Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Puji Syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya
pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan keterbatasan yang saya
miliki. Harapan saya semoga dengan adanya makalah ini dapat mempermudah
pembaca ataupun mahasiswa dalam mempelajari dan memahami lebih dalam
tentang “MEMBUMIKAN KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DI
INDONESIA”. Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah untuk
melaksanakan kewajiban saya sebagai mahasiswa dalam mendapat tugas untuk
menyelesaikan makalah pada mata kuliah PANCASILA. Terlepas dari semua itu
saya menyadari sepenuhnya ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
1. Latar Belakang..................................................................................................... 3
2. Rumusan masalah ............................................................................................... 3
3. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A. Pengertian Nilai ................................................................................................... 4
B. Pengertian Nilai Menurut Sila ke-2 (Kemanusiaan) ............................................ 4
C. Sistem Nilai Dalam Pancasila .............................................................................. 5
D. Makna Sila Pancasila ........................................................................................... 6
E. Pokok Pikiran Sila ke-2 ........................................................................................ 7
F. ALASAN PENTINGNYA KEBERADAAN SILA KEDUA .............................................. 7
G. ARTI LAMBANG PANCASILA UNTUK SILA KE 2 .................................................... 9
H. IMPLEMENTASI SILA KE-DUA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ................. 9
I. Sejarah Lahirnya Pancasila ................................................................................ 11
J. Penerapan Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang
dilambangkan dengan RANTAI EMAS : ..................................................................... 14
BAB III ............................................................................................................................ 15
1. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
2. Saran ................................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
Untuk mengetahui asal mula sila kedua serta nilai-nilai dan
kandungan dalam Pancasila.
3. Tujuan
Agar masyarakat mengetahui lebih dalam tentang hakikat sila
kedua dalam Pancasila,selain itu juga untuk memperluas wawasan
masihwa agar lebih tahu asal mula sila kedua dalam Pancasila
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang dialami sebagai ajakan dari panggilan
untuk kehidupan. “nilai dapat mendorong kita untuk bertindak serta
mengarahkan perhatian, menarik kita kejalur diri sendiri, dan nilai bersera
kepada tingkah laku yang membangkitkan keaktifan”. Menurut Rukiyati
(2013:51) “nilai adalah sesuatu yang berharga,baik dan berguna bagi manusia
atau suatu penentuan kualitas yang menyangut jenis dan minat serta menjadi
dasar penentu tingkah laku manusia”.Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa nilai adalah kualiatas atas penghargaan terhadap sesuatu
hal, menarik, berguna, menguntungkan, dan dapat dipertahankan, sehingga
nilai Pancasila nantinya akan terwujud suatu sistem nilai dalam Pancasila.
4
C. Sistem Nilai Dalam Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai mengandung serangkaian nilai
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut Imron (2017:16) “sistem
nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang
dipandang baik, berharga, dan penting dalam hidup yang ada dalam
pikiran seseorang atau sebagian masyarakat”. Pancasila sebagai suatu
sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral atau nilai kebaikan dan
merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak. “Pancasila sebagai suatu
sitem nilai mengandung serangkain nilai yang saling berkaitan satu sama
lain dan tidak terpisahkan. Sedangkaian nilai yang terdapat dalam
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan” Pancasila sebagai sistem nilai juga mengakui nilai-lainnya
secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai kebenaran, estetis, etis, maupun
religius. Kualitas nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif.
mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. rumusan dari sila-sila Pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang
terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak, karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai,
b. inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang, artinya
keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa
yang akan datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara
lain yang secara eksplisit tampak dalam adat istiadat, kebudayaan, tata
hidup kenegaraan dan tata hidup beragama,
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menuntut
ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di
Indonesia. Hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum
tertinggi, maka secara objektif tidak dapat diubah secara hukum,
sehingga terletak pada kelangsungan hidup negara. “Pancasila bersifat
subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu terletak pada
pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri yaitu, masyarakat,
5
bangsa , dan negara Indonesia terutama pada aspek moral”.Nilai-nilai
Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil
pemikiran, penilaian, dan refleksi filosofis bangsa Indonesia. Apabila
dihadapkan atau disejajarkan dengan ideologi lainnya, maka tampak
perbedaan Pancasila dengan ideologi lainnya. Nilai-nilai Pancasila
merupakan 17 filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
menjadi jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila sesungguhnya
merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa serta memiliki
makna yang berbeda.
6
E. Pokok Pikiran Sila ke-2
1. Menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya sebagai mahluk
tuhan,Maksudnya itu mempunyai sifat universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.ini juga
universal,bila di terapkan di indonesia barang tentu bangsa indonesia
menghargai dari setiap warga negara dalam
masyarakat indonesia.sila ini mengandung prinsip menolak atau
menjauhi suatu yang bersumber pada ras dan mengusahakan
kebahagiaan lahir dan batin.
3. Mewujudkan keadilan dan peradapan yang tidak lemah.yang dituju
bangsa indonesia adalah keadilan dan peradapan yang tidak pasif.,yaitu
perlu pelurusan dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi
penyimpangan.keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
masyarakat. Manusia di tempatkan sesuai dengan harkatnya.manusia
mempunyai derajat yang sama denan hukum.
7
b. Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila
kedua Pancasila merupakan sesuatu yang amat penting untuk
dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan
hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat
terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain
dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya
setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk
dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari
keterpurukan dan krisis multidimensi.
c. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat
merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku
masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan
dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan
harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang
ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya
prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir
pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-
butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan
oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya. Sebagai
warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara
sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Perilaku-perilaku yang
menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal
seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang Blowfish
di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan
bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat
baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan
berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.
8
G. ARTI LAMBANG PANCASILA UNTUK SILA KE 2
Sila ke 2 ‘ Kemanusiaan yang adil dan beradab ’ dalam lambang
pancasila berlambangkan rantai. Arti lambang rantai untuk sila ke 2
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah rantai merupakan lambang dari sila
kedua, rantai ini memiliki makna yang sangat besar dan terdiri dari rantai
bulat (melambangkan perempuan) dan rantai persegi (melambangkan laki
laki). Rantai yang saling berkait melambangkan bahwa setiap rakyat baik
perempuan dan laki laki harus bersatu padu untuk agar bisa menjadi kuat
seperti rantai.
Maka dari itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa
yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai,
bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Sehubungan
dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut
9
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki
bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh
melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain
untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau
milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya
suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan
rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk
mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula manusia dapat
mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan
solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat
ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur,
saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki
adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk
menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Harusnya dalam
bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain,
hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak
senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain.
Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi
dalam beragama.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti
sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab
itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang
tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan
kewajiban.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus
menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan
dengan baik, seperti :
10
Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk
Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan
kedewasaan
Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan
ketentuan agama
Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat
Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesame
Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang
11
Agustus tahun yang sama, Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia
lengkap dengan susunan pengurusnya di bentuk di Jakarta. Panitia yang
didukung semua daerah ini direncanakan bersidang pada 19 Agustus
1945.Tanggal 7 Agustus 1945, Marsekal Terauchi sebagai panglima
tertinggi tentara Jepang di Asia Tenggara bermarkas di Saigon
menugaskan para penguasa Jepang di Jawa untuk membentuk sebuah
panitia kemerdekaan Indonesia. Tetapi instruksi ini terlambat karena PPKI
telah dibentuk oleh pemimpin Indonesia.
12
yang terorganisir.Berdasarkan desakan dari kaum muda serta kokosongan
kekuasaan karena proses perpindahan kekuasaan Indonesia dari Jepang
kepada komando Asia Timuritu, Dwi Tunggal Soekarno -Hatta atas nama
bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.Ketika Indonesia menyatakan
kemerdekaannya, dalam sidang BPUPKI yang dilanjutkan dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), kemudian lebih mengerucut
menjadi Panitia Sembilan membahas dasar negara, kelompok
Islamismenginginkan agar negara Indonesia berdasar atas “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Namun kelompok nasional sekuler 12menolak keinginan tersebutdengan
alasan adanya keberatandari wakil-wakil Indonesia bagian timur atas
rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara.Untuk
menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno-Hatta
menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam,
keberatan dengan usul penghapusan itu. Namun setelah diadakan
konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui rumusan tujuh kata
yang dikenal dengan Piagam Jakarta tersebut diganti dengan kata
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagaimana termaktub dalamUndang-
Undang Dasar Republik Indonesia 1945.Ketuhanan yang Maha Esa dan
Hak Asasi Manusia
Pengakuan terhadap kemajemukan agama di Indonesia adalah
menerima dan meyakini bahwa agama yang kita peluk merupakan jalan
keselamatan yang paling benar, tetapi bagi penganut agama lain sesuai
dengan keyakinan mereka agama mereka pulalah yang paling benar. Dari
kesadaran inilah akan lahir sikap toleran, inklusif, saling menghormati dan
menghargai, serta memberi kesempatan kepada orang lain untuk beribadah
sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini sesuai dengan sila
pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa”
13
J. Penerapan Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang
dilambangkan dengan RANTAI EMAS :
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia dalam menata, mengatur, serta menyelesaikan masalah-
masalah sosial, kebangsaan dan kenegaraan termasuk juga masalah
hukum. Sebagai dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai
pemersatu bangsa dan negara Indonesia,dalam hakikat Pancasila
khususnya sila pertama Pancasila terdapat makna yang berarti kita
sebagai warga negara dengan perbedaan ras dan agama harus saling
menjunjung tinggi toleransi antar umat.
2. Saran
Hendaknya masyarakat bangsa Indonesia harus mengamalkan sila-
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seta mengamalkannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://kolom.tempo.co › Kolom
https://mkhoirulan.blogspot.com/2016/04/makna-sila-ke-2.html
https://materi4belajar.blogspot.com/2017/03/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam.html
https://duwihernas.blogspot.com/2014/08/sila-kedua-kemanusiaan-yang-adil-dan.html
16