Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Masalah Kesehatan”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan

Dosen pengampu : Riki Ramadhan, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Arif Putra Septiandani


2. Gion Farodah
3. Neifa Annufus
4. Teguh Imam Santoso

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN NAHDATUL ULAMA INDRAMAYU

2019
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat serta karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Masalah Kesehatan” Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Kesehatan.

Disamping itu,makalah ini bertujuan untuk bahan pengetahuan bagi para pembaca.
Kami berharap juga makalah ini betul-betul dapat memberikan bekal sebagai calon
pendidik. Karena seorang pendidik yang berkualitas sangat diharapkan memahami dan
mengerti tentang materi-materi dalam Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, masukan dan saran dari pembaca kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.

WassalamualaikumWr. Wb.

Indramayu, 18 September 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.. ............................................. 3


B. Aspek perilaku dalam masalah kesehatan.................................................................... 4

C. Faktor ekologi dalam masalah kesehatan .................................................................... 7


D. Manfaat pendidikan kesehatan .................................................................................... 9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sehat adalah karunia Allah yang begitu besar dan menjadi dasar dari segala
nikmat dan segala kemampuan, karena sehat merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia tetapi hal tersebut tidak dapat dicapai secara otomatis. Sehat
memerlukan pemeliharaan dan semua faktor secara universal mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor biologi (keturunan), faktor lingkungan,
faktor kegiatan, faktor pelayanan kesehatan dan perilaku setiap orang yang secara
ekoligi mempengaruhi keadaan kesehatannya. Seseorang yang dapat bertingkah laku
secara positif dalam kehidupan seharo-hari harus dapat memperhatikan dan
bertanggung jawab terhadap keadaan jasmani, rohani serta hubungan sosialnya
sehingga ia dapat hidup lebih sehat dan berdaya guna serta berhasil guna bagi
kepentingan diri dan masyarakatnya.
Usaha pendidikan kesehatan merupakan usaha pencegahan dalam arti usaha
yang lebih banyak meningkatkan kesadaran setiap orang untuk berusaha memelihara
dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungannya supaya terhindar dari penyakit
atau segala hal yang berbahaya bagi kesehatannya. Sasaran usaha ini lebih tertuju
kepada perubahan perilaku setiap orang baik sebagai anggota keluarga, maupun
sebagai anggota masyarakat dalam meningkatkan status kesehatannya supaya jadi
lebih baik. Sedangkan kegiatannya merupakan proses yang terus menerus sepanjang
hidup yang dapat dilaksanakan sedini mungkin mulai dari keluarga sampai
masyarakat luas.
Di sekolah usaha pendidikan kesehatan merupakan usaha kesehatan sekolah
yang sasaran utamanya adalah anggota masyarakat sekolah, seperti guru, pegawai
sekolah, dan anak didik. Masyarakat sekolah merupakan masyarakat khusus yang
potensial, karena anggotanya terdiri dari orang-orang yang lebih banyak berusaha,
bergerak, dan berpikir secara positif dalam merubah pola perilaku manusia.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu jalur yang dapat digunakan
sebagai salah satu alamat alternative untuk tercapainya tujuan meningkatkan derajat

1
kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan pendidikan kesehatan setiap orang secara
timbal balik dapat berusaha memelihara kesehatannya baik jasmani, rohani, maupun
social sehingga dalam usaha tertentu dapat dicapai tingkat status kesehatan
masyarakat secara optimal.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar tulisan ini lebih mengarah maka
pembahasan akan lebih di fokuskan pada:
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan?
2. Apa saja yang termasuk aspek perilaku dalam masalah kesehatan?
3. Apa yang dimaksud dengan faktor ekologi dalam masalah kesehatan?
4. Apa saja manfaat pendidikan kesehatan?
Masalah tersebut akan dicoba dibahas dalam tulisan ini dari segi teori dan
analisis pendidikan jasmani dan olahraganya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan


1. Faktor yang berasal dari dalam tubuh
Faktor ini disebut juga faktor internal yang terdiri dari keadaan bagian dalam
tubuh kita, misalnya organ dalam tubuh, cairan, hormone, dan sebagainya. Bagian
dalam tubuh ini pada suatu saat akan mengalami gangguan baik karena adanya bibit
penyakit yang masuk ke dalamnya dan merusak keseimbangan fungsi tubuh, maupun
karena sejak lahir memang telah mendapat bibit atau gangguan penyakit yang sering
disebut dengan penyakit bawaan atau turunan. Mengenai faktor intern ini pencegahan
terhadap timbulnya penyakit atau gangguan terhadap tubuh dapat dilakukan dengan
cara berhati-hati terhadap berbagai penyebab yaitu setelah terlebih dahulu diketahui
keadaan tubuh kita. Pemeriksaan mengenai keadaan bagian dalam tubuh ini, sekarang
telah dapat dilakukan di rumah sakit baik pemeriksaan terhadap cairan darah, air seni
dan lain-lainnya dalam laboratorium, maupun terhadap organ tubuh bagian dalam
seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru melalui sinar rongent dan Electro
Cardigraph(ECG). Sebagai contoh pemeriksaan darah untuk kadarcholesterol, uric
acid, haemoglobin (Hb) serta reaksi tubuh terhadap makanan atau rangsangan dari
luar pada tubuh yang disebut alergi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil pemeriksaan
ini kemudian dapat dilakukan pemeliharaaan kesehatan diri secara teratur. Penyakit
Basedow, kencing manis (Diabetes), Acromegali, dan kejiwaan tertentu timbul karena
gangguan faktor internal.

2. Faktor yang berasal dari luar tubuh


Faktor ini disebut sebagai faktor external yaitu faktor yang berasal dari
lingkungan luar yang terdiri dari bibit penyakit, rangsangan dari suhu (temperature),
udara dan benturan karena kecelakaan (roda paksa).
Beberapa gangguan terhadap kesehatan tersebut antara lain:

3
a. Infeksi jasad renik (bakteri, ricketsia, virus) serta jasad makro seperti cacing,
serangga, binatang pengerat dan sebagainya.
b. Perubahan suhu berupa panas atau dingin, kena arus listrik sehingga organ
tubuh tidak berfungsi lagi.
c. Kecelakaan, misalnya patah tulang dan keracunan makan, bahan kimia bahkan
kekurangan unsur (zat) makanan tertentu yang berakibat buruk terhadap
kesehatan (rabun senja atau dehydrasi) dan sebagainya.
d. Gangguan kejiwaan tertentu berupa tekanan mental karena rasa takut dan
terkejut yang hebat secara terus menerus.
Kedua faktor ini dalam masalah kesehatan berkembang secara ekologi yang
mempengaruhi bahkan menentukan berat tidaknya penderitaan seseorang terhadap
suatu penyakit atau sering disebut komplikasi. Misalnya, gangguan ginjal dapat
berpengaruh terhadap fungsi hati, jantung, syaraf, termasuk cairan tubuh dan
seterusnya. Demikian pula patah tulang atau keracunan makanan, bakteri, virus
cacing, semua membawa akibat ekologi terhadap keadaan keseimbangan status
kesehatan. Dalam hubungan ini usaha untuk mempertahankan keseimbangan kedua
faktor tersebut secara positif merupakan usaha pemeliharaan kesehatan diri. Tidak
semua orang menyadari pentingnya hal ini, sebab itu perlu diadakan penularan
informasi tentang sebab dan akibat timbulnya masalah kesehatan serta cara
pemecahannya.

B. Aspek Perilaku dalam Masalah Kesehatan


Aspek perilaku seseorang sangat menentukan keadaan keseimbangan status
kesehatannya, bahkan menentukan juga keadaan status kesejahteraannya. Hal ini
umumnya dalam diperhatikan atau dianggapi tidak penting karena bersifat tidak tetap,
sering atau mudah berubah, akibat faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Yang dimaksud dengan aspek perilaku disini ialah sesuatu proses keadaan mental
seseorang yang mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses mental ini
timbul pemahaman disertai pembentukan keinginan dan tujuan yang lebih lanjut

4
menentukan rasa menerima atau menolak rangsangan dari luar, sehingga menjadi ciri-
ciri seseorang dalam melakukan perbuatan tertentu. Sebagai contoh dalam kegiatan
belajar, tingkah laku seseorang dapat berupa bertanya terus menerus. Perbuatan ini
berasal dari suatu proses mental yang mendorong dirinya untuk bertanya atau
membaca terus menerus. Seseorang melakukan hal itu karena ia memahami
maksudnya, memiliki keinginan dan tujuan yang ada taraf akhir ia menerima dan
melakukan kegiatan belajar. Perbuatan ini kemudian menjadi ciri tingkah laku
seseorang.
Beberapa ahli psikologi dan ahli pendidikan membahas perilaku ini dengan
membuat pembagian atau klasifikasi dari aspek-aspek yang senantiasa berubah
menurut proses di atas, menjadi tiga bagian. Benjamin S. Bloom membaginya ke
dalam 3 aspek dasar yang mempengaruhi terjadinya proses perubahan perilaku
seseorang dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupannya. Ketiga aspek
ini disebut klasifikasi domain atau taksonomi yang terdiri dari:
1. Cognitivedomain
2. Affectivedomain
3. Psycho-motor domain
Ketiga aspek tersebut dapat berubah setiap saat dan tergantung pada berbagai
faktor. Perubahan aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Cognitive domain atau aspek pengetahuan


Aspek ini merupakan aspek dasar dalam perubahan perilaku seseorang yang
dapat melahirkan motif, minat, keinginan dan tujuan seseorang untuk berbuat atau
melakukan kegiatan. Aspek ini berkembang secara bertahap mulai dari tahap
memahami, yang kemudian dilanjutkan dengan tahap mengetahui, menganalisa,
mensistesa dan menilai.

2. Affective domain atau aspek sikap


Yang dimaksud aspek sikap ialah suatu proses perkembangan mental dalam
menentukan pilihan untuk menerima atau menolak sesuatu rangsangan dari luar

5
diri seseorang setelah ia mengalami proses perkembangan mental aspek
pengetahuan.
Aspek sikap juga berkembang melalui beberapa tahap yaitu tahap menerima
dan menolak. Dalam proses perkembangannya dari kedua tahap yang kontras
tersebut terjadi perkembangan, menerima, merasakan, menjawab kemudian
menentukan sikap menolak atau menerima.

3. Psycho-motor domain atau aspek perbuatan


Sama seperti aspek sebelumnya, aspek ini juga berkembang dalam beberapa
tahap sampai pada tahap berbuat untuk melakukan sesuatu kegiatan sebagai
berikut: setelah seseorang menerima atau menolak suatu rangsangan dari luar,
selajutnya ia bergerak, dan berbuat. Demikian proses ini berulang-ulang sampai
pada suatu saat seseorang merasa telah memiliki kemampuan mental untuk
bertindak tepat.

Jadi, dalam proses perubahan perilaku berkembang dari mulai timbulnya


perkembangan pengetahuan yang kemudian diikuti oleh perkembangan sikap dan
perbuatan.
Apabila proses perkembangan pola perubahan perilaku ini kita gambarkan
maka akan terlihat sebagai berikut:
Perbuatan Sikap Perbuatan
1 - - -
2 - + -
3 + + +
4 + + -
5 - - +
6 - + +
7 + - +
8 + - -

6
Jadi lebih kurang ada 8 kemungkinan terjadinya proses perubahan pola
perilaku yaitu pada nomor 3,4,6 dan nomor 8. Keempat hal itu merupakan batas
maksimal dan minimal dalam proses perubahan perilaku.
Dalam hubungan ini maka masalah kesehatan tergantung pada manusia, dan
jika diperhatikan bukan hanya jasmaninya yang harus diperbaiki, tetapi yang terutama
adalah rohaninya. Mentalnya yang menentukan pola perilakunya. Inilah garapan
pendidikan yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar khususnya pendidikan
kesehatan.

C. Faktor Ekologi dalam Masalah Kesehatan

1. Arti Ekologi

Ekologi adalah kata yang berasal dari bahasa Latin terdiri dari dua suku kata
yaitu eko artinya rumah tangga dan logia atau logis artinya ilmu. Secara harfiah
ekologi artinya ilmu tentang rumah tangga. Secara lebih luas ekologi memiliki arti
sebagai suatu hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

Seperti halnya dalam rumah tangga hubungan bersifat komplek saling


berpengaruh dan ketergantungan antara masing-masing aspek atau faktor yang
berkaitan. Dalam hubungan yang rumit, ekologi berlangsung melalui 4 hukum
sebagai berikut:

a. Hukum pertama, yaitu segala unsur di alam ini berhubungan dengan


unsure alam yang lain, atau disebut hukum hubungan timbal balik.

Konsep ini menjelaskan tentang adanya hubungan saling ketergantungan


yang rumit antara berbagai jenis organism dalam segala jenis populasi
dengan lingkungannya baik secara alami maupun secara kimiawi.

b. Hukum kedua, yaitu segala sesuatu yang ada di bumi ini pasti harus
bergerak atau berpindah ke tempat lain kemana saja secara bebas.

Hukum ini member arti bahwa segala sesuatu yang telah dipakai (barang
bekas) apapun jenisnya akan kembali atau berulang menjadi bentuk lain yang
mungkin berguna bagi kehidupan manusia dan sebagainya.

7
c. Hukum ketiga, yaitu alam mengetahui hal yang lebih baik bagi
kepentingan organism lainnya.

Hukum ini memberi arti bahwa untuk semua substansi organism yang
berasal dari organism hidup dapat menghasilkan bahan lain (enzyme) yang
berguna untuk kepentingan hidup manusia.

d. Hukum keempat, yaitu segala sesuatu yang akan dan telah dipakai
tidak pernah bebas biaya, semuanya akan menimbulkan biaya.

Suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa segala barang yang
akan dan telah dipakai perlu biaya. Sebagai contoh bahan makanan untuk
dapat dimakan memerlukan biaya, begitu pula bekas atau sisa
pembuangannya perlu biaya.

Berdasarkan keempat hukum tersebut maka hubungan ekologi ini dalam


masalah kesehatan juga memerlukan perhatian khusus, oleh karena tidak dapat
disangkal bahwa segala akibat buruk dari hubungan ekologi tersebut akhirnya
merupakan masalah kesehatan dan keselamatan manusia.

2. Ekologi Manusia

Telah dikemukakan di atas bahwa ekologi akhirnya melibatkan manusia,


karena manusia merupakan organism atau makhluk hidup yang dalam derajat
kehidupannya merupakan makhluk yang sempurna. Manusia dapat berfikir dan
memiliki rasa enak dan tidak enak. Sebab itu pula, sesuai dengan derajatnya, manusia
lebih banyak mengolah lingkungannya, tempat tinggalnya untuk kepentingan
mempertahankan kelangsungan hidupnya, sampai pada batas yang maksimal.

Dalam ekologi manusia, mutu dan jumlah manusia berhubungan secara saling
ketergantungan dengan semua bagian dalam kegiatannya secara menyeluruh, baik
fisik, biologi, maupun sosial budayanya.

Masalah kesehatan pada seseorang manusia berkembang secara ekologi.


Manusia yang sakit akan mempengaruhi keseimbangan hubungan dengan lingkungan
sekitar baik biologis, fisik, maupun budaya.

3. Hubungan Epidemiologi

Apakah epidemiologi? Epidemiologi ialah suatu studi yang membahas tentang


penyebaran suatu penyakit serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Hal ini
dapat dilakukan penelaahannya secara deskriptif, analitik dan eksperimen.

8
Dalam studi deskriptif, penelaahan epidemiologi dilakukan dengan cara
mencari gambaran tentang penyebaran penyakit meliputi usia, jenis kelamin, ras,
status ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal, waktu status keluarga dan hal-hal lain
yang menunjang penemuan data.

Secara analitis mencari gambaran tentang penyebaran penyakit melalui


penafsiran faktor sebab akibat yang dilakukan dengan studi prospektif dan
retrospektif. Studi prospektif yaitu studi yang dilakukan dengan cara membandingkan
dua kelompok yang berbeda. Studi reprospektif dilakukan untuk melengkapi studi
prospektif dengan cara meneliti dan membandingkan kelompok yang telah menderita
penyakit.

Studi epidemiologi secara eksperimen dilakukan dengan tes hipotesa terhadap


dua kelompok, yaitu kelompok yang menerima perlakuan (treatment) dan kelompok
yang tidak menerima perlakuan yang kemudian hasilnya akan dibandingkan.

D. Manfaat Pendidikan dan Kesehatan


1. Konsep Hidup Sehat
Apakah hiidup sehat itu?
Sebuah pepatah bangsa Arab mengatakan:
“He who has health, has hope, and he who has hope, has every thing”
(Dia yang ingin memiliki kesehatan, memiliki harapan, dan dia yang memiliki
harapan, memiliki segalanya)
Pepatah ini member makna bahwa hidup sehat itu merupakan hal yang lebih
banyak manfaatnya dari pada memiliki hal lain. Dengan memiliki kesehatan, berarti
manusia memiliki harapan yang lebih banyak untuk berbuat yang baik. Kesehatan
adalah harta yang tidak terhingga harganya.
Seperti telah dikemukakan bahwa masalah kesehatan pada dasarnya adalah
masalah tingkah laku manusia termasuk sikap dan kebiasaan sehari-hari yang bersifat
menyeluruh.
2. Sehat Dilihat dari Segi Proses
Sehat dari segi proses merupakan keadaan kualitas hidup yang berlangsung
secara terus menerus dan berkelanjutan selama hidup dalam lingkungannya yang
bersifat ekologi.

9
Baik tidaknya status kesehatan seseorang tergantung pada sampai berapa jauh
orang dapat mempertahankan keseimbangan hubungan ekologi dirinya dengan
lingkungannya. Hal ini sangat dipengaruihi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Sehat bersifat individual. Setiap orang lahir dengan cirri dan keadaan
khusus dirinya yang berasal dari keturunannya dan sangat beraneka ragam
keadaannya.
b. Sehat bersifat mudah berubah. Tergantung pada hasil interaksi dirinya
dengan berbagai faktor lain dan pengalaman dalam lingkungannya.
c. Sehat tergantung pada keadaan perwujudan diri sendiri dalam membuat
keputusan untuk mempertahankan status kesehatannya.
d. Sehat member arti bagi kedipuan diri seseorang secara efektif sehingga ia
dapat hidup lebih berhasil berguna.
Dengan demikian sehat merupakan fenomena yang kompleks meliputi unsure
fisiologi, psikologi, sosiologi dan spiritual.

3. Sehat Dilihat dari Segi Tujuan


Berdasarkan pada tujuan, semua orang ingin sehat secara optimal. Ini berarti
ia ingin mencapai status kesehatan pada tingkat yang benar-benar sehat atau dalam
istilah lain disebut optimal well being. Hal ini dapat dicapai apabila seseorang dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui tahap yang terkendali kepada tujuan
mencapai keadaan kesehatan yang puncak, bersifat dinamis dengan sepenuhnya dapat
menggunakan potensi kekuatan dan keterampilan yang dimilikinya. Abraham
Maslow menyebut hal tersebut sebagai “self actualization”. Green mengambil
pendapat Dunn (Green 1984, hal 13) bahwa keberhasilan seseorang mencapai
keseimbangan tersebut tergantung keadaan kualitas seseorang yang dipengaruhi oleh
5 faktor, yaitu:
a. Totality. Seseorang merupakan suatu pribadi total yang memiliki jasmani,
rohani dan semangat dalam lingkungan kehidupan yang senantiasa
berubah.
b. Uniqueness (unik) menurut keadaan jasmani, rohani dan semangat.

10
c. Energy (bertenaga lincah). Sebagai makhluk hidup ia memiliki tenaga atau
kekuatan yang berasal dari lingkungannya sendiri, dan secara ilmiah
tergantung pada keadaan alam kehidupannya sendiri.
d. Inner dan outer world. Keadaan lingkungan dalam dan luar dirinya yang
berasal dari persepsi dan hubungan dirinya dengan lingkungannya.
e. Self integration and energy use. Integrasi diri dan pemakaian tenaga yang
dapat menjadi dasar keyakinan dirinya untuk melakukan pekerjaan secara
normal.
Apabila seseorang mencapai ke 5 faktor tersebut maka ia akan memperoleh
arah yang positif untuk mencapai tingkat sehat secara optimal (puncak).

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesehatan merupakan dasar bagi hidup yang efektif, tetapi hal itu tidak dapat
diperoleh secara otomatis. Status kesehatan seseorang dapat diperoleh dengan baik
apabila dilakukan pemeliharaan terhadap kesehatan jasmani, rohani dan sosial secara
seimbang yaitu mau memelihara keseimbangan ekologi baik berupa faktor-faktor
internal (keadan biologi) maupun faktor eksternal (keadaan lingkungan).
Melalui kegiatan latihan jasmani maka aspek kesehatan lain juga dapat
terpelihara seperti kebersihan lingkungan, makanan yang memadai, pembinaan
disiplin yang baik, karena tanpa hal-hal tersebut kelangsungan untuk melakukan
latihan jasmani tidak ada nilainya bagi pembentukan manusia seutuhnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Komaryah, Rohmah, Angkawijaya, dan Wijayanti. 2016. Pendidikan


Kesehatan. Buku.

13

Anda mungkin juga menyukai