APENDISITIS
OLEH :
Komang Adi Wirasatya (19J10057)
Agus Dwi Arya Suprianta (19J10058)
Ni Kadek Winda Ayu Ratnasari (19J10166)
Kadek Dian Crismayanti (19J10133)
Ni Luh Putu Darmayanti (19J10069)
Ni Luh Nyoman Depilistiani (19J10071)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN BALI
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Apendisitis
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Belibis RSUD Wangaya
Hari/tgl : Jumat, 13 September 2019
Tempat : Ruang Belibis RSUD Wangaya
Waktu : Pukul
Pelaksana : - Komang Adi Wirasatya
- Agus Dwi Arya Suprianta
- Ni Kadek Winda Ayu Ratnasari
- Kadek Dian Crismayanti
- Ni Luh Putu Darmayanti
- Ni Luh Nyoman Depilistiani
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga dapat
memahami tentang penyakit apendisitis
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan pasien dan
keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian apendisitis.
2) Menjelaskan etiologi atau penyebab apendisitis.
3) Menjelaskan tanda dan gejala pada apendisitis.
4) Menjelaskan komplikasi pada apendisitis
5) Menjelaskan penanganan pada apendisitis
6) Menjelaskan tentang penyebab nyeri dan penanganan nyeri
7) Menjelaskan tentang mobilisasi dini pasca operasi.
8) Menjelaskan tentang cara perawatan luka post operasi termasuk
tanda dan gejala infeksi.
9) Menjelaskan tentang aktivitas yang boleh dilakukan dan makanan
yang dianjurkan.
C. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik : Apendisitis
2. Metode : Ceramah
3. Media dan Alat : Leaflet
4. Materi (Terlampir)
5. Setting tempat :
P M
F A A A A A
F
A A A A A
A A A A A
F O
`Keterangan :
a) P : Penyaji
b) A : Audience
c) F : Fasilitator
d) O : Observer
e) M : Moderator
6. Pelaksana
Penyaji :
- Komang Adi Wirasatya
- Agus Dwi Arya Suprianta
- Ni Kadek Winda Ayu Ratnasari
- Kadek Dian Crismayanti
- Ni Luh Putu Darmayanti
- Ni Luh Nyoman Depilistiani
7. Strategi Pelaksana
No Tahap dan Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1 Pendahuluan Pembukaan :
(5 menit) a. Mengucapkan salam dan a. Menjawab salam
memperkenalkan diri.
b. Menyampaikan tujuan dan b. Mendengarkan tujuan
maksud dari penyuluhan dari penyuluhan
c. Menjelaskan kontrak waktu c. Mendengarkan
dan mekanisme kegiatan kontrak pembelajaran
d. Menyebutkan materi d. Mendengarkan
penyuluhan yang akan
diberikan
2 Kegiatan Inti Pelaksanaan :
(20 menit) 1) Menggali pengetahuan dan a. Mendengarkan dan
pengalaman peserta terkait memperhatikan.
apendisitis
2) Menjelaskan materi :
3) Menjelaskan pengertian b. Mendengarkan dan
apendisitis. memperhatikan.
4) Menjelaskan etiologi atau
penyebab apendisitis.
5) Menjelaskan tanda dan gejala
apendisitis.
6) Menjelaskan komplikasi pada
apendisitis.
7) Menjelaskan penanganan pada
apendisitis.
8) Menjelaskan tentang penyebab
nyeri dan penanganan nyeri
9) Menjelaskan tentang
mobilisasi dini pasca operasi.
10) Menjelaskan tentang cara
perawatan luka post operasi
termasuk tanda dan gejala
infeksi.
11) Menjelaskan tentang aktivitas
yang boleh dilakukan dan
makanan yang dianjurkan.
3 Penutup Evaluasi :
(5 menit) a. Menanyakan kembali materi a. Peserta menjawab
yang telah disampaikan. pertanyaan yang
diberikan oleh
penyuluh.
b. Penyuluh menyimpulkan b. Peserta mendengarkan
materi yang sudah kesimpulan materi
disampaikan yang disampaikan.
c. Peserta mengucapkan
c. Penyuluh mengucapkan salam
terimakasih dan meminta maaf
jika ada kesalahan serta
mengucapkan salam penutup.
D. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
b. Pembuatan SAP, Leaflet dilakukan 2 hari sebelumnya.
c. Peserta ditempatkan di tempat yang telah ditentukan selama 20 menit.
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses
a. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan sampai selesai.
3. Kriteria Hasil
a. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
b. Peserta mampu menjawab dengan benar 70% dari pertanyan penyuluh.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat
mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, Arief,dkk,
2009).
Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur
yang terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk
berkumpul dan multiplikasi (Reeves, 2011)
Apendisitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa
penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses atau akibat
terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahya (Sjamsuhidajat, 2010).
D. Komplikasi Apendisitis
Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis.
Faktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. Faktor
penderita meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi
kesalahan diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit,
dan terlambat melakukan penanggulangan. Kondisi ini menyebabkan
peningkatan angka morbiditas dan mortalitas. Proporsi komplikasi
Apendisitis 10-32%, paling sering pada anak kecil dan orang tua. Komplikasi
93% terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun dan 40-75% pada orang tua.
CFR komplikasi 2-5%, 10-15% terjadi pada anak-anak dan orang tua.43
Anak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih
pendek dan belum berkembang sempurna memudahkan terjadinya perforasi,
sedangkan pada orang tua terjadi gangguan pembuluh darah. Adapun jenis
komplikasi diantaranya:
a. Abses
Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa
lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini mula-mula
berupa flegmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus.
Hal ini terjadi bila Apendisitis gangren atau mikroperforasi ditutupi oleh
omentum
b. Perforasi
Perforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri
menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama
sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi dapat
diketahui praoperatif pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang
timbul lebih dari 36 jam sejak sakit, panas lebih dari 38,50C, tampak
toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis
terutamapolymorphonuclear (PMN). Perforasi, baik berupa perforasi
bebas maupun mikroperforasi dapat menyebabkan peritonitis.
c. Peritononitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi
berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila
infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan
timbulnya peritonitis umum. Aktivitas peristaltik berkurang sampai
timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit
mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria.
Peritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri
abdomen, demam, dan leukositosis.
E. Penanganan Pada Apendisitis
1. Penanggulangan konservatif
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak
mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik.
Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi. Pada penderita
Apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan
elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik
2. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan Apendisitis maka tindakan
yang dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi).
Penundaan appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat
mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses appendiks
dilakukan drainage (mengeluarkan nanah).
3. Pencegahan Tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya
komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi
utama adalah infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila diperkirakan
terjadi perforasi maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau
antibiotik. Pasca appendektomi diperlukan perawatan intensif dan
pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi
intra-abdomen.
F. Pengendalian Nyeri
a. Cara mengendalikan rasa nyeri
1) Mengajarkan Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu
ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll),
distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air),
distraksi pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
2) Mengajarkan Tenik Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi
pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan
dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
3) Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain
a) Kompres dingin
b) Counteriritan, seperti plester hangat.
4) Terapi dengan pemberian analgesik sangat membantu dalam
manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid
(aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka
dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin,
kodein) yang dapat meningkatkan mood atau perasaan pasien
menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri (Tamsuri, 2010).
G. Mobilisasi Dini
a. Definisi
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan
setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai
dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
berjalan ke luar kamar (Arisanty, 2013).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada
fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian (Jitowiyono, 2010).
Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian
sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk
mempertahankan fungsi fisiologis.
c) Tumor (Bengkak)
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti yang
umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada
area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas
sel dan meningkatnya aliran darah.
d) Dolor (Nyeri)
Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami
infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri
mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak
normal jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu
yang berbahaya.
e) Fungsio Laesa.
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang
mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi
maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan
atau bahkan tidak bisa berjalan.
Jika infeksi terjadi sudah cukup lama, akan terbentuk cairan putih
kental di daerah infeksi tersebut yang disebut dengan nanah (pus).
d. Pencegahan Infeksi
a) Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai
terkena air atau basah karena dapat meningkatkan kelembaban
pada kulit yang terbungkus sehingga dapat menjadi tempat
berkembang biak kuman dan bakteri.
b) Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein
atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Makanan yang
mengandung protein misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut,
kacang-kacangan.
c) Ganti balutan minimal dua hari sekali di pelayanan kesehatan
terdekat
d) Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang balutan/ luka,
e) Minum antibiotic sesuai anjuran dokter untuk mencegah infeksi
(Septiari, 2012)
e. Cara Cuci Tangan yang Benar
Berikut 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar menurut
WHO dalam Septiari (2012) :
a). Pertama cuci terlebih dahulu telapak tangan anda hingga
pertengahan lengan menggunakan air bersih yang mengalir, ambil
sabun, lalu gosok dan usap kedua telapak tangan anda secara
lembut menggunakan sabun tersebut.
b). Usap dan gosok juga kedua punggung tangan anda secara
bergantian.
c). Agar lebih maksimal, jangan lupa jari - jari tangan anda juga gosok
hingga bersih secara bergantian.
d). Dan pastikan semua ujung jari anda juga dibersihkan hingga bersih
dengan mengatupkannya.
e). Kemudian gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
f). Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan -
lahan. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian
dengan gerakan memutar. Langkah akhiri dengan membasuh
seluruh episode tangan anda menggunakan air bersih yang
mengalir dan keringkan menggunakan kain atau tisu bersih.
A. Evaluasi Pertanyaan
Afroh, F., Judha, M., dan Sudarti. (2012). Teori pengukuran nyeri & Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., dan Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.