Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA : NANANG EKO PUTRA RAMADHONA

NIM : 1520064

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2019
A. DEFINISI

Urolithiasis adalah terbentuknya batu yang terjadi pada traktus urinarius,


urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Batu
terbentuk di traktus urinarius ketika konsentrasi substansi tertentu, seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, ataupun asam urat yang dapat bermigrasi ke saluran kemih
bagian bawah.

Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius (ginjal, ureter,
atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal kalsium oksalat, fosfat,
kalsium urat, asamurat dan magnesium (Brunner & Suddath, 2002)

B. ETIOLOGI

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui
pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu saluran kemih yaitu:

1. Ginjal
Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu
2. Immobilisasi
Kurang gerakan tulang dan muskuloskeletal menyebabkan penimbunan
kalsium. Peningkatan kalsium di plasma akan meningkatkan pembetukan
batu
3. Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekronis jaringan ginjal dan
menjadi inti pembentukan batu. Infeksi bakteri akan memecah ureum dan
membentuk amonium yang akan mengubah ph urine menjadi alkali.
4. Kurang minum
Sangat potensi terjadinya timbulnya pembentukan batu, kurang minum
menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat sedangkan
memperbanyak minum akan mengurangi terbentuknya batu.
5. Pekerjaan
Dengan banyaknya duduk lebih memungkinkan terjadinya pembentukkan
batu dibandingkan pekerjaan seorang buruh atau petani. Pekerja keras
yang banyak bergerak mengrangi kemungkinan terbentuknya batu.
6. Iklim
Tempat yang bersuhu dingin (ruangan AC) menyebabkan kulit kering dan
pemasukan cairan kurang, tempat yang bersuhu panas misalnya didaerah
tropis , diruangan mesin menyebabkan banyak keluar keringat, akan
mengurangi produksi urine.
7. Diuretik
Potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan kondisi
terbentuknya batu saluran kemih.
8. Makanan
Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu, keju,
kacang polong, kacang tanah dan coklat. Tinggi purin seperti: ikan, ayam,
daging, jeroan. tinggi oksalat seperti: bayam, seledri, kopi, teh, dan
vitamin D.

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya
obstruksi, infeksi dan edema

1. - Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan


peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter
proksimal.
- Infeksi (pielonefritis dan sistisis yang disertai menggigil, demam dan
disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
menyababkan sedikit gejala umum secara perlahan merusak unit
fungsional (nefron) ginjal
- Nyeri yang luar biasa dan ketidak nyamanan.
2. Batu di ginjal
- Nyeri dalam dan terus – menerus di area kastoverterbel
- Hematuri dan piuria dapat dijumpai
- Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita
nyeri kebawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria
mendekati testis.
- Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di area
kostoveterbal, dan muncul mual dan muntah.
- Diare dan ketidakseimbangan abdominal dapat terjadi, gejala
gastrointestinal ini akibat dari reflex renomintistinal dan proksimitas
anatomic ginjal ke lambung pancreas dan usus besar.
3. Batu yang terjebak di ureter
- Menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang
menyebar ke paha dan genitalia.
- Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar
- Hematuri akibat aksi abrasi batu
- Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1
cm.
4. Batu yang terjebak di kandung kemih
- Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuri
- Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan
terjadi retensi urine.

D. PATOFISIOLOGI

mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan


urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu antara lain , peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake
cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi
saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.

Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain
mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam,
jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah –masalah dengan
metabolisme urin mempengaruhi pembentukan vatu asam urat. pH urin juga
mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine dapat mengendap
dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam
urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju tulang
akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan
dieksresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau endapan
semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks sehingga terjadi batu.

Batu yang terbentuk dalam saluran kemih bervariasi , ada batu yang kecil dan
batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan
rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum
menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal.
2. Urine (24 jam) :kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat,
3. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
4. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium , kalsium, asamurat,
fosfat, protein,dan elektrolit.
5. Hitung darah lengkap
6. Hb ,ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat
7. Foto rontgen :menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada
area ginjal dan sepanjang ureter
8. CT stan :mengidentifikasi kalkuli dan massa lain, ginjal , ureter dan
distensi kandung kemih
9. USG ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Mungkin teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif
2. Nyeri tekan/ketok pinggang/daerah kortekoserbral.
3. Batu uretra anterior bisa teraba.
G. PENATALAKSANAAN
1. Tujuannya:
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
c. Mencegah terjadinya gagal ginjal
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi ( terulang
kembali )
2. Operasi dilakukan jika:
a. Sudah terjadi stasis/bendungan
b. Tergantung letak dan besarnya batu, Batu dalam pelvis dengan
bendungan positif harus dilakukan operasi.
3. Therapi
a. Analgesik untuk mengatasi nyeri
b. Antibiotik untuk mengatasi infeksi
c. Allopurinol untuk bantu asamurat
4. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
a. Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah bayam, daun sledri,
kacang-kacangan,kopi ,coklat.
b. Batu struvite
Makanan yang perlu dikurangi yaitu keju, telur, susu, dan
daging.
c. Batu cystin
Makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu,
kentang.
d. Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3-4 liter/hari serta
olehraga secara teratur
H. KOMPLIKASI
1. Sumbatan : akibat pecahan batu
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat
obstruksi
3. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan
dan pengangkatan batu ginjal.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas
Nama :
Umur : paling sering 30-50 tahun
Jenis kelamin : 3x lebih banyak pada pria
Alamat : tinggal didaerah panas
Pekerjaan : pekerja berat

b. Keluhan utama
1 Nyeri yang luar biasa, akut/kronik
2 Kolik yang menyebar ke paha dan genetalia
c. Riwayat penyakit dahulu
1 Pernah menderita infeki saluran kemih
2 Sering mengkonsumsi susu berkalsium tinggi
3 Bekerja di lingkungan panas
4 Penderita osteoporosis dengan pemakaian pengobatan kalsium
5 olahragawan
d. Riwayat penyakit sekarang
1 Nyeri
2 Mual/muntah
3 Hematuria
4 Diare
5 Oliguria
6 Demam
7 Disururia
e. Riwayat penyakit keluarga
1 Pernah menderita urolitiasis
2 Riwayat ISK dalam keluarga
3 Riwayat hipertensi

Pemahaman pasien mengenai perawatan harus digali untuk mengidentifikasi


kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi yang dapat dikoreksi sejak awal.

2. Diagnosa keperawatan
Pre operasi :
1 Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi /dorongan
kontraksi uretral
2 Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kndung
kemih oleh batu, iritasi ginjal atau uretral
3 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
4 Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan adanya batu
pada saluran kemih (ginjal)
5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpajan/menginggat salah interpertasiinformasi.

Pre operasi

1 Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan


haemoragik/hipovolemik
2 Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
3 Perubahan eliminasi perkemihan berhubungan dengan kateter
4 Resiko infeksi berhubungan dengan insisi operasi dan pemasangan
kateter.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S.C.& Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical-surgical


nursing. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta :EGC;2002

Purnomo, B.B. Dasar – dasar urologi . Edisi 3, CV. Sagung Seto, Jakarta . 2011

Hardjoeno, dkk. Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboratorium Patologi


Klinik. Makasar. 2006

Lina N. Faktor-faktor kejadian batu saluran kemih pada laki-laki tesis mahasiswa
pasca satjana epidemiologi undip. 2008

Anda mungkin juga menyukai