Dosen Pembimbing :
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
FAKULTAS KESEHATAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Keperawatan Paliatif
tentang “Etik dan Kebijakan Nasional Terkait Perawatan Menjelang Ajal”
Makalah ini kami buat semaksimal mungkin. Maksud dan tujuan kami menyelesaikan tugas
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang di berikan pada mata kuliah
Keperawatan Paliatif serta tanggung jawab kami pada tugas yang di berikan.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan di mana kami sadar bahwasanya kami pun
hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘Azza Wa Jalla hingga dalam pembuatannya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan senantiasa kami terima dan evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa di balik ketidaksempurnaan pembuatan tugas
makalah ini ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bahkan hikmah bagi kami,
pembaca dan bagi seluruh mahasiswa Universitas Mohammad Husni Thamrin.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
Dalam hospice, perawatan yang diberikan juga lebih berfokus pada perawatan
orang yang sedang menghadapi kematian daripada berfokus pada upaya memenuhi
kebutuhan fisiologis mereka. Beberapa peranan perawat, antara lain:
1) Perawat Menyelenggarakan Pelayanan Psikososial
Klien pada akhir kehidupan mengalami suatu variasi gejala psikologis,
misalnya: kecemasan, depresi, perubahan bentuk tubuh, penyangkalan,
ketidakberdayaan, ketidakberdayaan, ketidakyakinan, dan isolasi ( Caroll-
Johnson, Gorman, dan Bush, 2006)
Klien mengalami kesedihan yang mendalam karena tidak mengetahui atau
tidak menyadari aspek dari status kesehatan atau pengobatan mereka. Sediakan
Informasi yang dapat membantu klien memahami kondisi mereka, perjalanan
penyakit mereka, keuntungan dan kerugian dari pilihan pengobatan, serta nilai-
nilai dan tujuan mereka untuk menjaga otonomi klien yang diganggu oleh
ketidaktahuan akan penanganan masa depan atau ketidakyakinan tentang tujuan
pengobatan (Weiner dan Roth, 2006)
2) Meningkatkan Martabat dan Harga Diri Klien
Perihal martabat melibatkan penghormatan diri positif seseorang,
kemampuan untuk menanamkan dan mendapatkan kekuatan dari arti hidup
individu itu sendiri, dan bagaimana individu diobati oleh pemberi layanan.
Perawat meningkatkan harga diri dan martabat klien dengan
menghormatinya sebagai individu seutuhnya dengan perasaan, prestasi, dan
keinginan untuk bebas dari penyakit (Chochinov, 2002). Sangat penting bagi
perawat untuk memberikan sesuatu yang klien hormati kewenangannya, pada
saat yang sama memperkuat komunikasi antar-klien, anggota keluarga, dan
perawat. Berikan keleluasan selama prosuder keperawatan, dan sensitif ketika
klien dan keluarga membutuhkan waktu sendiri bersama.
3) Menjaga Lingkungan yang Tenang dan Nyaman
Lingkungan yang nyaman, bersih, menyenangkan membantu klien untuk
beristirahat, mempromosikan pola tidur yang baik dan mengurangi keparahan
gejala.
4) Mempromosikan Kenyaman Spiritual dan Harapan
Bantu klien membuat hubungan dengan praktik spiritual atau komunikasi
budaya mereka. Klien merasa nyaman ketika mereka memiliki asuransi bahwa
beberapa aspek kehidupan mereka akan melampaui kematian. Dengarkan secara
teratur harapan-harapan klien dan temukan cara untuk membantu mereka
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
5) Melindungi Terhadap Keterbelakangan dan Isolasi
Banyak klien dengan penyakit terminal takut untuk mati seorang diri.
Kesendirian membuat mereka jadi ketakutan dan merasa putus asa. Perawat
dalam suatu institusi harus menjawab panggilan klien dengan cepat dan
memeriksa klien sesering mungkin untuk meyakinkan mereka bahwa seseorang
berada didekatnya.
6) Mendukung Keluarga
Aspek terpenting dalam menyediakan dukungan untuk anggota keluarga
dari klien yang menjelang ajal melibatkan penggunaan komunikasi terapeutik
untuk memfasilitasi ekspresi perasaan mereka. Saat tidak ada apapun yang dapat
membalikan proses menjelang ajal yang tidak dapat dihindari, perawat dapat
memberi perawatan yang empati dan penuh perhatian. Perawat juga berperan
sebagai seorang guru, dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi dan apa
yang dapat diharapkan oleh keluarga. Karena efek stres saat melalui proses
berduka, anggota keluarga mungkin tidak menyerap apa yang dikatakan dan
perlu mendapatkan informasi secara berulang. Perawat perlu memiliki perilaku
yang tenang dan sabar.
Anggota keluarga harus didorong untuk berpartisipasi dalam perawatan
fisik orang yang menjelang ajal sebanyak yang mereka inginkan dan yang
mereka mampu lakukan. Perawat dapat menyarankan mereka membantu saat
memandikan, berbicara atau membacakan cerita bagi klien, dan memegang
tangan klien. Namun perawat tidak boleh memiliki harapan spesifik untuk
partisipasi anggota keluarga. Mereka yang merasa tidak mampu berada bersama
dengan orang menjelang ajal juga memerlukan dukungan dari perawat dan dari
anggota keluarga lain. Mereka harus ditunjukkan tempat menunggu yang tepat
jika mereka berharap untuk tetap dekat dengan klien.
Setelah klien meninggal, keluarga harus didorong untuk melihat jenazah,
karena itu telah terbukti memfasilitasi proses berduka. Mereka dapat mengambil
sejumput rambut sebagai kenang-kenangan. Anak-anak harus dilibatkan dalam
peristiwa seputar kematian jika mereka ingin melakukannya.
7) Membantu Membuat Keputusan Akhir Kehidupa
Klien dan anggota keluarga sering menghadapi keputusan pengobatan
yang kompleks dengan pengetahuan yang terbatas, perasaan takut atau bersalah
yang tidak terselesaikan. Anjurkan klien untuk mengkomunikasikan dengan
jelas keinginannya terhadap perawatan akhir kehidupan sehingga anggota
keluarga dapat bertindak sebagai pengganti yang tepat ketika klien tidak dapat
lagi berbicara untuk dirinya sendiri.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan klien, antara lain:
a. Fase Denial
1) Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan
suasana tenang
2) Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya dengan
menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang kehidupan
setelah mati
3) Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang diketahui
klien, tanyakan apa saja ketakutan yang dihadapi proses kematian
4) Menganjurkan klien untuk tetap diam dalam pertahanan dengan tidak
menghindar dari situasi sesungguhnya.
b. Fase Anger
1) Pertahankan sentuhan fisik dan suasana tenang dan juga rahasia klien
2) Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan, apa yang dan
sedang terjadi pada mereka
3) Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injury.
c. Fase Bargaining
1) Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang
bermakna
2) Dengarkan klien saat berscerita tentang hidupnya mengenai apa yang
diperolehnya, kesukaan dan kegagalannya, kesenangan dan keputusan yang
dialaminya.
d. Fase Depresi
1) Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan
lingkungan yang tenang
2) Perlakuan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas
3) Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien, jika salah pengertian
harusnya diklarifikasi
4) Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal, tetap berikan
support
e. Fase Acceptance
1) Bina hubungan saling percaya sehingga klien akan terbuka, menanyakan
dan mengklarifikasikan alternatif pemecahan masalah bila klien didiagnosa
penyakit terminal
2) Identifikasikan dengan siapa klien ingin bicara terbuka, beri tahu keluarga
untuk menghadapi masalah regresi yang akan terjadi
3) Bantu klien memperoleh dan membertitahukan kualitas hidup jika mungkin
4) Bantu klien dalam mengatur waktu agar merasa kepuasan dalam hidup
mereka
5) Pertahankan hubungan klien dengan orang-orang tedekat
6) Bantu klien dalam mendapatkan informasi dan apa yang dapat klien
lakukan dengan informasi yang diberikan olehnya
7) Berikan jawaban terbuka dan jujur terhadap semua pertanyaan yang
diajukan klien
8) Tetap merespon dan mencari tahu bagaimana klien menerima
informasi sebelum mereka mencari kolaborasi lebih jauh.
Hak dan Kewajiban Klien Pasal 38 Dalam Praktik Keperawatan, Klien berhak:
a) Mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang tindakan
keperawatan yang akan dilakukan
b) Meminta pendapat perawat lain atau tenaga kesehatan lainnya Mendapatkan
pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan
keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian yang
sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Dalam pasien
menjelang ajal, tentunya etika perawat sangat mendukung pada pasien end of life.
Etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang adat istiadat, kebiasaan
yang baik dan buruk secara moral serta motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku
manusia dalam berhubungan dengan orang lain yang berdasarkan pada aturan-aturan
serta prinsip yang mengandung tanggung jawab moral.
Tujuan aplikasi caring pada klien menjelang ajal adalah memberikan perasaan
tenang dan tentram kepada klien dalam menghadapi maut dengan memberikan bantuan
fisik dan spiritual sehingga meringankan penderitaannya, membantu keluarga memberi
support pada klien, membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian. Asuhan
keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan menegangkan. Namun
demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali martabatnya dapat
menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat berbagi penderitaan
klien menjelang jal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan kualitas hidup. Klien
menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perhatian, yang secara umum berupa
peningkatan kemnyaman, pemeliharaan kemandirian, pencegahan kesepian dan isolasi,
peningkatan kekuatan spiritual, dan dukungan untuk keluarga yang berduka.
3.2 Saran
Penulis selanjutnya di harapkan dapat memberikan atau menambahkan beberapa
referensi untuk teori ini. Penulis di harapkan lebih dapat menghubungkan antara etik satu
dengan yang lain dan kebijakan satu dengan yang lain
Daftar Pustaka