Segmen usaha emas dan pemurnian terdiri dari komoditas emas, perak dan
jasa pemurnian dan pengolahan logam mulia. Di tahun 2013, segmen usaha emas dan
pemurnian memberikan kontribusi sebesar 44% dari penjualan bersih Perseroan dan
Entitas Anak. Komoditas emas dan perak Perseroan dihasilkan melalui kegiatan
penambangan dan peleburan bijih emas menjadi ore bullion.
Penambangan bijih emas dilakukan Perseroan di dua tambang yakni di
Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten, dimana keduanya merupakan tambang
emas bawah tanah. Tambang emas Pongkor dioperasikan oleh UBP Emas sementara
tambang emas Cibaliung dioperasikan oleh Entitas Anak Perseroan, PT Cibaliung
Sumberdaya. Komoditas emas dan perak Perseroan dijual di dalam negeri dan
sebagian kecil diekspor ke Singapura. Komoditas emas dan perak Perseroan memiliki
akreditasi internasional, London Bullion Market Association (LBMA), sehingga
kualitasnya terjamin.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang
Cicau dan CiurugMetode penambangan conventional cut-and-fillstoping diterapkan
di Ciguha dan Kubang Cicau dengan mempergunakan tailing sebagai bahan pengisi.
Perseroan juga mempergunakan metode mechanical cut-and-filldengan menggunakan
hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) di Ciurug. Tambang emas
Cibaliung merupakan tambang emas bawah tanah yang dioperasikan dengan metode
penambangan mekanis “cut and fill”. Tambang emas Cibaliung memiliki dua vein
utama yaitu Cikoneng dan Cibitung.
Dari penambangan di Pongkor dan Cibaliung, bijih emas kemudian diproses
lebih lanjut menggunakan proses sianidasi untuk kemudian dilanjutkan dengan proses
Carbon-In-Leach (CIL) dan electrowinning. Hasil dari electrowinning kemudian
dikeringkan dan dilebur dengan hasil peleburan berupa dore bullion yang dimurnikan
oleh UBPP Logam Mulia menjadi emas dan perak murni. Dengan karakteristik
sebagai tambang bawah tanah, jumlah produksi emas bergantung pada jumlah bijih
emas yang dihasilkan, kadar bijih emas yang ditambang serta kondisi front
penambangan. Meski umumnya tingkat produksi bijih dapat dikontrol oleh ANTAM,
namun kadar bijih yang ditambangakan berfluktuasi dan tidak dapat dikontrol. Selain
itu, kondisidinding tambang bawah tanah yang lunak juga dapat menyebabkan
munculnya ambrukan, sehingga diperlukan
penguatan dinding tambang yang dapat memakan waktu.Hal ini dapat berdampak
pada tingkat produksi bijih yang dihasilkan. Tingkat produksi emas Pongkor berada
di kisaran 1.500-2.000 kg (48.226-64.301 oz) per tahun. Sementaratingkat produksi
emas Cibaliung berada di kisaran 800-1.500kg (25.721-48.226 oz) per tahun.
UBPP Logam Mulia memiliki kapasitas sebesar 60 ton (1.929.045 oz) emas
per tahun dan 250 ton (8.037.687 oz) perak per tahun. Di UBPP Logam Mulia,
bullion yang mengandung kadar perak tinggi dilebur dalam dapur (furnace) pada
temperatur 1.200 derajat celcius untuk dilakukan sampling dan dicetak menjadi anode
dore/bullion yang disiapkan untuk proses elektrolisis. Hasil elektrolisis adalah kristal
perak murni yang selanjutnya dicuci, dilebur dan digranulasi menjadi butiran-butiran
kecil (granul). Untuk bullion yang memiliki kadar emas tinggi aka dilebur di
induction furnace dan dilakukan proses klorinasi untuk dijadikan anode. Hasil dari
proses ini berupa anode emas untuk kemudian diproses secara electrorefining untuk
menghasilkan emas murni dengan kadar 99,99%.
Segmen Operasi Lain-Lain
Segmen operasi Lain-lain terdiri dari komoditas bauksit dan batubara yang
memberikan kontribusi sebesar 2% terhadap penjualan bersih Perseroan di tahun
2013. Di tahun 2013, ANTAM membentuk UBP Bauksit untuk mempersiapkan bijih
bauksit yang diperlukan guna umpan bijih pabrik CGA Tayan yang memulai
commissioning di tanggal 28 Oktober 2013. Kegiatan penambangan di Tayan
menggunakan metode tambang terbuka dengan menggunakan truk dan eskavator.
Setelah bijih bauksit ditambang, pengolahan lebih lanjut adalah proses pencucian dan
penyaringan untuk kemudian dibawa menggunakan tongkang ke pelabuhan di
Pontianak untuk diekspor ke Jepang. Komoditas batubara ANTAM diproduksi di
tambang Sarolangun, Jambi, yang dioperasikan oleh cucu perusahaan yaitu PT Citra
Tobindo Sukses Perkasa (CTSP). PT CTSP merupakan Entitas Anak PT Indonesia
Coal Resources (ICR) yang merupakan Entitas Anak ANTAM. Tambang batubara
Sarolangun berproduksi sejak bulan Juni 2010. Penambangan batubara di Sarolangun
dilakukan dengan metode tambang terbuka dengan menggunakan truk dan eskavator.
Setelah ditambang, batubara kemudian dibawa menggunakan truk ke pelabuhan
untuk diangkut ke konsumen.