Anda di halaman 1dari 21

3 Pada percobaan teori Thevenin, rangkaian dibuat sesuai dengan skema rangkaian Thevenin.

Hambatan yang aka digunakan yaitu 2 buah hambatan 1kΩ, 1 buah hambatan 2kΩ,dan RL
=681Ω (0,681kΩ). Kemudian V
AB
dan R
Th
diukur dan hasil pengukuran dicatat. Untuk mencari I
L
, langkah pertama yaitu melepaskan R
L
dari rangkaian dan mengukur nilai tegangan di tempat rangkaian R
L
dilepas. Kemudian sambungan pada
power supply
dicabut untuk mengukur nilai hambatan Thevenin (R
Th)
, tetapi tidak mengubah bentuk rangkaian.
3.

Hasil dan Pembahasan a.

Data Hasil Percobaan


Tabel 1. Rangkaian Resisor Seri
Hambatan Nilai
(Ω)
R
1
325 R
2
681 R
3
178 R
Total
1180
Tabel 2. Rangkaian Resistor Paralel
Hambatan Nilai
(Ω)
R
1

325 R
2

681 R
3

178 R
4
4610 R
Total

90
Tabel 3. Rangkai Topologi Limas
Hambatan Nilai
(Ω)
R
1
178 R
2
178

R
3
178

R
4
178

R
5
178

R
6
178

R
Total
88

Tabel 4. Rangkaian Topologi Kubus


Hambatan Nilai
(Ω)

R
rusuk

104 R
diagonal bidang
134 R
diagonal ruang
148
Tabel 5. Hukum Kirchoff I
I menuju titik P I menjauhi titik P I=39,8A I
1
=12,2A I
2
=5,8A I
3
=22,2 Jumlah=40,2A
Tabel 6. Hukum Kirchoff II
No.
Nilai R (Ω)
Arus (mA) 1 328 11,9 2 681 0,97 3 178 12,7
Tabel 7. Rangkaian Hambatan Thevenin
R
L
681Ω
V
Th
2,98V V
Sumber
4,5V R
Th
2,95k

b.

Pembahasan
Pada percobaan rangkaian hambatan seri, didapatkan hasil pengukuran hambatan pengganti
seri yang merupakan jumlah dari seluruh resistor dengan Multimeter adalah sebesar
1184Ω.
Ketika dihitung secara teori, maka didapatkan hasil jumlah semua
hambatan adalah 1180Ω.
Jika dibandingkan hasil pengukuran dan perhitungan, didapatkan nilai yang hampir sama. Hal
ini membuktikan bahwa secara eksperimen, teori rangkaian hambatan seri adalah benar, yaitu
hambatan penggantinya merupakan jumlah dari semua resistor yang dirangkai. Pada
percobaan rangkaian hambatan paralel, didapatkan hasil pengukuran hambatan pengganti
paralel (R
p
) sebesar
90Ω.
Ketika dihitung secara teori menggunakan persamaan 2, didapatkan hasil R
p
sebesar 96,33Ω.
Hasil yang diperoleh secara eksperimen agak sedikit
meleset dari nilai toleransi, yakni 90Ω ±
5%. Tetapi secara umum selisihnya tidak terlalu jauh dan dapat disimpulkan bahwa secara
eksperimen, teori rangkaian hambatan paralel adalah benar, yaitu hambatan penggantinya
dapat dicari dengan

=

.
Pada percobaan mengukur nilai hambatan pada rangkaian yang disusun berdasarkan topologi
limas, pada setiap titik
4 sudut bangun limas diukur nilai hambatannya. Hambatan di setiap titik sudut rangkaian
limas memiliki nilai yang
sama, yakni 178Ω
dan R
total
bernilai 88Ω.
Secara teori hal ini bersesuaian yaitu semua hambatannya sama di setiap titik, dan R
total
bernilai
2
R (berlaku untuk R yang sama) di setiap titik yaitu 89

(ada perbedaan 1 Ω,
namun masih dalam batas toleransi dan dapat dianggap sama/sesuai). Tetapi, agak berbeda
dengan pengukuran hambatan pada topologi kubus. Ketika diukur pada setiap rusuknya, nilai
R
rusuk

adalah 104Ω.
Ketika diukur pada setiap diagonal bidangnya, nilai R
diagonal bidang

adalah 134Ω
. Ketika diukur pada setiap diagonal ruangnya, nilai R
diagonal ruang
adalah 148Ω
. Secara teori, untuk mencari R
rusuk
memenuhi persamaan
[
2
]
dan nilainya adalah 103,83

(selisih 0,17
Ω)
. Untuk mencari R
diagonal bidang
memenuhi persamaan
[

]
dan nilainya
adalah 133,5Ω

(selisih 0,5Ω)
Untuk mencari R
diagonal ruang
memenuhi persamaan
[

]
dan nilainya adalah 148,33Ω
(selisih
0,3Ω)
. Secara umum dari hasil percobaan dan perhitungan secara teori memiliki selisih yang kecil
dan bisa dianggap secara eksperimen, teori untuk menghitung hambatan pada topologi limas
dan kubus terbukti. Pada percobaan rangkaian hukum Kirchoff I, didapatkan nilai
pengukuran I menuju titik P (I
masuk
) sebesar 39,8 A. Kemudian I di tiap cabang dihitung dan deiperoleh nilai I
1
sebesar 12,2 A pada R
1
, nilai I
2
sebesar 5,8 A pada R
2
, dan nilai I
3
sebesar 22,2 A pada R
3
.I
1,
I
2
, dan I
3
dijumlahkan untuk mengtahui I
keluar
yaitu sebesar 40,2 A. Jika dibandingkan hasil pengukuran I
masuk
dan I
keluar
, maka terdapat selisih 0,4 A. Hasil ini masih dalam rentang toleransi 5% sehingga dapat
disimpulkan bahwa arus yang masuk pada suatu percabangan akan sama dengan arus yang
keluar. Pada percobaan hukum Kirchoff II, untuk mencari nilai R
1
digunakan
power supply
dengan E
1
=4,5 V dan untuk mencari nilai R
3
digunakan
power supply
dengan E
2
=3 V. Untuk mencari nilai R
2
digunakan kedua
power supply
secara bergantian. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai I
1
=11,9 mA, I
2
=0,97 mA, dan I
3
=12,7 mA. Ketika dibuktikan secara teori, maka hasilnya I
1
=0,02 A I
2
=0,0083 A, dan I
3
=0,0117 A. Jika dibandingkan antara hasil pengukuran dan perhitungan hasilnya cukup baik
dan dapat disimpulkan teori Hukum Kirchoff II dapat dipakai untuk menentukan kuat arus
yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup. Pada percobaan
penyederhanaan rangkaian menggunakan teori Thevenin, diperoleh nilai V
Th
=2,98 V dan dari hasil pengukuran R
Th
diperoleh nilai 2,95k

. Kemudian untuk memperoleh nilai I
L
digunakan rumus teori Thevenin seperti yang dituliskan pada bab Pendahuluan
[


+

=(
2,98V2,9 Ω+ , 8 Ω
)]
dan diperoleh nilai 0,82 mA. Secara teori, pertama-tama mencari nilai V
Th
, yaitu
2 Ω Ω+2 Ω
4,5 = 3
. Kemudian mencari R
Th
, yaitu
(2 ) Ω(2+ ) Ω
1 Ω = 1,67 Ω
. Kemudian mencari I
L
dengan
V , Ω+ , 8 Ω
dan hasilnya 1,27mA. Hasilnya cukup jauh berbeda dikarenakan kesalahan pengukuran R
Th
.
4.
Kesimpulan
Hukum Ohm tentang hambatan (V=I.R) terbukti secara eksperimen. Hukum Ohm hanya
berlaku ketika suhu di sekitar lingkungan konstan. Ketika suhu tidak konstan, maka nilai
hambatan akan berubah. Pada rangkaian hambatan seri, hambatan pengganti seri (R
s
) merupakan jumlah dari semua hambatan. Sedangkan pada rangkaian hambatan paralel,
hambatan pengganti paralel (R
p
) dapat dicari dengan

Dari hasil percobaan diperoleh hasil nilai hambatan pengganti seri sebesar 1184

, hambatan pengganti paralel sebesar 90

, hambatan total topologi limas sebesar 88

, hambatan rusuk pada topologi kubus

5 sebesar 104

, hambatan diagonal bidang pada topologi kubus sebesar 134

, dan hambatan diagonal ruang pada topologi kubus sebesar 148

. Nilai arus masuk pada percobaan hukum Kirchoff I sebesar 39,8A, arus percabangan (I
1,
I
2,
I
3
) pada percobaan hukum Kirchoff I sebesar 12,2 A, 5,8 A, dan 22,2 A. Nilai arus (I
1,
I
2,
I
3
) pada percobaan hukum Kirchoff II adalah 11,9 mA, 0,97mA, dan 12,7 mA. Nilai V
Th
,R
Th,
dan I
L
pada percobaan rangkaian hambatan Thevenin berturut-turut adalah 2,98 V, 2,95 k

, dan 0,82 mA. Hukum Kirchoff I dan II juga terbukti secara eksperimen. Hukum Kirchoff I
berbunyi
“Jumlah kuat arus yang
masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan (I
masuk
=I
keluar)

.
Hukum Kirchoff II berbunyi
”Dalam rangkaian
tertutup, Jumlah aljabar tegangan dan jumlah penurunan potensial sama dengan
nol”
.
Hukum Kirchoff II juga dikenal dengan
hukum loop
. Rangkaian dengan beberapa sumber tegangan dan beberapa hambatan dapat diganti dengan
sebuah sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata
lain rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian linier
yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Teori ini disebut Teori Thevenin. Perbedaan
hasil pengukuran disebabkan oleh faktor
error
yaitu ketidaktepatan praktikan pada saat mengamati nilai pada alat ukur, pengaruh hambatan
kabel jepit, beberapa alat praktikum yang tidak dalam kondisi baik, dan sifat resistor yang
digunakan (
Carbon Composite Resistor
) yang nilianya akan berubah bila terkena kalor.

Anda mungkin juga menyukai