Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA I

ACARA II

KIMIA LIPIDA

DISUSUN OLEH:

NAMA: KARINA FITRIANA

NIM : G1C017028

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA II
KIMIA LIPIDA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mempelajari identifikasi senyawa dengan menggunakan Grease Spot Test (tes
noda lemak).
b. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan.
c. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam.
d. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida.
e. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan iod.
2. Waktu Praktikum
Senin, 26 September 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Lipid sering dikenal sebagai lemak dan diketahui merupakan bahan makanan
yang mengandung nilai kalori tinggi. Lipid memiliki vifat sukar larut dalam air, tetapi
mudah larut dalam pelarut organik (pelarut nonpolar) seperti kloroform dan eter.
Senyawa yang termasuk lipid, yaitu trigliserida (lemak dan minyak), fosfolipid, steroid,
dan lipoprotein. Lipid trigliserida merupakan ester dari asam lemak dan gliserol
(Sumardjo, 2009: 78).
Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus
agar bersikulasi dalam darah. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam
plasma adalah trigliserida, kolestrol, dan fosfolipid. Ketiganya diangkut dalam darah
vebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat besar dari lipid dan
protein khusus (apolipoprotein) yang membantu pengemasan, kelarutan, dan
metabolivme lemak (Sacher, et al., 2004: 34).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu lipid
sederhana dan lipid gabungan. Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai
alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). Sedangkan lipid gabungan
adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid dan
sereobrosida (Moffat, et al., 2006: 98).
Peroksida lipid merupakan faktor kualitas penting yang terkait dengan kinerja
pertumbuhan dan kesehatan hewan, tetapi batas maksimum yang dapat ditoleransi dalam
berbagai lipid belum di tetapkan. Beberapa uji indikatif dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan berbagai senyawa peroksidasi, tetapi karena kompleksitas dan
banyak senyawa yang diproduksi dan terdegradasi selama proses peroksidasi, tidak ada
metode tunggal yang dapat secara memadai menentukan tingkat peroksidasi. Namun,
tidak jelas apakah antioksidan merupakan tambahan yang berguna untuk lipid untuk
mempertahankan nilai gizi yang optimal, atau apakah penambahan mereka pada diet babi
bermamfaat dalam mengatasi tantangan metabolik oksidatif(Shurson, et al., 2015).
Ada berbagai kontaminasi makanan kimia yang menyebabkan efek merusak pada
kesehatan manusia. Misalnya keberadaan peroksida dalam makanan yang digoreng
menyebabkan pembentukan radikal bebas tidak hanya menyebabkan makanan membusuk
namun juga menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan kanker, penyakit radang,
aterosklerosis, penuaan, dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi kadar peroksida dan tingkat keasaman di zoolbia dan bamiehin dari
provinsi lorestan, Iran barat. Hasil penelitian deskriptif saat ini menunjukkan 56,9 dan
43,07% dari sampel berada di luar batas standar dan tidak cocok untuk konsumsi karena
tingkat keasaman yang tinggi. Hasil menunjukkan kandungan peroksida yang tinggi
dalam donat Persia di provinsi Lorestan dari batas standar (Birjandi, et al., 2016).
Nilai saponifikasi (sv), nilai iodium (iv) dan pengotor tidak larut adalah beberapa
parameter yang penting biavanya dipertimbangkan dalam penentuan kualitas minyak
kelapa. Penelitian ini mengevaluasi parameter dalam minyak kelapa yang diproduksi di
Distrik Jomoro wilayah barat Ghana. Hasilnya menyiratkan bahwa secara umum, kualitas
minyak kelapa dalam hal parameter dipertimbangkan gagal memenuhi standar Codex dan
APCC. Oleh karena itu, proses yang lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan kualitas
minyak yang diproduksi untuk memenuhi standar internasional yang disyaratkan(Odoom
& Vida, 2015).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Aluminium foil
b. Batang pengaduk
c. Buret 50 mL
d. Corong kaca 60 mm
e. Erlenmeyer 100 mL
f. Erlenmeyer 250 mL
g. Gelas arloji
h. Gelas kimia 600 mL
i. Gelas ukur 50 mL
j. Gelas ukur 100 mL
k. Gelas kimia 200 mL
l. Hot plate
m. Klem
n. Magnetik stirrer
o. Pinset
p. Pipet tetes
q. Pipet volume 1 mL
r. Pipet volume 10 mL
s. Pipet volume 25 mL
t. Rubber bulb
u. Set alat refluks
v. Stopwatch
w. Tiang Statif
x. Timbangan analitik

2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O (l))
b. Indikator amilum 1%
c. Indikator PP ( fenolftalein)
d. Kertas saring
e. Larutan Etanol (C2H5OH) 96%
f. Larutan Eter (C4H10O)
g. Larutan Asam Klorida (HCl) 0,5 N
h. Larutan Kalium Iodide (KI) jenuh
i. Larutan Kalium Iodide (KI) 10 %
j. Larutan Kalium Hidroksida (KOH) 0,1 N
k. Larutan Kloroform (CHCl3)
l. Larutan Kloroform-Asam Asetat Glacial (2 : 3 V/V) (CH3Cl – CH3COOH Glacial)
m. Larutan Kalium Hidroksida (KOH) 0,5 N dalam Etanol (C2H5OH)
n. Larutan Standar Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
o. Minyak goreng baru
p. Minyak goring bekas
q. Pereaksi Wij’s

D. SKEMA KERJA
1. Tes Noda Lemak (Grease Spot Test)

Minyak goreng
(baru dan bekas pakai)

 Dimasukkan kedalam gelas kimia


 +sedikit larutan eter hingga minyak goreng
tersebut larut
 Dikocok
 Dituang di dalam gelas arloji
 Diuapkan eternya dengan cara didiamkan
 Diusapkan gelas arloji yang berisi minyak
goreng tersebut dengan menggunakan kertas
saring
 Didiamkan hingga kertas saring mongering

Hasil

2. Penentuan Bilangan Penyabunan

4 gram minyak goreng


(baru dan bekas pakai)

 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer


 + 50 mL larutan KOH 0,5 N dalam etanol
 Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin
tegak (Refluks) dengan dimasukkan
magnetic stirrer
 Dididihkan dengan pemanas sampai semua
minyak tersabunkan pada suhu 70oC (±30
menit)

 Didinginkan (magnetic stirrer dikeluarkan)


 + 3 tetesIndikator PP
 Dititrasi dengan larutan standar HCl 0,5 N
Hasil

3. Penentuan Bilangan Peroksida

0,5 gram minyak goreng


(baru dan bekas pakai)

 Dimasukkan kedalam erlenmeyer.


 + 30 mL larutan asam asetat glacial :
chloroform (3:2)
 Digoyangkan sampai bahan terlarut
sempurna.

Bahan terlarut sempurna

 + 0,5 mL larutan KI jenuh


 Didiamkan selama 20 menit, sesekali
digoyangkan.
 +30 mL aquades

Hasil

 + 0,5 mL indikator amilum.


 Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai
warna kuning hampir hilang (jenuh)

Hasil
4. Penentuan Bilangan Asam

10 gram minyak goreng

(baru dan bekas pakai)

 Dimasukkan kedalam erlenmeyer.


 + 25 mL alkohol 96%
 Erlenmeyer kemudian dihubungkan dengan
pendingin tegak (Refluks) dengan
dimasukkan magnetic stirrer.
 ∆ hingga mendidih dan digojog untuk
melarutkan asam lemak bebasnya pada suhu
70oC (sekitar 45 menit)
Hasil

 Didinginkan (magnetic stirrer dikeluarkan)


 + 2 tetes Indikator PP
 Dititrasi dengan larutan standar KOH 0,5 N
dalam etanol

5. Penentuan Bilangan Iod

0,25 gram minyak goreng

(baru dan bekas pakai)

 Dimasukkan kedalam erlenmeyer


 + 5 mL kloroform dan ditutup aluminium
foil.
 +15 mL pereaksi wij’s dan
 Didiamkan selama 30 menit, sesekali
digoyangkan

Hasil

 +5 mL larutan KI 10%
 + 5 mL aquades
 +2 tetes Indikator amilum
 Dititrasi dengan larutanstandar Na2S2O30,1 N

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
1. Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)

Hasil Pengamatan
Prosedur Kerja
Minyak Baru Minyak Bekas
 Minyak goreng baru dan
bekas. Warna minyak Warna minyak
 Dimasukkan kedalam Kuning coklat kemerahan
gelas kimia.
 Ditambahkan sedikit  Warna larutan eter
larutan eter sehingga  Warna larutan eter
bening
bening
minyak goreng larut.  Minyak goreng
 Dikocok.  Minyak goreng
larut, warna kuning
larut, warna kuning
jerih
 Dituangkan dalam gelas
arloji.
 Diuapkan eternya
dengan cara didiamkan.
 Diusapkan gelas arloji Kertas saring menjadi Kertas saring menjadi
yang berisi minyak
transparan transparan
goreng terebut dengan
menggunakan kertas
saring.
 Didiamkan hingga kertas
saring mengering.

2. Penentuan bilangan penyabunan


Penentuan Bilangan Hasil Pengamatan
Penyabunan rosedur kerja Minyak Baru Minyak Bekas
 4 gram minyak
goreng baru dan
bekas. Warna minyak Warna minyak
 Dimasukkan kedalam Kuning coklat kemerahan
Erlenmeyer.

 Warna KOH coklat  Warna KOH coklat


kemerahan kemerahan
 Ditambahkan larutan
 Minyak tidak larut  Minyak tidak larut
KOH 0,5N dalam
etanol  Terbentuk 2 lapisan,  Terbentuk 2 lapisan,
lapisan atas KOH lapisan atas KOH
berwana merah berwana merah
kecoklatan sedangkan kecoklatan sedangkan
lapisan bawah kuning lapisan bawah kecoklatan

 Erlenmeyer
dihubung-kan dengan
pendingin tegak (
refluks ) dengan
dimasukkan magnetic
stirrer. Warna larutan coklat Warna larutan coklat
 Dididihkan dengan kemerahan kemerahan
pemanas sampai
semua minyak
tersabunkan pada
suhu 70˚C (± 30
menit).

 Didinginkan  Warna indicator PP  Warna indicator PP


(magnetic stirrer bening bening
dikeluarkan).  Setelah ditambahkan  Setelah ditambahkan
 Ditambahkan indicator warna larutan indicator warna larutan
indikator PP. tetap merah kecoklatan tetap merah kecoklatan
 Larutan standar HCl  Larutan standar HCl
berwarna bening berwarna bening
 Dititrasi dengan
 Setelah dititrasi warna  Setelah dititrasi warna
larutan standar HCl
larutan menjadi orange larutan menjadi orange
0,5 N.
pudar pudar
 Volume titrasi = 32,2 mL  Volume titrasi = 38,5 mL
(Untuk blanko volume titran = 14 mL)

3. Penentuan Bilangan Peroksida


Hasil Pengamatan
Prosedur Kerja
Minyak Baru Minyak Bekas
 0,5 gram minyak goreng
baru dan bekas Warna minyak Warna minyak
 Dimasukkan kedalam kuning coklat kemerahan
erlenmeyer
 Ditambahkan 30 mL  Warna larutan asam  Warna larutan asam
 larutan asam asetat asetat glasial : kloroform asetat glasial :
glasial : kloroform bening kloroform bening
 Digoyangkan sampai  Minyak larut, warna  Minyak larut, warna
bahan terlarut sempurna larutan bening larutan bening
 Ditambahkan larutan KI
jenuh
 Didiamkan selama 20  Warna KI jenuh kuning  Warna KI jenuh
menit, sesekali  Warna larutan kuning kuning
digoyangkan bening  Warna larutan kuning
 Ditambahkan 30 mL  Setelah ditambah aquades  Setelah ditambah
aquades larutan menjadi keruh aquades larutan
menjadi kuning keruh
 Ditambahkan 0,5 mL  Setelah di tambah  Setelah di tambah
indikator amilum indicator larutan jernih indicator larutan
 Dititrasi dengan Na2S2O3  Setelah di titrasi larutan kuning keruh
0,1N sampai warna menjadi jernih dengan  Setelah di titrasi
kuning hampir hilang terdapat 2 lapisan larutan menjadi jernih
(jenuh).  Volume titrasi = 0,13 mL dengan terdapat 2
lapisan
 Volume titrasi = 1mL

4. Penentuan Bilangan Asam


Hasil Pengamatan
Prosedur Kerja
Minyak Baru Minyak Bekas Pakai
 10 gram minyak
goreng baru dan bekas
 Dimasukkan kedalam Warna minyak Warna minyak
erlenmeyer kuning coklat kemerahan

 Ditambahkan 25 mL  Warna alkohol 95%  Warna alkohol 95%


alkohol 95% bening bening
 Terbntuk 2 lapisan,  Terbntuk 2 lapisan,
lapisan atas jernih dan lapisan atas jernih dan
lapisan bawah kuning lapisan bawah kuning
 Erlenmeyer
dihubungkan dengan
pendingin tegak
(refluks) dengan
 dimasukkan magnetic
stirrer
 ∆ hingga mendidih dan
digojog untuk  Setelah direfluks  Setelah direfluks
melarutkan asam terbentuk 2 lapisan terbentuk 2 lapisan
lemak bebasnya pada lapisan atas keruh dan lapisan atas putih dan
suhu 70˚C (t = ±45 lapisan bawah kuning lapisan bawah kuning
menit) pucat pucat
 Didinginkan (magnetic  Campuran tidak berubah  Campuran tidak
stirrer dikluarkan) warna setelah berubah warna setelah
 Ditambahkan 2 tetes penambahan indicator pp penambahan indicator
indikator PP pp
 Dititrasi dengan  Warna larutan standar  Warna larutan standar
larutan standar KOH KOH 0,5 N dalam etanol KOH 0,5 N dalam
0,5 N dalam etanol bening etanol bening
 Setelah dititrasi larutan  Setelah dititrasi larutan
berubah menjadi warna berubah menjadi
pink warna pink
 Volume titrasi= 4,4 mL  Volume titrasi= 1,4
mL

5. penentuan bilangan iod


Hasil Pengamatan
Prosedur Kerja
Minyak Baru Minyak Bekas Pakai
 0,25 gram minyak
goreng baru dan bekas Warna minyak Warna minyak
 Dimasukkan kedalam kuning coklat kemerahan
erlenmeyer
 Minyak larut dalam
 Ditambahkan 5 mL  Minyak larut dalam
kloroform
kloroform dan ditutup kloroform
 Warna larutan
dengan aluminium foil  Warna larutan bening
kuning bening
 Warna pereaksi
 Ditambahkan 15 mL  Warna pereaksi wijs wijs coklat
pereaksi wijs coklat kemerahan kemerahan
 Didiamkan selama 30  Warna larutan menjadi  Warna larutan
menit, sesekali digojag merah kehitaman menjadi merah
kehitaman
 Warna larutan
 Ditambahkan 5 mL  Warna larutan menjadi
menjadi merah
larutan KI 10% merah kekuningan
kekuningan
 Ditambahkan 5 mL
aquades
 Warna larutan tetap  Warna larutan tetap
 Ditambahkan 2 tetes
indikator amilum
 Terbentuk 2 lapisan,  Terbentuk 2
lapisan atas keruh dan lapisan, lapisan
 Dititrasi dengan larutan lapisan bawah kuning atas bening dan
standar Na2S2O3 0,1 N bening lapisan bawah
 Volume titrasi = 22,2 kuning keruh
mL Volume titrasi = 9,3 mL

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
KOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2O(l)
Asam lemak + etanol → larut
a. Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)
CH2OH

CHOH + eter Larut

CH2OH

b. Bilangan Penyabunan

c. Bilangan Peroksida
Minyak + kloroform + asam asetat galsial → larut

2I- + ROOH + H2O → I2 + ROH + 2OH-


I 3 + amilum → kompleks I 3 amilum (ungu)

I2 + 2S2O 32  → 2I  + 3S4O 62 

d. Bilangan Asam

Pada saat titrasi:

e. Bilangan Iod
Minyak + Kloroform →larut
H2C=CH2 + 2ICl → 2CH2I + Cl2 ̶ C═C ̶ + 2ICl ̶ C═C ̶ + Cl2
I I

Cl2 + 2KI → I2 + KCl


I2 + 2Na2S2O3→ Na2S4O6 + 2 NaI

2. Perhitungan
a. Penentuan bilangan penyabunan

 Minyak baru
Dik: V titrasi blanko = 25 mL
V titrasi sampel = 32,2 mL
Berat minyak = 4 gr
Dit: Bilangan penyabunan = ...?
Jawab:
(V titrasi blanko−V titrasi sampel)×28,5
Bilangan penyabunan = berat minyak
(25 ml−32,2 ml)×28,5
= 4 gr

=- -51,3 ml/gram

 Minyak bekas pakai


Dik: V titrasi blanko = 25 mL
V titrasi sampel = 38,5 mL
Berat minyak = 4 gr
Dit: Bilangan penyabunan = ...?
Jawab:
(V titrasi blanko−V titrasi sampel)×28,5
Bilangan penyabunan = beratminyak
( ml−38,5 ml)×28,5
= 4 gr

= -96,1875 ml/gram
b. Penentuan Bilangan Peroksida
 Minyak baru
Dik: V titrasi Na2S2O3 = 0,13mL
N Na2S2O3 = 0,1 N
Berat minyak = 0,5 gr
Dit: Bilangan peroksida = ...?
Jawab:
V titrasi ×N Na2 S2 O3 ×1000
Bilangan peroksida = berat minyak
0,13 mL ×0,1 N ×1000
= 0,5 gram

= 26 ml/gram

 Minyak bekas pakai


Dik: V titrasi Na2S2O3 = 1 mL
N Na2S2O3 = 0,1 N
Berat minyak = 0,5 gr
Dit: Bilangan peroksida = ...?
Jawab:
V titrasi ×N Na2 S2 O3 ×1000
Bilangan peroksida = berat minyak
1 mL ×0,1 N ×1000
=
0,5 gram

= 200 ml/gram
c. Penentuan bilangan asam
 Minyak baru
Dik: VKOH = 4,4 mL
NKOH = 0,5 N
Berat minyak = 10 gr
Dit: Bilangan asam = ...?
Jawab:
mL KOH ×N KOH ×56,1
Bilangan asam = berat minyak
4,4 𝑚𝑙× 0,5 𝑚𝑙 × 56,1
= 10 𝑔𝑟

= 12,342ml/gram

 Minyak bekas pakai


Dik: VKOH = 1,4 mL
NKOH = 0,5 N
Berat minyak = 10 gr
Dit: Bilangan asam = ...?
Jawab:
mL KOH ×N KOH ×56,1
Bilangan asam = berat minyak
1,4 ml × 0,5 ml× 56,1
= 10 gr
= 3,927ml/gram

d. Penentuan bilangan ester


 Minyak baru
Dik: Bilangan penyabunan = -51,3 ml/gram
Bilangan asam = 12,342 ml/gram
Dit: Bilangan ester = …?
Jawab:
Bilangan ester = bilangan penyabunan – bilangan asam
= -51,3 ml/gram – 12,342ml/gram
= -63,342 ml/gram

 Minyak bekas pakai


Dik: Bilangan penyabunan = 95,475 ml/gram
Bilangan asam = 3,927 ml/gram
Dit: Bilangan ester = …?
Jawab:
Bilangan ester = bilangan penyabunan – bilangan asam
= -96,1875 ml/gram – 3,927 ml/gram
= -100,1145 ml/gram

e. Penentuan bilangan iod


 Minyak baru
Dik: V titrasi blanko = 14 ml
V titrasi sampel = 22,2 ml
N Na2S2O3 = 0,1 N
Berat minyak = 0,25 gr
Dit: Bilangan iod =…?
Jawab:
(V titrasi blanko−V titrasi sampel)N Na2 S2 O3 ×28,5
Bilangan iod = berat minyak
(14 ml−22,2 ml )×0,1 N×28,5
= 0,25 gr

= -934,8 ml/gram
 Minyak bekas pakai
Dik: V titrasi blanko = 14 ml
V titrasi sampel = 9.3 ml
N Na2S2O3 = 0,1 N
Berat minyak = 0,25 gr
Dit: Bilangan iod =…?
Jawab:
(V titrasi blanko−V titrasi sampel)N Na2 S2 O3 ×28,5
Bilangan iod = berat minyak
(14 ml−9,3 ml )0,1 N×28,5
= 0,25 gr

= 535,8 ml/gram

G. PEMBAHASAN
Lipid adalah penyusun penting dari makanan karena mereka adalah cumber
nilai energi tinggi. Lipid yang terjadi secara alami senyawa organik, umumnya dikenal
sebagai minyak dan lemak. Praktikum kali ini membahas tentang kimia lipida yang
bertujuan untuk identifikasi senyawa dengan menggunakan Grease Spot Test (Tes Noda
Lemak), identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan, bilangan
asam, bilangan peroksida, dan bilangan iod.
Percobaan pertama yaitu Grease Spot Test atau tes noda lemak yang bertujuan
untuk mengidentifikasi senyawa yang ada pada minyak goreng yang digunakan. Dalam
percobaan tersebut, minyak ditambahkan dengan eter. Minyak baru yang awalnya
berwarna kuning, setelah ditambahkan eter warna minyak baru menjadi bening atau larut
dalam eter. begitupun pada minyak bekas setelah ditambahkan eter warna minyak bekas
yang awalnya berwarna coklat kemerahan berubah menjadi bening atau larut dalam eter.
Penggunaan eter pada percobaan ini dikarenakan eter merupakan pelarut organik
nonpolar yang dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar,
dimana tingkat kepolaran eter dan minyak hampir sama. Selain itu penggunaan eter
sebagai pelarut dikarenakan eter mudah menguap sehingga yang tersisa hanya minyak.
Percobaan Grease Spot Test merupakan tes sederhana untuk lipid. Dimana
akan diberikan hasil positif dengan adanya gliserol. Dari tes ini baik minyak baru maupun
minyak bekas memberikan hasil positif yang ditandai oleh terjadinya perubahan pada
kertas saring menjadi transparan sesudah diuvapkan minyak goreng yang sudah
ditambahkan dengan eter. Hal ini berarti dalam kedua jenis minyak tersebut terdapat
gliserol yang merupakan hasil hidrolisa dari minyak. Pada minyak goreng baru terdapat
gliserol yang disebabkan oleh masih adanya sedikit kandungan air dalam minyak yang
dapat menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Sedangkan pada minyak
bekas terjadi hidrolisa akibat proses penggorengan (pemanasan) sehingga trigliseridanya
akan berkurang dimana kadar gliserol dan avam lemaknya bertambah.
Percobaan kedua yaitu penentuan bilangan penyabunan. Percobaan ini
menunjukkan banyaknya basa (mg KOH) yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram
minyak. Penentuan bilangan penyabunan berperan dalam proses identifikasi kualitas dari
minyak goreng yang digunakan. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari massa
molekul minyak, semakin bevar molekul minyak maka semakin rendah bilangan
penyabunannya. Hal ini dapat dijelaskan dengan semakin panjang rantai karbon suatu
minyak maka akan semakin kecil proporsi gugus karboksilat yang akan bereaksi dengan
basa. Dari hasil pengamatan diperoleh bilangan penyabunan untuk minyak baru dan
minyak bekas masing-masing -51,3 mL/gram dan -96,1875 mL/gram. Hal ini tidak sesuai
dengan yang seharusnya, karena nilai untuk bilangan penyabunan pada minyak baru lebih
kecil dibandingkan nilai bilangan penyabunan pada minyak bekas yang disebabkan oleh
penguraian atau pengoksidasian molekul pada saat pemanasan. Hasil yang negatif karena
kelebihan pada saat titrasi dilakukan.
Percobaan selanjutnya yaitu penentuan bilangan peroksida yang menunjukkan
tingkat kerusakan pada minyak.

H. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai