Anda di halaman 1dari 21

MEKANIKA TANAH I

PEMADATAN DAN SIFAT KEMBANG-SURUT TANAH

Dosen Pembimbing :
Azizah Rachmawati, ST.MT

Disusun Oleh :

Bahtiar Wahyu Ardiansyah (21801051133)


Oriza Rachman Akbar (21801051153)
Mochamad Bisma (21801051095)
Nadia Nur Faiza (21801051088)
Adma Iradah (21801051091)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Malang, 30 September
2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
1.3 TUJUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 DESKRIPSI PEMADATAN TANAH ..................................................... 2
2.2 PRINSIP UMUM PEMADATAN TANAH ............................................ 2
a) Tanah Granuler ......................................................................................... 3
b) Tanah Lanau ............................................................................................. 3
c) Tanah Lempung ........................................................................................ 3
2.3 UJI PEMADATAN .................................................................................. 5
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMADATAN ............. 6
a. Pengaruh macam tanah ............................................................................. 6
b. Pengaruh Usaha Pemadatan ..................................................................... 7
2.5 SIFAT-SIFAT TANAH LEMPUNG YANG DIPADATKAN ............... 8
CONTOH SOAL................................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................. 17
REFERENSI……………………………………………………………………..18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kondisi konstruksi pada suatu daerah perkotaan maupun pedesaan
masih banyak mengalami kerusakan pada lapisan strukturnya dan
memiliki berbagai faktor seperti kurang kuatnya kuat geser tanah,
tingginya sifat kompresibilitas, tingginya permeabilitas, dan cepatnya
perubahan volume pada pondasi suatu bangunan sebagai akibat air, atau
yang lainya.
Pada saat ini kepadatan tanah harus diperhatikan, karena perubahan
iklim dan cuaca yang semakin ekstrim mudah untuk membuat suatu
pondasi bangunan bergeser, bila di biarkan akan sangat mengancam
keselamatan orang disekitar. Maka dari itu peran pemadatan tanah sangat
penting bagi siapapun yang ingin mendirikan suatu bangunan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
a) Bagaimana deskripsi dan prinsip umum pemadatan tanah?
b) Bagaimana konsep dasar pemadatan tanah?
c) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah?
d) Apa saja rumusan-rumusan teori yang digunakan dalam pemadatan
tanah?

1.3. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Memahami pemadatan tanah beserta prinsipnya.
b) Memahami konsep dasar pemadatan tanah.
c) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemadatan tanah.
d) Mengetahui apa saja rumusan-rumusan teori yang digunakan dalam
pemadatan tanah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DESKRIPSI PEMADATAN TANAH


Mengenali sifat sifat dari tanah dirasa penting. tanpa
memperhatikan sifat-sifat tanah dapat mengakibatkan kegagalan sturktur
yang dapat terakumulasi dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat
membahayakan pengguna sebuah bangunan. Sifat sifat ini dapat diuji
melalui penilitian didalam laboratorium dan kemudian dapat diaplikasikan
dilapangan.
Pengerjaan perbaikan tanah perlu untuk memperbaiki sifat sifat
tanah, perbaikan dapat dilakukan dengan cara pemadatan. Pemadatan pada
dasarnya merupakan usaha untuk mempertinggi kuat geser tanah,
mengurangi mudah mampat, mengurangi permeabilitas, mengurangi
perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air.

2.2. PRINSIP UMUM PEMADATAN TANAH


Tanah merupakan pendukung fondasi bangunan selain itu juga
tanah dapat dimanfaatkan sebagai tanggul bendungan dan jalan.
Pembangunan bangunan diatas tanah yang belum dipadatkan dapat
menyebabkan penurunan tanah sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
stuktur yang ada di atasnya. kebutuhan pemdatan tanah pada tanggul
maupun bendungan sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan kuat tanah
yang cukup menahan laju air.
Usaha untuk memadatkan tanah dapat dilakukan dengan untuk
menghasilkan kuat tanah yang paling optimum dan paling murah ketika
dilaksanakan dilapangan. Pemilihan jenis tanah, cara pemadatan,
pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan yang sesuai dapat
mempengaruhi kuat geser tanah. pemadatan tanah dapat dilakukan dengan
mempertinggi kuat geser tanah, mengurangi sifat mudah mampat,
mengurangi permeabilitas, dan mengurangi perubahan volume sebagai
akibat perubahan air.

2
Tingkat kepadatan tanah dapat diukur dari nilai berat volume
keringnya. Berat volume kering tidak berubah oleh adanya perubahan
kadar air. Jika dilapangan, ketika tanah yang selesai dipadatkan kemudian
terkena hujan maka volume berat keringnya tetap tidak berubah, sepanjang
volume total tetap. Berikut adalah jenis tanah dan sifatnya :

a) Tanah Granuler
Tanah ini memiliki sifat kuat geser yang tinggi dengan
perubahan volume yang sedikit mengalami perubahan volume
ketika sudah dipadatkan. Tanah ini juga memiliki tingkat
permeabilitas yang tinggi. Oleh karena itu, tanah ini paling mudah
pengerjaannya dilapangan

b) Tanah Lanau
Tanah ini memiliki sifat yang stabil dan mampu
memberikan kuat geser yang cukup dan sedikit memiliki
kecenderungan mengalami perubahan volume. Lanau memiliki
kekurangan ketika kondisi basah, tanah ini akan sangat sulit
dipadatkan karena permeabilitas yang rendah.

c) Tanah Lempung
Tanah lempung yang dipadat dengan benar akan
menghasilkan kuat geser tinggi. Sifat kembang susutnya tergantung
mineral yang terkandung didalamnya. Lempung padat mempunyai
permeabilitas yang rendah dan tanah ini tidak dapat dipadatkan
dengan baik ketika kondisi sangat basah.

3
Dalam pemadatan tanah ada dua peristiwa yang perlu diketahui.
Yang pertama adalah peristiwa konsolodasi tanah, peristiwa ini adalah
pengurangan volume pori sehingga bertambah berat volume kering yang
diakibatkan beban(statis) yang ada diatasnya selama jangka waktu tertentu.
Peristiwa konsolodasi ini diikuti oleh pengurangan volume air dan pori
sehingga terjadi penurunan volume tanah. Berbeda dengan pemadatan
tanah dengan beban dinamis, proses ini tidak mengakibatkan keluarnya air
pada tanah.
Penambahan air pada pemadatan tanah dapat melunakkan tanah
yang mengakibatkan partikel tanah tergelincir satu sama lain sehingga
posisi tanah lebih rapat. hal ini adalah prinsip pemadatan yang
dikemukakan oleh Johnson dan sallberg, 1960. Pada awal pemadatan,
berat volume kering bertambah dengan ditambanya kadar air. Pada air nol
(w=0), berat volume basahnya sama dengan berat volume keringnnya.
𝛾𝑏(𝑤 = 0) = 𝛾𝑑

Gambar 2.1 Perbandingan Berat volume basah (𝛾𝑏) dengan kadar air (w).
Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018
Bertambahnya kadar air diikuti dengan naiknya nilai berat volume
kering (dengan usaha pemadatan yang sama) hingga mencapai nilai
maximum di w2(kadar air optimum). Kemudian penambahan air justru
membuat penurunan nilai berat volume basah tanah.

4
2.3. UJI PEMADATAN
Untuk mengetahui hubungan kadar air dan berat volume kering
maksimum ,Procotor (1993) berhasil merumuskan dalam persamaan :
𝛾𝑏
𝛾𝑑 =
1+𝑤
-4
Proctor menguji dengan silinder mould bervolume 9,44 x 10 m3
dengan masssa 2,5 kg dijatuhkan pada ketinggian 30,5 cm (1 ft) dengan
tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dengan tiap lapian ditumbuk 25 kali,
Cara ini disebut dengan uji standart proctor. Pada pengujian proctor yang
di modifikasi (modified Proctor), Proctor mengganti mould dengan berat
4.45 kg dan dijatuhkan dari ketinggian 45.72 cm dengan tanah ditumbuk 5
lapisan.
Dalam pengujian dilakukan dalam 5 kali percobaan dengan kadar
air yang di variasikan. Kemudian hubungan antara berat volume kering
dan kadar air dapat digambarkan pada grafik. Kurva memperlihatkan
bahwa nilai kadar air yang optimum dapat menghasilkan berat volume
kering terbesar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kepadatan tanah
maximum dapat dicapai ketika nilai kadar air optimum.
Kadar air yang rendah menyebabkan tanah cenderung kaku dan
sulit untuk dipadatkan. Nilai kadar air terlalu tinggu justru membuat harga
berat volume kering berkurang. Ketika udara yang berada dalam tanah
dapat dikeluarkan dalam pemadatan berlangsung, tanah akan berada pada
kondisi jenuh dan nilai berat volume kering akan menjadi maximum.
Namun pada praktek dilapangan sangan sulit untuk mencapai tanah pada
kondisi jenuh ini. Berat volume kering ketika jenuh (𝛾zaf) dapat diketahui
melalui persamaan berikut :

𝛾zaf = Gs𝛾w / 1+wGs


karena tanah jenuh (S=1) dan e=wGs
𝛾zaf = Gs𝛾w / 1+e

5
Penentuan nilai berat volume kering kering setelah pemdatan yang
mengandung kadar air dan udara (air content), maka dapat dirumuskan
𝐺𝑠(1 − 𝐴)𝛾𝑤
𝛾𝑑 =
1 + 𝑤𝐺𝑠
A = Va / V

2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMADATAN


Telah dipelajari bahwa kadar air mempunyai pengaruh besar
terhadap derajat kepadatan yang dapat dicapai oleh tanah tertentu. Faktor-
faktornya yaitu :

a. Pengaruh macam tanah


Pada pemdatan tanah, jenis tanah sangat memempengaruhi
nilai berat volume maximum dan kadar air optimumnya. Pada uji
pemadatan ASTM D-698 diperlihatkan beberapa jenis tanah dan
nilai maksimum berat volume kering tanah diperlihatkan pada
gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kurva hasil uji pemadatan pada berbagai jenis tanah (ASTM D-698)
Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

Terihat pada kurva bahwa lanau berpasir 𝛾d ketika


mendapat kadar air rendah maka tekanan kapiler dalam butiran
lanau pasir cenderung menghalangi butiran tanah untuk merekat.
Sedangkan 𝛾d akan berkurang ketika jumlah air bertambah.

6
b. Pengaruh Usaha Pemadatan
Energi pemadatan per-volume satuan (E) dinyatakan oleh
persamaan :
𝑁𝑏 𝑁𝑙 𝑊𝐻
E= 𝑉

Dengan,
Nb = jumlah pukulan per lapisan
Nl = jumlah lapisan
W = tinggi jatuh pemukul
V = volume mould
Dalam pengujian pemadatan tanah lempung berpasir
dengan mould dari standard Proctor memperlihatkan bahwa jumlah
tumbukan mempengaruhi kepadatan tanah.

Gambar 1b pengaruh energi pemadatan pada lempung pasir (ASTM D-698)


Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

Pada gambar 1b tersebut dapat disimpulkan berat volume


kering bertambah jika energi pemadatan ditambah dan berlaku juga
jika energi pemadatan ditambah maka kadar air optimum
berkurang dan berlaku hampir pada semua jenis tanah. Namun
derajat kepadatan dan energi pemadatan tidak secara langsung
proporsional. Pada grafik merupakan hasil uji pemadatan tanah

7
lempung berpasir dengan mould dari standard Proctor. Jumlah
lapisan pada saat pemadatan di dalam mould yaitu 3 lapisan akan
tetapi jumlah pukulan pada setiap lapisan dibedakan yaitu antar 20
sampai 50 kali pukulan. Besarnya energi pemadatan di hitung
menggunakan persamaan (E) di atas. Maka hasilnya pada Tabel 2b

No. Kurva Jumlah pukulan per lapisan Energi pemadatan


pada grafik (Nb) (ft-lb/𝑓𝑡 3 )
1 20 9900
2 25 12375
3 30 14850
4 35 24750
Catatan : 1 ft-lb/𝑓𝑡 3 = 47,99 J/𝑚3
Tabel 2b Hasil hitungan energi pemadatan

Ada beberapa pendapat mengenai kepadatan tanah L.D


Wesley (1977 : 44) “Kepadatan tanah biasanya diukur dengan
menentukan berat isi keringnya, bahkan dengan menentukan angka
porinya. Lebih tinggi berat isi kering berarti lebih kecil angka pori
dan lebih tinggi derajat kepadatanya. Jadi untuk menentukan kadar
air optimum biasanya dibuat grafik berat isi kering terhadap kadar
air”.

2.5. SIFAT-SIFAT TANAH LEMPUNG YANG DIPADATKAN


Tanah lempung akan memperoleh kepadatan yang tinggi beriringan
dengan besarnya usaha pemadatan. Posisi kadar air tanah yang
dipadatkan, didasarkan pada posisi-posisi kadar air sisi kering optimum,
dekat optimum, atau optimum dan sisi basah optimum. Kering optimum
didefinisikan sebagai kadar air yang kurang daripada kadar air
optimumnya. Basah optimum didefinisikan sebagai kadar air yang lebih
dari kadar air optimumnya. Demikian juga dengan dekat optimum atau

8
optimum, yang berarti kadar air yang kurang lebih mendekati
optimumnya.
Penyelidikan pada tanah lempung yang dipadatkan memperlihatkan
bahwa bila lempung dipadatkan pada kering optimum, susunan tanah
akan tidak bergantung pada macam pemadatanya (Seed dan Chan, 1959).
Susunan, kuat geser, serta sifat kemampatan tanah bergantung pada kadar
air pada basah optimum. Pada usaha pemadatan yang sama dengan
penambahan kadar air, penyesuaian susunan butiran menjadi bertambah.
Pada kering optimum, tanah selalu terflokulasi (penggabungan
partikel). Pada basah optimum susunan tanah menjadi terdispersi
(penguraian) beraturan. Gambar 2.5a

Gambar 2.5a : Pengaruh pemadatan pada susunan tanah


Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018
Kadar air akan mempengaruhi permeabilitas tanah, ketika kadar air-
nya bertambah banyak maka permeabilitas suatu tanah akan berkurang.
Permeabilitas tanah akan tinggi ketika dipadatkan pada kering optimum
daripada basah optimum. Gambar 2.5

Gambar 2.5b : Pengaruh pemadatan pada susunan tanah (Lambe, 1958)


Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

9
Kompresibilitas tanah lempung pada tingkat tekanan rendah akan
lebih tinggi ketika dipadatkan pada basah optimum, namun tidak mudah
mampat ketika dipadatkan pada tingkat tekanan tingg karena pada basah
optimum pengurangan angka pori lebih besar. Seperti pada ditujukan
pada gambar 2.5c

Gambar 2.5c Pengaruh pemadatan pada susunan tanah (Lambe, 1958)

Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

Sifat pengembangan tanah lempung akan optimum ketika


dipadatkan pada kering optimum daripada dipadatkan pada basah
optimum karena pada kering optimum cenderung memiliki kada air yang
rendah dan lebih besar untuk menyerap air. Tanah lempung kering
optimum lebih sensitif terhadap kadar air dan suatu kebalikan pada
tinjauan penyusutan. Terlihat pada grafik dibawah :

10
Gambar 2.5d Penyusutan sebaga fungsi kadar air dan macam pemadatan (Seed dan
Chan, 1959)
Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

Pada kuat geser lempung memiliki kekuatan yang lebih tinggi ketika
dipadatkan pada kering optimum daripada dipadatkan pada basah
optimum karena pada basah optimum sedikit bergantung pada tipe
pemadatan. Pada gambar dibawah terdapat kurva kekuatan tanah
lempung berlanau yang dipadatkan dengan cara remasan (kneading).
Gambar tersebut menunjukan tekanan yang dibutuhkan untuk
memberikan 25% dan 5% regangan untuk tiga usaha pemadatan (Seed
dan Chan, 1959). Kekuatan tanah kira-kira sama pada kondisi basah
optimum dan bertambah dengan usaha pemadatanya bila dipadatkan sisi
kering optimum.

11
Gambar 2.5e kuat geser sebagi fungsi usaha pemadatan dan kadar
air (Seed dan Chan, 1959)
Sumber : Buku Mekanika Teknik 1, 2018

Pada kadar air basah optimum yang diberikan, tekanan pada


regangan 5% berkurang bila energi pemadatan bertambah terlihat pada
gambar dibawah, dimana kekuatan didasarkan pada pengujian CBR
(California Bearing Ratio) (Turnbull dan Foster, 1956).

12
Gambar 2.5f Kuat geser diukur dengan CBR dan berat volume kering, terhadap
kadar air pada pemadatan di laboratorium (Turnbull dan Foster, 1956)
Sumber : Buku Mekanika Tanah 1, 2018

Pada gambar di atas, usaha pemadatan yangyang lebih besar


menghasilkan CBR kering optimum yang lebih besar. Tapi, perhatikan,
nilai CBR kecil pada basah optimum untuk usaha pemadatan yang lebih
tinggi. Kenyataan ini penting dalam perencanaan, dan harus
dipertimbangkan pada penanganan tanah timbunan (Lambe, 1958).

13
CONTOH SOAL
FGHJKASDIAISDJIASJDIA
SDJIASJDAISDJ
ASIDJA
SIDJ
AISDJAISDJA
JA
SDIJ
J

14
CONTOH SOAL
AISDAISDJSAID
ASDIJASDIASJD
ASIDJASIDJASDJ
AISDJAISDJASDJ

15
CONTOH SOAL

ASSADSHDAWHAJD

ASD

ASD

AS

ASD

16
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemadatan tana merupakan suatu proses untuk meningkatkan nilai
kerapatan tanah guna mempertinggi kuat geser tanah, mengurangi sifat
mudah mampat, mengurangi sifat permeabilitas, mengurangi perubahan
volume sebagai akibat perubahan kadar air dalam arti lain sebagai
pendukung fondasi bangunan, juga digunakan sebagai bahan timbunan.
Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan
untuk mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan kepadatan tanah
maka umumnya dilakukan uji pemadatan sepeti dalam pembahasan.
Namun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemadatan yaitu
a) pengaruh macam tanah, dan b) pengaruh usaha pemadatan.

17
REFERENSI
Hardiyatmo, Hari Chridstady. 2018. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Wesley, L.D. 1977. Mekanika Tanah. Jakarta Selatan : Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.

18

Anda mungkin juga menyukai