Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan
diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : suatu
keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan ( kegiatan hidup sendiri ).
Data statistik yang dikemukakan oleh (WHO) (2012) menyebutkan bahwa
sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.
Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh
peneliti di Harvard University dan University College London, mengatakan
penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di
seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia,
2016).
Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta
orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17%
menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat
sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa, dari 34
provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan jumlah
gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia pada
urutan ke-2 sebanyak 1,9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini
akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas 2013).

1
Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya keperawatan diri akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat
memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi
rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu,beragam
faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien. Maka dari
itu kami membahas mengenai defisit perawatan diri.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang diatas
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian defisit perawatan diri?
2. Apa saja etiologi dari defisit perawatan diri?
3. Apa saja tanda dan gejala dari defisit perawatan diri?
4. Apa akibat dari defisit perawatan diri?
5. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada defisit perawatan diri?
6. Bagaimana analisa kasus asuhan keperawatan defisit perawatan diri?

1.3 Tujuan
Adapaun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah diatas sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian defisit perawatan diri.
2. Untuk mengetahui etiologi dari defisit perawatan diri.
3. Untuk mengetahui tandan dan gejala dari defisit perawatan diri.
4. Untuk mengetahui akibat dari defisit perawatan diri.
5. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada defisit
perawatan diri.
6. Untuk mengetahui analisa kasus asuhan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Defisit Perawatan Diri


Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
hendaya dalam pemenuhan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi,
berpakaian/berhias, makan dan bab/bak.
Defisi perawatan diri adalah kegagalan kemampuan pada seseorang untuk
melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (Capernitto).
Herdman (2012) mendefinisi defisit perawatan diri sebagai suatu gangguan didalam
melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting).
Sedangkan perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia untuk
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.

2.2 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabakan individu mengalami deficit perawatan
yaitu:
diri, yaitu:
1. Faktor prediposisi
1) Biologis, seringkali defisit perawaan diri disebabkan karena adanya
penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan adanya faktor herediter yaitu ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2) Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak kalah
penting hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
individu sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan
jiwa mengalamai defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas
yang kurang sehingga menyebabkan pasien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannya termasuk perawatan diri.
3) Sosial. Kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan
mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan diri.

3
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.

2.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien
tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan
BAK dan didukung dengan data hasil observasi
1. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
1) Malas mandi.
2) Tidak mau menyisir rambut.
3) Tidak mau menggosok gigi.
4) Tidak mau memotong kuku.
5) Tidak mau berhias/ berdandan.
6) Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri.
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum.
8) BAB dan BAK sembarangan.
9) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK.
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar.

2. Data objektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang.
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak mandi
dengan benar.
3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak
mampu berdandan.

4
4) pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil, memakai,
mengencangkan dan memindahkan pakaian, tidak memakai sepatu, tidak
mengkancingkan baju atau celana.
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian,mis memakai
pakaian berlapis-lapis, penggunaan pakaian yang tidak sesuai. Melepas
barang-barang yang perlu dalam berpakaian, mis telajang.
6) Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak menggunakan alat
makan, tidak mampu (menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke
alat makan (dari panci ke piring atau mangkok, tidak mampu
menggunakan sendok dan tidak mengetahui fungsi alat-alat makan),
memegang alat makan, membawa makanan dari piring ke mulut,
mengunyah, menelan makanan secara aman dan menghabiskan
makanaan).
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah
BAB dan BAK, tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet dan menyiram
toilet setelah BAB atau BAK.)

2.4 Akibat dari Defisit Perawatan Diri


Akibat dari deficit perawatan diri adalah Gangguan Pemeliharaan Kesehatan.
Gangguan pemelihaaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa
terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap) dan juga gangguan yang lain seperti
gastritis kronis (karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit orofecal
(karena hiegene bab/bak sembarangan) dan lain-lain.
Pohon masalah

2.5 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri


2.5.1 Pengkajian defisit perawatan diri
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien
dan keluarga. Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan
dengan wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut:
1. Coba ceritakan kebiasaan/ cara pasien dalam membersihkan diri?

5
2. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut,
menggosok gigi dan,menggunting kuku?
3. Bagaimana pendapat pasisen tentang penampilan dirinya? Apakah pasien
puas dengan penampilan sehari-hari pasien?
4. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut , berdAndan, bercukur (untuk
laki-laki) secara teratur?
5. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan
yang akan dilakukan.
6. Coba ceritakan bagaimana kebiasaaan pasien mandi sehari-hari ?
peeralatan mandi apa saja yang digunakan pasien ?
7. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien ?
8. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan
fungsinya ?
9. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketikan selesai BAB atau BAK?
10. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah
BAB dan BAK?
11. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri
yang benar.

Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui
observasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB
dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB dan BAK.

6
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu status
pasien.
Contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut:
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.Rambut acak-acakan,tidak disisir,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, makan dan minum
diambilkan oleh keluarga, makan berceceran, dan tidak pada tempatnya.
Tidak menyiram dan membersihkan diri setelah BAB dan BAK.

2.5.2 Diagnosis Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit
perawatan diri yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tAnda dan
gejala defisit perawatan diri, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB
dan BAK.

2.5.3 Tindakan Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Tindakan keperawatan defisit perawatan diri dilakukan terhadap pasien dan
keluarga. Saat memberikan pelayanan di rumah sakit (bila ada pasien dikunjungi
atau didampingi keluarga), puskesmas atau kunjungan rumah, maka perawat
menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga,
perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga.
Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan
melatih cara untuk mengatasi defisit perawatan diri yang dialami pasien. Setelah
perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga dan
melatih keluargauntuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi defisit perawatan diri yang
telah diajarkan oleh perawat.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap
pertemuan, minimal empat kali pertemuan hingga pasien dan keluarga mampu
mengatasi defisit perawatan diri.

7
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya.
2) Melakukan kebersihan diri secara mandiri.
3) Melakukan berhias/berdAndan secara baik.
4) Melakukan makan dengan baik.
5) Melakukan BAB/BAK secara mandiri.
2. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara:
(1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
(2) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan
yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien.
(3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
(4) Buat kontrak asuhan: apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan dan tempatnya di mana.
(5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi.
(6) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
(7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
2) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri , perawat dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
(1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
(2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
(3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
(4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
3) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi: Berpakaian, Menyisir rambut dan
Bercukur.
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :Berpakaian, Menyisir rambut
dan Berhias.
4) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri

8
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan
tahapan sebagai berikut:
(1) Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200
kalori (untuk perempuan) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori
setiap hari makan minum 8 gelas (2500 ml setiap hari) dan cara makan
dan minum.
(2) Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib.
(3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan dan minum setelah
makan dan minum.
(4) Mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
5) Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara mandiri
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
(1) Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai.
(2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
(3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
(4) Mempraktikkan BAB dan BAK dengan baik.
3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Pasien Defisit Perawatan Diri
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien defisit perawatan diri di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami defisit
perawatan diri.
Tindakan keperawatan:
1) Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien defisit
perawatan diri.
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri dan mengambil keputusan merawat pasien.
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum, BAB dan BAK pasien.

9
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung perawatan diri pasien.
6) Mendiskusikan tAnda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas kesehatan.
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

2.5.4 Evaluasi Kemampuan Pasien dan Keluarga Dalam Defisit Perawatan


Diri
1. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan ditandai dengan
peningkatan kemampuan pasien dalam perawatan diri, seperti:
1) Klien mampu melakukan mandi, mencuci rambut, menggosok gigi
dan menggunting kuku dengan benar dan bersih.
2) Mengganti pakaian dengan pakaian bersih.
3) Membereskan pakaian kotor.
4) Berdandan dengan benar.
5) Mempersiapkan makanan.
6) Mengambil makanan dan minuman dengan rapi.
7) Menggunakan alat makan dan minum dengan benar.
8) BAB dan BAK pada tempatnya.
9) BAB dan BAK air kecil dengan bersih.
2. Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil apabila
keluarga dapat :
1) Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri).
2) Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien.
3) Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri : kebersihan
diri, berdandan (wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB
dan BAK.
4) Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan.

10
2.2.5 Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan
pasien dan keluarga (pelaku rawat). Berikut ini contoh pendokumentasian asuhan
keperawatan defisit perawatan diri pada kunjungan keempat.
Implementasi Evaluasi
12November 2015 pkl. 10.00 S: Pasien
Data:  Pasien mengatakan sudah
Data pasien dan kemampuan melakukan mandi sehari 2 kali, ,
Pasien tampak bersih, badan dan sikat gigi (2 kali per hari), cuci
rambut bersih dan tidak bau, rambut rambut (2 kali per minggu), potong
sudah disisir rapi , wajah menggunakan kuku (satu kali per minggu),
bedak, kuku pendek dan bersih, gigi Berdandan dan mengganti pakaian
bersih dan tidak bau. Pakaian bersih dua kali sehari sehabis mandi pagi
dan sesuai, dapat mengambil makan dan sore, makan 3 kali sehari dan
sendiri, makan pada tempatnya. minum 6-8 gelas sehari. BAB dan
Kemampuan pasien Mandi 2x sehari, BAK dikamar mandi.
gosok gigi 2x sehari, keramas sudah
1x, gunting kuku 1x seminggu, S : keluarga
berdandan dan berpakaian, makan dan 1. Keluarga mengatakan anaknya
minum (semua kegiatan dilakukan dapat melakukan kegiatan sesuai
secara mandiri). Pasien mengatakan jadwal.
kadang masih suka BAK sembarangan. 2. Keluarga mengatakan senang dapat
membimbing anaknya untuk
Data keluarga dan kemampuan melakukan kebersihan diri.
Keluarga mengatakan sudah 3. Keluarga mengatakan akan terus
mengetahui apa itu kebersihan memotivasi anaknya untuk
diri,kurang perawatan diri, tanda dan melakukan sesuai jadwal.
gejala serta proses terjadinya masalah. 4. Keluarga mengatakan akan berobat
Keluarga mampu melatih dan rutin ke puskesmas dan mencegah
membimbing pasien cara melakukan agar anaknya tidak kambuh lagi.
perawatan diri, berdandan,berpakaian
makan/minum .

11
O: Pasien
DK: 1. Pasien tampak bersih, badan dan
Defisit perawatan diri rambut bersih dan tidak bau, rambut
sudah disisir rapi , wajah
Intervensi: menggunakan bedak, kuku pendek
Tindakan ke pasien dan bersih, gigi bersih dan tidak
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, bau. Pakaian bersih dan sesuai,
berdandan, makan dan minum. Beri dapat mengambil makan sendiri,
pujian Jelaskan cara BAB dan BAK makan pada tempatnya, BAB dan
yang baik, melatih BAB dan BAK yang BAK dikamar mandi,
baik, memasukkan pada jadwal membersihkan diri setelah BAB
kegiatan untuk latihan kebersihan diri, dan BAK dan menyiram WC
berdandan, makan dan minum dan setelah BAB dan BAK.
BAB dan BAK. 2. pasien Mandi 2x sehari, dilakukan
sendiri, gosok gigi 2x sehari(
Tindakan ke keluarga mandiri), keramas sudah 1x
Evaluasi kegiatan keluarga dalam (mandiri) gunting kuku 1x
merawat/melatih pasien kebersihan seminggu (mandiri), berdandan
diri, berdandan, makan dan minum. (mandiri) dan berpakaian (mandiri),
Beri pujian, membimbing keluarga makan dan minum (mandiri ), BAB
BAB dan BAK pasien. jelaskan follow dan BAK (mandiri).
up ke PKM, tanda kambuh, rujukan.
Anjurkan membantu pasien sesuai O: Keluarga
jadwal dan memberikan pujian. 1. Keluarga tampak melatih dan
membimbing cara merawat
RTL: kebersihan diri dan berdandan,
Pasien makan dan minum, BAB dan BAK
Melakukan kebersihan diri sesuai terhadap anaknya.
jadwal 2. Keluarga kooperatif.
Keluarga 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
Memotivasi dan membimbing untuk kekambuhan dan control teratur ke
melakukan kebersihan diri sesuai puskesmas.

12
jadwal. Follow up ke puskesmas dan
pencegahan kekambuhan A:
Pasien mampu melakukan kebersihan
diri, berdandan dan berpakaian, makan
dan minum, BAB dab BAK.

P:
P untuk pasien
Pasien mandi sehari 2 kali, , sikat gigi
(2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per
minggu), potong kuku (satu kali per
minggu), Berdandan dan mengganti
pakaian dua kali sehari sehabis
mandi pagi dan sore, makan 3 kali
sekali dan minum 8 gelas sehari. BAB
dan BAK ditempatnya.

P . Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai dengan jadwal : mandi sehari 2
kali, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (satu kali per minggu).
Berdandan dan mengganti pakaian dua
kali sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3x sehari dan minum 8 gelas
perhari, BAB dan BAK ditempatnya,
Berobat membawa anaknya ke
puskesmas secara teratur. Merujuk ke
puskesmas bila ada tanda-tanda
kekambuhan.

13
Kasus:
Seorang laki-laki dirawat diruang C di RSJ. B sejak 2 minggu yang lalu karena suka
berkeliling kerumah warga dan mengambil paksa barang tetangga. Pasien terlihat
mengenakan pakaian terbalik dan bau pesing, dari keteranga keluarga pasien dulu
jarang bergaul dan lebih senang dikamar dan terkadang terlihat mengobrol.

A. Analisa Data
Data Masalah/ Diagnosa Keperawatan
DS: Klien mengatakan malas mandi Gangguan pemeliharaan Kesehatan:
dan berdandan. Defisit perawatan diri (berdandan
DO: Terlihat mengenakan pakaian dan BAK/BAB).
terbalik dan bau pesing.

Pohon Masalah

Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

Isolasi Sosial: Menarik Diri

Defisit Perawatan Diri: Mandi,


Berdandan, Makan, dan BAB/BAK

B. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan
No Dx Kep Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Defisit TUM: SP I : 1. Mengetahui
Klien mampu 1. Identifikasi permasalahan
Perawatn
melakukan masalah pera- yang terjadi
Diri: perawatan diri: watan diri:
pada diri
higiene. kebersihan
mandi, klien.
TUK I : diri,
berdandan, a. Klien dapat berdandan, 2. Agar klien
menyebutkan makan/minum, tahu
makan,
pengertian BAK/BAB. pentingnya

14
dan dan 2. Jelaskan kebersihan
tanda- tanda pentingnya diri.
BAB/BAK
kebersihan kebersi-han 3. Memberitahu
diri. diri.
klien
b. Klien dapat 3. Jelaskan cara
mengetahui dan alat bagaimana
pentingnya kebersihan cara
kebersihan diri. perawatan diri
diri. 4. Latih cara dan alat yang
c. Klien dapat menjaga digunakanny.
mengetahui kebersihan 4. Agar klien
bagaimana diri: mandi dan
bisa
cara menjaga ganti pakaian,
kebersihan sikat gigi, cuci melakukan
diri. rambut, kebersihan
potong kuku. diri secara
5. Masukan pada mandiri.
jadwal 5. Agar klien
kegiatan untuk bisa membuat
latihan mandi,
jadwal
sikat gigi (2x
sehari), cuci kegiatannya.
rambut (2x
perminggu),
potong kuku
(1x
perminggu).

2. Defisit TUK II: SP II: 1. Untuk


Klien mampu
Perawatn 1. Evaluasi mengetahui
berdandan
Diri: dengan baik kegiatan yang sejauh mana
mandi, lalu. klien paham
berdandan, 2. Jelaskan mengenai
makan, pentingnya kegiatan yang
dan berdandan. sudah pernah
BAB/BAK 3. Jelaskan alat dilakukannya.
dan cara 2. Agar klien
berdandan. mengetahui
4. Latih cara pentingnya
berdandan. berdandan.

15
5. Masukkan 3. Agar klien
dalam jadwal dapat
kegiatan. berdandan
dengan baik
digunakannya
4. Agar klien
mampu
berdandan
dengan
mandiri.
5. Agar klien
mengetahui
kegiatan apa
saja yang
telah
dilakukannya.
3. Defisit TUK III: 1. Evaluasi 1. Untuk
Klien mampu
Perawatn kegiatan yang mengetahui
makan dan
Diri: minum dengan lalu. sejauh mana
benar.
mandi, 2. Jelaskan cara klien mampu
berdandan, makan yang mengingat
makan, benar. kegiatan
dan 3. Latih cara yang telah
BAB/BAK makan yang dilakukannya
benar. 2. Agar klien
4. Masukkan mengetahui
dalam jadwal cara makan
kegiatan. yang benar.
3. Agar klien
mampu
mandiri

16
makan yang
benar.
4. Agar klien
mengetahui
kegiatan apa
saja yag telah
dilakukannya
4. Defisit TUK IV: 1. Evaluasi 1. Agar
Klien mampu
Perawatn kemampuan mengetahui
BAB/BAK
Diri: dengan benar pasien yang sejauh mana
mandi, lalu. klien
berdandan, 2. Latih cara mengingat
makan, BAB/BAK kegiatan apa
dan yang benar. saja yang telah
BAB/BAK 3. Masukkan dilakukannya.
dalam jadwal 2. Agar klien
kegiatan. mengetahui
cara
BAB/BAK
yang benar.
3. Agar klien
mengetahui
kegiatan apa
saja yang telah
dilakukannya.

C. Implementasi Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Tanggal 24 September 2018 S: Klien mengatakan malas mandi.
Pukul 08.30 Wita O: Klien tampak mengenakan
pakaian terbalik dan bau pesing.

17
1. Mengidentifikasi masalah: A: SP 1 tercapai dimana klien
kebersihan diri, berdandan, dapat menjelaskan alat dan cara
makan, BAB/BAK. melakukan kebersihan diri.
2. Menjelaskan pentingnya P:
kebersihan diri. Pasien: latihan mandi jam 07.00
3. Menjelaskan alat dan cara dan 17.00 Wita.
kebersihan diri. Perawat: Lanjutkan SP II
4. Memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan pasien.
Tanggal 25 September 2018 S: Klien mengatakan merasa segar
Pukul 09.00 Wita setelah mandi.
1. Mengevaluasi kegiatan yang O: Klien tampak memakai pakaian
lalu. dengan kancing baju yang tidak
2. Menjelaskan pentingnya terpasang dan rambut tidak disir.
berdandan. A: SP 2 tercapai dimana klien
3. Menjelaskan alat dan cara dapat berdandan dengan baik yaitu
berdandan. sisiran dengan baik dan memakai
4. Melatih cara berdandan. minyak rambut.
5. Memasukkan dalam jadwal P:
kegiatan. Pasien: latihan makan jam 08.00,
jam 12.00, dan 17.00 Wita.
Perawat: Lanjutkan SP III
Tanggal 25 September 2018 S: Klien mengatakan merasa lapar.
Pukul 12.00 Wita O: Klien tampak rapi dengan
1. Mengevaluasi kegiatan yang rambut disisir dan hanya bengong
lalu. di meja makan.
2. Menjelaskan alat dan cara A: SP 3 tercapai dimana klien
makan yang benar. dapat melakukan cara makan yang
3. Melatih cara makan yang benar.
benar. P:
4. Memasukkan dalam jadwal Pasien: latihan BAB/BAK jam
kegiatan. 10.00 Wita.

18
Perawat: Lanjutkan SP IV
Tanggal 26 September 2018 S: Klien mengatakan segar setelah
Pukul 10.00 Wita mandi.
1. Mengevaluasi kemampuan O: Klien tampak rapi dengan
pasien yang lalu. rambut disisir.
2. Melatih cara BAB/BAK yang A: SP 4 tercapai dimana klien
benar. dapat melakukan cara BAB/BAK
3. Memasukkan dalam jadwal yang benar.
kegiatan. P:
Pasien: latihan BAB/BAK jam
10.00 Wita.
Perawat: pertahankan kondisi
pasien.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP-1 Pasien : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan Ke-1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Nama Klien: Tn. A
2. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan malas mandi.
DO: Tn. A tampak mengenakan pakaian terbalik dan bau pesing.
3. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
5. Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

19
b. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Perawat Mita,. Saya adalah
Mahasiswa keperawatan Stikes Wika yang sedang praktek disini. Saya
praktek disini selama tujuh hari. Nama anda siapa ya? Bapak
Senangnya dipanggil apa? Oh, jadi anda senangnya dipanggil Tn. A
saja?
b. Evaluasi / Validasi
Disini Mita lihat dari tadi Tn. A memakai pakaian terbalik?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn. A
maunya kita ngobrol-ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Tn.A? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja.

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Berapa kali Tn. A mandi dalam sehari? Apakah Tn.A sudah mandi hari ini?
Menurut Tn. A apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tn.A sehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut Tn. A apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tn.A yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dan sebagainya ya.

20
b. Menurut Tn. A mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya
Tn. A persiapkan? Benar sekali, Tn. A perlu menyiapkan pakain ganti yang
bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan sabun mandi.
c. Menurut Tn. A tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar
mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang, Mita akan bantu
melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat
gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi dengan gerakan memutar
dari atas ke bawah kemudian Tn. A berkumur kumur dengan air bersih.
Bagus sekali Tn. A, sekarang saya akan mengajarkan bapak mandi, pertama
bapak buka pakaian, kemudian siram seluruh tubuh Tn. A dengan air
termasuk rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan ke atas
kepala Tn. A sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Lalu bapak ambil
sabun dan gosokan ke seluruh tubuh Tn. A secara merata dan di mulai dari
bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih
tidak ada sisa sabun yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air
sampai bersih keringkan tubuh Tn. A dengan handuk kering yang sudah
disiapkan. Bagus sekali Tn. A pasti bisa melakukannya. Selanjutnya Tn. A
menggunakan pakaian bersih yang sudah di siapkan. Nah, sekarang Tn. A
bisa memperagakan apa yang saya sampaikan, silahkan bapak mandi
dahulu.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan Tn. A setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba Tn. A sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah
Tn. A lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Tn. A sudah tahu manfaat
dan cara mandi yang baik.
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ternyata Tn. A masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah
setelah pulang.
b. Tindak lanjut klien

21
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn. A Mau berapa kali
sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi
jam berapa ? kalau sore ?? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi setelah
Tn. A melakukan kegiatan mandi.
Tempat : Tn. A mau kita ketemu dimana?? Kita ketemu di dalam kamar
Tn. A besok bagaimana?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP-2 Pasien : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan Ke-2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tn. A terlihat duduk di salah satu sudut ruangan. Klien terlihat
menggunakan pakaian dengan kancing baju yang tidak terpasang dan
rambut tidak disisir. Klien mengatakan merasa segar setelah mandi.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
Membantu klien latihan berhias
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias

22
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat pagi ? masih ingat Tn. A dengan saya?
b.Evaluasi / Validasi
Mita lihat dari tadi Tn. A memegang kepala, kenapa Tn. A? Bagaimana
perasaan Tn. A setelah melakukan kegiatan mandi?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang berhias diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn. A
maunya kita ngobrol-ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Tn. A? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja.

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Bagaimana perasaan Tn. A setelah mandi? Apa yang Tn. A lakukan
setelah mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan
berdandan
b. Apa Tn. A sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih
dan kering. Berganti pakain yang bersih 2 kali seharai. Sekarang coba
Tn. A lakukan mengganti pakaian. Bagus sekali Tn. A dapat
melakukannya dengan baik. Sekarang setelah menggunakan pakaian
yang baik kita akan latihan berdandan supaya Tn. A tampak rapi dan
ganteng.
c. Kira kira apa alat yang Tn. A butuhkan untuk berdandan? Bagus sekali
Tn. A alat yang dibutuhkan sisir, minyak rambut, dan kaca
d. Setelah Tn. A memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut
yang rapi, bagus Tn. A, sekarang ambil minyak rambut dan usap di
rambut Tn. A secara rata dan tipis. Bagus sekali Tn. A bisa melakukan
dengan baik.

23
4. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan Tn. A setelah latihan berdandan?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Tn. A terlihat segar dan ganteng.
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn. A Sehabis Tn. A
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar
sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak)
tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
makan yang baik dan benar.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai
jadwal makan Tn. A
Tempat : Siang nanti kita latihan makan yang baik di ruang makan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP-3 Pasien : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan Ke-3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tn. A terlihat duduk di salah satu kursi di dekat meja makan. Tn. A terlihat
rapi dengan rambut yang di sisir.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik

24
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Menjelaskan cara persiapkan makanan.
b. Menjelaskan cara makan yang tertib.
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat siang Tn. A ? Bagus sekali Tn. A terlihat rapi siang ini,,

b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Tn. A siang hari ini?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Tn. A
maunya kita ngobrol-ngobrolnya 25 menit.
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik jadi kita latihan
langsung di ruang makan

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Bagaimana menurut Tn. A cara makan yang baik? Bagus Tn. A
sebelum kita makan kita cuci tangan dengan air dan sabun.
b. Setelah mencuci tangan dengan air dan sabun, Tn. A bias mengambil
makanan di atas meja dengan menggunakan piring.
c. Sebelum makan Tn. A dapat berdoa. Bagus sekarang Tn. A dapat
berdoa sebelum makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, Ya bagus
Tn. A sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan baik
dan benar.
d. Setelah makan Tn. A harus membereskan piring dan gelas yang kotor,
Setelah di bereskan sekarang Tn. A dapat mencuci tangan kembali

25
dengan air dan sabun. Setelah itu keringkan tangan dengan saputangan
yang bersih.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan Tn. A setelah latihan cara makan yang baik?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Tn. A terlihat rapi dan bersih.
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn. A Sehabis Tn. A
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan
yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
BAK/BAB yang baik
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara BAB/BAK besok jam 10 pagi
atau sesuai jadwal kapan Tn. A merasa ingin BAB/BAK
Tempat : Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik di ruangan ini

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP-4 Pasien : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan Ke-3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tn. A terlihat duduk di salah satu sisi kamar. Tn. A terlihat rapi dengan
rambut yang di sisir.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

26
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri
b. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
c. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
d. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapuetik
Selamat Pagi Tn. A ? Sudah di lakukan jadwal harian yang telah kita
lakukan kemarin? Bagus sekali Tn. A dapat melakukan secara mandiri
semua latihan yang telah kita lakukan,,
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Tn. A siang hari ini?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita latihan cara BAB/BAK yang baik?
Waktu : kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, bagamana
menurut Tn. A?
Tempat : Kita akan latihan cara BAB/BAK yang baik jadi kita latihan
langsung di tempat BAB/BAK

2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)


a. Menurut Tn. A dimana kita BAB/BAK yang benar? Benar Tn. A kita
BAB/BAK di ruang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi
kita tidak boleh BAB/BAK di sembarang tempat.
b. Sekarang coba Tn. A sebutkan bagaiman cara membersihkan/ cebok?
Bagus Tn. A cebok itu adalah cara membersihkan bokong atau tempat
keluar BAB/BAK dengan air yang bersih dan jernih. Setelah Tn. A

27
cebok pastikan juga tidak ada BAB/BAK yang tersisa di WC dengan
cara menyirami WC dengan air bersih. Setelah di pastikan bokong dan
WC bersih baru Tn. A mencuci tangan dengan air dan sabun.
4. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan Tn. A setelah latihan cara BAB/BAK yang baik?
2. Evaluasi perawat/ objektif
Tn. A terlihat tersenyum dan wajah yang segar
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Tn. A Sehabis Tn.
Amelakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan
yang baik dan benar, jika Tn. A merasakan keinginan BAB/BAK Tn. A
dapat melakukan latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (mandiri)
kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baiklah Tn. A sekarang kita akhiri pertemuan ini, Kalau Tn. A
masih ada yang ingin ditanyakan/ ada masalah yang ingin
dibicarakan boleh kepada suster lain yang dinas diruangan ini.
Suster permisi dulu ya Tn. A, Permisi.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Klien dengan gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri hendaknya di
berikan perhatian yang lebih dalam perawatan diri sehinngga peningkatan
kebersihan klien dapat lebih meningkat lebih baik. Klien yang sering menyendiri
merupakan resiko menjadi isolasi sosial maka komunikasi terapeutik yang di
gunakan sebagai landasan untuk membina saling percaya sehingga dapat mengggali
semua permasalahan.
Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri harus selalu di libatkan
dalam kegiatan dan di temani setiap tindakan yang lebih. Identifikasi diri mengenai
penyebab awal terjadinya gangguan tersebut menjadi fokus perhatian pemberian
pelayanan kesehatan. Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri
membutuhkan dukungan dari keluarganya sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan klien.

3.2 Saran
Memahami mengenai tanda gejala defisit perawatan diri dan strategi
pelaksanaan pada defisit perawatan diri dapat membantu perawat dengan mudah
melaksanakan intervensi kepada pasien dengan defisit perawatan diri. Kami
menyadari makalah kami kurang sempurna sehingga memerlukan masukan dari
pihak lain.

29
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwel.
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
Course). Jakarta: EGC.
Nurhalimah. 2016. “Modul Bahan Ajar Cetak Keperatawan: Keperawatan Jiwa”.
Hlm162-171. Jakarta: Kemenkes RI.
Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.
Missouri: Mosby.

30

Anda mungkin juga menyukai