Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan.

Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas

dari mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril

atau tidak steril; tidak akan pernah mungkin setengah steril atau hampir steril.

(Michael J. Pelczar, Jr. Dan E.C.S Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi, hal : 448-449)

A. Sterilisasi Fisika

1. Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami

dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari

udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.

a. Udara panas oven

Gambar 1. Hot Air Oven

Keterangan gambar:
1. pembuangan uap

2. dinding penyebaran

3. penyekat

4. tempat aliran udara

5. peniup turbo

6. penggerak

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat

bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk,

kaolin, ZnO.

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses

oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi

protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada

umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang

dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat

sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12

menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan

pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.

Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah

diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi

kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui

mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering.

Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-

betul kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering.


Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi

panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis

sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.

Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara

panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.

Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :

 170°C (340°F) sampai 1 jam

 160°C (320°F) sampai 2 jam

 150°C (300°F) sampai 2,5 jam

 140°C (285°F) sampai 3 jam

b. Pemijaran langsung

Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari

porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya

tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa

detik, untuk alat logam sampai berpijar.

c. Minyak dan penangas lain

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah

sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam

ampul. Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam

penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium

atau amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti

minyak mineral.

2. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi

protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.

(http://rgmaisyah.wordpress.com)

a. Uap bertekanan (Autoklaf)

Gambar 2. Autoklaf

Keterangan gambar:

1. tombol pengatur waktu mundur (timer)

2. katup pengeluaran uap

3. pengukur tekanan

4. kelep pengaman

5. tombol on­off

6. termometer

7. lempeng sumber panas

8. aquadest (H2O)

9. sekrup pengaman

10. tempat meletakkan bahan


Prinsip cara kerja Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat &

bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121oC. Suhu

dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang

disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh

sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media

digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama

15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam Autoklaf lama

kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara

yang mengisi Autoklaf. Setelah semua udara dalam Autoklaf diganti

dengan uap air, katup udara ditutup sehingga tekanan udara dalam

Autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka

proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.

Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan

dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh

dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa Autoklaf bekerja dengan sempurna dapat

digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki

endospora yaitu Bacillus stearothermophillus. Lazimnya mikroba ini

tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip.

Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan Autoklaf


adalah:

 Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan

enzim.

 Pelarut organik, seperti fenol.

 Buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS.

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media

menjadi coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan

sebagai berikut:

 Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino

atau senyawa fosfat.

 Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam

amino atau senyawa garam mineral lain.

 Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan

agar.

 Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan

dengan Autoklaf.

 Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0.

(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html)

b. Pemanasan dengan bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang

tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi

intravena dosis tunggal lebih dari 15 mL, injeksi intratekal, atau

intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam


wadah bersegel pada suhu 100oC selama 10 menit di dalam pensteril

uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5%

klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.

c. Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya

dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif

mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

3. Cara bukan panas

a. Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung

mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi.

Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap

panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni

gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil

(sinar α dan β).

(http://rgmaisyah.wordpress.com)

B. Sterilisasi Kimia

1. Disinfektan

Disinfektan adalah suatu bahan (zat kimia) yang mematikan sel

vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk-bentuk spora

mikroorganisme penyebab penyakit. Istilah disinfektan pada umumnya

digunakan untuk subtansi yang digunakan terhadap benda mati.

Disinfeksi adalah proses menghancurkan sel-sel vegetatif penyebab


infeksi namun tidak selalu mematikan sporanya.

2. Antiseptis

Antiseptis adalah suatu subtansi yang melawan infeksi (septis) atau

mencegah pertumbuhan atau kerja mikroorganisme dengan cara

menghancurkan atau menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya.

3. Germisida (mikrobisida)

Germisida adalah suatu bahan yang mematikan sel-sel vegetatif

tetapi tidak selalu mematikan bentuk-bentuk sporra resisten kuman. Di

dalam prakteknya germisida hampir sama dengan disinfektan, tetapi

germisida pada umumnya digunakan terhadap semua jenis kuman

(mikroorganisme) untuk penerapan yang mana saja.

(Michael J. Pelczar, Jr. , dan E.C.S Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi, hal: 449)

C. Metode mekanik

Filtrasi

Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini

menggunakan filter bakteri. Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu

saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang

berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri.

Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan

oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan

teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya
terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari

virus.

Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara:

 Non-Disposable Filtration Apparatus

 disedot dengan pompa vakumclip

 volume 20-1000 mL

Gambar 3. Non-DisposableFiltration Apparatus

 Disposable Filter Cup Unit

 disedot dengan pompa vakum

 volume 15-1000 mL

Gambar 4. Filter Cup

 Disposable Filtration Unit atau dengan botol penyimpan

 disedot dengan pompa vakumclip

 volume 15-1000 mL
Gambar 5. Bottle Filtration

 Syringe Filters

 ditekan seperti jarum suntik

 volume 1-20 mL

Gambar 6. Srynge Filters

 Spin Filters

 ditekan dengan gaya setrifugasi

 volume kurang dari 1 mL

Gambar 7. Spin Filters

(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html)

Cara untuk mensterilkan medium

1. Tyndalisasi

Tyndalisasi metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap

untuk beberapa menit saja. Sehabis didiamkan 1 hari – selama itu

spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif – maka medium


tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari

ketiga, medium tersebut didihkan sekali lagi. Dengan jalan demikian ini

diperolehlah medium yang steril, dan lagipula zat-zat organik yang

terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan.

2. Autoklaf

Autoklaf yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dgn uap.

Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam Autoklaf ini

selama 15 sampai 20 menit. Hal ini bergantung kepada banyak

sedikitnya barang yang perlu di sterilkan. Medium yang akan di

sterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak

kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu

Autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka, dan

temperatur akan terus-menerus naik sampai 121°C. Biasanya Autoklaf

sudah diatur demikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada

sebesar 15 Lbs (Pounds) per inch persegi yang berarti 1 atmosfer per 1

cm2.

(Prof. Dr. D. Dwidjoseputro. Dasar-dasar Mikrobiologi, hal : 41)

1.2. Tujuan percobaan

 Mengetahui teknik sterilisasi kering dengan Hot Air Oven.

 Mengetahui teknik Sterilisasi basah dengan Autoklaf.


BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

2.1. Alat dan bahan

A. Alat-alat yang digunakan:

 cawan petri

 tabung durham

 tabung reaksi

 Deckglass

 botol fermentasi

 kaca arloji

 kaca objek

 lensa okuler

 Hot Air Oven

 Autoklaf

 Beakerglass

B. Bahan-bahan yang digunakan:

 kertas perkamen

 isolasi

 plastik
 kertas label

 tissue atau lap

2.2. Prosedur Percobaan

A. Sterilisasi Kering

1. Mencuci alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan dengan air

sabun.

2. Mengeringkan alat-alat yang sudah dicuci dengan lap bersih atau

tissue.

3. Membungkus alat-alat yang di sterilkan dalam Hot Air Oven dengan

Bagian kertas yang berlapis lilin berada di luar. Bagian kertas yang

terbuka dirapatkan dengan staples.

4. Memassukan peralatan dalam Hot Air Oven selama 2 jam pada suhu

1800C.

5. Mengeluarkan alat dari Hot Air Oven. Kertas perkamen tidak dibuka

hingga alat akan digunakan.

B. Sterilisasi Basah

1. Menuangkan bahan atau media yang akan distrelisasikan ke dalam

Beakerglass.

2. Menutup Beakerglass dengan plastik dan merapatkan dengan karet

atau isolasi.

3. Memasukkan Beakerglass dalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu

1210C.
4. Mengeluarkan Beakerglass dari Autoklaf dan mendinginkan bahan

(media).

5. Menyimpan bahan (media) dalam lemari es hingga bahan (media)

akan digunakan.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Strerilisasi Kering

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Sterilisasi Kering

Pengamatan Awal Pengamatan Akhir


1. Kondisi alat sebelum 1. Kondisi alat setelah dicuci

dicuci - bersih

- kurang bersih - tidak berdebu

- berdebu - tidak ada bercak

- ada bercak 2. Kondisi alat setelah disterilkan

2. Kondisi alat sebelum - bersih

disterilkan - steril

- bersih

- belum steril

- Sebelum sterilisasi, alat-alat dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan

kotoran-kotoran yang melekat.

- Mengeringkan alat-alat menggunakan tisue atau lap bersih, bertujuan agar

alat-alat tersebut mudah dibungkus.

- Membungkus alat-alat dengan kertas perkamen bertujuan untuk

menghindari terjadinya kontak langsung antara alat dengan udara panas.

- Melakukan pemanasan menggunakan Hot Air Oven pada suhu 180OC


selama 2 jam betujuan untuk mensterilkan alat-alat tersebut.

3.2. Data Pengamatan Sterilisasi Basah

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Sterilisasi Basah

Jenis Media Sebelum disterilkan Sesudah distrelilkan


1. Kaldu Nutrisi

 Warna - agak keruh - jernih kekuningan

 Bau - bau daging - bau daging

 Kondisi Media - cair, belum steril - cair, steril

2. Nutrisi Agar
- keruh kekuningan - keruh kekuningan
 Warna
- bau daging - bau daging
 Bau
- kental, belum steril - kental, steril
 Kondisi Media

3. Toge Agar
- keruh kehijauan - keruh
 Warna
- bau toge kecoklatan
 Bau
- kental, belum steril - bau toge
 Kondisi Media
- kental, steril
4. KFL
- jernih
 Warna
- bau daging - jernih
 Bau
- cair, belum steril - bau daging
 Kondisi Media
- cair, steril
- Menutup rapat bahan atau media yang akan

disterilisasi dengan plastik dan isolasi untuk mencegah masuknya uap air

ke dalam bahan atau media.

- Melakukan pemanasan menggunakan Autoklaf pada

suhu 121OC selama 20 menit dengan tekanan 2 atm, untuk

mensterilkannya.

- Setelah steril, bahan atau media dimasukkan ke dalam

lemari es, bertujuan untuk menjaga media agar tetap awet serta

meghambat pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

- Sterilisasi kering menggunakan Hot Air Oven pada suhu

1800C selama 2 jam, dan digunakan untuk alat-alat yang terbuat dari kaca.

- Sterilisasi basah dengan Autoklaf pada suhu 1210C selama

20 menit sangat cocok untuk mensterilkan bahan atau media cair.

4.2. Saran

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan (misalnya Autoklaf)

hendaknya ditambah jumlahnya, sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan

lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Chan E.C.S dan Michael J. Pelczar, Jr. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiolgi Edisi II.
Jakarta:Universitas Indonesia

Mikro-Banget.2009.Bab 3 Sterilisasi. Available (online): (http://makalah


%20mikro/images.html/ diakses tanggal 6 Desember 2009).

Prof. Dr. Dwijoseputro, D.1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi: Jakarta.

Rgm_aisyah’s Blog.2009.Metode Sterilisasi. Available (online):


(http://rgmaisyah.wordpress.com/ diakses tanggal 6 Desember 2009).

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


Percobaan : STERILISASI

Tanggal Percobaan :

Kelompok :

1. NIM :
2. NIM :
3. NIM :
4. NIM :
5. NIM :
6. NIM :

A. Sterilisasi Kering

Pengamatan Awal Pengamatan Akhir


1. Kondisi alat sebelum dicuci 1. Kondisi alat setelah
dicuci

2. Kondisi alat sebelum


disterilkan 2. Kondisi alat setelah
disterilkan

B. Sterilisasi Basah

Jenis media Sebelum disterilkan Sesudah disterilkan


1. Kaldu
nutrisi

- Warn

- Bau

- Kondi

si media

2. Nutris

i Agar

- Warn

- Bau

- Kondi

si media

3.

Toge Agar

- Warn

- Bau

- Kondi

si media

4. KFL

- Warn

a
- Bau

- Kondi

si media

Asistensi I: Malang, 2 Desember 2009

Asisten,

(Atikha P.)
05.14.003

Anda mungkin juga menyukai