Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Puji Syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya
pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan keterbatasan yang saya
miliki. Harapan saya semoga dengan adanya makalah ini dapat mempermudah
pembaca ataupun mahasiswa dalam mempelajari dan memahami lebih dalam
tentang “MEMBUMIKAN KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DI
INDONESIA”. Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah untuk
melaksanakan kewajiban saya sebagai mahasiswa dalam mendapat tugas untuk
menyelesaikan makalah pada mata kuliah PANCASILA. Terlepas dari semua itu
saya menyadari sepenuhnya ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Malang, 5 APRIL 2019

Penulis

1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
1. Latar Belakang..................................................................................................... 3
2. Rumusan masalah ............................................................................................... 3
3. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A. Pengertian Nilai ................................................................................................... 4
B. Pengertian Nilai Menurut Sila ke-2 (Kemanusiaan) ............................................ 4
C. Sistem Nilai Dalam Pancasila .............................................................................. 5
D. Makna Sila Pancasila ........................................................................................... 6
E. Pokok Pikiran Sila ke-2 ........................................................................................ 7
F. ALASAN PENTINGNYA KEBERADAAN SILA KEDUA .............................................. 7
G. ARTI LAMBANG PANCASILA UNTUK SILA KE 2 .................................................... 9
H. IMPLEMENTASI SILA KE-DUA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ................. 9
I. Sejarah Lahirnya Pancasila ................................................................................ 11
J. Penerapan Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang
dilambangkan dengan RANTAI EMAS : ..................................................................... 14
BAB III ............................................................................................................................ 15
1. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
2. Saran ................................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup negara


Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila
merupakan suatu sistem filsafat yang melandasi tata kehidupan masyarakat
bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting dan bersifat
imperatif, baik imperatif moral maupun politis-ideologis bagi bangsa
Indonesia dalam menata, mengatur, serta menyelesaikan masalah-masalah
sosial, kebangsaan dan kenegaraan termasuk juga masalah hukum. Sebagai
dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai pemersatu bangsa dan
negara Indonesia. Sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia maka
sudah semestinya bahwa Pancasila dalam dirinya sendiri sebagai suatu
kesatuan.
Pancasila sudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sarana
pemersatu, artinya sebagai suatu kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai
yang terkandung didalam sila-sila Pancasila disetujui sebagai milik
bersama.

2. Rumusan masalah
Untuk mengetahui asal mula sila kedua serta nilai-nilai dan
kandungan dalam Pancasila.

3. Tujuan
Agar masyarakat mengetahui lebih dalam tentang hakikat sila
kedua dalam Pancasila,selain itu juga untuk memperluas wawasan
masihwa agar lebih tahu asal mula sila kedua dalam Pancasila

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang dialami sebagai ajakan dari panggilan
untuk kehidupan. “nilai dapat mendorong kita untuk bertindak serta
mengarahkan perhatian, menarik kita kejalur diri sendiri, dan nilai bersera
kepada tingkah laku yang membangkitkan keaktifan”. Menurut Rukiyati
(2013:51) “nilai adalah sesuatu yang berharga,baik dan berguna bagi manusia
atau suatu penentuan kualitas yang menyangut jenis dan minat serta menjadi
dasar penentu tingkah laku manusia”.Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa nilai adalah kualiatas atas penghargaan terhadap sesuatu
hal, menarik, berguna, menguntungkan, dan dapat dipertahankan, sehingga
nilai Pancasila nantinya akan terwujud suatu sistem nilai dalam Pancasila.

B. Pengertian Nilai Menurut Sila ke-2 (Kemanusiaan)


Didalam pancasila sila kedua memiliki arti yakni segenap bangsa
dan rakyat Indonesia diakui serta diperlakukan sebagaimana mestinya
sesuai harkat serta martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Nilai nilai
pancasila ini dilandasi pada pernyataan bahwa semua manusia memiliki
derajat, martabat, hak dan kewajiban yang sama. Nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila sila kedua antara lain manusia memiliki hak
dan martabat yang sama dan sejajar, timbulnya pengakuan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang paling sempurna, dengan menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan akan mendapat perlakuan adil dari dan kepada
manusia lain, setiap manusia memiliki rasa solidaritas dan tenggang rasa
yang tinggi sehingga mereka tidak bisa bertindak seenaknya sendiri, nilai
kemanusiaan yang terkandung dalam pancasila jika tidak diamalkan dapat
menyebabkan meningkatnya angka kriminalitas serta pembunuhan.

4
C. Sistem Nilai Dalam Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai mengandung serangkaian nilai
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut Imron (2017:16) “sistem
nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang
dipandang baik, berharga, dan penting dalam hidup yang ada dalam
pikiran seseorang atau sebagian masyarakat”. Pancasila sebagai suatu
sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral atau nilai kebaikan dan
merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak. “Pancasila sebagai suatu
sitem nilai mengandung serangkain nilai yang saling berkaitan satu sama
lain dan tidak terpisahkan. Sedangkaian nilai yang terdapat dalam
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan” Pancasila sebagai sistem nilai juga mengakui nilai-lainnya
secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai kebenaran, estetis, etis, maupun
religius. Kualitas nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif.
mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. rumusan dari sila-sila Pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang
terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak, karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai,
b. inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang, artinya
keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa
yang akan datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara
lain yang secara eksplisit tampak dalam adat istiadat, kebudayaan, tata
hidup kenegaraan dan tata hidup beragama,
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menuntut
ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di
Indonesia. Hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum
tertinggi, maka secara objektif tidak dapat diubah secara hukum,
sehingga terletak pada kelangsungan hidup negara. “Pancasila bersifat
subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu terletak pada
pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri yaitu, masyarakat,

5
bangsa , dan negara Indonesia terutama pada aspek moral”.Nilai-nilai
Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil
pemikiran, penilaian, dan refleksi filosofis bangsa Indonesia. Apabila
dihadapkan atau disejajarkan dengan ideologi lainnya, maka tampak
perbedaan Pancasila dengan ideologi lainnya. Nilai-nilai Pancasila
merupakan 17 filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
menjadi jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila sesungguhnya
merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa serta memiliki
makna yang berbeda.

D. Makna Sila Pancasila


Sebagai dasar filasafat negara, maka Pancasila merupakan suatu
sistem nilai. Nilai-nilai Pancasila mengandung nilai-nilai yang memiliki
perbedaan satu sama lainnya, tetapi nilai tersebut merupakan suatu
kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai sila Pancasila tidak dapat dipisahkan
atau tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan nilai-nilai pada sila
Pancasila yang lain.
Makna sila ke 2 bahwa setiap tatanan masyarakat tidak terbatas
kepada suku, agama, dan antar golongan wajib bersikap dan berperilaku
sesuai norma dan adat istiadat yang berlaku, serta berhak mendapatkan
persamaan derajat guna menciptakan keadilan dalam kemanusiaan.

6
E. Pokok Pikiran Sila ke-2
1. Menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya sebagai mahluk
tuhan,Maksudnya itu mempunyai sifat universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.ini juga
universal,bila di terapkan di indonesia barang tentu bangsa indonesia
menghargai dari setiap warga negara dalam
masyarakat indonesia.sila ini mengandung prinsip menolak atau
menjauhi suatu yang bersumber pada ras dan mengusahakan
kebahagiaan lahir dan batin.
3. Mewujudkan keadilan dan peradapan yang tidak lemah.yang dituju
bangsa indonesia adalah keadilan dan peradapan yang tidak pasif.,yaitu
perlu pelurusan dan penegakan (hukum) yang kuat jika terjadi
penyimpangan.keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
masyarakat. Manusia di tempatkan sesuai dengan harkatnya.manusia
mempunyai derajat yang sama denan hukum.

F. ALASAN PENTINGNYA KEBERADAAN SILA KEDUA


a. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab dan harus kita terapkan, antara
lain: Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam
menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten
terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah
tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang
patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di
Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali
dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja
oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke
Tuhanan Yang Maha Esa.

7
b. Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila
kedua Pancasila merupakan sesuatu yang amat penting untuk
dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan
hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat
terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain
dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya
setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk
dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari
keterpurukan dan krisis multidimensi.
c. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat
merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku
masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan
dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan
harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang
ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya
prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir
pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-
butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan
oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya. Sebagai
warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara
sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Perilaku-perilaku yang
menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal
seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang Blowfish
di daerah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan” menunjukkan
bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat
baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan
berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.

8
G. ARTI LAMBANG PANCASILA UNTUK SILA KE 2
Sila ke 2 ‘ Kemanusiaan yang adil dan beradab ’ dalam lambang
pancasila berlambangkan rantai. Arti lambang rantai untuk sila ke 2
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah rantai merupakan lambang dari sila
kedua, rantai ini memiliki makna yang sangat besar dan terdiri dari rantai
bulat (melambangkan perempuan) dan rantai persegi (melambangkan laki
laki). Rantai yang saling berkait melambangkan bahwa setiap rakyat baik
perempuan dan laki laki harus bersatu padu untuk agar bisa menjadi kuat
seperti rantai.

H. IMPLEMENTASI SILA KE-DUA DALAM KEHIDUPAN


MASYARAKAT
Sesuai dengan butir-butir sila ke-dua yang telah diuraikan pada
pembahasan diatas, sila perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat
berarti sebagai landasan kehidupan manusia. Sila ini dijadikan sebagai
pedoman bertingkah laku dalam masyarakat. Selain itu peri kemanusiaan
adalah naluri manusia yang berkembang sejak lahir. Sama halnya dengan
naluri manusia yang lain, seperti naluri suka berkumpul, naluri
berkeluarga, dan lain-lain. Oleh karena peri kemanusiaan merupakan
naluri, maka tidak mungkin manusia menghapuskannya. Dengan perasaan
peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk masyarakat yang
penuh kasih sayang serta saling menghormati diantara anggota-
anggotanya.

Maka dari itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab masuk dalam falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam sila ini membentuk watak bangsa kita menjadi bangsa
yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling mencintai,
bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Sehubungan
dengan hal tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut

9
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki
bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh
melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain
untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau
milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya
suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan
rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk
mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula manusia dapat
mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan
solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat
ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur,
saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki
adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk
menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Harusnya dalam
bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain,
hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak
senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain.
Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi
dalam beragama.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti
sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab
itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang
tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan
kewajiban.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus
menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan
dengan baik, seperti :

10
 Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk
 Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan
kedewasaan
 Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan
ketentuan agama
 Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat
 Memerhatikan kehidupan yang layak antar sesame
 Melakukan kerja sama dengan iktikad baik dan tidak curang

I. Sejarah Lahirnya Pancasila


Ketika Jepang semakin terpuruk gerakan militernya, Jepang sadar
bahwa disuatu saat kelak,mereka akan kehilangan kekuasaannya di
Nusantara. Oleh sebab itu, pada tanggal 1 Maret 1945, pihak Jepang
mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Tsyunbi Cosakai).Dan
pembentukan BPUPKI ini merupakan langkah konkret pertama yang
dilakukan Jepang dalam merespon cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dan
pada bulan Mei 1945, BPUPKI bersidang pertama kalinya di gedung
Volksraad, Jakarta.
Sementara itu, situasi perang semakin tidak menguntungkan
Jepang, dan Negara ini hanya menunggu waktu untuk bertekuk lutut.
Karena itu, pada tanggal 7 Juli 1946, kabinet Jepang menyetujui rencana
pemberian kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu yang singkat.
Menurut pemerintah Jepang, harus ada sebuah badan yang mempersiapkan
dan mengumumkan kemerdekaan tersebut. Prakarsa pembentukan badan
itu diserahkan kepada bangsa Indonesia sendiri.Dan pada tanggal 21 Juli
1945, Kabinet Jepang menyetujui semua rencana yang disusun BPUPKI.
Jenderal Sushiro Itagaki menyelenggarakan sebuah konfrensi pers di
Tokyo yang dihadiri kepala-kepala staff pasukan Jepang dan
mengemukakan rencana kemerdekaan Indonesia “seluruh Indonesia”
ditetapkan dalam tahun 1946. Tanggal 5 Agustus 1945, BPUPKI
merampungkan tugas menyusun undang-undang dasar, dan pada tanggal 6

11
Agustus tahun yang sama, Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia
lengkap dengan susunan pengurusnya di bentuk di Jakarta. Panitia yang
didukung semua daerah ini direncanakan bersidang pada 19 Agustus
1945.Tanggal 7 Agustus 1945, Marsekal Terauchi sebagai panglima
tertinggi tentara Jepang di Asia Tenggara bermarkas di Saigon
menugaskan para penguasa Jepang di Jawa untuk membentuk sebuah
panitia kemerdekaan Indonesia. Tetapi instruksi ini terlambat karena PPKI
telah dibentuk oleh pemimpin Indonesia.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengundang tiga


pemimpin bangsa Indonesia Soekarno, Hatta,dan Rajiman ke markas besar
di Dallat. Undangan tersebut dimaksudkan untuk membahas keputusan
Tokyo tentang kemerdekaan seluruh Indonesia. Akan tetapi pada tanggal
15 Agustus 1945, jam 12.00 waktu Tokyo, Kaisar Tenno Heika
mengumumkan penyerahan tanpa syarat Jepang kepada sekutu. Sejak
pengumuman ini, secara yuridis formal, kekuasaan Jepang atas Indonesia
telah berakhir, dan komando Asia Timur pasukan Sekutu pimpinan
Mountbatten akan mengambil alihnya. Sejak pengumuman itu pula, semua
aktivitas dan prakarsa .Jepang untuk memerdekakan Indonesia ikut
terhenti secara total.
Dengan demikian, antara tanggal 15-17 Agustus 1945 terjadi
kekosongan kekuasaan.Sementara itu, kelompok pemuda yang dimotori
oleh Chaerul Saleh, Anwar, Harsono, Cokroaminoto, dan lainnya, baru
saja menyelesaikan kongres pemuda di Jakarta. Mereka sangat anti Jepang
serta berupaya memaksa Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak menghendaki pengaitan
kemerdekaan Indonesia kepada Jepang. Ketika kelompok pemuda itu
mendesak, bung Hattamengemukakan kepada mereka:
Bahwa soal kemerdekaan Indonesia, apakah ia datang dari
pemerintahan Jepang atau dari hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri,
tidaklah menjadi soal, karena Jepang tokoh sudah berusaha
mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu, untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi

12
yang terorganisir.Berdasarkan desakan dari kaum muda serta kokosongan
kekuasaan karena proses perpindahan kekuasaan Indonesia dari Jepang
kepada komando Asia Timuritu, Dwi Tunggal Soekarno -Hatta atas nama
bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.Ketika Indonesia menyatakan
kemerdekaannya, dalam sidang BPUPKI yang dilanjutkan dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), kemudian lebih mengerucut
menjadi Panitia Sembilan membahas dasar negara, kelompok
Islamismenginginkan agar negara Indonesia berdasar atas “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Namun kelompok nasional sekuler 12menolak keinginan tersebutdengan
alasan adanya keberatandari wakil-wakil Indonesia bagian timur atas
rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara.Untuk
menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Soekarno-Hatta
menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam,
keberatan dengan usul penghapusan itu. Namun setelah diadakan
konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui rumusan tujuh kata
yang dikenal dengan Piagam Jakarta tersebut diganti dengan kata
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagaimana termaktub dalamUndang-
Undang Dasar Republik Indonesia 1945.Ketuhanan yang Maha Esa dan
Hak Asasi Manusia
Pengakuan terhadap kemajemukan agama di Indonesia adalah
menerima dan meyakini bahwa agama yang kita peluk merupakan jalan
keselamatan yang paling benar, tetapi bagi penganut agama lain sesuai
dengan keyakinan mereka agama mereka pulalah yang paling benar. Dari
kesadaran inilah akan lahir sikap toleran, inklusif, saling menghormati dan
menghargai, serta memberi kesempatan kepada orang lain untuk beribadah
sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini sesuai dengan sila
pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa”

13
J. Penerapan Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang
dilambangkan dengan RANTAI EMAS :
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia dalam menata, mengatur, serta menyelesaikan masalah-
masalah sosial, kebangsaan dan kenegaraan termasuk juga masalah
hukum. Sebagai dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai
pemersatu bangsa dan negara Indonesia,dalam hakikat Pancasila
khususnya sila pertama Pancasila terdapat makna yang berarti kita
sebagai warga negara dengan perbedaan ras dan agama harus saling
menjunjung tinggi toleransi antar umat.
2. Saran
Hendaknya masyarakat bangsa Indonesia harus mengamalkan sila-
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seta mengamalkannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://kolom.tempo.co › Kolom
https://mkhoirulan.blogspot.com/2016/04/makna-sila-ke-2.html

https://materi4belajar.blogspot.com/2017/03/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam.html

https://duwihernas.blogspot.com/2014/08/sila-kedua-kemanusiaan-yang-adil-dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai