XXXX
XXXX
ADAM MALIK
NOMOR : YR.01.01/XV.1.4.13/1971/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR BEDAH
RSUP H. ADAM MALIK
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DIREKTUR UTAMA RSUP H. ADAM MALIK
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUP H. Adam Malik,
maka diperlukan penyelenggaraan Pelayanan Kamar Operasi yang bermutu
tinggi;
b. Bahwa agar Pelayanan Kamar Operasi di RSUP H. Adam Malik Medan dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik Medan sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik;
MEMUTUSKAN
KEDUA : Pelayanan kamar operasi meliputi kegiatan pelayanan bedah di kamar operasi
meliputi pelayanan pre, intra dan post operasi, dan segala pelayanan-
pelayanan yang ada dikamar operasi RSUP H. Adam Malik
KETIGA : Kebijakan pelayanan Kamar Operasi Rumah Sakit Umum H. Adam Malik
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan dilakukan revisi
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 2018
Direktur Utama,
BAMBANG PRABOWO
NIP. 196006121985121001
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam Malik
Nomor : YR.01.01/XV.1.4.13/1971/2018
Tanggal : 2018
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. Pengertian :
Pelayanan kamar operasi meliputi kegiatan pelayanan bedah di kamar operasi meliputi
pelayanan pre, intra dan post operasi, dan segala pelayanan-pelayanan yang ada dikamar
operasi RSUP H. Adam Malik
II. Kebijakan :
a. Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu, keselamatan pasien dan cost efektif.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
5. Dalam melaksanakan tugas petugas wajib mematuhi ketentuan dalam Infeksi Nosokomial
Rumah Sakit.
6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
7. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 2 shift (pagi dan sore).
8. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan indikator mutu kamar bedah.
b. Kebijakan Khusus
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi / penyuluhan mengenai
prosedur yang akan dijalani oleh DPJP yang bersangkutan..
2. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus menjalankan prosedur keselamatan
pasien.
3. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan asesmen pra bedah dan
pra anestesi.
4. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan
11. Laporan operasi harus ditulis oleh DPJP secara lengkap sesuai dengan formulir yang sudah
tersedia dan disimpan dalam Medical record pasien.
12. Bila tindakan operasi terjadi penundaan (delay treatment) maka DPJP wajib memberikan
edukasi ke keluarga/pasien dan ditulis dalam form edukasi.
13. Bila ada tindakan perluasan/konsul intra operasi, DPJP harus memberikan informasi kepada
keluarga pasien dalam form edukasi dan ditandatangani oleh keluarga pasien.
14. Laporan anestesi harus ditulis oleh DPJP Anestesi secara lengkap sesuai dengan formulir yang
sudah tersedia dan disimpan dalam Medikal Record Pasien.
15. Pemakaian Implan di kamar bedah:
- Jenis implan ditentukan oleh dokter bedah berdasarkan diagnostik dan kebutuhan
rekonstruksi.
- Semua konsulen pada divisi masing-masing diperkenankan untuk memasang implan. Pada
implan yang spesifik (membutuhkan keahlian khusus), diperlukan pelatihan staf teknis dan
pendampingan staf luar/ distributor alat memiliki kualifikasi dan sertifikat untuk mendampingi
selama pemasangan implan.
- Terhadap kejadian yang tidak diharapkan terkait implan dan malfungsi harus dibuat pelaporan
ke badan pengawas dan pasien safety rumah sakit.
- Harus dilakukan upaya maksimal untuk mencegah terjadinya infeksi pada pemasangan implan
dengan cara:
Pengecekan kadarluarsa pada setiap item implan
Pengecekan indikator steril pada implan yang akan digunakan
Pada saat pemasangan implan, prinsip sterilitas tetap harus dijaga
Pemberian antibiotik pre medikasi dan pasca operasi
Ada data survey tentang pasien-pasien yang menggunakan implan di kamar bedah dari
PPIRS
- Recall dilakukan apabila ada informasi dari distributor tentang kegagalan produk, maka pasien
dapat segera dihubungi dengan menggunakan data pasien pemakaian implan di kamar bedah.
Kamar bedah membuat buku penggunaan dan pemantauan implan meliputi data pasien, jenis
implan, nomor register, menempelkan sticker pabrik pembuatnya, waktu pemasangan.
16. Setiap petugas atau staf kamar bedah wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan oleh
Diklat.
17. Setiap petugas (dokter, perawat) yang bekerja di kamar bedah memiliki Kewenangan Klinis.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 2018
Direktur Utama,
BAMBANG PRABOWO
NIP. 196006121985121001