Anda di halaman 1dari 34

GAMBARAN KELENGKAPAN/KETEPATAN PENGISIAN

FORMULIR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR


DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Ahli Madya Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

AMIRRUL MUKMININ
1314096

PROGRAM STUDI
PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Gambaran Kelengkapan/Ketepatan Pengisian Formulir
Ringkasan Masuk dan Keluar di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman”.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian
pendidikan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) di Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu penulis, yaitu :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes. selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta serta Dosen Pembimbing yang telah memberikan dukungan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
2. Sis Wuryanto, A.Md.PerKes., SKM., MPH selaku Ketua Prodi Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta serta
Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak masukan dan dukungan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
3. dr. Tandean Arif Wibowo, MPH, selaku Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho
Sleman yang telah mengizinkan penelitian di Rumah Sakit Panti Nugroho
Sleman;
4. Y. Tatang Jarwanto, selaku Kepala Seksi Administrasi Rumah Sakit Panti
Nugroho Sleman yang telah memberikan izin bagi mahasiswa melakukan
penelitian di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman;
5. St. Ari Satata, A.Md.PK, selaku Ka. Sub. Sie Rekam Medis Rumah Sakit Panti
Nugroho Sleman yang telah banyak membantu dan mendukung selama
penelitian ini berlangsung;
6. Seluruh staf, karyawan rekam medis dan pendaftaran di Rumah Sakit Panti
Nugroho Sleman yang telah membantu dan mendukung selama penelitian ini
berlangsung;

iv
v

7. Segenap staf dan para dosen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang mendukung dan melancarkan
mahasiswa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini;
8. Ayah, Ibu, dan Nenek Sekeluarga terhormat, tersayang, dan tercinta di
Kalimantan yang telah memberi semangat dukungan serta doa;
9. Seluruh teman-teman Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) di Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah mendukung dan membantu
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini tidak terlepas dari kata sempurna. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah
ini bermanfaat bagi mereka yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Dengan
tidak melupakan pihak-pihak yang membantu.

Yogyakarta, 12 Juli 2017

Amirrul Mukminin

Penyusun
DAFTAR ISI
KARYA TULIS ILMIAH ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ x
INTISARI............................................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian.................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Tinjauan Teoritis ..................................................................................... 7
B. Kerangka Teori...................................................................................... 21
C. Kerangka Konsep .................................................................................. 22
Kelengkapan pengisian ringkasan masuk dan keluar........................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23
A. Desain Penelitian .................................................................................... 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 23
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 23
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 24
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ................................................. 26
F. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................. 27
G. Etika Penelitian....................................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 28
A. Hasil Penelitian....................................................................................... 28
B. Pembahasan ............................................................................................ 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39

vi
vii

A. Kesimpulan ............................................................................................. 39
B. Saran ....................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 25


Tabel 3.2 Tabel Pengumpulan Data ................................................................ 26
Tabel 4.1 Kelengkapan Identitas Pasien ......................................................... 31
Tabel 4.2 Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting ............................... 32
Tabel 4.3 Kelengkapan Autentifikasi .............................................................. 33
Tabel 4.4 Ketepatan Pendokumentasian yang Benar ...................................... 33
Tabel 4.5 Rata-rata Kelengkapan Pengisian Formulir RMK .......................... 34

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 21


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 22
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit .............................................. 30

ix
DAFTAR SINGKATAN

BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


BRM Berkas Rekam Medis
IMR Incomplete Medical Record Rate
KLPCM Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis
KTP Kartu Tanda Penduduk
Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan
PPPM Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
RMK Ringkasan Masuk dan Keluar
RS Rumah Sakit
UKRM Unit Kerja Rekam Medis
WHO World Health Organization

x
GAMBARAN KELENGKAPAN/KETEPATAN PENGISIAN
FORMULIR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR
DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN

Amirrul Mukminin1, Kuswanto Hardjo2

INTISARI

Latar Belakang : Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan mencakup


rekam medis rawat jalan dan rekam medis rawat inap. Di mana rekam medis
rawat inap terdiri atas berbagai jenis formulir, salah satunya formulir ringkasan
masuk dan keluar (RMK) yang selalu menjadi lembaran paling awal. Pentingnya
kelengkapan pengisian rekam medis ini juga ditunjukkan dengan dijadikannya
sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan, sehingga kalau rekam medis tidak
lengkap dapat memengaruhi dokter atau perawat dan tenaga kesehatan lainnya,
serta kepentingan lainnya.
Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran kelengkapan dan ketepatan pengisian
formulir RMK di rumah sakit Panti Nugroho Sleman.
Metode Penelitian : Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan data sekunder formulir RMK. Data yang diteliti adalah
kelengkapan pengisian formulir RMK, yang terdiri atas identitas pasien, laporan
yang penting, dan autentifikasi, serta ketepatan pendokumentasian yang benar.
Instrumen yang digunakan adalah ceklist. Hasil penelitian dianalisis dengan
analisis univariat.
Hasil penelitian : Ketidaklengkapan pengisian identitas tentang nomor tanda
identitas sebanyak 119 rekam medis (100%), item identitas pasien yang tidak
terisi lengkap ada sebanyak 4 item dari 9 item (44,4%).
Ketidaklengkapan pengisian laporan yang penting yang paling banyak adalah
tentang lama dirawat sebanyak 96 rekam medis (63,16%), item yang tidak terisi
lengkap ada sebanyak 9 item dari 24 item (37,5%). Pengisian data autentifikasi
yang tidak lengkap lebih banyak pada nama dokter, sebanyak 61 formulir RMK
(40,13%). Pendokumentasian yang benar ketidaktepatan terbanyak pada
pembetulan kesalahan sebanyak 6 formulir (3,95%). Ketiga item
pendokumentasian yang benar seluruhnya dijumpai pengisian yang salah.
Kesimpulan : Secara keseluruhan pengisian formulir RMK di Rumah Sakit Panti
Nugroho Sleman belum lengkap dan belum tepat.

Kata kunci : kelengkapan dan ketepatan pengisian formulir (RMK)


1
Mahasiswa Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
2
Dosen Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta

xi
GAMBARAN KELENGKAPAN/KETEPATAN PENGISIAN
FORMULIR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR
DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN

The Description of The Completeness/Accuracy of In and Out Form Fillings in


Panti Nugroho Hospital of Sleman

ABSTRACT

Amirrul Mukminin1, Kuswanto Hardjo2

Background : Medical Record in health service facility include outpatient


medical record and inpatient medical record. Inpatient medical record contains
many kinds of forms, one of them is In and Out form which always becomes the
first sheet. The importance of the completeness of medical record filling is
reflected as it becomes one of indicators of service quality. Therefore, incomplete
medical record can influence a doctor, a nurse, and other health workers.
Research Purposes : To know the description of completeness and accuracy of
filling RMK form at Panti Nugroho Sleman Hospital.
Research Method : This was a descriptive and quantitative study. This study
applied secondary data of RMK form. The investigated data was the completeness
of In and Out form fillings which consisted as patient's identity, vital report, and
authentication, and correct documentation accuracy.. Study instrument was
checklist. The results were analyzed by univariate analysis.
Result of research : The incomplete identification of identity identification
number is 119 medical record (100%), patient unidentified identity item there are
4 items from 9 items (44,4%). The most important incomplete reporting filling is
about 96 medical records (63.16%), unfilled items with 9 items from 24 items
(37.5%). Incomplete authentication data completion more on behalf of doctors, 61
RMK (40.13%). Correct documentation of the most inaccuracy in the correction
of 6 forms (3.95%). The three correct documentation items are all found to be
filling incorrectly.
Conclusion : Generally, all In and Out form fillings in Panti Nugroho hospital of
Sleman were incomplete and not right yet.
Keywords : The completeness of In and Out form fillings.
1
A student of Medical Record and Health Information Diploma 3 Study Program
of Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta
2
A counselor of Medical Record and Health Information Diploma 3 Study
Program of Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah
sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang profesional baik di bidang teknis medis maupun
administrasi kesehatan (Rustiyanto, 2010).
Dilihat dari jenis rumah sakit salah satunya adalah rumah sakit umum di
mana pengertian dari rumah sakit umum menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik, dan subspesialistik. Dalam sebuah rumah sakit pasti ada penunjang
medis seperti unit kerja rekam medis (UKRM) pada sarana pelayanan kesehatan.
UKRM inilah yang bertanggung jawab dalam mengelola data pasien sehingga
hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan.
Menurut Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 menyatakan bahwa
setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis. Pelaksanaan rekam medis dilaksanakan melalui
pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Isi rekam medis rawat inap dan
perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat identitas pasien, tangggal dan
waktu, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, diagnosis,
rencana penatalaksanaan, pengobatan atau tindakan, persetujuan tindakan, catatan
observasi klinis dan hasil pengobatan, ringkasan pulang, nama dan tanda tangan
dokter yang memberikan pelayanan. Berdasarkan data pada rekam medis tersebut
dapat dinilai apakah pelayanan yang diberikan sudah cukup baik mutunya, serta
apakah sudah sesuai dengan standar. Untuk itu rekam medis harus didesain secara
efektif dan efisien.

1
2

Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan yaitu rekam medis rawat
jalan dan rekam medis rawat inap. Di mana rekam medis rawat inap terdiri atas
berbagai jenis formulir, salah satunya formulir ringkasan masuk dan keluar
(RMK) yang selalu menjadi lembaran paling awal. Terciptanya rekam medis
yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik bagi pasien maupun pihak
rumah sakit dalam memelihara informasi pasien. Penyelenggaraan rekam medis
pada sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator berisikan
informasi tentang identitas pasien baik itu data demografi maupun data klinis.
Formulir RMK adalah formulir rekam medis yang digunakan untuk
mencatat ringkasan perjalanan penyakit sejak pasien masuk sampai keluar RS.
Formulir ini berisikan data identitas pasien dan data klinis, termasuk ringkasan
penyakit terdahulu, diagnosa awal, diagnosa utama, komplikasi, infeksi
nosokomial, tindakan, dan sebab kematian. Formulir ini dapat dibuat oleh
perekam medis berdasarkan formulir-formulir pendukung (formulir anamnesa,
formulir pemeriksaan fisik, formulir pemeriksaan penunjang, laporan operasi,
dan lain-lain). Formulir ini dapat diberikan kepada pasien bila diminta atau
dirujuk. Bila diperlukan di pengadilan, formulir ini dapat diserahkan tanpa
seizin pasien.
Pentingnya kelengkapan pengisian rekam medis ini juga ditunjukkan
dengan dijadikannya sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan, sehingga
kalau rekam medis tidak lengkap dapat memengaruhi dokter atau perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan rencana pengobatan karena kurang
lengkapnya informasi yang diperlukan. Kemungkinan lain adalah kesulitan
dalam melakukan evaluasi terhadap pelayanan medis yang diberikan dan pada
akhirnya tidak bisa dijadikan bukti pengadilan dan sebagainya.
Pada saat studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Panti Nugroho pada bulan Maret 2017 ditemukan masalah dalam gambaran
kelengkapan/ketepatan pengisian formulir RMK rawat inap seperti
ketidaklengkapan pengisian identitas pasien, laporan yang penting, autentifikasi
serta ketepatan pendokumentasian yang benar. Dari sebanyak 10 formulir RMK
hanya terdapat 2 dokumen yang sudah diisi secara lengkap, 1 dokumen
3

pengisian identitas tidak lengkap, kodifikasi tindakan diagnosis tidak lengkap


sebanyak 3 dokumen, dan dokumen yang tidak disertai tanda tangan dokter
yang bertanggung jawab sebanyak 4 dokumen serta belum dijumpai untuk
ketepatan pendokumentasian yang benar atau pembetulan kesalahan.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
mengenai ”Gambaran Kelengkapan/Ketepatan Pengisian Formulir
Ringkasan Masuk dan Keluar di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman”.

B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dipaparkan oleh peneliti yaitu bagaimana gambaran kelengkapan/ketepatan
pengisian formulir ringkasan masuk dan keluar di rumah sakit Panti Nugroho
Sleman.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kelengkapan dan ketepatan pengisian formulir
RMK di rumah sakit Panti Nugroho Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kelengkapan identifikasi pada formulir RMK di rumah
sakit Panti Nugroho Sleman.
b. Untuk mengetahui kelengkapan laporan penting pada formulir RMK di
rumah sakit Panti Nugroho Sleman.
c. Untuk mengetahui kelengkapan autentikasi pada formulir RMK di rumah
sakit Panti Nugroho Sleman.
d. Untuk mengetahui ketepatan pendokumentasian yang benar pada formulir
RMK di rumah sakit Panti Nugroho Sleman.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan manfaat untuk pihak rumah sakit Panti Nugroho Sleman sebagai
masukan dan pertimbangan kepada petugas rekam medis dan tenaga kesehatan
lainnya dalam mengatasi permasalahan kelengkapan pengisian pada formulir
RMK rawat inap.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi bahan referensi untuk
membandingkan teori yang ada dengan praktik di lapangan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan
secara langsung dari rumah sakit mengenai permasalahan pada objek penelitian
dan menerapkan teori yang peneliti peroleh di institusi pendidikan.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat menambah wacana dan referensi dalam penelitian
lebih lanjut.

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan survei dan pencarian yang dilakukan oleh peneliti baik itu di
perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani dan melalui situs internet
menyatakan bahwa penelitian yang berkaitan dengan “Gambaran Kelengkapan
Pengisian Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar di Rumah Sakit” sebagai
berikut:
1. Banjarnahor (2006) melakukan penelitian tentang Tinjauan Kelengkapan
Pengisian Formulir Ringkasan Masuk Dan Keluar (R2MK) Pada Data Medis
dan Data Non Medis di Rumah Sakit Pasar Rebo Jakarta Timur. Pengamatan
dilakukan pada formulir R2MK pasien rawat inap. Instrumen penelitian check
list R2MK dan wawancara kepada pihak yang terlibat dalam pengisian formulir
R2MK, dan mengambil sampel 45 formulir R2MK yang berasal dari rekam
medis pasien pulang rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil
pengamatan mendapatkan kolom yang tidak terisi lengkap pada data medis:
5

infeksi nosokomial 100%, diagnosa tambahan 97%, diagnosa utama 80%,


keadaan keluar 50%, diagnosa akhir 44%, cara kelaur 36%, tanda tangan dan
paraf dokter tanggal merawat 40%. Untuk kolom yang tidak terisi lengkap pada
data non medis: pekerjaan 84%, status 77%, jaminan 71%, nama istri/ibu 71%,
tanggal masuk 66%, nama ayah/suami 64%, tanggal keluar 51%, nama
keluarga terdekat 11%.
2. Pamungkas dkk (2010) Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam
Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis. Sampel
dalam penelitian ini adalah 94 berkas yang tidak lengkap pengisiannya pada
bulan Mei 2010. Objek dalam penelitian ini adalah 1 orang dokter spesialis, 1
orang dokter umum yang bertugas di Bagian penyakit dalam mengisi berkas
rekam medis pasien karena kaitan dokter terhadap kelengkapan pengisian
berkas rekam medis pasien, 1 orang petugas rekam medis. Pengumpulan data
dalam penelitian ini akan menggunakan metode wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan persentase ketidaklengkapan pengisian berkas
rekam medis Bagian Penyakit Dalam, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta adalah 40,43 %. Review data identitas pasien persentase
ketidaklengkapan item-item identitas pasien dalam berkas rekam medis sebesar
45,74 %. Review laporan-laporan penting, angka ketidaklengkapan sebesar
33,31%. Review autentifikasi, angka ketidaklengkapan sebesar 42,55 %.
Review pencatatan yang benar, kesalahan pencatatan berkas rekam medis
sebanyak 27 item dan tipe-ex sebanyak 10 item. Faktor-faktor penyebab
ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis Bagian Penyakit Dalam
adalah : keterbatasan waktu dan ketidakdisiplinan.
3. Rodik (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Kuantitatif Isi Ringkasan
Masuk dan Keluar Pada Bulan Januari 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah
lembar ringkasan masuk dan keluar pasien rawat inap yang sudah kembali ke
6

ruang Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan, sedangkan sampel diambil


dari periode pasien pulang tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Januari
2014 berjumlah 95 sampel. Dari hasil analisis kuantitatif terhadap lembar
ringkasan masuk dan keluar tersebut diperoleh hasil kelengkapan pengisian
terhadap 4 komponen yang terdapat di setiap lembar rekam medis yaitu:
kelengkapan komponen identifikasi pasien sebesar 78,04%, kelengkapan
komponen laporan yang penting memperoleh hasil sebesar 62,10%, komponen
autentikasi penulis memperoleh hasil sebesar 52,03% dan komponen catatan
yang baik sebesar 66,67%. Terdapat pula dua sub komponen yang
mendapatkan hasil sebesar 0% yaitu sub komponen nomor Asuransi dan tidak
ada bagian yang kosong. Dari keempat komponen tersebut jika di rata-rata
memperoleh hasil kelengkapan sebesar 64,35%. Dari hasil wawancara peneliti
dengan petugas Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan diketahui bahwa
yang menjadi penyebab tidak lengkapnya pengisian berkas rekam medis adalah
ketidaktahuan tentang betapa pentingnya pengisian kelengkapan rekam medis
di dalam meningkatkan mutu dari rekam medis, serta sosialisasi yang kurang
tentang petunjuk pengisian rekam medis tersebut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman
a. Sejarah Singkat Rumah Sakit Panti Nugroho
Pada awal berdirinya Rumah Sakit Panti Nugroho adalah merupakan
pengembangan dari RB/BP Panti Nugroho. Mula-mula RB/BP Panti
Nugroho menempati rumah sewaan milik Lurah Pakem dengan dua tenaga
perintis yaitu Sr. Yulia dan Sr. Cecilio, yang dengan penuh kesetiaan
melayani masyarakat sekitar. Berhubung bangunan tersebut tidak memadai,
timbul gagasan dari Romo Kijm untuk membangun klinik yang cukup besar.
Gagasan tersebut didukung oleh Romo Rommens berupa bantuan
sebidang tanah seluas 3980 m2 (lokasi bangunan lama) yang diperoleh dari
CEBEMO atas usaha Romo Kijm. Pada tahun 1972 bangunan dapat
diselesaikan. Pemberkatan dan peresmian operasionalnya dilaksanakan oleh
Mgr. Kardinal Jullius Darmojuwono SJ. Berkat hubungan baik dengan
masyarakat setempat disertai pelayanan yang baik, karya pelayanan
kesehatan RB/BP Panti Nugroho dapat diterima oleh masyarakat. Dengan
diperbantukannya tenaga medis dari RS Panti Rapih dan adanya dokter tetap
untuk mengelola rumah sakit secara profesional, cakupan pelayanan
semakin meningkat.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan dokter 24 jam dipenuhi
dengan menempatkan dokter jaga sore dan jaga malam sejak tahun 1994.
RB-BP Panti Nugroho juga ikut berpartisipasi dalam program pemerintah
seperti melaksanakan RB Sayang Bayi, Posyandu, UKS, dll. Pada tahun
1996 RB-BP Panti Nugroho berhasil meraih penghargaan sebagai juara I
RB Sayang Bayi Swasta Propinsi DIY.
Meski negara sedang dilanda krisis moneter, tidak mengurangi
semangat atau cita-cita untuk mendirikan Rumah Sakit Panti Nugroho yang

28
representatif. Pembangunan awal dilaksanakan secara bertahap mulai

29
30

tanggal 11 September 1997 dan telah diselesaikan seluruhnya pada


bulan April 1999. Total luas bangunan adalah 4111,25 m2 yang berdiri di
atas tanah seluas 10375 m2 sesuai dengan SK kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta no. 503/0401/PK/III/99 tanggal 02
Maret 1999 telah ditingkatkan status RB/BP Panti Nugroho menjadi RS
Panti Nugroho. Dan pada tanggal 31 Mei 1999, RS Panti Nugroho diberkati
oleh Mgr. Ign Suharyo,Pr Uskup Agung Semarang dan diresmikan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono X.
b. Visi dan Misi Rumah Sakit Panti Nugroho
Visi:
Rumah Sakit Panti Nugroho memperjuangkan nilai-nilai humanistik, yaitu
keberpihakan kepada mereka yang sakit, dengan semangat, cinta kasih, dan
iman kristiani
Misi:
1) Rumah Sakit Panti Nugroho dengan tulus akan memberikan pelayanan
kesehatan secara holistik dan berkesinambungan untuk mengupayakan
kesembuhan, disertai upaya, promosi kesehatan, dan pencegahan
penyakit kepada masyarakat.
2) Rumah Sakit Panti Nugroho akan memberikan pelayanan kesehatan dan
pendukung lain yang terkait secara memuaskan, bermutu, profesional,
dan terjangkau.
3) Rumah Sakit Panti Nugroho menempatkan seluruh karyawan sebagai
modal yang sangat berharga dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
pendukung lain yang terkait. Kepada mereka akan diberikan perhatian
yang sebaik-baiknya, berupa peningkatan kesejahteraan, pengetahuan,
keterampilan, kenyamanan kerja, dan jenjang karir.
4) Rumah Sakit Panti Nugroho meletakkan kebersamaan sebagai landasan
bagi seluruh kegiatan pelayanan kesehatan. Untuk itu, seluruh karyawan
dituntut selalu menjalin kerja sama yang baik, jujur, ramah, dan hormat
kepada pemilik/Yayasan Panti Rapih, Unit Karya dalam Yayasan Panti
Rapih, pasien, rekanan, dan semua pihak yang terkait.
31

c. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Nugroho

Yayasan Panti Rapih

Direktur
Wakil Direktur

Komite Komite Mutu & Komite Komite Kepala Komite Komite Komite
Farmasi Keselamatan Keperawatan Medik Sekretariat Rekam Etika & PPI SPI
Pasien RS RS Medik Hukum

SMF

Kasi Pelayanan Medik & Penunjang Medik Kasi Pelayanan Keperawatan Kasi Administrasi Umum & Kueangan

Kepala IGD dan Kamar Bedah Kasubsi Rawat Inap, Passosmed, High Care Kasubsi Personalia, PSI, Diklat dan
Unit (HCU), dan Kamar Jenazah UPKM

Kasubsi Keuangan
Kasubsi Patologi Klinik dan Patologi Kasubsi Klinik Kebidanan dan Kandungan,
Anatomi, Radiologi dan Fisioterapi Ruangan Bersalin, Rawat Nifas, dan Rawat
Neonatus
Kasubsi Akuntansi
Kasubsi Farmasi
Kasubsi Rawat Jalan, Home Care, IGD, dan
Kamar Bedah
Kasubsi Rumah Tangga dan Logistik
Kasubsi Pelayanan Gizi dan Produksi
Makanan
Kasubsi Keamanan & Kendaraan

Kasubsi Rekam Medik

Ket: Kotak garis putus-putus : Jabatan Fungsional


Kotak dengan garis utuh : Jabatan Substruktural

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RS Panti Nugroho

Sumber: Bagian Rekam Medis RS Panti Nugroho


32

d. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Panti Nugroho


Sesuai hasil pengamatan manajemen unit kerja rekam medis di
Rumah Sakit Panti Nugroho merupakan suatu unit yang menyelenggarakan
dan mengelola sistem informasi kesehatan pasien, merencanakan,
mengevaluasi, dan menetapkan standar operasional prosedur yang
diberlakukan di rumah sakit. Unit rekam medis di Rumah Sakit Panti
Nugroho dalam menyelenggarakan dan pengolahan rekam medis terdiri atas
sensus, olah data, SKM, analisis, pelaporan, assembling, coding, dan filling.
Bagian yang ada di unit kerja rekam medis dilaksanakan oleh Kepala Sub
Seksi yang dibantu koordinator rekam medis beserta staf rekam medis.

2. Hasil Penelitian
Data hasil penilaian kelengkapan/ketepatan pengisian formulir RMK di
Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman, mencakup Identitas Pasien, Laporan yang
Penting, Autentifikasi serta Pendokumentasian yang benar.
a. Kelengkapan Pengisian Identitas Pasien
Kelengkapan pengisian identitas pada lembar rekam medis sangat
penting untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut. Setiap lembaran
formulir RMK minimal memuat nama pasien dan nomor rekam medis.
Berikut ini hasil analisa kelengkapan pengisian identitas pasien.
Tabel 4.1 Kelengkapan Pengisian Identitas Pasien
No Perihal Lengkap Tidak lengkap
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Nama 151 99,34 1 0,66
2 Umur 150 98,68 2 1,32
3 Jenis kelamin 152 100 0 0
4 Pendidikan terakhir 152 100 0 0
5 Agama 152 100 0 0
6 Pekerjaan 152 100 0 0
7 Status pasien 140 92,11 12 7,89
8 Alamat pasien 152 100 0 0
9 No tanda identitas 0 0 119 100
Rata-rata 87,79 12,21
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ketidaklengkapan
pengisian identitas pasien yang paling banyak adalah tentang nomor tanda
33

identitas sebanyak 119 rekam medis (100%). Dari 9 item identitas pasien,
yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 4 item (44,4%).
b. Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting
Kelengkapan pengisian laporan yang penting pada formulir RMK
digunakan untuk memperoleh informasi tentang diagnosa dan tindakan yang
dilakukan oleh dokter dan perawat dalam merawat pasien. Untuk itu berkas
formulir RMK diharapkan memuat informasi yang akurat, lengkap, dan
dapat dipercaya.
Tabel 4.2. Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting
No Perihal Lengkap Tidak lengkap
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 No rekam medis 152 100 0 0
2 Jam masuk 152 100 0 0
3 Tanggal masuk 152 100 0 0
4 Tanggal keluar 152 100 0 0
5 Cara masuk RS Panti
Nugroho (melalui) 128 84,21 24 15,79
6 Cara masuk RS Panti
Nugroho (rujukan/ datang
sendiri) 138 90,79 14 9,21
7 Dirawat 144 94,74 8 5,26
8 Kasus polisi 124 81,58 28 17,76
9 Nama penanggung jawab 152 100 0 0
pembayaran
10 Pekerjaan 152 100 0 0
11 Alamat 152 100 0 0
12 Telpon 152 100 0 0
13 Hubungan keluarga 127 83,55 25 16,45
dengan pasien
14 Menggunakan asuransi 98 64,47 54 35,53
15 Bangsal perawatan 152 100 0 0
16 Dokter yang merawat 152 100 0 0
17 Diagnosa masuk 152 100 0 0
18 Diagnosa keluar 91 100 0 0
19 Kode IGD 130 85,53 22 14,47
20 Diagnosa lain 10 100 0 0
21 Jenis tindakan operasi 10 100 0 0
22 Keadaan keluar 78 51,32 74 48,68
23 Cara keluar 83 54,61 69 45,39
24 Lama dirawat 56 36,84 96 63,16
Rata-rata 88,65 11,32

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ketidaklengkapan


pengisian laporan yang penting yang paling banyak adalah tentang lama
34

dirawat sebanyak 96 rekam medis (63,16%). Dari 24 item laporan yang


penting, yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 10 item (41,67%).
c. Kelengkapan Pengisian Autentifikasi
Autentifikasi terhadap tanda tangan dan nama dokter yang
bertanggung jawab. Berikut ini hasil penilaian pengisian autentifikasi:
Tabel 4.3 Kelengkapan Pengisian Autentifikasi
No Perihal Lengkap Tidak lengkap
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tanda tangan dokter 108 71,05 44 28,95
2 Nama dokter 91 59,87 61 40,13
Rata-rata 65,46 34,54

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pengisian data


autentifikasi yang tidak lengkap lebih banyak pada nama dokter, sebanyak
61 formulir RMK (40,13%). Kedua item data autentifikasi seluruhnya
dijumpai pengisian yang tidak lengkap.
d. Ketepatan Pendokumentasian yang benar
Hasil penilaian pendokumentasian yang benar disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.4 Ketepatan Pendokumentasian yang Benar
No Perihal Tepat Tidak tepat
Jumlah % Jumlah %
1 Nama 150 98,68 2 1,32
2 Diagnosa 150 98,68 2 1,32
3 Pembetulan kesalahan - - 6 50
Rata-rata 17,54
Catatan : Pembetulan kesalahan yang tidak tepat (seluruhnya) dianggap 50%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pendokumentasian yang


benar, ketidaktepatan terbanyak pada pembetulan kesalahan sebanyak 6
formulir. Ketiga item pendokumentasian yang benar seluruhnya dijumpai
pengisian yang salah dengan rata-rata sebesar 17,54.
35

e. Ketidaklengkapan Pengisian Setiap Formulir RMK


Tabel 4.5 Rata-rata Kelengkapan Pengisian Formulir RMK
No Perihal Tidak lengkap/salah (%)
1 Identifikasi pasien 12,21
2 Laporan yang penting 11,32
3 Autentifikasi 34,54
4 Pendokumentasian 17,54
yang benar
Rata-rata 18,90

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ketidaklengkapan pengisian


formulir RMK yang paling banyak adalah perihal autentifikasi sebanyak
34,54%.

B. Pembahasan
15. Kelengkapan Pengisian Identitas Pasien
Ketidaklengkapan pengisian identitas pasien yang paling banyak adalah
tentang nomor tanda identitas sebanyak 119 rekam medis (100%). Dari 9 item
identitas pasien, yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 4 item (44,4%).
Menurut Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis menyatakan bahwa salah satu data minimal yang harus ada pada
formulir RMK adalah identitas pasien. Identitas pasien digunakan untuk
menentukan kepemilikan formulir RMK. Dengan adanya identitas utamnya
nama pasien tidak lengkap/tidak disi, petugas akan kesulitan untuk mendeteksi
kepemilikan dari formulir RMK yang berdampak pada terganggunya pelayanan
kesehatan pasien, sehingga perlu mengidentifikasi dari data lainnya yang ada di
kelompok laporan yang penting. Jadi yang paling bermasalah pada kelompok
identifikasi adalah pengisian nama walaupun kejadiannya hanya ada 1 formulir
RMK yang tidak diisi nama.
16. Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting
Ketidaklengkapan pengisian laporan yang penting yang paling banyak
adalah tentang lama dirawat sebanyak 96 rekam medis (63,16%). Dari 24 item
laporan yang penting, yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 9 item (37,5%).
36

Informasi dalam review laporan penting menunjukkan kesinambungan


riwayat kesehatan pasien. Ketika review ini tidak lengkap akan sulit untuk
mengetahui kondisi kesehatan pasien tersebut. Hal ini dapat merugikan pasien,
karena jika pasien memiliki riwayat penyakit atau alergi terhadap sesuatu hal
(misalnya obat, makanan, dan lain-lain) tidak akan terdeteksi, pasien juga harus
melakukan pemeriksaan kesehatan yang dulu sudah pernah dilakukan. Resume
medis merupakan salah satu syarat berkas klaim BPJS. Informasi medis yang
ada di dalam formulir tersebut digunakan sebagai dasar ketika petugas rekam
medis melakukan input data pasien ke dalam software INA-CBGs serta
digunakan pula oleh pihak verifikator untuk melakukan pencocokan antara
diagnosa/tindakan yang telah diinput oleh petugas rekam medis dengan
diagnosa/tindakan yang tertulis dalam formulir resume medis. Apabila kedua
informasi tersebut tidak sama, maka berkas pasien BPJS tidak dapat diklaim.
17. Kelengkapan Pengisian Autentifikasi
Pengisian data autentifikasi yang tidak lengkap lebih banyak pada nama
dokter, sebanyak 28 berkas rekam medis (18,42%). Kedua item data
autentifikasi seluruhnya dijumpai pengisian yang tidak lengkap. Nama dan
tanda tangan dokter sangat penting untuk mengetahui siapa dokter yang
melakukan pemeriksaan serta pertanggungjawaban dari dokter. Apabila nama
dan tanda tangan dokter tidak diisi maka dapat berakibat tidak diketahuinya
siapa dokter yang melakukan pemeriksaan serta tidak bisa minta pertanggung
jawaban dari dokter tersebut. Terutama jika suatu saat ada permasalahan
hukum, maka akan menimbulkan permasalahan yang serius.
18. Ketepatan Pendokumentasian yang benar
Pendokumentasian yang salah terbanyak pada pembetulan kesalahan
sebanyak 6 formulir. Ketiga item pendokumentasian yang benar seluruhnya
dijumpai pengisian yang salah.
Pencatatan dalam berkas rekam medis harus selalu dilakukan dengan
cara yang benar karena berkas rekam medis merupakan catatan penting yang
harus diperhatikan pencatatannya.
37

Apabila terjadi kesalahan pencatatan dalam berkas rekam medis tidak


dibenarkan untuk melakukan penghapusan dengan cara apapun. Untuk
mengkoreksinya adalah dengan cara bagian yang salah digaris dan catatan
tersebut masih bisa terbaca, kemudian diberi catatan disampingnya bahwa
catatan tersebut salah. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.749a/MENKES/PER/XII/1989
pasal 6 yang berbunyi :
a. Pembetulan kesalahan catatan dilakukan pada tulisan yang salah dan diberi
paraf oleh petugas yang bersangkutan.
b. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
19. Ketidaklengkapan Pengisian Setiap Formulir RMK
a. Berdasarkan jumlah item yang tidak diisi, yang paling banyak adalah tujuh
item, dijumpai hanya pada satu formulir RMK.
b. Berdasarkan jumlah formulir RMK yang pengisian item tidak lengkap
paling banyak adalah pada dua item, dijumpai sebanyak 32 formulir RMK.
c. Rata-rata jumlah item yang diisi tidak lengkap adalah
609
= 6,41
95

d. Jumlah item yang harus diisi adalah 35 item


(1) Item yang terisi lengkap adalah 20 item (57,14%).
(2) Item yang terisi tidak lengkap adalah 15 item (42,86%)
Dengan melihat data ini, hampir setengah jumlah item yang dijumpai tidak
terisi lengkap.
20. Ketidaklengkapan Pengisian Formulir RMK
Ketidaklengkapan pengisian formulir RMK yang paling banyak adalah
perihal autentifikasi sebanyak rata-rata 13,82%. Hasil penelitian ini sesuai
dengan Halid (2016) yang menunjukkan pengisian formulir RMK di RS
Bhayangkara Mataram masih belum lengkap.
Menurut Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyatakan bahwa dikatakan lengkap jika
38

kelengkapan pengisian mencapi 100%. Kelengkapan dokumen rekam medis


merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap proses
pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis dan memengaruhi keseluruhan
kualitas dari pelayanan suatu rumah sakit (Indar dkk, 2012). Dokumen yang tidak
lengkap akan menghambat pelaksanaan kinerja petugas rekam medis dan dapat
menjadi beban petugas dalam pengolahan data (Hastuti, 2009). Karena data yang
diperoleh tidak lengkap sehingga memengaruhi informasi yang disampaikan dan
menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan laporan yang dikerjakan oleh
petugas bagi kepentingan rumah sakit menjadi tidak tersaji tepat waktu apabila
digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. Bagi pasien
apabila dokumen rekam medik digunakan dalam pengobatan selanjutnya (berobat
ulang), maka informasi riwayat medis dari dokumen rekam medis tersebut tidak
berkesinambungan, karena masih belum lengkap sesuai dengan batas waktunya
(Erfavira dan Kirana, 2012).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Gambaran
Kelengkapan Pengisian Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar di Rumah Sakit
Panti Nugroho Sleman” yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan pengisian formulir RMK di Rumah Sakit Panti
Nugroho Sleman belum lengkap, rata-rata ketidaklengkapan sebesar 18,90%.
1. Ketidaklengkapan pengisian identitas pasien yang paling banyak adalah
tentang nomor tanda identitas sebanyak 119 rekam medis (100%). Dari 9 item
identitas pasien, yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 4 item (44,4%). Tidak
terisi nama pasien pada 1 formulir RMK.
2. Ketidaklengkapan pengisian laporan yang penting yang paling banyak adalah
tentang lama dirawat sebanyak 96 rekam medis (63,16%). Dari 24 item laporan
yang penting, yang tidak terisi lengkap ada sebanyak 9 item (37,5%).
3. Pengisian data autentifikasi yang tidak lengkap lebih banyak pada nama dokter,
sebanyak 61 formulir RMK (40,13%), dan secara keseluruhan merupakan
ketidaklengkapan pengisian formulir RMK yang paling banyak. Kedua item
data autentifikasi seluruhnya dijumpai pengisian yang tidak lengkap.
4. Ketiga item pendokumentasian yang benar seluruhnya dijumpai pengisian yang
tidak tepat dengan rata-rata kesalahan sebesar 17,54%. Pendokumentasian yang
benar, ketidaktepatan yang terbanyak adalah pembetulan kesalahan.

B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Petugas rekam medis perlu melakukan pengecekan ulang terhadap pengisian
identitas pasien terutama pada item nama dan umur pasien, karena adanya
ketidaklengkapan identitas pasien petugas akan kesulitan untuk mendeteksi
kepemilikan dari formulir RMK yang berdampak pada terganggunya pelayanan
kesehatan pasien.

39
40

2 Petugas rekam medis hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengisian


laporan penting karena laporan ini merupakan salah satu syarat berkas klaim
BPJS.
3 Petugas rekam medis hendaknya mengembalikan berkas yang belum
mencantumkan tanda tangan dan atau nama dokter kepada dokter yang
bertanggung jawab agar dokter bisa dimintai pertanggungjawaban jika suatu
saat ada permasalahan hukum.
4 Petugas rekam medis hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengisian berkas
rekam medis sehingga tidak terlalu banyak melakukan pembetulan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Erfavira A dan Kirana S. 2012. Perbedaan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Antara
Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Darurat di Poli Bedah RSUP dr.
Kariadi Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Juknis SIRS 2011 [Internet]. Tersedia dalam
www.depkes.go.id [Diakses 12 Juni 2017].

Guwandi, J. 2005. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Halid, M. (2016). Tinjauan Analisis Kuantitatif Review Identifikasi pada Ringkasan


Masuk Keluar Berkasrekam Medis Operasi Caesar di Rumah Sakit
Bhayangkara Mataram. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia
Vol. 4 No.2 Oktober. ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed).

Hastuti Sd, Sugiarsi S, dan Lestari T. 2009. Analisis Keterlambatan Pengembalian


Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Bagian Asembling di RSU PKU
Muhammadiyah Delangu Triwulan I tahun 2009. Jurnal Rekam Medis 3(1):
43-59.

Hatta, Gemala. 2014. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan


Kesehatan. Jakarta. Universitas Indonesia.

Indar I, Indar, dan Naiem MF. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Rekam Medis di RSUD H. Podjanga DG. Ngalle Takalar 2013. Jurnal
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2(2): 10-18.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/III/2008 tentang


Rekam Medis.

Rustiyanto, Ery. 2010. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi.
Jakarta. Goysen. Publishing Republik Indonesia.

Saryono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.

Sudra, Rano Indradi. 2013. Rekam Medis. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

WHO. 2002. Medical Record Manual A Guide For Developing Countries. World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai