas emas dan perak Perseroan dihasilkan melalui kegiatan
penambangan dan peleburan bijih emas menjadi ore bullion.
Penambangan bijih emas dilakukan Perseroan di dua tambang yakni di
Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten, dimana keduanya merupakan tambang
emas bawah tanah. Tambang emas Pongkor dioperasikan oleh UBP Emas sementara
tambang emas Cibaliung dioperasikan oleh Entitas Anak Perseroan, PT Cibaliung
Sumberdaya. Komoditas emas dan perak Perseroan dijual di dalam negeri dan
sebagian kecil diekspor ke Singapura. Komoditas emas dan perak Perseroan memiliki
akreditasi internasional, London Bullion Market Association (LBMA), sehingga
kualitasnya terjamin.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang
Cicau dan CiurugMetode penambangan conventional cut-and-fillstoping diterapkan
di Ciguha dan Kubang Cicau dengan mempergunakan tailing sebagai bahan pengisi.
Perseroan juga mempergunakan metode mechanical cut-and-filldengan menggunakan
hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) di Ciurug. Tambang emas
Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan metode
penambangan mekanis “cut and fill”. Tambang emas Cibaliung memiliki dua vein
utama yaitu Cikoneng dan Cibitung.
Dari penambangan di Pongkor dan Cibaliung, bijih emas kemudian diproses
lebih lanjut menggunakan proses sianidasi untuk kemudian dilanjutkan dengan proses
Carbon-In-Leach (CIL) dan electrowinning. Hasil dari electrowinning kemudian
dikeringkan dan dilebur dengan hasil peleburan berupa dore bullion yang dimurnikan
oleh UBPP Logam Mulia menjadi emas dan perak murni. Dengan karakteristik
sebagai tambang bawah tanah, jumlah produksi emas bergantung pada jumlah bijih
emas yang dihasilkan, kadar bijih emas yang ditambang serta kondisi front
penambangan. Meski umumnya tingkat produksi bijih dapat dikontrol oleh ANTAM,
namun kadar bijih yang ditambangakan berfluktuasi dan tidak dapat dikontrol. Selain
itu, kondisidinding tambang bawah tanah yang lunak juga dapat menyebabkan
munculnya ambrukan, sehingga diperlukan
penguatan dinding tambang yang dapat memakan waktu.Hal ini dapat berdampak
pada tingkat produksi bijih yang dihasilkan. Tingkat produksi emas Pongkor berada
di kisaran 1.500-2.000 kg (48.226-64.301 oz) per tahun. Sementaratingkat produksi
emas Cibaliung berada di kisaran 800-1.500kg (25.721-48.226 oz) per tahun.
UBPP Logam Mulia memiliki kapasitas sebesar 60 ton (1.929.045 oz) emas
per tahun dan 250 ton (8.037.687 oz) perak per tahun. Di UBPP Logam Mulia,
bullion yang mengandung kadar perak tinggi dilebur dalam dapur (furnace) pada
temperatur 1.200 derajat celcius untuk dilakukan sampling dan dicetak menjadi anode
dore/bullion yang disiapkan untuk proses elektrolisis. Hasil elektrolisis adalah kristal
perak murni yang selanjutnya dicuci, dilebur dan digranulasi menjadi butiran-butiran
kecil (granul). Untuk bullion yang memiliki kadar emas tinggi aka dilebur di
induction furnace dan dilakukan proses klorinasi untuk dijadikan anode. Hasil dari
proses ini berupa anode emas untuk kemudian diproses secara electrorefining untuk
menghasilkan emas murni dengan kadar 99,99%.
Segmen Operasi Lain-Lain
Segmen operasi Lain-lain terdiri dari komoditas bauksit dan batubara yang
memberikan kontribusi sebesar 2% terhadap penjualan bersih Perseroan di tahun
2013. Di tahun 2013, ANTAM membentuk UBP Bauksit untuk mempersiapkan bijih
bauksit yang diperlukan guna umpan bijih pabrik CGA Tayan yang memulai
commissioning di tanggal 28 Oktober 2013. Kegiatan penambangan di Tayan
menggunakan metode tambang terbuka dengan menggunakan truk dan eskavator.
Setelah bijih bauksit ditambang, pengolahan lebih lanjut adalah proses pencucian dan
penyaringan untuk kemudian dibawa menggunakan tongkang ke pelabuhan di
Pontianak untuk diekspor ke Jepang. Komoditas batubara ANTAM diproduksi di
tambang Sarolangun, Jambi, yang dioperasikan oleh cucu perusahaan yaitu PT Citra
Tobindo Sukses Perkasa (CTSP). PT CTSP merupakan Entitas Anak PT Indonesia
Coal Resources (ICR) yang merupakan Entitas Anak ANTAM. Tambang batubara
Sarolangun berproduksi sejak bulan Juni 2010. Penambangan batubara di Sarolangun
dilakukan dengan metode tambang terbuka dengan menggunakan truk dan eskavator.
Setelah ditambang, batubara kemudian dibawa menggunakan truk ke pelabuhan
untuk diangkut ke konsumen.

Anda mungkin juga menyukai