Pada tahap ini Anda dapat menggunakan beberapa tools yang berguna seperti Drill
Down, Cause and Effect Diagram, dan 5 Whys untuk membantu Anda menemukan
akan dari permasalahan. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi, Anda dapat
memetakan proses tersebut. Selanjutnya Anda dapat menggambarkan semua
informasi lain yang diperlukan untuk membantu Anda dalam mengeluarkan solusi.
Pada tahap ini, tindakan Anda belum terimplementasi secara penuh. Implementasi
maksimal terjadi pada tahap Act.
Pada fasa ini Anda akan mengukur seberapa efektif solusi sementara yang telah Anda
buat, lalu Anda dapat mengumpulkan informasi dari segala pihak yang terkait untuk
bersama-sama membuat agar solusi tersebut lebih baik lagi.
Jika masih belum terlihat hasil yang jelas, Anda dapat mencoba untuk mengulangi
tahap Do untuk kembali melakukan Check ulang. Setelah Anda puas dengan apa yang
telah Anda capai, maka Anda dapat melaju ke tahap berikutnya (final).
Lalu pada kondisi apakah PDCA sebaiknya digunakan? PDCA memberikan sebuah
problem solving yang terkontrol untuk suatu proses dengan nilai guna yang tinggi.
Berikut kami jabarkan kondisi yang paling efektif untuk melakukan PDCA :
Jelas sekali menggunakan PDCA adalah suatu pendekatan yang lebih lambat daripada
melakukan implementasi straightforward dari gung ho. Dalam keadaan emergency
tentu Anda tidak perlu lagi melakukan tindakan ini. Namun, Anda akan mendapat
keuntungan yang lebih besar jika menerapkan PDCA pada timing atau waktu yang
tepat khususnya untuk peningkatan yang berkesinambungan seperti yang telah kami
jabarkan di atas.
Image: ProjectStep.Blogspot
3.
Apa yang dimasud dengan produk yang bermutu tinggi? Produk yang bermutu tinggi adalah
produk yang dibuat dengan biaya yang lebih rendah. Tidak ada kerugian material karena produk
reject selama proses produksi, tidak ada kerugian karena waktu dan tenaga tambahan untuk
rework, tidak ada biaya penanganan klaim dan sebagainya. Sebaliknya, produk yang bermutu
rendah mengakibatkan organisasi harus terbebani dengan biaya-biaya tersebut: Biaya material
penggati, biaya rework, biaya penanganan komplain dan sebagainya. Biaya-biaya itu disebut cost
of poor quality – biaya karena mutu rendah.
Salah satu konsep yang bisa kita pakai untuk mendukung pengurangan pemborosan (waste)
adalah Konsep Trilogi Kualitas yang pertama kali dikembangkan oleh Dr. Joseph M. Juran
seorang ilmuwan yang banyak mengabdikan dedikasinya pada bidang manajemen kualitas dan
mempunyai kontribusi penting dalam perkembangan dan kemajuan quality
management khususnya di bidang industri manufaktur.
Lahir pada 24 Desember tahun 1904 di Braila-Moldova, Dr. Joseph M. Juran mengemukakan
kerisauannya akan perkembangan manajemen kualitas dunia saat itu dengan pernyataannya
bahwa “telah terjadi krisis kualitas”. Anak dari Jakob (seorang pembuat sepatu desa ini),
mempunyai pemahaman bahwa cara tradisional tidak akan mampu lagi menghadapi krisis
kualitas yang terjadi.
Pendapat ini tentu bisa diterima mengingat pada saat itu dunia industri masih banyak yang
memakai sistem manajemen kualitas konvensional dan kondisi ini sangat mengusik pengalaman
industri dan intelektualitas seorang Dr. Joseph M. Juran.
Pada tahun 1986, sarjana bidang electrical engineering yang mengawali karirnya di
perusahaan Western Electric ini mempublikasikan Trilogi Kualitas (The Quality Trilogy), dengan
mengidentifikasi aspek ketiga dalam manajemen kualitas yakni perencanaan kualitas (quality
planning).
Hal ini tergolong terobosan baru saat itu, dimana manajemen kualitas pada dunia industri
sebelumnya hanya mengenal dua aspek kualitas yang dikenal; pengendalian kualitas (quality
control) dan perbaikan kualitas (quality improvement).
Berikut apa yang dimaksud dengan Trilogi Kualitas dalam Manajemen Kualitas :
1. Perencanaan Kualitas (quality planning), adalah suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan
dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan
kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan
pelanggan. Ini dilakukan untuk mempertahankan keloyalan pelanggan dengan cara menyediakan
semua kebutuhan mereka, mengembangkan produk atau jasa sesuai dengan keinginan pelanggan,
serta mengembangkan proses produksi barang dan jasa agar lebih efisien.
2. Pengendalian Kualitas (quality control), adalah suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa
dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan.
Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera
diperbaiki.
3. Perbaikanan Kualitas (quality improvement), adalah suatu proses dimana mekanisme yang sudah
sesuai dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-
sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang
terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar
mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.
Dengan adanya perencanaan kualitas yang baik akan sangat bermanfaat bagi dunia industri
dalam menetapkan serta membuat langkah strategis agar para konsumen terpuaskan melalui
ketersediaan dan pemakaian produk yang berkualitas.
Apakah lini industri Anda mengalami “krisis” kualitas? Atau masihkah lini proses Anda hanya
mengandalkan pengendalian kualitas (quality control) dan pengembangan kualitas (quality
improvement)?. Atau barangkali masih mengandalkan pola-pola yang konvensional?
Saatnya melengkapi dan menerapkan satu aspek manajemen kualitas lainnya; perencanaan
kualitas (quality planning) dari Dr. Joseph M. Juran.
Sejalan dengan ketiga fungsi manajemen tersebut, Juran juga membedakan 2 jenis mutu, yaitu
a. Mutu Strategis, yaitu mutu produk di tingkat manajerial ( yang bersifat strategis ). Contohnya kebijakan
atau system yang berlaku.
b. Mutu Teknis, yaitu mutu produk di tingkat operasional yang bersifat teknis seperti ukuran/bentuk suatu
barang atau desain jasa yang diberikan terhadap konsumen.
Diagram Fishbone sering juga disebut dengan istilah Diagram Ishikawa. Penyebutan diagram
ini sebagai Diagram Ishikawa karena yang mengembangkan model diagram ini adalah Dr. Kaoru
Ishikawa pada sekitar Tahun 1960-an. Mengapa diagram ini dinamai diagram fishbone?
Penyebutan diagram ini sebagai diagram fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai
kerangka tulang ikan yang bagian-bagiannya meliputi kepala, sirip, dan duri.
Diagram Ishikawa merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan
secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan.
Diagram ini memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap
ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan,
dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan
tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya.
Kepala ikan biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Di bagian ini, ditulis even yang
dipengaruhi oleh penyebab-penyebab yang nantinya di tulis di bagian tulang ikan. Even ini
sering berupa masalah atau topik yang akan di cari tahu penyebabnya.
Pada bagian tulang ikan, ditulis kategori-kategori yang bisa berpengaruh terhadap even
tersebut.Kategori yang paling umum digunakan:
2.5 Pengukuran : Cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk
menentukan kualitas proses.
1. Membuat kerangka Diagram Fishbone. Kerangka Diagram Fishbone meliputi kepala ikan yang
diletakkan pada bagian kanan diagram. Kepala ikan ini digunakan untuk menyatakan masalah utama.
Bagian kedua merupakan sirip, yang digunakan untuk menuliskan kelompok penyebab
permasalahan.
Bagian ketiga merupakan duri yang akan digunakan untuk menyatakan penyebab masalah.
Bentuk kerangka Diagram Fishbone tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
2. Merumuskan masalah utama. Masalah utama ini akan ditempatkan pada bagian kanan dari
Diagram Fishbone atau ditempatkan pada kepala ikan. Berikut contoh rumusan masalah utama.
Menurut Scarvada (2004), penyebab permasalahan dapat dikelompokkan dalam enam kelompok
yaitu :
d) methods (metode)
f) measurement (pengukuran).
Gaspersz dan Fontana (2011) mengelompokkan penyebab masalah menjadi tujuh yaitu:
REPORT THIS AD
a) manpower (SDM)
c) methods (metode)
e) Media
f) motivation (motivasi)
g) money (keuangan)
Kelompok penyebab masalah ini kita tempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan.
Diagram Pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang menggambarkan frekuensi atau
pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur mulai dari yang paling tinggi sampai
paling rendah dari kiri ke kanan. Diagram batang bagian kiri relatif lebih penting daripada
sebelah kanannya. Nama diagram Pareto diambil dari prinsip Pareto, yang mengatakan bahwa
80% gangguan berasal dari 20% masalah yang ada.
REPORT THIS AD
Diagram Pareto sudah lama digunakan dalam quality management tools.berikut adalah beberapa
fungsi dari diagram pareto adalah :
3) dapat mengantarkan sejumlah data ke dalam bentuk yang lebih baik dan terbaca lebih
mudah
Agar lebih mudah memahami fungsi dan cara penggunaan diagram pareto kita ambil contoh
sebagai berikut contoh ini kita ambil dari kehidupan sehari hari .
Misal, seorang mahasiswa bernama andri .ia merasa hampir tiap bulan transferan uang dari orang
tuanya tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya sehingga hampir setiap
akhir bulan ia kasbon/mengutang di warteg . maka andri memberanikan diri untuk membuat data
pengeluaran setiap bulannya dan di berikan kepada orang tuanya siapa tau uang jajannya di
tambah J
Kegiatan Biaya
Makan 750.000
Pulsa 150.000
Lain-lain 100.000
4. Pengertian ISO
Sejarah, Jenis-jenis, Definisi dan Fungsi ISO . Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu
asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak
kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung
pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk
membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara
global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah
menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai
standar internasional.
2. Sejarah Singkat Perubahan ISO
Pre ISO 9000
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di
Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan
adalah dengan mensyaratkan pabrik untuk mendokumentasikan prosedur serta menunjukannya
dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan
sesuai dengan yang dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai
standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses
pembuatannya. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750
sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.
ISO 9001
ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen yang
paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang paling akhir
adalah ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses.
Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu. Pendekatan
ini mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan
peningkatan berkesinambungan (continual improvement).
ISO 14001
Berbeda dengan standar ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu, maka ISO 14001
merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Konsep yang
dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan
berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola lingkungan.
Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi terhadap aspek dan
dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek
lingkungan. Dalam hal ini bukan hanya pengelolaan terhadap limbah atau polusi, namun juga
termasuk upaya-upaya kreatif untuk menghemat pemakaian energi, air dan bahan bakar.
ISO 22000
Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
pelanggannya, sehingga harus meningkatkan pengendalian kontrol internalnya terutama dalam proses
produksi.
ISO 22000 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan.
Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan
minuman. Setiap jenis produk baik makanan atau minuman harus dibuatkan rencana proses dan
pengendaliannya. Pada dasarnya ISO 22000 tidaklah berbeda jauh dengan ISO 9001, hal yang
membedakan terdapat dalam klausul 7: perencanaan dan realisasi produk dan klausul 8: validasi,
verifikasi dan perbaikan sistem.
ISO/IEC 27001
Kemajuan dalam dunia teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan IT telah membawa
perubahan yang sangat besar dalam dunia bisnis. Dimulai dengan adanya penerapan internet dalam
dunia bisnis misalnya website, email sampai penggunaan jejaring sosial lainnya. Perubahan ini
menjadikan dikenal adanya transaksi on-line, data-data dan informasi dalam bentuk file komputer
dan sebagainya.
Pada tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan standar yang
kenal dengan ISO/IEC 27001. ISO/IEC 27001 merupakan standar sistem manajemen keamanan
informasi atau dikenal juga dengan Information Security Management System (ISMS). ISO/IEC
27001 sekarang ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan
aplikasi IT dalam kegiatan bisnisnya.
ISO/TS 16949
Saya yakin Anda telah mengenal jenis-jenis kendaraan bermotor beroda dua atau empat dengan
merek-merek terkenal. Kendaraan bermotor tersebut diproduksi oleh perusahaan-perusahaan
otomotif yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Dalam upaya menjaga “image” mereknya
dimata pelanggan, perusahaan otomotif tersebut harus menjaga mutu produknya.
Upaya perusahaan otomotif dalam menjaga mutu produk salah satunya dengan menerapkan ISO/TS
16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 merupakan Technical Specification yang dikeluarkan oleh ISO
sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang
dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai
konsep perbaikan berkesinambungan, pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan perbaikan dan
pencegahan.
ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan untuk diterapkan oleh suatu
lembaga pengujian atau laboratorium. Kata kunci yang dikendalikan dalam standar ini adalah
kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. Keberadaan standar ini sangat penting terutama
untuk memastikan validitas dan akurasi hasil pengujian yang berkaitan dalam bidang kesehatan,
perdagangan, produksi sampai upaya perlindungan pelanggan.
Laboratorium pengujian dan kalibrasi biasanya dituntut untuk menerapkan ISO/IEC 17025 dalam
kegiatannya sampai dilakukan proses akreditasi. Akreditasi ISO/IEC 17025 terhadap suatu
laboratorium pengujian atau lembaga kalibrasi akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap
hasil uji atau kalibrasi yang dikeluarkannya.
ISO 28000
Aksi terorisme yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu telah memberikan pengaruh terhadap
sistem bisnis. Sehingga dipandang perlu suatu sistem manajemen keamanan yang dapat memastikan
keamanan dalam rantai pasokan (supply chain). ISO telah menerbitkan seri standar ISO 28000 yang
berupa persyaratan terhadap sistem keamanan rantai pasokan. Standar ini diterapkan terutama untuk
perusahaan-perusahaan yang mempunyai ancaman resiko keamanan relatif tinggi misalnya suatu
fasilitas umum, bank, logistik, hotel, sampai kilang minyak atau sarana vital lainnya.
ISO 50001
ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut bertujuan
membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi,
dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi semua jenis dan ukuran organisasi. ISO 50001
dirancang untuk membantu organisasi agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk
mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong
efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar
manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu).
Paparan diatas membahas beberapa jenis standar yang lazim diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
Salam sukses …!
Pengertian ISO
V I S I
M I S I
KEBIJAKAN
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Internasional_untuk_Standar
disasi
2. wordpress.com/2012/05/28/contoh-komitmen-top-managemen-
untuk-iso-90012008/